http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/listrik-electro/1324-ds1501
Kerusakan data atau kesalahan data yang diterima oleh terminal penerima dalam sistem komunikasi data
sering terjadi, hal yang mendasar sebagai penyebab adalah adanya interferensi sinyal luar yang masuk ke
dalam jalur komunikasi, koneksi kawat penghubung, terminal, konektor pada layer terendah yang kurang
baik. Hal tersebut menyebabkan sinyal gangguan (noise), sebagai akibat gangguan tersebut muncul
permasalahan pada data yang diterima oleh penerima berupa data error.
Terlebih pada transmisi data serial dengan kecepatan tinggi dan kualitas jalur transmisi yang rendah
kesalahan (error) sangat mungkin terjadi, ukuran banyaknya bit error dalam blok data disebut sebagai bit
error rate (BER}.Terdapat toleransi kesalahan bit dalam sistem transmisi data, dan batasan nilai BERdalam
satu kelompok data 105 bit.
Dalam penanganan kesalahan (error handling) bit terkirim tahapan utama dalam penerimaan data adalah
deteksi kesalahan bit terkirim, selanjutnya dilakukan koreksi terhadap kesalahan (error). Perbaikan data
bisa dilakukan oleh penerima atau pengirim melalui permintaan pengiriman ulang data, permintaan ini
melalui sinyal NAK dari penerima ke pengirim.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses deteksi kesalahan melalui bit yang ditambahkan
(redundant bit) ke dalam data, dengan metode pengkodean tersebut dapat ditentukan kesalahan bitnya.
Sistem pengkodean yang lain yang dapat digunakan dalam komunikasi data adalah kode Hamming.
Konsep Dasar Kode Hamming
Konsep Dasar Kode Hamming adalah dengan menggunakan bit pariti untuk disisipkan pada posisi tertentu
dalam blok data, dengan demikian memungkinkan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan kesalahan
dalam blok data. Aturan untuk menyatakan bit Hamming adalah melalui pendekatan 2n, nilai n dan n adalah
bilangan bulat positif,cara untuk menentukan bit Hamming adalah sebagai berikut:
Data = 1011 → penyisipan bit Hamming adalah 101x1xx
Nilai x dapat dipilih 1 atau 0 dan disisipkan pada data
Menentukan jumlah modulo-2 bit-1 agar data berpariti genap.
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data 1 0 1 x 1 x x
Langkah selanjutnya adalah menentukan bit-Hamming yang harus disisipkan ke dalam bit-bit data, dalam
hal ini semua bit yang ditandai dengan hurf x adalah tempat posisi bit Humming yang seharus disisipkan.
Dengan demikian data yang semula terdiri dari 4 bit data maka pada akhirnya jumlah bit adalah 7 bit.
Tabel penentuan bit-Hamming
Bit Humming Memeriksa Bit Keterangan
Ke Data Membuat Pariti Genap
1 posisi 3, 5, dan 7 diberi logika 1
2 posisi 3, 6, dan 7 diberi logika 0
4 posisi 5, 6, dan 7 diberi logika 0
Bit-Hamming disisipkan ke dalam data, sehingga menjadi:
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data 1 0 1 0 1 0 1
Deteksi data error yang diakibatkan data berubah saat transmisi, diasumsikan terjadi perubahan pada bit
ke 3 dari nilai logika 1 menjadi logika 0. Sehingga data yang diterima sebgai berikut:
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data 1 0 1 000 1
Pemeriksaan data melalui bit-bit Hamming ditemukan error berikut posisi bitnya, pada contoh terjadi error
pada posisi bit ke 3.
Tabel penentuan error(modulo-2)
Bit Humming Memeriksa Bit
(Modulo-2)Pariti
Ke Data
1 posisi 3, 5, dan 7 ganjil (ada kesalahan) → 1
2 posisi 3, 6, dan 7 ganjil (ada kesalahan) → 1
4 posisi 5, 6, dan 7 genap (benar) → 0
Berdasarkan tabel penentuan error diperoleh nilai biner 011, yang berarti bisa ditentukan kesalahan adalah
pada posisi bit ke 3 pada data.
Perbaikan logika bit dapat dilakukan dengan melakukan inverting bit ke dari data, dengan demikian tidak
diperlukan lagi pengiriman NAK ke pengirim untuk melakukan pengiriman ulang
Cj = (2n) 26 25 24 23 22 21 20
1 1 1 1 0 0 0
Posisi bit 1 1 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 0 1
Kode D4 D3 D2 C2 D1 C1 C0
Jawab:
Oleh karena data terdiri dari 3 bit yaitu D1, D2 dan D3, maka format pesan dengan sisipan kode
Hamming sebagai berikut:
a. Penyelesaian untuk data = 101
Jika posisi bit dinayatakan dengan Bk, maka aturan kode Hamming berlaku:
Kombinasi Bk yaitu B0, B1, B2 diperoleh 101 = 5, artinya pada deteksi ternyata terjadi perubahan
pada posisi bit ke 5 pada pesan yang diterima. Kesimpulan perbaikan adalah pada posisi bit ke 5
dan nilainya dibalikan (inverting) sebagai berikut:
Permasalahan 2:
Sebuah pesan data yang akan dikirimkan adalah 11 0001 0110 0010, kode yang digunakan adalah
kode Hamming. Buatlah blok data yang seharus dikirim!
Solusi:
Berdasarkan aturan 2n, ternyata bit-Hamming harus disisipkan pada posisi bit ke 1, 2, 4, 8, dan 16,
maka formulanya adalah:
Penentuan bit kode Hamming untuk pengganti x adalah nilai 1 atau nilai 0, yaitu dilakukan dengan
menandai posisi bit 1 pada data dan nilai biner ditambahkan pada masing-masing posisi dengan prinsip
modulo-2. Perlu diketahui jika modulo-2 dengan penambahan bit 1 untuk pariti genap hasilnya sama
dengan 0 (nol) dan untuk pariti ganjil hasilnya sama dengan 1 (satu).
Dari susunan pesan, logika satu pada data terletak pada bit ke 6, 10, 11, 13, 18 dan 19. Dengan
mengikuti aturan pengkodean Humming akan diperoleh pesan sebagai berikut:
KESIMPULAN:
Terdapat 3(tiga) kemungkinan pembentukan data pada komunikasi data antara dua peralatan elektronik,
yaitu pengiriman karakter perkarakter (ASCII), pengiriman data secara blok dan penerapan kode hamming.
Penempatan bit pariti pada bit MSB kode ASCII,yaitu dengan meletakan 1 bit pada setiap karakter jumlah
logika 1(satu) pada kode menjadi penentu pariti. Untuk pariti ganjil jumlah logika 1(satu) pada kode
karakter adalah ganjil, dan untuk pariti genap jumlah logika 1(satu) pada kode karakter
adalah genap. Dengan penambahan satu bit pariti, makakebenaran data terkirim dapat diuji apakah data
terkirim berstatus benar atau salah
Dalam sistem transmisi data secara blok data yaitu menempatkan beberapa karakter terkumpul menjadi
satu blok data, penempatan bit pariti pada blok data adalah ditempatkan pada akhir blok, dengan demikian
bit akhir dari blok data inilah yang disebut dengan block check character(BCC), dan pembangkitan
pariti dilakukan dengan gerbang EXOR:
Kode Hamming digunakan untuk mendeteksi error dan perbaikan kode pesan terkirim, kode koreksi error
adalah sebuah algoritma untuk mendeteksi adanya kesalahan dalam pesan yang dikirimkan sekaligus
memperbaiki pesan tersebut sehingga pesan dapat tersampaikan dengan benar. Perbaikan logika bit
dilakukan dengan inverting bit dari data, dengan demikian tidak diperlukan lagi pengiriman NAK ke pengirim
untuk melakukan pengiriman ulang