Anda di halaman 1dari 39

ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit sekarang :


Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri perut yang dirasakan secara tiba-tiba
sejak 1 jam SMRS. Keluhan diawali oleh rasa mual dan muntah, kemudian pasien
merasakan nyeri perut yang terus memberat dan meluas. Pasien juga mengaku
tidak BAB 2 hari terakhir, tapi masih kentut. Selain itu pasien juga mengeluhkan
perutnya terasa mengeras dan kaku. Sesak nafas (+) badan meriang (+). Pasien
tidak pernah mengeluhkan gangguan dalam berkemih.

LAPORAN KASUS
ANAMNESIS

 Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat nyeri lambung : (+) - Riwayat pengobatan : (-)
- Riwayat Asma : (-) - Riwayat Alergi : (-)
- Riwayat Hipertensi : (-) - Riwayat Trauma : (-)
- Riwayat DM : (-)
- Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan : (-)
- Riwayat Kebiasaan : Pasien sering minum-minuman berenergi.

LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIS

STATUS GENERALIS
• Composmentis (GCS E4M6V5)/Sakit Sedang/Gizi Baik

VITAL STATUS
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 70x/menit, regular, kuat angkat
• Pernapasan : 24 x/menit
• Suhu : 38OC

LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIS

KEPALA
• Normocephal

MATA
• Ikterus -/-, anemis -/-

LEHER
• JVP R+2 cmH2O

LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIS

PARU
• Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
kiri=kanan
• Palpasi : vocal fremitus simetris kiri=kanan
• Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : vesicular, ronchi -/-, wheezing -/-

LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIS

COR
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba,thrill (-)
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : S1/S2 reguler, murmur (-)

LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIS

ABDOMEN
• Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
• Auskultasi : BU (+) kesan menurun
• Palpasi : Defans muscular (+), nyeri tekan (+)
• Perkusi : Timpani (+), Pekak hati menghilang

EKSTREMITAS
• Akral hangat (+), CRT <2 detik

LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHER

Rectal Toucher
• Tonus m. spincter ani normal
• Mukosa licin, tidak teraba massa
• Ampula recti tidak kolaps
• Pole atas prostat teraba
• Nyeri tekan di seluruh jam
• Handschoen : darah (-), feses (+)

LAPORAN KASUS
HASIL LABORATORIUM (10-11-2018)

TES HASIL NILAI RUJUKAN

WBC 20.2x 103 4.0 – 10.0 x 103

RBC 3.87 x 106/Ul 4.0 – 6.0 x 106

HGB 12.7 g/Dl 12 – 18

HCT 37.4% 37 – 48

PLT 304x 103/uL 150 – 400 x 103

GDS 122 mg/dl 70 - 150

Creatinin 0,9 mg/dl < 1,1

LAPORAN KASUS
HASIL RADIOLOGI (10-11-2018)
• BNO 3 POSISI

• Kesan : Pneumoperitoneoum
RESUME

 Laki-laki, 48 tahun, masuk IGD RSUD Pangkep dengan keluhan nyeri


perut yang dirasakan secara tiba-tiba sejak 1 jam SMRS.
Keluhan diawali oleh rasa mual dan muntah 1 kali, kemudian pasien
merasakan nyeri perut yang terus memberat dan meluas. Pasien juga
mengaku tidak BAB 2 hari terakhir, tapi masih kentut. Selain itu pasien
juga mengeluhkan perutnya terasa mengeras dan kaku. Sesak nafas (+),
badan meriang (+).

LAPORAN KASUS
RESUME

 Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengaku memiliki riwayat


penyakit lambung. Pasien juga memiliki kebiasaan sering minum-
minuman berenergi setiap pasien melakukan pekerjaannya.

 Pemeriksaan fisik : vital sign didapatkan febris, dan takipneu,


pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltik kesan menurun, defans
muskuler, nyeri tekan seluruh regio abdomen, pekak hati menghilang.

 Pemeriksaan RT : Nyeri tekan seluruh jam

LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS

• DIAGNOSIS KERJA : ABDOMINAL PAIN EC PERITONITIS EC SUSPEK


PERFORASI GASTER

• DIAGNOSIS BANDING : OBSERVASIONAL ABDOMINAL PAIN

LAPORAN KASUS
PLANNING

• Rencana Terapi : • Rencana Diagnostik :


- Restorasi cairan  Infuse RL 1000 cc - Informed Consent
- Pencegahan infeksi  Ceftriaxone 1 g/12 jam/iv - Pemeriksaan Lab darah
Metronidazol 0,5 g/8 jam/iv - Pemeriksaan Foto BNO 3 Posisi
- Terapi simptomatik  Omeprazole 40 mg/12 jam/iv - Konsul Bedah
Paracetamol 1 gr/8 jam/drips - Konsul Anastesi
- Pasang NGT dan Catheter  Balance cairan - Laparotomi exsplorasi
- Stop intake oral

LAPORAN KASUS
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER

11/11/2018 S: Nyeri perut (+) P:


ICU O: Sakit sedang, gizi cukup, compos mentis  O2 2-4 LPM via nasal kanul
 TD: 110/70 mmHg  IVFD RL 2500 ml/24 jam
N: 84 x/menit  Pasien di Puasakan
P: 30 x/menit  Fentanyl 20mg/jam
S: 36,50C  Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
 Anemis -/-, ikterus -/-  Metronidazole 0,5gr/8jam/iv
 Bunyi pernapasan: vesikuler, Bunyi tambahan: Rh -/-, Wh -/-  Omeprazole 40mg/12jam/iv
 Bunyi jantung: I/II regular, bunyi tambahan (-)  Antrain 1gr/8jam/iv
 Peristaltik (+) kesan menurun, BAB (-), flatus (-)
Hepar dan lien tidak teraba
 Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
A: Peritonitis et causa perforasi gaster

LAPORAN KASUS
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER

12/11/2018 S: Nyeri perut berkurang P:


ICU O: Sakit sedang, gizi cukup, compos mentis  Susu Isokal 4x250/NGT
 TD: 120/80 mmHg  Pasien di Puasakan
N: 92 x/menit  Fentanyl 20mg/jam
P: 20 x/menit  Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
S: 36,70C  Metronidazole 0,5gr/8jam/iv
 Anemis -/-, ikterus -/-  Omeprazole 40mg/12jam/iv
 Bunyi pernapasan: vesikuler, Bunyi tambahan: Rh -/-, Wh -/-  Antrain 1gr/8jam/iv
 Bunyi jantung: I/II regular, bunyi tambahan (-)
 Peristaltik (+) kesan normal, flatus (+)
Hepar dan lien tidak teraba
 Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
A: Post Op Laparatomi et causa perforasi gaster

LAPORAN KASUS
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER

13/11/2018 S: Keluhan (-) P:


Bedah O: Sakit sedang, gizi cukup, compos mentis  Susu Isokal 4x250/NGT
 TD: 120/80 mmHg  Paracetamol 500mg/8jam/NGT
N: 84 x/menit  Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
P: 20 x/menit  Metronidazole 0,5gr/8jam/iv
S: 36,60C  Mobilisasi duduk
 Anemis -/-, ikterus -/-  Minum 1-2 sendok/jam air
 Bunyi pernapasan: vesikuler mineral
Bunyi tambahan: Rh -/-, Wh -/-  Boleh pindah perawatan
 Bunyi jantung: I/II regular, bunyi tambahan (-)
 Peristaltik (+) kesan normal, flatus (+)
Hepar dan lien tidak teraba
 Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
A: Post op Laparatomi et causa perforasi gaster

LAPORAN KASUS
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER

14/11/2018 S: Keluhan (-) P:


