Bahasa Indo Kti
Bahasa Indo Kti
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh
setiap mahasiswa.Karya ilmiah merupakan bentuk argumentasi penalaran ilmu melalui bahasa
tulisan.Maka diperlukannya penguasaan bahasa yang baik.Bukan saja mengetahui teknik
penulisannya, melainkan harus memahami dasar pikiran yang melandasi tulisan tersebut.
Untuk bisa menulis karya ilmiah yang baik, diperlukan keterampilan yang dapat dicapai
apabila kita bisa menguasai teknik penyusunan dan penggunaan bahasa Indonesia secara
efektif. Salah satu contoh karya ilmiah yaitu berupa makalah, maka dibuatlah tulisan ini untuk
dijadikan pedoman penulisan karya ilmiah. Makalah ini dibuat sebagai syarat menyelesaikan
tugas UAS dengan harapan lain dapat membantu kesulitan pembaca lain dalam menulis karya
ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tulisan ilmiah?
2. Apa saja bentuk-bentuk karya tulis ilmiah?
3. Bagaimana teknik penulisan karya ilmiah yang baik?
4. Bagaimana penggunaan bahasa dan etika yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Makalah
Makalah merupakan tulisan yang berisikan pendapat yang membahas suatu pokok
persoalan.Dalam ruang lingkup mahasiswa makalah merupakan istilah karya tulis yang
merupakan segala jenis tugas tertulis yang berhubungan dengan bidang studi, hasil
pembahasan buku, tulisan tentang suatu persoalan.Mahasiswa biasa menyebutnya paper.
3. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian sebagai
prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di jenjang perguruan tinggi dan
dipertahankan di depan sidang ujian. Tebal skripsi terdiri dari 50 sampai 100 halaman yang
isinya mengungkapkan pendapat penulis berdasarkan teori orang lain didukung data dan fakta
empiris-objektif
4. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang tarafnya lebih mendalam dari skripsi dan dijadikan
persyaratan untuk mendapat gelar sarjana strata dua (S2).Pada tesis mengungkapkan
pengetahuan atau temuan baru yang diperoleh dari penelitian.Tebal tesis mencapai 150
sampai 250 halaman.
5. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi syarat salah satu persyaratan
mencapai gelar sarjana strata tiga (S3).Disertasi ditujukan untuk mencapai gelar Doktor (Dr.),
yaitu gelar tertinggi di perguruan tinggi. Permasalahan yang dibahas sudah sangat kompleks
dan detail dibanding tesis dan skripsi. Isinya mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan faktanya oleh penulis dengan analisis terperinci dengan temuan orisinil.Tebal
disertasi 250 sampai 350 halaman.
6. Buku/Diktat
Buku atau diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah yang memberikan informasi
faktual tentang suatu disiplin ilmu.Keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas.Buku
ditulis oleh pengarang untuk memperkenalkan isinya dengan keadaan umum dan dicetak oleh
suatu penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam keadaan tertentu dan untuk mengarahkan
proses belajar mahasiswa ataupun siswa. (Ekosusilo dan Triyanto,1995:18)
3
3) Margin, sebelah atas dan kiri masing-masing 4 cm dan sebelah bawah dan kanan
masing-masing 3 cm
4) Nomor halaman, pada bagian pendahuluan biasanya diberi nomor angka romawi kecil
(i, ii, iii dan seterusnya)
5) Halaman judul, biasanya diketik kira-kira 5cm dari pinggir atas dengan huruf kapital
dan tebal.
4
b. Memaparkan latar belakang dan rumusan masalah yang bertujuan untuk menarik dan
memusatkan perhatian pembaca terhadap pokok pikiran yang ada dalam tulisan
c. Landasan Teori
d. Berisi tinjauan pustaka menguraikan teori yang melandasi hipotesis. Diuraikan secara
luas dan terperinci
e. Metodologi Penelitian
f. Berisi tentang metode penentuan obyek dan subyek penelitian, metode pengumpulan
data dan metode analisis data
g. Laporan Penelitian
h. Menguraikan penyajian data dan analisis data
i. Kesimpulan, Ulasan dan Implikasi
Bagian kesimpulan dikemukakan secara singkat, jelas dan tegas hasil analisis data.
Kemudian diulas, misalnya mengapa hipotesis diterima? Jika hipotesis ditolak
kenapa?Pada bagian implikasi berisi saran-saran yang diperlukan dalam penelitian
tersebut.
3) Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari :
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disebut juga bibliografi merupakan sejumlah sumber yang digunakan
penulis dalam menyelesaikan tulisannya. Memiliki fungsi sebagai alat untuk melihat
kembali kepada sumber aslinya dan sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki yang
digunakan untuk mengetahui kebenaran tentang sumber dan referensi
b. Lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun setelah daftar pustaka dan
sebelum indeks dengan memberikan tulisan “lampiran”, nomor urut, dan judul
lampiran. Berisikan tentang tabel-tabel, gambar-gambar, bagan, peta dan lain-
lain yang tidak tercantum dalam teks.
5
mengubah sedikitpun.Semua kalimat yang diutarakan kita kutip semuanya.Kutipan langsung
ini penulisannya ditandai dengan tanda petik ganda. Kutipan langsung yang terlalu panjang
boleh dipersingkat sesuai dengan maksud kita, cara semacam ini disebut elipsis. Dengan
ketentuan:
a. Tidak boleh mengganti kata atau kalimat tertentu dengan kalimat kita sendiri
b. Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah
c. Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan diganti tanda titik sebanyak tiga buah (...)
Elipsis artinya pelepasan unsur bahasa yang maknanya telah diketahui sebelumnya
berdasarkan konteksnya. (Winarto, Suhardiyanto dan Choesin(ed), 2004:106)
Sedangkan kutipan tidak langsung, yang dikutip adalah isi, maksud atau jiwa pendapat
ahli.Kutipan langsung ini disebut parafrase. Kutipan tidak langsung dalam penulisannya tidak
menggunakan tanda petik ganda. Ditulis dengan bahasa kita sendiri dan pada akhir kalimat
harus disertai sumber referensi bisa menggunakan footnote atau bodynote. Baik kutipan
langsung atau tidak langsung harus mencantumkan sumber dengan catatan kaki.
Catatan kaki juga terbagi menjadi 2, yaitu catatan kaki tidak langsung dan catatan kaki
langsung. Catatan kaki tidak langsung adalah penyertaan sumber referensi yang tidak
langsung disertakan pada kutipan yang kita acu, melainkan penulisannya diletakkan pada
halaman bawah atau pada halaman akhir. Format penulisan referensi berturut-turut adalah
[nama depan, tengah, belakang, judul buku ditulis miring, nama penerbit, kota terbit,tahun
terbit, halaman (hal).]
Catatan kaki langsung merupakan sistem penulisan yang lebih praktis dibanding
catatan kaki tidak langsung. Penulisan sumber referensi setelah kutipan adalah nama belakang
pengarang diikuti koma (,) tahun terbit diikuti titik dua (:) dan halaman yang terdapat dalam
tanda kurung (). Tapi bila nama sudah disebutkan lebih dulu maka tinggal menuliskan tahun
dan halaman saja dalam tanda kurung.
Penulisan catatan kaki disusun dengan tujuan sebagai berikut :
a. Untuk menyatakan hutang budi, mengambil pendapat dari penulis lain berupa kutipan
sebenarnya penulis tersebut telah berbuat baik. Maka sepantasnya kita yang mengutip
membalas budi baik mereka dengan mencantumkan namanya
b. Untuk menyusun pembuktian, maksudnya untuk menunjukkan suatu kebenaran yang
telah dibuat oleh orang lain
c. Untuk menyampaikan keterangan tambahan, bisa menjadi informasi tambahan untuk
memperkuat tulisan
d. Untuk merujuk bagian lain dari teks
6
a. Nama pengarang dengan nama akhir tanpa menggunakan gelar, penulisannya dibalik
dan diikuti tanda koma (,) diakhiri tanda titik (.)
b. Kemudian cantumkan tahun penerbit buku dan diberi tanda titik (.)
c. Setelah itu judul buku dengan huruf miring dan tambahkan tanda petik ganda (“….”)
bila itu judul artikel yang dimuat dalam majalah sertai tanda titik (.)
d. Lalu kota penerbit disertai tanda titik dua (:)
e. Bagian akhir cantumkan nama penerbit buku dan akhiri dengan tanda titik (.)
f. Contohnya : Sasongko, Sandiyawan. 2014. Jurus Sakti Presentasi Memikat.
Yogyakarta : Araska.
7
j) Variasi dimaksudkan untuk membuat kalimat agar menarik dan tidak monoton. Bisa
dilakukan dengan cara variasi penggunaan kata, pembukaan kalimat, susunan subjek-
predikat-objek.
2. Pungtuasi
Pungtuasi dapat diartikan sebagai pembubuhan tanda baca. Dalam tulis menulis
peranan pungtuasi sangat penting karena dapat memberi kunci kepada pembaca terhadap apa
yang ingin disampaikan oleh penulis
3. Diksi
Selalin ejaan dan tanda baca diharuskan juga memperhatikan masalah diksi. Diksi atau
pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam mencapai tulisan yang
efektif. Dalam diksi harus bisa membedakan makna konotatif-denotatif, kata standar-non
standar, dialek dan bahasa umum, kata tunggal dan idiom, kata umum dan istilah.
Dalam pemilihan kata inilah harus hati-hati. Penggunaan bahasa yang baik mempermudah
dalam menulis karya ilmiah.
G. Sikap-Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus
ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak
mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-
kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak
sepaham atau tidak sesuai.
d. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya,
tanpa diikuti perasaan pribadi.
8
e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat
pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat
yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran
membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan
atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan
hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
9
orisinalitas, tapi tidak memadainya pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu adalah
alasan umum untuk kejadian plagiarisme parsial.
4. Plagiarisme minimalis: Di sini, penulis plagiator orang lain konsep, gagasan, pikiran,
atau pendapat dalam kata-kata mereka sendiri dan dalam aliran yang berbeda.
Meskipun banyak yang tidak menganggap ini sebagai plagiarisme (mungkin seseorang
yang melakukannya!), Itu dianggap sebagai mencuri someones studi atau pikiran.
Plagiarisme minimalis melibatkan banyak parafrase.
5. Sumber Kutipan: Ketika informasi sumber lengkap dengan kutipan disediakan, tidak
berjumlah plagiarisme. Namun, definisi sumber kutipan lengkap bervariasi jauh.
Beberapa penulis mengutip nama sumber, tetapi tidak memberikan informasi yang
dapat diakses lainnya. Sementara beberapa mudah memberikan referensi palsu,
beberapa hanya menggabungkan informasi mereka dengan karya asli penulisan.
Seorang penulis hantu adalah contoh sempurna dari plagiator. Di sini penulis merasa
bebas untuk sumber informasi dan mereproduksi itu sebagai milik mereka.
6. Self-plagiarisme: Bentuk plagiarisme yang mungkin paling diperebutkan sebagai "itu"
dan "tidak". Menggunakan karya sendiri, sepenuhnya atau sebagian, atau bahkan
pikiran yang sama dan re-menulisnya, dikenal sebagai self-plagiarisme oleh banyak
orang. Penerbitan bahan yang sama melalui media yang berbeda tanpa referensi itu
benar adalah kebiasaan yang sangat umum di antara banyak penulis. Konten pada
banyak situs adalah contoh sempurna dari diri plagiarisme.
Plagiarisme merupakan pelanggaran akademik. Diketahui plagiarisme dalam
penulisan skripsi diberikan sanksi nol atas skripsi tersebut dan di skorsing selama 1 semester
sehingga tidak harus mengulang dan memperbaiki atau bahkan tidak lulus sehingga akan di
Drop Out/DO. Untuk menghindari kejadian itu, maka colan sarjana strata satu dituntut untuk
menguasai teknik referensi dengan baik. Bagaimana caranya? Jadi sumber referensi ada 2
macam, yang pertama sumber yang harus dicantumkan dan sumber yang tidak harus
dicantumkan.
1. Sumber harus dicantumkan
a. Ketika mengutip gagasan, ide dari media apa saja mau buku, internet, berita, majalah
dan lain-lain
b. Ketika mengutip istilah-istilah tertentu yang digunakan seseorang atau kelompok
tertentu
c. Ketika mengutip hasil interview atau wawancara dengan orang lain
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang
diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun
menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui
oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang
akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak harus mengetahui etika dan
kode etik dalam penulisan karya ilmiah, teknik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar
dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai
kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah dapat berfungsi
sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca
dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara
sistematis. Dengan demikian semoga banyaknya pedoman-pedoman penulisan karya ilmiah
dapat menjadi pembelajaran selanjutnya ketika akan membuat karya ilmiah selanjutnya
dengan lebih baik lagi dan memperhatika etika-etika penulisan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Dahara Prize.
Winarto, T. Yunita, Suhardiyanto, Totok dan Choesin, M. Ezra (ed). 2004. Karya Tulis Ilmiah
Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Jakarta
Tim Penyusun Panduan Akademik FISIP. 2012. Panduan Penyusunan Proposal dan
Penulisan Skripsi. Jakarta
12