Anda di halaman 1dari 15

SOP POSYANDU LANSIA

POSYANDU LANSIA

No. Dokumen : /SOP.ADM/2015


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Maret 2015
Halaman : 1/2

UPTD
Puskesmas
dr.
NIP.

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. UU No 32 tahun 2009 tentang 1. Mewujudkan kemandirian
Kesehatan. masyarakat dalam upya
2. Permendagri No 52 Tahun 2011 meningkatkanstatus gizi lansia
tentang standar operasional prosedur di dalam peningkatan usia
lingkungan Pemerintah Provinsi Dan harapan hidup
Kabupaten/Kota 2. Menuju usia sehat ,mandiri dan
3. Permendagri no 52 tahun berdaya guna dengan konsep
2011 tentang SOP active ageing/menua secara
4. Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang aktif
Kebijakan Dasar Puskesmas 3. Meningkatkan kesehatan
5. Perbup no 58 tahun 2008 tentang UPTD lansia
Kesehatan
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1. Petugas puskesmas 1. Buku register
2. timbangan

PENCATATAN DAN
PERINGATAN
PENDATAAN
1. Apabila sop tidak dilaksanakan maka 1. Register pasien melalui Buku
akan berdampak ketidakpuasan pasien regester
Pelaksana Buku Mutu Ket.
NO Kegiatan
Nutrisionist Kasir Obat Kelengkapan Waktu Output
Buku balita siap
1 Pendaftaran 3 menit
1 Regester didata
Pencatatan balita siap
2 Buku lansia 10 menit
lansia 2 didata
Data
3 penimbagan 3 Buku lansia 5 menit penderita
terisi
Motivasi
Penderita
4 penyulihan 4 semua 30 menit
paham
lansia
Pelayanan Buku
Kartu
5 kesehatan 5 5 menit Panduan
Rujukan
konseling

URAIAN PROSEDUR PELAYANAN lansia

Pengertian Posyandu Lansia


Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat
dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-
desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang
sudah berusia lanjut.

Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan dari,
oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

Posyandu lansia merupakan upaya kesh lansia yg mencakup kegiatan yankes yg


bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg bahagia dan berdayaguna

B. Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia & berdaya
guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)

Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi masalah kesh
lansia scr optimal
3. Meningkatkan jangkauan yankes lansia
4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

C. Pelaksanaan Sistem Lima Posyandu Lansia

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:


1. Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di
buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah,
berat badan, tinggi badan.
4. Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5. Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan
: pemeriksaan dan pengobatan ringan.

SOP POSYANDU LANSIA:Tujuan:Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu


akan emberikanbanyak manfaat antara lain:
-
Para lanjut usia akan merasa posyandu milik mereka
-
Para lanjut usia merasa dihargai/dihormati- Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan
kesehatan danmencegah
kepikunan.- Meningkatnya rasa persaudaraan, terbangunnya ikatan emosi yang positif antar generasi dan akan
membuat lanjut usia rajin
datang.- Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif, cepat selesai, sehingga akhirnyatersedia waktu luang
yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.Langkah:
1. Meja 1 tempat pendaftaran
2. Meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan, pengukuran danpencatatan tinggi badan serta
penghitungan index massa tubuh (IMT)
3. Meja 3 tempat melakukan kegiatan Pemeriksaan dan pengobatan sederhana(tekanan darah, gula darah, Hb
dan pemberian vitamin, dan lain - lain)
4. Meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi dankesejahteraan)
5.Meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan sosial (pemberian makan tambahan,
bantuan modal, pendampingan, dan lain –lain sesuai kebutuhan)

D. Kader Lansia (pengertian, tugas, organisasi, pendanaan)

1. Pengertian Kader Lansia

Kader adalah seorang tenaga sukarela


yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan
kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal
ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi
masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.

2. Tugas Kader Lansia


Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :
a. Tugas-Tugas Kader
1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas persiapan oleh
kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan
pelayanan 5 meja.
3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas setelah hari
Posyandu.

b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia


1) Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi :
a) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga, obat-obatan
yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
b) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk datang ke
Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat
(lansia) untuk datang ke Posyandu
c) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan
kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka
Posyandu.
d) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader Posyandu baik
untuk persiapan untuk pelaksanaan

c. Organisasi Kader Lansia


1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab),
pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2) Peningkatan olahraga
3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4) Bimbingan pendalaman agama
5) Pengelolaan dana sehat

6) Pendanaan Kadar Lansia

E. KMS Lansia

Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan
menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau
Puskesmas

Tata Cara pengisian KMS :


1. KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesh
2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan
ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb,
Urine, Protein)
F. Latihan Gerak Dan Senam Lansia

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu
laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan
kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.

Manfaat Olahraga Bagi Lansia


Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki
tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.Sebagai
Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung
maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh.
Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa
latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti
hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)

Komponen aktivitas dan kebugaran


Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:
1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa percaya
atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal ini sangat berhubungan dengan
ketidaktergantungan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang
usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.
2. Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan pertahanan
berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain mengenai
kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan. Yang
dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa latihan pertahanan yang
intensif akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki
tangga sebesar 23-38%
3. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja
dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran yang cukup
keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan
kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training specifik), sehingga
latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.
4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut usia
yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan sendi
merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.
5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan lansia
sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang dihasikan oleh berbagai faktor,
diantaranya input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan
hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan
keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi
komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.

G. Latihan Kongnitif Lansia


1. PERUBAHAN KOGNITIF PADA LANSIA
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan
yang menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah: Daya Ingat (memori),
berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali informasi
yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of information retrieval from
memory). Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian
kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah,
mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi
a. DEFENISI
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda, demensia
bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon
monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.
KONDISI DEMENSIA
Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan seperti
mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada
kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan
masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam
pemeliharaan diri.
TANDA dan GEJALA
1) Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2) Pelupa
3) Sering mengulang kata-kata
4) Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
5) Cepat marah dan sulit di atur.
6) Kehilangan daya ingat
7) Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
8) Kurang konsentrasi
9) Kurang kebersihan diri
10) Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
11) Mudah terangsang
12) Tremor
13) Kurang koordinasi gerakan.

Pengenalan Dini Demensia


Pengenalan dini demensia berarti mengenali :
a. Kondisi normal (mengidentifikasi BSF dan AAMI): kondisi kognitif pada lanjut usia yang
terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat wajar. Contoh: keluhan mudah-lupa
secara subyektif, tidak ada gangguan kognitif ataupun demensia.
b. Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi CIND dan MCI): kondisi gangguan kognitif pada
lanjut usia dengan ciri mudah lupa yang makin nyata dan dikenali (diketahui dan diakui) oleh
orang dekatnya. Mudah lupa subyektif dan obyektif serta ditemukan performa kognitif yang
rendah tetapi belum ada tanda-tanda demensia.
c. Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis
gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu,
gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan
dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan
dalam pemeliharaan diri.
2. STRATEGI LATIHAN KOGNITIF
a. Menurunkan cemas
b. Tehnik relaksasi
c. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi respon
perilaku.
d. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan perilaku yang berhubungan
dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik
ini meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang menyebabkan cemas.
e. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas (tidak dilakukan
secara berangsur – angsur) dengan menggunakan bayangan/imajinasi
f. Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa melakukan respon
yang biasanya dilakukan.
3. TERAPI KOGNITIF
a. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan salam, berbicara
dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
b. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak diinginkan tapi
terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan pada
saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.
c. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa definisi
perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi
konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan konsekuensi negative untuk perilaku
yang tidak diinginkan.

1. Kebutuhan nurtisi
Kebutuhan nutrisi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan
proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya usia
biologis. Kebutuhankalori pada klien lanjut usia berkurang karena berkurangnya kalori dasar
akibat kagiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kagiatan
tubuh dalam kegiatan istirahat, misalnya untuk jantung, sus, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
Kebutuhan kalori klien lanjut usia tidak melebihi 1700 kalori, sebaiknya disesuaikan dengan
macam kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut adalah 1 gram/kgBB/hari.
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dukurangi, misalnya daging sapi,
daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain-lain. Lanjut usia disarankan mengonsumsi makanan
tambahan yang banyak yang banyak mengandung kalsium (Ca) atau zat kapur. Kebutuhan
kalsium klien lanjut usia adalah 14,1 mg/kg BB/hari. Zat besi perlu diberikan untuk
memperlancar pembentukan darah. Lanjut usia perlu pula diberi buah-buahan untuk
mendapatkan vitamin. Untuk menghindari konstipasi, klien lanjut usia perlu diberi cukup
makanan yang mengandung serat, misalnya beras tumbuk, akar-akar hijau, kacang-kacangan,
buah-buahan, serta banyak minum (1500-2000 cc) yang sekaligus berguna membantu kerja
ginjal.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lnjut Usia


a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan (akibat keruskan gigi/ompong)
b. Berkurangya cita rasa
c. Berkurangnya koordinasi otot
d. Keadaan fisik yang kurang baik
e. Faktor ekonomi dan sosial
f. Faktor penyerapan makanan (daya absorbsi)

3. Masalah Gizi Pada Lnjut Usia


Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata sering kali
menimpa lanjut usia. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah gizi berlebih, gizi kurang, dan
kekurangan vitamin.

a. Gizi Berlebih
Gizi berlebihan pada lanjut usia banyak terdapat di Negara barat dan kota besar. Kebiasaan
makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lanjut usia
karena penggunaan kalori berkurang karena berkuarangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan
tersebut sulit untuk dirubah walaupun klien telah menyadari untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.
b. Gizi Kurang
Gizi kurang sering disbabkan oleh masalah sosial-ekonomi dan juga karena gangguan penyakit.
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhka, hal tersebut menyebabkan berat badan
berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai kekurangan protein, kerusakan sel terjadi
yang tidak dapat diperbaiki. Akibatnya, rambut rontok, daya tahan terdapat penyakit menurun,
atau mudah terkena infeksi pada tubuh yang vital.
Faktor Penyebab Malnutrisi pada Lanjut Usia
1) Penyebab akut dan kronis
2) Keterbatasan sumber/penghasilan

3) Hilangnya gigi
4) Kesalahan dalam pola makan
5) Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
6) Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
7) Kurang pengetahuan tentang nutrisi yang tepat
c. Kekurangan vitamin
Bila lanjut usia kurang mengonsumsi buah dan sayur, ditambah kekurangan protein dalam
makanan, hal tersebut mengakibatkan nafsu makan berkurang, penglihatan mundur, kulit
kering, lesu, lemah lunglai, dan tidak semangat.

4. Pengkajian Status Gizi


Perawat harus melakukan pengkajian status gizi secara cermat dan sebaiknya
menggunakan lebih dari satu parameter. Pertama, menggunakan pengukuran antropometrik,
yaitu mengukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB), kemudian menghitung indeks Masa
Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat
TB (dalam meter persegi). IMT normal untuk perempuan 17-23, sedangkan untuk laki-laki
adalah 18-25.
Pada saat mengukur tinggi badan seorang lanjut usia, perlu diingat bahwa lanjut usia
dapat mengalami pengurangan tinggi badan seiring dengan pertambahan usia. Pengurangan
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Apa itu posyandu remaja?

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Kegiatan
Posyandu remaja merupakan salah satu kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(remaja) kegiatan dilakukan untuk memantau kesehatan remaja dengan melibatkan remaja itu
sendiri. Tak hanya itu, posyandu remaja juga merupakan tempat untuk pemberian informasi
kesehatan maupun informasi penting lainnya kepada remaja secara rutin setiap bulannya.

Apa tujuannya?

Tujuan pelaksanaan kegiatan Posyandu remaja adalah

1. Melibatkan remaja dalam upaya intervensi terkait permasalahan remaja

2. Memantau kesehatan remaja secara berkala

3. Mengedukasi remaja untuk hidup sehat

4. Menurunkan angka pernikahan dini

5. Membekali remaja untuk mempersiapkan masa depannya dengan menjadi Generasi


Berencana yang kreatif dan berwawasan luas.

Siapa yang menjalankan?

Posyandu remaja dijalankan oleh kader remaja di daerah tersebut. Jumlah kader disetiap
posyandu minimal 7 orang dengan rincian. 1 orang di meja 1, 2 orang dimeja 2, 2 orang
dimeja 3 dan 2 orang dimeja 4. Akan tetapi jumlah kader ini sangat fleksibel tergantung
dengan kebutuhan masing-masing posyandu. Selain itu kegiatan Posyandu Remaja juga
didampingi oleh petugas kesehatan seperti petugas KRR atau Petugas kesehatan desa, seperti
bidan desa.

Apa kegiatannya?

Kegiatannya tak jauh berbeda dengan posyandu yang lainya akan tetapi, posyandu remaja
lebih menekankan pada pendidikan remaja dan keaktifan remaja itu sendiri atau lebih
tepatnya pemberdayaan remaja untuk mengenali dirinya sendiri dan mengenali masalah yang
ada dalam dirinya dan memunculkan solusi untuk dirinya. Dalam pelaksanaannya posyandu
remaja dibagi menjadi beberapa meja, yaitu;

Dimeja 1 adalah meja pendaftaran, semua peserta yang hadir harus registrasi agar kader
remaja dapat mengetahui jumlah peserta yang hadir disetiap posyandu, selain itiu registrasi
ini dapat dimanfaatkan untukmelihat jumlah penerima manfaat dan kurvanya setiap bulan
untuk bahan evaluasi promosi kegiatan posyandu remaja
Meja 2 adalah meja pengukuran berat badabn dan tinggi badan. Dalam pengukuran berat
badan tentunya dimanfaatkan sebagai petunjuk adanya remaja yang kurang gizi atau gizi
lebih sehingga dapat dilakukan penanggulangan secepartnya. Dimeja ini setiap peserta dicatat
hasilnya untukmengetahui pertumbuhannya setiap bulan.

Meja 3 adalah meja gizi. Dimeja ini remaja dapat melakukan konsultasi gizi terutama bagi
mereka yang gizi kurang dan gizi lebih. Selain itu dimeja ini juga dilakukan pemeriksaan
LILA dan anemia bagi remaja perempuan. Secara berkala dimeja ini juga remaja diberikan
vitamin. Bagi remaja yang bermasalah dengan gizi atau masalah kesehatan yang lain, dimeja
ini kader akan memberikan rujukan ke sarana pelayanan kesehatan primer yaitu Puskesmas
jika memang diperlukan.

Meja 4 adalah meja KIE atau komunikasi informasi dan edukasi. Dimeja ini peserta
mendapatkan edukasi mengenai kesehatan remaja ataupun mengenai informasi yang lain
seperti kewirausahaan.dalam pelaksanaannya meja ini sangat flexible, tidak harus dengan
sistem penyuluhan dalam menyempaikan sebuah informasi, bisa melalui game, bedah film,
drama, lagu atau bahkan praktik pembuatann karya tertentu seperti sablon kaos,pembuatan
gantungan kunci atau kerajinan yang lain.

Nah intinya kegiatan posyandu remaja ini adalah untuk memperdayakan dan melibatkan
remaja dalam menjaga kesehatannya dan merencanakan kehidupannya dimasa yang akan
datang. Sehingga kegiatan yang dillakukan tidaklah kaku tetapi menjadi kegiatan yang
menyenangkan akan tetapi kondisi kesehatan dan pertumbuhannya tetap terpantau setiap
bulannya.

Yuk kita kembangkan posyandu remaja di tempat tinggal masing-masing, agar remaja kita
menjadi remaja sehat dan berprestasi sesuai dengan bakat dan minatnya.

Posyandu remaja, remaja sehat prestasi hebat, yes...!!!


SOP DAN ALUR POSBINDU PTM UPTD. PUSKESMAS SERUWAY SOP POSBINDU PTM No. Kode :
Ditetapkan Oleh : Kepala UPTD. Puskesmas Seruway KHAIDIR, S. Kep Nip : 19680905 199603 1 003
No. Revisi : Tgl. Terbit : 06 Oktober 2015 Halaman : 1. Pengertian Peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko PTM Utama yang dilakukan secara
terpadu, rutin dan periodik 2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu 3.
Kebijakan SK Puskesmas 4. Referensi Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM Kementrian
Kesehatan RI tahun 2013 5. Alat Dan Bahan 1. Alat a. Buku Register Posbindu b. Pulpen c. Posbindu
Set d. KMS Posbindu PTM 6 Langkah - langkah Bagan Alur 1. Melapor ke RT/ RW setempat dan
melampirkan jadwal Posbindu. 2. Pemberitahuan kepada masyarakat melalui pengerasan suara di
mesjid. 3. Melaksanakan kegiatan 5 langkah. 4. Registrasi pemberian nomor kode/ urut yang sama
serta pencatatan ulang hasil pengisian KMS FRPTM ke buku pencatatan dilangkah 1. 5. Melakukan
wawancara di langkah 2. 6. Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut di langkah 3. 7. Pengukuran
Tekanan Darah di langkah 4. 8. Konseling, Edukasi, dan tindak lanjut di langkah 5. 7 Hal-hal yang
perlu diperhatikan 1. Jadwal posbindu 2. Kejelasan pengumuman pelaksanaan Posbindu di
masyarakat 8 Unit Terkait 1. Pengelola PTM 2. Kader 9 Dokumen terkait 1. Laporan Pos

Pengertian

Kelas ibu hamil adalah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap rnuka
dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil atau suami
ataukeluarga dan petugas kesehatan
Tujuan
Sebagai acuan dalarn rnelaksanakan kelas ibu
Kebijakan
SK Kepala Puskesmas Nomor : ………. tentangPenyelenggaraan Program
Referensi
Buku Pedornan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Tahun 2012
Prosedur
a. Tahap persiapan
1. Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja
kernudian rnenentukan peserta yang akan mengikuti kelas ibu hamil
2. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
3. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu, penyuluhan dan jadwal pelaksanaan
4. Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan sebagai peserta
5. Petugas mempersiapkan tim pelaksana kelas ibu hamil
b. Tahap pelaksanaan
Petugas melaksanakan 3 kali pertemuan, yang berisi :
1. Penjelasan umum kelas ibu hamil dan pengenalan peserta, pada pertemuan berikutnya
dilakukan review materi pertemuan sebeluninya
2. Curah pendapat tentang rnateri yang akan disarnpaikan
3. Penyarnpaian rnateri
4. Evaluasi pelaksanaan perternuan
5. Kesimpulan pelaksanaan pertemuan
6. Latihan aktivitas fisik atau senam hamil
Langkah-langkah

Bagan Alur

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Unit terkait
Unit KIA
Dokumen terkait

Rekaman histris perubahan


No
Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai