Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian
dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan
seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan
berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap
menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung
koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang
terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis
koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh
kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2010).
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-
negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi
kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh
faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka
dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2000).
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang
belum mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang,
ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit.
Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart
Association atau asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari
sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi baru yang penting
mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam
besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor
yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang
akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi umum
dengan karakteristik jelas.

1
Penyakit jantung yang dipengaruhi oleh tingginya kadar kolesterol,
banyak terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Hal ini
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting
penentu kadar kolesterol individu. Gaya hidup masyarakat kerja, dewasa ini
lebih cenderung mengejar halhal yang bersifat praktis, termasuk di dalamnya
jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan cepat saji (fast food) atau yang juga
dikenal sebagai makanan sampah (junk food) menjadi pilihan bagi individu
yang mengutamakan kecepatan pelayanan karena waktu menjadi sangat
berharga di dunia kerja. Namun di sisi lain, makanan ini sebenarnya tidak
memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan yang
tinggi. Nystrom (2008) dalam penelitiannya di Perancis mengatakan,
responden yang makan dua kali sehari di McDonalds, Burger King atau
restoran cepat saji lain selama 4 minggu, 2 kali sehari, mengalami peningkatan
berat badan hingga 15% dan peningkatan kadar enzim alanine
aminotrasnferase (ALT) hingga 10 kali.
Aktivitas fisik yang sedikit dan makanan cepat saji menjadi bagian dari
kehidupan pekerja kantor dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh beratnya
tuntutan pekerjaan sehingga tidak ada kesempatan untuk berolah raga dan
merujuk kepada perilaku hidup yang instan, misalnya makanan. Gaya hidup
yang demikian akan menyebabkan terjadinya penumpukan karbohidrat dan
kolesterol di dalam tubuh, yang kemudian dapat menyebabkan dislipidemia
yang merupakan faktor risiko terjadinya PJK.
Di sisi lain, pekerja kasar umumnya memiliki aktivitas fisik yang berat
namun tidak diimbangi dengan makanan dengan kandungan gizi yang cukup.
Keterbatasan ekonomi pada pekerja kasar membuat mereka jarang memakan
makanan hewani seperti daging dan ikan, makanan cepat saji, atau
makananmakanan lain yang cenderung berkolesterol tinggi. Walaupun
demikian, dewasa ini PJK bukan hanya menjadi penyakit bagi golongan
ekonomi menengah ke atas, namun juga sering terjadi pada masyarakat
ekonomi bawah.

2
Diduga hal ini terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung minyak tak jenuh dan trans yang bisa terdapat pada minyak
goreng kualitas rendah atau minyak goreng bekas (American Heart
Association, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam makalah ini
diuraikan sebagai berikut.
a) Apa pengertian penyakit jantung koroner?
b) Bagaimana epidemiologi penyakit jantung koroner?
c) Apa saja faktor resiko penyakit jantung koroner?
d) Bagaimana gejala penyakit jantung koroner?
e) Bagaimana pencegahan penyakit jantung koroner?
f) Bagaimana pengobatan penyakit jantung koroner?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dalam makalah ini
diuraikan sebagai berikut.
a) Mengetahui pengertian penyakit jantung koroner.
b) Mengetahui epidemiologi penyakit jantung koroner.
c) Mengetahui apa saja faktor resiko penyakit jantung koroner.
d) Mengetahui gejala penyakit jantung koroner.
e) Mengetahui pencegahan penyakit jantung koroner.
f) Mengetahui pengobatan penyakit jantung koroner.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Menurut WHO (1997), Penyakit Jantung Koroner (coronary heart
diseases) merupakan ketidaksanggupan jantung akut maupun kronik yang
timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan
proses penyakit pada system nadi koroner.
Menurut American Heart Assosiation (AHA 1980), Penyakit Jantung
Koroner merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri
koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding dalam pembuluh darah
disertai adanya plak yang mengganggu aliran darah ke otot jantung yang
akibatnya dapat mengganggu fungsi jantung.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya
kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan
darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung.
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit
jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh
darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran
darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya
kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan
darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung.
Jantung Koroner (PJK) bervariasi tergantung pada derajat aliran dalam
arteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tak
akan timbul keluhan atau manifestasi klinik, dalam keadaan normal, dimana
areteri koroner tidak mengalami penyempitan atau spasme, peningkatan
kebutuhan jaringan otot miokard dipenuhi oleh peningkatan aliran darah,
sebab aliran darah koroner dapat ditingkatkan sampai 5 kali dibandingkan
saat istirahat, yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung dan

4
isi sekuncup seperti pada saat melakukan aktifitas fisik, bekerja atau olah
raga. Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok
maupun kebutuhan jaringan terpenuhi, sehingga setiap jaringan mampu
melakukan fungsi secara optimal.
Penyakit Jantung Koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang
berbeda-beda. Untuk menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan
pemeriksaan yang seksama. Dengan memperhatikan klinis penderita, riwayat
perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi saat istirahat, foto
dada, pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan subset klinis PJK.
1. Asimptomatik (Silent Myocardial Ischemia)
2. Angina Pektoris
a. Angina Pectoris Stabil
b. Angina Pectoris tidak Stabil
c. Variant Angina (Prinzmetal Angina)
3. Infark Miokard Akut
4. Dekompensasi kordis
5. Aritmia Jantung
6. Mati mendadak (suddent death)
7. Syncope.
2.2 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner
PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena
PJK meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang
berumur 65 tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada
wanita. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang
meninggal tiap akibat penyakit kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan
stroke (5,5 juta). (WHO, 2002)
Secara umum angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah
(PJPD) di Indonesia belum diteliti secara akurat. Di Amerika Serikat pada
tahun 1996 dilaporkan kematian akibat PJPD mencapai 959.277 penderita,
yakni 41,4 % dari seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal
akibat penyakit ini. Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah

5
diupayakan, namun setiap 33 detik tetap saja seorang warga Amerika
meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut 476.124 kematian
disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner.
Tabel 2.1. Penyebab Utama Kematian di Amerika Serikat, Tahun
1996.
No. Jenis Peyakit Kejadian Jumlah Kematian
1. Penyakit Jantung Koroner 476.124

2. Penyakit jantung dan 483.103


pembuluh darah lain
3. Carsinoma 539.533
4. Kecelakaan 94.948
5. AIDS 31.130

Jumlah = 1.624.838

Kenyataan lain menunjukkan bahwa, di Inggris penyakit kardiovaskuler


membunuh satu dari dua penduduk dalam populasi, dan menyebabkan hampir
sebesar 250.000 kematian pada tahun 1998. Satu dari empat laki-laki dan satu
dari lima perempuan meninggal setiap tahun karena PJK, yang
merepresentasikan sekitar setengah kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
Merupakan konsep yang salah bahwa PJK jarang terjadi pada perempuan,
faktanya tidak banyak perbedaan antara perempuan dibandingkan laki-laki
dalam insiden penyakit ini dihitung berdasarkan harapan hidup yang lebih
panjang.
2.3 Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh nadi
koroner ini disebut penyakit jantung koroner. Penyempitan dan penyumbatan
ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai
dengan rasa nyeri. Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung
memompanya darah dapat hilang. Hal ini akan merusak system golongan
irama jantung dan berakibat dengan kematian.

6
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan
berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam
peredarah darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim
lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan
metabolisme menjadi kolesterol pembentuk asam empedu yang berfungsi
sebagai pencerna lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol
dalam darah. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan (artherosklerosis)
atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteri koronoria).
Kondisi ini menyebabkan kelenturan pembuluh nadi menjadi
berkurang, serangan jantung koroner akan lebih mudah terjadi ketika
pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang
membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti.
Penyakit jantung coroner (PJK) ternyata bukan ditimbulkan
oleh satu
penyebab saja. Hasil penyelidikan medis mengungkapkan bahwa ada seran
gkaian keadaan yang memungkinkan Anda terkena PJK, dan inilah yang
dinamakan factor risiko.
1. Umur
Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian
akibat PJK. Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur
35-44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol
pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun. Pada laki-
laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada perempuan
sebelum menopause ( 45-0 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki
dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan
meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki.
2. Jenis kelamin
Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun
didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti
bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 X lebih besar dari
perempuan.

7
Hal yang mencolok pada PJK adalah dibawah usia 55 tahun,
jumlah pria yang terkena PJK lebih banyak daripada wanita.
Penyebabnya, sebelum menopause (berhenti haid pada
wanita), sangat jarang wanita yang terkena serangan jantung.
Setelah menopause, jumlah wanita yang terkena PJK meningkat, dan
diatas 75 tahun , jumlah wanita dan pria yang terkena penyakit ini
kira – kira sebanding.
Faktor – Faktor yang menambah risiko terkena PJK
Dapat Diubah Tidak Dapat Diubah
a. Merokok a. Faktor genetika, misalnya
b. Kolesterol tinggi tingkat kolesterol tinggi
c. Tekanan darah tinggi karena keturunan.
d. Diabetes b. Masalah gender: lebih
e. Kegemukan banyak pria terkena PJK daripada
f. Stress wanita
g. Kurang berolahraga c. Usia
3. Riwayat Keluarga
Dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat keluarga
Anda jika ada anggota keluarga dekat(orang tua, kakak, adik, atau
anak) terkena PJK. Jika ayah Anda kena serangan jantung sebelum
usia 60 tahun atau ibu terkena sebelum 65
tahun, Anda berisiko tinggi terkena PJK. Namun, jika orang tua
Anda hidup sampai usia ketika serangan jantung biasanya terjadi,
hal ini tidak mengkhawtirkan. Hal sama juga berlaku untuk kakak
dan adik. Walaupun dalam suatu keluarga besar, ternyata ada
salah seorang terkena serangan jantung,mungkin hanya suatu kebetula
n saja.
Bagaimana PJk bisa menurun dalam keluarga? Sebagian jawabnya
bergantung pada gen yang diwarisi dari orang tua yang membuat kita
mudah terkena kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi atau diabetes.

8
Selain itu kesamaan gaya hidup keluarga juga menentukan,
misalnya makan makanan yang sama dank jika orang
tua merokok, anak biasanya juga merokok.
Jika keluarga Anda cenderung terkena penyakit jantung,
sebaiknya lakukan pemeriksaan kedokter untuk memastikan bahwa
Anda tidak mengidap kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi,
atau gangguan kesehatan lain yang harus segera
diobati untuk menghindari risiko tinggi.
4. Makanan dan Kolesterol
Seperti dikatakan sebelumnya, atheroma adalah penyebab
utama penyakit jantung koroner. Timbunan lemak, khususnya akibat
kolesterol yang disebut plak, terbentuk pada dinding pembuluh nadi.
Inilah yang membuatnya makin sempit sehingga menghambat aliran
darah. Jika plak itu pecah , terbentuklah gumpalan darah pada
daerah yang terkena dan menghambat darah ke bagian otot jantung.
Inilah yang menyebabkan serangan jantung. Proses ini
umumnya terjadi (dan menimbulkan kerusakan lebih parah) pada
seseorang dengan tingkat kolesterol tinggi dalam darahnya.
Faktor genetik juga berpengaruh pada tingkat kolesterol Anda
. Beberapa keluarga mempunyai gen dengan tingkat lemak tinggi
dalam darah. Keadaan ini disebut hyperlipidemia
keluarga, atau disingkat HK. Namun, makanan
juga berperan besar dalam menentukan tingkat kolesterol.
Semakin banyak lemak terutama lemak hewan dan hasil
susu yang anda makan, semakin tinggi kolesterol Anda, dan
semakin tinggi pula risiko terkena PJK.
Karena itu, kurangilah konsumsi lemak hewan dalam makanan.
5. Obesitas
Terdapat saling keterkaitan antara obesitas dengan risiko
peningkatan PJK, Hipertensi, angina, stroke, diabetes dan merupakan
beban penting pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Data dari

9
Framingham menunjukkan bahwa apabila setiap individu mempunyai
berat badan optimal, akan terjadi penurunan insiden PJK sebanyak 25 %
dan stroke/cerebro vascular accident (CVA) sebanyak 3,5 %. Penurunan
berat badan diharapkan dapat menurunkan tekanan darah, memperbaiki
sensitivitas insulin, pembakaran glukosa dan menurunkan dislipidemia.
Hal tersebut ditempuh dengan cara mengurangi asupan kalori dan
menambah aktifitas fisik. Disamping pemberian daftar komposisi
makanan , pasien juga diharapkan untuk berkonsultasi dengan pakar gizi
secara teratur.
6. Merokok
Merokok sigaret berkaitan erat dengan risiko PJK. Zat-
zat kimia dalam asap sigaret terserap ke
dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh,
dan memengaruhi setiap sel tubuh. Zat-
zat kimia ini sering membuat pembuluh darah menyempitdan memb
uat sel-sel darah yang disebut platelet menjadi lebih lengkt,
sehingga mudah membentuk gumpalan. Risiko para perokok pipa
dan cerutu tidak setinggi perokok sigaret,
namun masih berisiko terkena PJK disbanding yang tidak merokok.
Jumlah rokok yang diisap juga berpengaruh; risikonya
meningkat sesuai tingkat konsumsi, yaitu ringan (kurang dari 10
batang sehari) sedang (10-20 batang sehari), dan perokok berat (lebih
dari 20 batang sehari).
Alasan dokter sangat menyarankan untuk berhenti merokok
karena inilah faktor risiko yang dapat anda control sendiri. Lagipula,
Anda akan mulai merasakan manfaatnya saat berhenti.
Meskipun risiko terkena PJK tidak serendah orang
bukan perokok, hasilnya akan mendekati sekitar setahun kemudian.
7. Stres
Banyak orang yang pernah mendapat serangan jantung menyata
kan bahwa stress adalah penyebabnya, namun secara ilmiah hal ini

10
sebnenarnya sulit dibuktikan. Ada beberapa faktor pemicu lain,
seperti olahraga secara tiba-tiba dan emosi yang meluap – luap , dapat
mengakibatkan serangan jantung meskipun hal ini jarang terjadi.
Percaya atau tidak, selama masa Perang Dunia II yang
banyak menimbulkan stress pada warga sipil dan
militer, jumlah warfa sipil, yang terkena serangan jantung malah
menurun.
Jenis kepribadian tertentu diduga berisiko lebih tinggi terhadap
serangan jantung.
Teknologi modern memungkinkan orang melakukan
sesuatu dalam beberapa jam dibandingkan masa
primitive yang mungkin memerlukan waktu berhari –
hari. Stres karena ingin sesuatu diluar kemampuan, ingin
mencapai sesuatu yang tidak realistis, digolongkan dalam kepribadian
tipe A. Orang yang gelisah (biasanya pria), yang sulit untuk
rileks, akan semakin terikat pada pekerjaan yang mengandalkan
hubungan pribadi, dan
akhirnya cenderung menghabiskan tenaga. Mereka inimempunyai risi
ko dua kali lipat terkena PJK dibanding dengan orang yang berkeprib
adian tipe B yang dapat menahan diri.
2.4 Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala Adanya Penyumbatan (PJK)
Karena setiap orang berbeda-beda, tanggapan fisik terhadap perkembangan
PJK juga berbeda. Tidak semua orang dengan PJK memiliki simtom atau
manifestasi tertentu, tetapi manifestasi yang umum menurut American Health
Assosioation (AHA) adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada simtom. Banyak dari mereka yang mengalami PJK tidak
merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit.
Dalam kedokteran kondisi ini disebut silent ischernia. Mereka yang
berpenyakit diabetes amat rentan terhadap silent ischemia.

11
2. Angina. Formalnya disebut angina pectoris. Angina umumnya
ditunjukkan dengan sakit dada sementara sewaktu melakukan gerakan
fisik atau olahraga. Anda mungkin merasa tekanan atau sesak di dada,
seolah-olah seseorang sedang berdiri di dada Anda. Rasa sakit, yang
disebut sebagai angina, biasanya dipicu oleh tekanan fisik atau
emosional. Hal itu biasanya hilang dalam beberapa menit setelah
menghentikan aktivitas yang menyebabkan tekanan. Pada beberapa
orang, terutama perempuan, nyeri ini mungkin sekilas atau tajam dan
terasa di perut, punggung, atau lengan.
3. Angina tidak stabil (unstable angina). Sakit dada yang tiba-tiba terasa
sewaktu dalam keadaan istirahat atau terjadi lebih berat secara tiba-tiba.
Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Anda, Anda dapat mengalami sesak napas atau
kelelahan ekstrem tanpa tenaga.
4. Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner terhalang
sepenuhnya terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction (MI).
Jika arteri koroner menjadi benar-benar diblokir, Anda mungkin
mengalami serangan jantung. Gejala klasik serangan jantung termasuk
tekanan yang menyesakkan dada dan sakit pada bahu atau lengan,
kadang-kadang dengan sesak napas dan berkeringat. Wanita mungkin
kurang mengalami tanda-tanda khas serangan jantung dibanding laki-
laki, termasuk mual dan sakit punggung atau rahang. Kadang-kadang
serangan jantung terjadi tanpa ada tanda-tanda atau gejala yang jelas.
2.5 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Banyak upaya yang dilakukan oleh negara berkembang untuk menjadi
lebih baik, yaitu dilaksanakan pengadaan makanan dan program gizi, program
aktivitas fisik atau olahraga, anti merokok, program anti hipertensi yang
sebaiknya dipromosikan dengan segera.
Secara primer, program pencegahan secara primordial mendapat
prioritas tinggi sejak itu dan dapat diraih oleh popualsi yang besar. Strategi
ini melibatkan peran ibu dalam pendidikan kesehatan. Yang kedua, seseorang

12
dengan resiko tinggi dapat dicegah dengan melakukan pelayanan kesehatan
ke rumah sakit secara murah dan hal itu sebaiknya lebih ditingkatkan.
2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Pada prinsipnya pengobatan PJK ditujukan untuk agar terjadi
keseimbangan lagi antara kebutuhan oksigen jantung dan penyediaannya.
Aliran darah melalui arteri koronaria harus kembali ada dan lancar untuk
jantung. Pengobatan awal biasanya segera diberikan tablet Aspirin yang harus
dikunyah. Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan darah di
dalam arteri koroner. Pengobatan penyakit jantung koroner adalah
meningkatkan suplai (pemberian obat-obatan nitrat, antagonis kalsium) dan
mengurangi demand (pemberian beta bloker), dan yang penting
mengendalikan risiko utama seperti kadar gula darah bagi penderita kencing
manis, optimalisasi tekanan darah, kontrol kolesterol dan berhenti merokok.
Jika dengan pengobatan tidak dapat mengurangi keluhan sakit dada,
maka harus dilakukan tindakan untuk membuka pembuluh koroner yang
menyempit secara intervensi perkutan atau tindakan bedah pintas koroner
(CABG). Intervensi perkutan yaitu tindakan intervensi penggunaan kateter
halus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dilakukan balonisasi
yang dilanjutkan pemasangan ring (stent) intrakoroner.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a) Penyakit Jantung Koroner merupakan kelainan pada satu atau lebih
pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding
dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang mengganggu aliran darah
ke otot jantung yang akibatnya dapat mengganggu fungsi jantung.
b) PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena
PJK meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang
berumur 65 tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 %
pada wanita. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan bahwa sekitar 17
juta orang meninggal tiap akibat penyakit kardiovaskuler, terutama PJK
(7,2 juta) dan stroke (5,5 juta). (WHO, 2002).
c) Dari uraian di atas, diketahui banyak faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian penyakit jantung koroner. Faktor tersebut dapat digolongkan pada
faktor risiko yang tidak dapat diubah (non-modifiable) dan faktor risiko
yang dapat diubah (modifiable). Faktor risiko yang tidak dapat diubah
antara lain adalah usia, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga dan ras,
sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain adalah
obesitas, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, aktivitas fisik dan
kebiasaan merokok.
d) Gejala penyakit jantung yang sering timbul adalah rasa sakit atau nyeri di
dada dan sesak nafas. Gejala ini mirip “masuk angin”, seperti sakit di ulu
hati, kadang-kadang diiringi kembung, disertai denyut nadi yang lemah,
cepat dan banyak keringat.
e) Pencegahan dari penyakit jantung ini dapat dilakukan dengan cara:
Latihan atau olahraga rutin, Konsumsi makanan sehat dan Menjaga
kebersihan tubuh.
f) Pengobatan awal biasanya segera diberikan tablet Aspirin yang harus
dikunyah. Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan

14
darah di dalam arteri koroner. Pengobatan penyakit jantung koroner adalah
meningkatkan suplai (pemberian obat-obatan nitrat, antagonis kalsium)
dan mengurangi demand (pemberian beta bloker), dan yang penting
mengendalikan risiko utama seperti kadar gula darah bagi penderita
kencing manis, optimalisasi tekanan darah, kontrol kolesterol dan berhenti
merokok. Jika dengan pengobatan tidak dapat mengurangi keluhan sakit
dada, maka harus dilakukan tindakan untuk membuka pembuluh koroner
yang menyempit secara intervensi perkutan atau tindakan bedah pintas
koroner (CABG).
3.2 Saran
Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah penyakit
dan serangan jantung, di samping gaya hidup sehat (seperti sering bangun
lebih pagi, tidak sering tidur terlalu larut malam, dan menghindari rokok dan
minuman beralkohol), pola makanan yang sehat (memperbanyak makan
makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan makanan
berlemak dan berkolesterol tinggi), dan olah raga yang teratur dan tidak
berlebihan.

15

Anda mungkin juga menyukai