Bedah O: Sakit sedang, gizi cukup, compos mentis  AFF NGT
 TD: 120/80 mmHg  AFF Drain
N: 80 x/menit  AFF kateter
P: 20 x/menit  Diet bubur saring 4x250 cc
S: 36,50C  Paracetamol 500mg/8jam/NGT
 Anemis -/-, ikterus -/-  Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
 Bunyi pernapasan: vesikuler
Bunyi tambahan: Rh -/-, Wh -/-
 Bunyi jantung: I/II regular, bunyi tambahan (-)
 Peristaltik (+) kesan normal, flatus (+)
Hepar dan lien tidak teraba
 Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
A: Post op Laparatomi et causa perforasi gaster

LAPORAN KASUS
TINJAUAN PUSTAKA
PERITONITIS
DEFINISI

Peritonitis adalah peradangan sebagian atau seluruh selaput peritoneum


parietale ataupun viserale pada rongga abdomen.
ANATOMI

 Lapisan peritoneum dibagi menjadi 3, yaitu:


1. Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis (tunika serosa).
2. Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina parietalis.
3. Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina parietalis.
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

- Tampak sakit ringan- sedang


- Penurunan kesadaran
- Demam > 38 C
- Takikardi
- Takipneu
- Abdomen : Distended abdomen, defans muscular,
nyeri tekan, nyeri ketok, bising usus
menurun
- Colok dubur : Nyeri tekan, sphincter melemah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• LABORATORIUM
- Leukositosis
- Komplikasi : Fungsi hati, fungsi ginjal, GDS
• X-Ray
- Foto polos abdomen 3 posisi : gambaran udara bebas subdiafragma
• USG
- USG abdomen : Koleksi cairan (abses)
TATALAKSANA
TATALAKSANA
PERFORASI GASTER
DEFINISI

Perforasi gaster atau biasa disebut perforasi lambung adalah terbentuknya


lubang pada dinding lambung. Kondisi ini bisa disebabkan oleh non
trauma ataupun trauma.
ANATOMI GASTER
Lambung merupakan bagian system
gastrointestinal yang terletak di antara
esophagus dan duodenum, dari hubungan
anatomi topografik lambung, perforasi
akan menjalar kerongga sekitarnya secara
bebas bergantung pada letak kerusakannya.
organ yang terkena biasanya organ hati,
pankreas, dan limpa. Fungsi utama
lambung adalah penerima makanan dan
minuman, dikerjakan oleh fundus dan
korpus, dan penghancur dikerjakan oleh
antrum dan zat kimiawi asam lambung
dan pepsin untuk melakukan pencernaan
makanan agar dapat di serap oleh usus
menjadi sumber energi pada manusia
KLASIFIKASI GASTRITIS

1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun.
ETIOPATOLOGI
Perforasi non-trauma :
• Obat aspirin, NSAID, steroid. Sering ditemukan pada orang dewasa
• Kondisi yang mempredisposisi : ulkus peptikum, appendicitis akuta, divertikulosis akut,
dan divertikulum Meckel yang terinflamasi.
• Infeksi bakteri: infeksi bakteri ( demam typoid) mempunyai komplikasi menjadi
perforasi usus pada sekitar 5 % pasien. Komplikasi perforasi pada pasien ini sering tidak
terduga terjadi pada saat kondisi pasien mulai membaik.
• Benda asing ( tusuk gigi) dapat menyebabkan perforasi oesophagus, gaster, atau usus
kecil dengan infeksi intra abdomen, peritonitis, dan sepsis.

35
ETIOPATOLOGI

Perforasi trauma (tajam atau tumpul) :


• Trauma iatrogenik setelah pemasangan pipa nasogastrik saat endoskopi.
• Luka penetrasi ke dada bagian bawah atau abdomen (misalnya tusukan
pisau)
• Trauma tumpul pada gaster
• Benda asing (misalnya jarum pentul)
GEJALA KLINIS

Ada berbagai gejala untuk perforasi lambung, diantaranya:


1. Nyeri pada abdomen
2. Mengigil
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Konstipasi
PROGNOSIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai