Anda di halaman 1dari 14

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Merokok merupakan faktor penyumbang terbesar ke dua yang
menyebabkan penyakit di seluruh dunia, dan merupakan penyebab utama
1–5
kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia. World Health Organization
(WHO) menyatakan bahwa epidemik merokok merupakan masalah kesehatan
terbesar yang dihadapi oleh dunia.6 Data dari Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) menyatakan bahwa perokok rata-rata meninggal 10 tahun lebih
cepat di bandingkan dengan non-perokok.5 Merokok tiap tahunnya menyebabkan
enam juta kematian.1,5,6 Diperkirakan jika hal-hal tersebut terus berlanjut,
kematian yang berhubungan dengan merokok akan meningkat menjadi lebih dari
8 juta per tahun pada tahun 2030.1

World Health Organization menyatakan pada tahun 2015, lebih dari 1,1
miliar orang merokok, serta jumlah perokok laki-laki jauh lebih banyak dari pada
perempuan.7 Tingkat prevalensi merokok belum menurun secara signifikan di
seluruh dunia. Negara-negara di dunia telah mengambil tindakan terpadu untuk
menanggulangi jumlah perokok, seperti kampanye anti-tembakau, kenaikan pajak
rokok, dan intervensi komprehensif berhenti merokok, namun paparan tembakau
tetap menjadi masalah yang substansial.1 Dewasa ini juga para peneliti
menemukan bahwa proporsi perokok terus menurun, namun pada negara
berkembang penurunannya sangat lambat, bahkan tingkat prevalensi perokok
meningkat pada negara yang berpendapatan menengah hingga ke bawah.1 Secara
khusus, banyak negara di Asia menghadapi beragam tantangan mengenai
pencegahan dan pengendalian tembakau.1 Pria di Negara Asia merupakan
prevalensi perokok yang tertinggi, dan faktor-faktor seperti tingkat berhenti
merokok rendah, meningkatnya prevalensi perempuan yang merokok, dan
pemasaran yang agresif oleh perusahaan rokok merupakan tantangan yang
dihadapi oleh penduduk Asia.1 Hal ini mengindikasikan bahwa dampak yang
disebabkan oleh merokok akan terus menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat
di seluruh dunia.1

Sementara itu, menurut data dari WHO tahun 2015, jumlah perokok laki-
laki di Indonesia menempati urutan tertinggi di seluruh dunia, dan jumlah perokok
perempuan di Indonesia menempati urutan ke tujuh puluh delapan di dunia.7
Kementrian Kesehatan dalam Riset Kesehatan Dasar juga melaporkan bahwa
perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan
dari tahun 2007-2013.8 Riset tersebut juga menunjukkan pada tahun 2013,
sebanyak 64,9% yang menghisap rokok adalah laki-laki dan sisanya perempuan
sebanyak 2,1%.8 Ditemukan 1,4 persen perokok umur 10-14 tahun, 9,9 persen
perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok indeks
kepemilikan terendah. Kalimantan Barat merupakan provinsi ke delapan dengan
jumlah perokok terbanyak di Indonesia.8

Bahaya paparan merokok dapat dikurangi hanya dengan berhenti


merokok, dan manfaat kesehatan jangka panjang dari penghentian telah banyak
dilaporkan.1 Pencegahan merokok dan penghentian merokok harus menjadi target
utama kebijakan kesehatan.1 Contoh kebijakan kesehatan terkait penghentian
merokok di Pontianak adalah adanya kawasan tanpa rokok yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Daerah (PERDA) nomor 10 tahun 2010 tentang kawasan
bebas rokok serta adalah dibukanya beberapa klinik berhenti merokok. Commented [A1]: Di kiota pontianak, terdapat dua klinik
berhneti merokok, yaitu klinik BM di puskesmas uptd
pontianak kota, dan di UPK Purnama Kec Pontianak Selatan..
Luciana Rizzieri Figueiró, et al melaporkan bahwa lebih dari 95% usaha coba sebutin sekilas tentang jumlah kunjungan di KBM dan
berhenti merokok gagal dalam kurun waktu satu tahun.3 Tingkat ketergantungan keberhasilan.. (kalo ada)

nikotin yang semakin tinggi menandakan bahwa semakin besar peluang seseorang
gagal berhenti merokok.1–3,9 Ketergantungan nikotin mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berhenti merokok yang berdampak pada prevalensi merokok.
Kualitas hidup semakin dilihat sebagai hasil kesehatan masyarakat yang penting,
terutama kualitas hidup terkait kesehatan/Health-Related Quality of Life
(HRQOL).1–3,9 Kualitas hidup terkait kesehatan menurut CDC adalah sesuatu
yang dirasakan seseorang atau sekelompok orang secara fisik dan mental dari
waktu ke waktu.10 Menilai kualitas hidup terkait kesehatan tentang perilaku
kesehatan yang negatif dan kecanduan penting dilakukan dan berguna, mengingat
dampak perilaku kesehatan negatif dan kecanduan bermanifestasi dalam kurun
waktu bertahun.

Berdasarkan studi pendahuluan belum pernah dilakukan penelitian


mengenai hubungan tingkat ketergantungan nikotin terhadap kualitas hidup terkait
kesehatan di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu, apakah terdapat hubungan antara tingkat
ketergantungan nikotin dengan kualitas hidup terkait kesehatan pada perokok
menggunakan HQRL di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota
Pontianak?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketergantungan nikotin dengan
kualitas hidup terkait kesehatan pada mantan perokok menggunakan HQRL di
Klinik Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Menilai tingkat ketergantungan nikotin pada pasien Klinik Berhenti
Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak;
b. Mengetahui tingkat kualitas hidup terkait kesehatan pada perokok di
Klinik Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat penelitian di bidang pendidikan
Menambah pengetahuan pembaca mengenai tingkat ketergantungan
nikotin merokok serta pengaruhnya terhadap kualitas hidup terkait kesehatan.
1.4.2 Manfaat penelitian di bidang penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan referensi penelitian
selanjutnya tentang pengaruh tingkat ketergantungan nikotin merokok terhadap
kualitas hidup terkait kesehatan.

1.4.3 Manfaat penelitian di bidang pelayanan


Hasil penelitian ini merupakan evidence base practice yang dapat
dijadikan masukan bagi pelayanan kesehatan tentang tingkat ketergantungan
nikotin merokok serta pengaruhnya terhadap kualitas hidup terkait kesehatan.

1.5 Keaslian Penelitian Commented [A2]: Tambahkan penelitian tentang


ketergantungan nikotin
Perbedaan
Sumber/ Variable Metode dengan
No Judul
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Peneliti
1 Impact of 1. Hiromi Variabel Peneliti Variabel,
smoking Tomioka, penelitian ini mengguna- sampel,
cessation 2. Reina yaitu nilai kan metode
therapy on Sekiya, HQRL pendekatan penelitian,
health-related 3. Chihiro sebelum dan kohort lokasi.
9 9
quality of Life. ` Nishio, sesudah prospektif. `
4. Gakuji mengikuti
Ishimoto, program
9
2014. berhenti
merokok.9
2 Quality of life
5. Goldenberg Variabel,
11
and smoking. M, Danovitch sampel,
I, IsHak WW, metode
11
2014. penelitian,
lokasi.
3 Smoking and Joël Coste, Peneliti Variabel,
Health-Related Laurent mengguna- sampel,
Quality of Life in Quinquis, kan lokasi.
the General Samuel pendekatan
Population. D'Almeida, cross
Independent Etienne, sectional.12
Relationships Audureau,
and Large 2014.12
Differences
According to
Patterns and
Quantity of
Smoking and to
Gender.12
4 Smoking habit Becoña Variabel Peneliti Variabel,
profile and E, Vázquez penelitian ini menggunaka sampel,
health-related MI, Míguez yaitu profil n lokasi.
13
quality of life. Mdel kebiasaan pendekatan
C, Fernández merokok dan cross
del Río nilai HQRl..13 sectional.13
E, LópezDurá
n A, Martínez
Ú, Piñeiro B,
2013.13
5 Smoking and Margareth Variabel Peneliti Variabel,
Health-Related Guimarães penelitian ini menggunaka sampel,
Quality of Life Lima, Flávia yaitu n lokasi.
14
(SF-36). A Silva Arbex HQRL. pendekatan
Population- Borim, cross
Based Study in Marilisa Berti sectional.14
de Azevedo
Campinas, SP,
Brazil.14 Barros,
2014.14
6 Health-Related Rezvan Variabel Peneliti Variabel,
Quality of Life Emamvirdi, N penelitian ini menggunaka sampel,
With Regard to avidreza yaitu HQRL, n lokasi.
Smoking, Hosseinzadeh merokok, pendekatan
Consumption of Asl, Filiz konsumsi cross
Alcohol, and Fatma alkohol, dan sectional.15
Sports Colakoglu, aktivitas
15 15
Participation. 2016. olahraga.15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis Desain Penelitian ini adalah metode analitik observasional
dengan pendekatan cross-sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas
Kampung Bali Kota Pontianak. Pelaksanaan penelitian akan dimulai dari bulan
....... 2017.

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
a. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah pasien yang berhasil
menyelesaikan program berhenti merokok di Kota Pontianak ;
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien pasien yang berhasil
menyelesaikan program berhenti merokok di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas
Kampung Bali Kota Pontianak.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah pasien yang berhasil
menyelesaikan program berhenti merokok di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas
Kampung Bali Kota Pontianak dan memenuhi kriteria penelitian.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
Pasien yang berhasil menyelesaikan program berhenti merokok di Klinik
Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak dan
memenuhi kriteria penelitian Commented [A3]: Sebutkan periode program

b. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah:
1. Pasien program berhenti merokok di Klinik Berhenti Merokok
Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak yang tidak bersedia menjadi
responden.
2. Pasien yang tidak menyelesaikan program berhenti merokok di Klinik
Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak.
3. Pasien yang menyelesaikan program berhenti merokok di Klinik
Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak namun
kembali merokok Pontianak. Commented [A4]: Harus ada nanti di pertanyaan
kuesioner.. apakah sekarang masih merokok atau tidak?
3.3.4 Besar Sampel
Commented [A5]: Sampel menggunakan total sampling.
Besar sampel yang representatif pada penelitian ini dihitung sesuai dengan Jelaskan atau lihat penelitian sebelumnya yang
menggunakan total sampling
rumus besar sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:16

N
n=
1+N(d2 )

Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan 95%
Maka :

n= 1+ (0,12 )

n=

n=

Pada penelitian ini, setelah mendapatkan jumlah sampel dengan


menggunakan rumus di atas di peroleh jumlah sampel yaitu .... sampel.

3.3.5 Cara Pemilihan Sampel


Pada penelitian ini cara pemgambilan sampel menggunakan non-probability
sampling jenis consecutive sampling.16
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah tingkat ketergantungan nikotin
pasien program berhenti merokok di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas
Kampung Bali Kota Pontianak.
3.4.2 Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kualitas hidup terkait kesehatan
pasien program berhenti merokok di Klinik Berhenti Merokok Puskesmas
Kampung Bali Kota Pontianak.

3.5 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Pengukuran dan Skala
Operasional Kriteria Objektif Data
1 Kertergan- Kecanduan produk a. 1-2: rendah Ordinal
tungan tembakau yang b. 3-4: rendah
nikotin disebabkan oleh sampai
17
nikotin. menengah
c. 5-7: menengah
d. ≥8: tinggi

2 Kualitas Sesuatu yang Terlampir Ordinal


hidup terkait dirasakan seseorang
kesehatan atau sekelompok
orang secara fisik
dan mental dari
waktu ke waktu.10
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah
kuesioner tingkat ketergantungan nikotin yaitu Tes Fagerstrom dan kuesioner
kualitas hidup terkait kesehatan yaitu RAND 36-Item Shor Form Survey.

3.7 Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berasal dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder diperoleh
dari Klinik Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan berdasarkan hasil dari kuesioner yang dijawab
oleh responden akan diolah dan dianalisa secara sistematis. Pengolahan data
menggunakan system computer melalui tahap editing, coding, memasukkan data
(data entry) atau processing dan pembersihan data (cleaning). Editing merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner. Coding yakni
mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Selanjutnya data yang telah dilakukan pengkodean (coding) akan dimasukkan
kedalam program komputer, yakni program SPSS 23. Apabila semua data dari
sumber data telah dimasukkan, dilakukan pengecekan ulang untuk melihat adanya
kemungkinan kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi yang disebut pembersihan data
(data cleaning). Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat
dan analisis bivariat
a. Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah analisis tiap variabel dari hasil penelitian untuk
menggambarkan variabel distribusi frekuensi mengenai dukungan keluarga dan
kualitas hidup.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi. Uji korelasi yang sesuai adalah uji Chi Square.
3.9 Etika Penelitian
Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu membuat
lembar penjelasan yang jujur dan terbuka tentang prosedur, tujuan, keuntungan
dan kerugian yang dapat terjadi selama penelitian berlangsung, yang dinilai dan
ditelaah oleh Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura. Keikutsertaan responden bersifat sukarela dan mereka berhak tidak
bersedia atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.
Apabila responden bersedia maka calon responden menandatangani surat
persetujuan mengikuti penelitian (informed consent). Kerahasiaan responden
dijamin oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.

3.10 Alur Penelitian

Populasi Terjangkau

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Sampel

Informed consent

Pengisian Kuesioner:
1. Tingkat ketergantungan
nikotin
2. HRQL

Pengolahan dan Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 Alur Penelitian


3.11 Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel
Tabel 3.2 Rancangan Jadwal Penelitian
Uraian 2017
Kegiatan Bulan ke-
04 05 06
Penyusunan
Proposal
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Analisa Data
Penyusunan
Laporan
DAFTAR PUSTAKA

1. Yang JJ, Song M, Yoon H-S, Lee H-W, Lee Y, Lee S-A, et al. What Are the
Major Determinants in the Success of Smoking Cessation: Results from the
Health Examinees Study. Wei Q-Y, editor. PLOS ONE. 2015 Dec
3;10(12):e0143303.

2. Du Plooy J-L, Macharia M, Verster C. Cigarette smoking, nicotine


dependence, and motivation to quit smoking in South African male
psychiatric inpatients. BMC Psychiatry [Internet]. 2016 Dec [cited 2017 Mar
31];16(1). Available from:
http://bmcpsychiatry.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12888-016-1123-z

3. Figueiró LR, Bortolon CB, Benchaya MC, Bisch NK, et al. Assessment of
changes in nicotine dependence, motivation, and symptoms of anxiety and
depression among smokers in the initial process of smoking reduction or
cessation: a short-term follow-up study. Trends Psychiatry Psychother.
2013;35.

4. Castro Y. Determinants of Smoking and Cessation Among Latinos:


Challenges and Implications for Research: Determinants of Smoking and
Cessation Among Latinos. Soc Personal Psychol Compass. 2016
Jul;10(7):390–404.

5. Centers For Disease Control and Prevention. Smoking & Tobacco Use: Fast
Fact [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention; 2017 [cited 2017
Apr 1]. Available from:
https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/fast_facts/

6. World Health Organization. Tobacco [Internet]. World Health Organization;


2016 [cited 2017 Apr 1]. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/

7. World Health Organization. Global Health Observatory (GHO) data:


Prevalence of tobacco smoking [Internet]. World Health Organization; 2015
[cited 2017 Apr 1]. Available from: http://www.who.int/gho/tobacco/use/en/

8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan,


Republik Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2013.

9. Tomioka H, Sekiya R, Nishio C, Ishimoto G. Impact of smoking cessation


therapy on health-related quality of life. BMJ Open Respir Res. 2014 Aug
1;1(1):e000047.
10. Concept | HRQOL | CDC [Internet]. [cited 2017 Apr 1]. Available from:
https://www.cdc.gov/hrqol/concept.htm

11. Goldenberg M, Danovitch I, IsHak WW. Quality of life and smoking: Quality
of Life and Smoking. Am J Addict. 2014 Nov;23(6):540–62.

12. Coste J, Quinquis L, D’Almeida S, Audureau E. Smoking and Health-Related


Quality of Life in the General Population. Independent Relationships and
Large Differences According to Patterns and Quantity of Smoking and to
Gender. PLOS ONE. 2014 Mar 17;9(3):e91562.

13. Becoña E. Smoking habit profi le and health-related quality of life.


Psicothema. 2013 Nov;(25.4):421–426.

14. Lima MG, Borim FSA, de Azevedo Barros MB. Smoking and Health-Related
Quality of Life (SF-36). A Population-Based Study in Campinas, SP, Brazil.
Health (N Y). 2014;6(12):1539–48.

15. Emamvirdi R, Hosseinzadeh Asl N, Colakoglu FF. Health-Related Quality of


Life With Regard to Smoking, Consumption of Alcohol, and Sports
Participation. Iran Red Crescent Med J [Internet]. 2016 May 11 [cited 2017
Apr 1];inpress(inpress). Available from:
http://www.ircmj.com/?page=article&article_id=27919

16. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian


Klinik. 4th ed. Jakarta: Agung Seto; 2011. 99 p.

17. Print MCS. Overview [Internet]. Mayo Clinic. [cited 2017 Apr 1]. Available
from: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nicotine-
dependence/home/ovc-20202596

Anda mungkin juga menyukai