Anda di halaman 1dari 107

Catatan Supaya U P Laporan Te Mo Terpantul-Pantul :)

1. Setiap tabel harus pakai judul yang letaknya di atas tabel (ex; Tabel 1.1
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kelompok Umur)
2. Untuk grafik, judulnya terletak di bawah (ex; Grafik 1.1 Distribusi Ibu Balita
Berdasarkan Kelompok Umur)
3. Narasi yang digunakan harus informatif, memberitahukan isi dari tabel/grafik
secara singkat dan jelas.
4. Setiap tabel atau grafik harus di cantumkan sumber dibawahnya. (ex; Data
Primer, 2020 atau Data Sekunder, 2020). Data primer itu data yang ngoni dapa
langsung dari proses pendataan sedangkan data sekunder adalah data yang
ngoni ambe dari puskes/rs/data yang memang so ada.
5. Dalam penyajian data, apabila datanya banyakkkkk sebaiknya gunakan gafik
dalam bentuk line. Kalau data sedikit dan variabelnya juga sedikit (ex; JK)
gunakan saja diagram lingkaran/pie. Kelompok umur sebaiknya gunakan
diagram batang.
6. Margin laporan 3 3 4 4
7. Spasi 1,5 dan huruf TNR :’)
8. Pembahasan di dalam laporan sebaiknya menggunakan kata-kata sendiri dan
juga harus didukung dengan teori (ex; penelitian dari skripsi atau jurnal)
9. Simpulan menjawab tujuan.

Intinya Rapi Dari Segi Kualitas Maupun Kuantitas :)


TUGAS SURVAILANS KESEHATAN MASYARAKAT

KEGIATAN SURVAILANS GIZI BALITA DAN PHBS


DI DESA ILOHELUMA KECAMATAN ANGGREK
KABUPATEN GORONTALO UTARA

OLEH
FRISKA APRILIA LADIKU
811417142

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul
“Kegiatan Survailans Gizi dan Balita dan PHBS di Desa Iloheluma,
Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, hal ini dikarenakan
masih terbatasnya kemampuan peulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Lia Amalia S.KM.,M.Kes Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Survailans
Kesehatan Masyarakat.
Demikian kata pengantar dari saya, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya.

Gorontalo, 21 April 2019

Penyusun
Friska Aprilia Ladiku

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
LAPORAN SURVAILANS KESEHATAN MASYARAKAT...........................1
1. LATAR BELAKANG....................................................................................1
2. TUJUAN..........................................................................................................4
A. Umum...................................................................................................................4
B. Khusus..................................................................................................................4
3. GAMBARAN UMUM LOKASI...................................................................5
A. Profil Desa Iloheluma.........................................................................................5
B. Kondisi Geografis...............................................................................................6
C. Sarana dan Prasarana Desa................................................................................7
D. Kondisi Sosial.....................................................................................................8
E. Program dan Pelayanan Kesehatan.................................................................11
4. HASIL............................................................................................................12
5. PEMBAHASAN............................................................................................47
A. Pembahasan Masing-Masing Tabel................................................................47
B. Analisis SWOT Kegiatan.................................................................................61
6. SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................62
A. Simpulan............................................................................................................62
B. Saran...................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Foto Dokumentasi
2. Pengolahan Data Spss

ii
LAPORAN SURVAILANS KESEHATAN MASYARAKAT

A. Nama Kegiatan : Kegiatan Survailans Gizi Balita dan PHBS


B. Lokasi Kegiatan : Di Desa Iloheuma Kecamatan Anggrek
Kabupaten Gorontalo Utara
C. Puskesmas : Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata
D. Jumlah Sampel : 209 Rumah Tangga
62 Balita

1. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang masih mengalami permasalahan
status gizi ganda yaitu status gizi lebih dan status gizi kurang. Masalah status
gizi kurang (stunting, underweight dan wasting) pada balita mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
menyebutkan bahwa prevalensi status gizi kurang pada balita di Indonesia
tahun 2010 masih tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 17,9% dan mengalami
peningkatan di tahun 2013 sebesar 19,6%.
Masalah stunting pada balita yang sampai saat ini masih menjadi
perhatian khusus di dunia karena dapat menghambat perkembangan fisik dan
mental anak. Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu lama akibat
asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi dalam tubuhnya.
Berdasarkan Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi stunting secara nasional
adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010
(35,6%) dan 2007 (36,8%).
Balita yang mengalami stunting akan menyebabkan meningkatnya
risiko serta terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyebab
langsung dari kejadian stunting salah satunya yaitu asupan gizi yang kurang
dan riwayat penyakit infeksi sedangkan faktor tidak langsung yaitu
pengetahuan orang tua tentang gizi, pendidikan orang tua, pendapatan orang
tua, serta jumlah anggota keluarga. Stunting dapat dicegah dengan beberapa

1
hal seperti memberikan ASI Esklusif, mengkonsumsi makanan beraneka
ragam, membiasakan PHBS, melakukan aktivitas fisik, memberikan
suplemen pada balita dan memantau tumbuh kembang anak secara teratur
(Atmarita, 2004).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi pada balita
diantaranya yaitu asupan makan dan sanitasi lingkungan yang berkaitan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Status gizi kurang terjadi
karena sumber daya manusia yang belum memadai, salah satunya yaitu
asupan makan. Makanan yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap status
gizi balita. Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan
energi dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk tumbuh
kembang balita. Asupan energi memiliki peran penting dalam proses
metabolisme normal didalam tubuh. Zat gizi dalam makanan yang telah
dikonsumsi akan digunakan oleh tubuh untuk mencapai status gizi yang
optimal (Khomsan, 2004).
Energi diperoleh dari simpanan karbohidrat didalam tubuh dan diubah
untuk melakukan aktivitas sehari hari, selain itu zat gizi juga memiliki
peranan penting dalam mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan tubuh
seseorang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
menyebutkan bahwa rata-rata kecukupan asupan energi pada balita di wilayah
Indonesia tahun 2010 masih di bawah standar kebutuhan minimal yaitu
sebesar 24,7%.
Upaya pencegahan dan penanggulangan gizi kurang pada kelompok
balita tidak cukup hanya dengan memperbaiki pola konsumsi makan saja
tetapi juga lingkungan kehidupan balita seperti, pola asuh, tersedianya air
bersih dan kesehatan lingkungan (Rismawati dkk, 2015).
Terkait dengan permasalahan gizi atau penyebaran penyakit melalui
lingkungan, Berdasarkan laporan dari Puskesmas untuk persentase rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), di Kabupaten Gorontalo
Utara pada tahun 2013 angka capaian untuk data tersebut adalah sebanyak
65,8% dari 80.703 rumah tangga yang dipantau belum sepenuhnya

2
mengaplikasikan beberapa indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Dengan demikian sangat diperlukan kesadaran masyarakat maupun keluarga
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (Dinkes Kabupaten
Gorontalo Utara, 2013).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sastroasmoro (2011)
menyatakan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam tatanan
rumah tangga berpengaruh terhadap status gizi balita. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang searah, yaitu semakin baik
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam suatu keluarga maka semakin
baik status gizi balita, begitu pula sebaliknya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada hakikatnya merupakan
perilaku kesehatan yang dilakukan secara sadar sebagai hasil pembelajaran
yang menjadikan seseorang mampu melakukan pencegahan dari suatu
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Namun, untuk menumbuhkan
kesadaran di masyarakat bukan hal yang mudah dan tidak akan terwujud
dalam bentuk tindakan apabila di lingkungan rumah tangga tersebut tidak
memiliki pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yang cukup. Rendahnya cakupan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
pada tatanan rumah tangga akan menyebabkan suatu individu atau keluarga
mudah terserang penyakit sehingga derajat kesehatannya menurun yang
berdampak pada permasalahan status gizi (Kemenkes RI, 2011).
Keadaan status gizi balita berdasarkan Hasil laporan Sie. Gizi, di
Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2013 dari 7.759 anak yang ditimbang
didapatkan 65.91% anak yang BB naik, 5.7 % anak BGM. Selain itu terdapat
50 balita gizi buruk yang dirawat di TFC. Sedangkan pada tahun 2014 dari
7851 balita yang ditimbang BB yang naik ada 71,4%, anak yang BGM
sebanyak 4,2%, sedangkan balita gizi buruk turun dari tahun sebelumnya
yaitu sebanyak 17 balita (Dinkes Kabupaten Gorontalo Utara, 2013).
Berdasarkan penjelasan diatas, mahasiswa bermaksud untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat

3
(PHBS) dengan status gizi balita di Kabupaten Gorontalo Utara, wilayah
kerja Puskesmas Ilangata, kecamatan Anggrek, desa Iloheluma.

4
2. TUJUAN
a. Umum
Untuk mengetahui status gizi balita dan perilaku hidup bersih dan
sehat di Desa Iloheluma Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.
b. Khusus
1) Untuk mengetahui distribusi kepala rumah tangga berdasarkan umur
2) Untuk mengetahui distribusi kepala rumah tangga berdasarkan
pendidikan terakhir
3) Untuk mengetahui distribusi kepala rumah tangga berdasarkan
pekerjaan
4) Untuk mengetahui distribusi ibu berdasarkan umur
5) Untuk mengetahui distribusi ibu berdasarkan pendidikan terakhir
6) Untuk mengetahui distribusi ibu berdasarkan pekerjaan
7) Untuk mengetahui distribusi kk berdasarkan kepesertaan kb
8) Untuk mengetahui distribusi kk berdasarkan pendapatan keluarga
9) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan jumlah
anggota keluarga
10) Untuk mmengetahui distribusi ibu balita berdasarkan umur
11) Untuk mengetahui distribusi ibu balita berdasarkan pendidikan
terakhir
12) Untuk mengetahui distribusi ibu balita berdasarkan pekerjaan
13) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan umur
14) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan jenis kelamin
15) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan berat badan lahir
16) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan penolong persalinan
17) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan tempat lahir
18) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan status gizi (tb/umur)
19) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan status gizi (bb/umur)
20) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan kelengkapan
imunisasi
21) Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan status penimbangan
balita

5
22) Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan terakhir ibu dengan
status gizi balita
23) Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi
balita
24) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
persalinan ditolong oleh nakes
25) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
memberi bayi asi eksklusif
26) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
menggunakan air bersih
27) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
mencuci tangan pakai sabun
28) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
menggunakan jamban sehat
29) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
memberantas jentik
30) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
makan buah dan sayur setiap hari
31) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
melakukan aktifitas fisik setiap hari
32) Untuk mengetahui distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku
tidak merokok di dalam rumah
3. GAMBARAN UMUM LOKASI
a. Profil Desa Iloheluma
Pada tahun 2008 Rembuk atau musyawarah antar masyarakat,
kepala dusun, para imam, untuk memisahkan Desa Tolango menjadi 2
desa pada saat itu dari pihak Pemerintah/Kepala Desa belum
menerima aspirasi dari masyarakat untuk minta agar Dusun 3 Helumo
dipisahkan menjadi satu desa karena pada tahun 2007 Dusun 3
Helumo sudah mempunyai jumlah 250 KK.Pada awalnya Iloheluma
adalah merupakan dusun bagian Desa Tolango, kemudian di
mekarkan sebuah desa tepatnya pada tanggal 8 Maret 2008, sebagai

6
Kepala Desa yaitu Salmon Mamu, setelah itu dibentuklah 4 (Empat)
dusun, setelah berumur 1 (Satu) Tahun diadakan pergantian Kepala
Desa Bapak Sabran Molotolo, seiring dengan diadakannya pemilihan
Kepala Desa Devinitif. Pada tanggal 2 Maret 2012 berakhir masa
jabatan Bapak Sabran Molotolo sebagai penjabat sementara Kepala
Desa Iloheluma, bertepatan dengan pemilihan Kepala Desa terpilih
yaitu Ibu Saleha Pakaya pada tanggal 19 Maret 2012, Ibu Saleha
Pakaya resmi dilantik sebagai Kepala Desa Iloheluma Periode 2012
S/d 2018. Desa Iloheluma yang mempunyai Luas Wilayah ± 1.712,87
Ha dan memilik batas-batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Tolango


2) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Datahu
3) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Huyula
4) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Garapia
b. Kondisi Geografis
Desa Iloheluma secara geografis terletak di tengah-tengah
perdesaan di wilayah Kecamatan Anggrek dan meruapakan Desa
Bagian Barat dari Ibu Kota Kabupaten Gorontalo Utara. Secara
geografis kondisi Desa Iloheluma seperti pada table berikut :
Tabel 1.1 Kondisi Geografis
NO URAIAN KET
1. Luas Wilayah : 1.712,87 Ha
2. Jumlah : 4 Dusun

- Dusun I Helumo

- Dusun II Iloheluma

- Dusun III Olebuheli

- Dusun IV Botutomie
3. Batas Wilayah

- Utara Berbatasan Dengan Desa Tolango

7
NO URAIAN KET

- Timur Berbatasan Dengan Desa Datahu

- Selatan Berbatasan Dengan Desa Huyula

- Barat Berbatasan Dengan Desa Garapia


4. Topografi

- Luas Kemiringan Lahan (Rata-Rata)

a. Datar 200 Ha

b. Ketinggian Diatas Permukaan Laut


(Rata-Rata)

± 15-17 Derajat
5. Klimatologi

- Suhu : ± 30 Derajat Celcius

- Curah Hujan : ± 2000/3000 Mm

c. Sarana dan Prasarana Desa


Tabel 1.2 Sarana Dan Prasarana Desa
NO JENIS SARANA DAN JUMLAH KETERANGAN
PRASARANA

1 Kantor Desa 1 Dusun Helumo


2 Kantor Secretariat BPD
3 Kantor Secretariat LPM
4 Gedung Pustu 1 Dusun Helumo
5 Gedung SLTP
6 Gedung PAUD 2 Dusun Helumo
7 Gedung SD 2 Dusun Iloheluma
8 Gedung TK
9 Masjid 3 Dusun I, II, Dan
III
10 Jembatan 2
11 Jalan Aspal 10 Km Dusun I, II, III,
Dan IV.
(Batas Dusun
Dan Desa)

8
d. Kondisi Sosial
Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Iliheluma Dapat
Digambarkan Sebagai Berikut :
1) Kependudukan
Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia
anak-anak dan lansia. Dari jumlah penduduk yang berada pada
ketegori usia produktif laki-laki lebih sediki dari perempuan.
Untuk lebih jelasnya data penduduk Desa Iloheluma pertahun
2012-2018 adalah sebagai berikut:
a) Jumalah penduduk (jiwa) : 1.143 Jiwa
b) Jumlah KK : 336 KK
c) Jumlah laki-laki
(a) 0 – 15 Tahun : 322 Jiwa
(b) 16 – 55 Tahun : 322 Jiwa
(c) Diatas 55 Tahun : 34 Jiwa
d) Jumlah Perempuan
(a) 0 – 15 Tahun : 115 Jiwa
(b) 16 – 55 Tahun : 215 Jiwa
(c) Diatas 55 Tahun : 154 Jiwa
2) Kesejahteraan Sosial
Meskipun atribut Desa Ibu Kota Kabupaten Melekat pada
Desa Iloheluma namun dari data yang terlihat dibawah ini kondisi
kesejahteraan penduduknya secara umum masih tetap didominasi
oleh sejumlah KK Prasejahtera bahkan KK miskin.
a) Jumlah KK Perasejahtera : 250 KK
b) Jumlah KK Sejahtera : 25 KK
c) Jumlah KK Kaya : 10 KK
d) Jumlah KK Sedang : 20 KK
e) Jumlah KK Miskin : 72 KK
3) Mata Pencaharian

9
Dari sisi mata pencahariannya penduduk Desa Iloheluma
didominasi Oleh petani, pedagang dan industri kecil serta tukang,
hal ini disebabkan oleh posisi Wilayah Desa Iloheluma berada
dibagian barat ibu kota Gorontalo Utara, namun demikian ada
pula beberapa penduduk yang memilih menjadi nelayan meskipun
berada diluar wilayah Desa Iloheluma profesi lainnya seperti pada
data dibawah ini:
Tabel 1.3
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Petani 245 org
2. Pedagang 37 org
3. Tukang 11 org
4. Karyawan 1 org
5. PNS 5 org
6. Pensiunan -
7. TNI/POLRI -
8. Perangkat desa 31 org
9. Jasa 2 org
10. Industry keciil 10 org
11. Pengrajin -
12. Wiraswasta 45 org
13. Tukang jahit 2 rg
14. Peternak -
4) Agama
Seluruh warga Desa Iloheluma aalah Muslim (islam) dan
Bahkan tidak ada yang beragama kristen seperti yang ditunjukan
data di bawah ini :
Tabel 1.4
No Agama Jumlah
.
1. Islam 1.143 org

10
2. Kristen -
3. Hindu -
4. Budha -
5) Budaya
Kebudayaan seperti Turunani, berada dewasa ini sudah
tidak terlalu dikenal lagi disebabkan oleh pergeseran nilai budaya
dengan masuknya budaya barat seperti Band, Organ, dan
Karaoke, hali ini perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh
lapisan masyarakat untuk menggali dan melestarikan kembali
budaya dimaksud, termasuk Dana-Dana Tradisional, dikili (Zikir)
dan kelompok Zamrah (dana-dana Tradisional) serta mi’raji
(perayaan isra’mi’raj). Khusus untuk ada Upacara pernikahan dan
upacara penguburan masih tetap terpelihara dengan baik.
6) Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendiikan cukup tinggi di
Desa Iloheluma telihat dari data di bawah ini:
Table 1.5
No. Tingkat pendidikan Jumlah
1. Tidak tamat SD 110 org
2. Tamat SD/sederajat 284 org
3. Tamat SLTP/sederajat 125 org
4. Tamat SLTA/sederajat 95 org
5. Diploma/Sarjana 5 org
Desa Iloheluma dalam penyelenggaraan pendidikan setiap
tahun mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan dengan
minimnya penduduk buta huruf. Sedangkan sarana pendiikan
formal cukup memadai, dalam rangka meningkatkan kualitas
peserta didik Pemerintah Desa beserta Masyarakat sedang
melakukan peningkatan sarana pendiikan berupa rehabilitasi saran
pendidikan.
Berikut ini adalah data penujang sarana pendidikan berikut
berkut peserta didik yang ada di Desa Iloheluma :

11
SLTA Jumlah Gedung : -
Buah Jumlah Guru : -
Jumlah Murid : -
SLTP Jumlah Gedung : 1 Buah
Jumlah Guru : 12 Orang
Jumlah Murid : 246 Orang
e. Program dan Pelayanan Kesehatan
1) Program akses pelayanan kesehatan masyarakat
a) Pelayanan kesehatan di polindes/pustu
b) Kartu Jaminan Kesehatan bagi keluarga yang kurang mampu
2) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
a) Penyuluhan kesehatan
b) Pertolongan persalinan untuk ibu hamil
3) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
a) Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat
b) Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
4) Program peningkatan kesehatan anak dan balita
a) Imunisasi bagi anak balita
b) Penyuluhan kesehatan tentang anak balita
5) Program pengembangan lingkungan sehat
a) Sosialisasi tentang lingkungan sehat
b) Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
6) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
a) Vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
b) Pencegahan dan penaggulangan penyakit menular

4. HASIL
a. Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan umur
Tabel 1.1

12
Kelompok Umur Jumlah
Kepala Rumah
Frekuensi Persentase
Tangga
< 20 Tahun 1 0,5%
20-24 Tahun 9 4,3%
25-29 Tahun 25 12,0%
30-34 Tahun 28 13,4%
> 35 Tahun 146 69,9%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

13
Grafik 1.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 1.1 dan grafik 1.2 diatas, untuk distribusi Kepala
Rumah Tangga berdasarkan umur dapat diketahui ada sebanyak 1 orang
(0,5%) KRT yang berumur < 20 tahun, 9 orang (4,3%) KTR yang
berumur 20-24 tahun, 25 orang (12,0%) KTR yang berumur 25-29
tahun, 28 orang (13,4%) KRT yang berumur 30-34 tahun dan 146 orang
(69%) KRT yang berumur > 35 tahun.

14
b. Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 2.1
Pendidikan Kepala Jumlah
Rumah Tangga Frekuesi Persentase
Tidak Sekolah 28 13,4%
Tamat SD 157 75,1%
Tamat SMP 12 5,7%
Tamat SMA 11 5,3%
Tamat Perguruan Tinggi 1 0,5%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 2.1

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 2.1 dan grafik 2.2 diatas, untuk distribusi Kepala
Rumah Tangga berdasarkan pendidikan terakhir dapat diketahui ada
sebanyak 28 orang (13,4%) KRT tidak sekolah, 157 orang (75,1%) KRT
tamat SD, 12 orang (5,7%) KRT tamat SMP, 11 orang (5,3%) KRT tamat
SMA dan 1 orang (0,5%) tamat Perguruan Tinggi.

15
c. Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan pekerjaan
Tabel 3.1
Jumlah
Pekerjaan Kepala Rumah Tangga
Frekuesi Persentase
Tidak Bekerja 0 0,0%
IRT 8 2,8%
Petani 181 86,6%
Pedagang 2 1,0%
Aparat Desa 3 1,4%
Wiraswasta 4 1,9%
Swasta 4 1,9%
Sopir 2 1,0%
Buruh 3 1,4%
Security 1 0,5%
PNS 1 0,5%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 3.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 3.1 dan grafik 3.2 diatas, untuk distribusi Kepala
Rumah Tangga berdasarkan pekerjaan dapat diketahui, ada sebanyak 0,0%
KRT yang tidak bekerja, 8 orang (2,8%) KTR adalah IRT, 181 orang
(1,0%) KRT adalah petani, 3 orang (1,4%) KRT adalah pedagang, 3 orang
(1,4%) KRT adalah aparat desa, 4 orang (1,9%) KRT adalah wiraswasta, 4
orang (1,9%) KRT adalah swasta, 2 orang (1,0%) KRT adalah sopir, 3

16
orang (1,4%) KRT adalah Buruh, 1 orang (0,5%) KRT adalah security dan
1 orang (0,5%) KRT adalah PNS.
d. Distribusi ibu berdasarkan umur
Tabel 4.1
Jumlah
Kelompok Umur Ibu
Frekuensi Persentase
Resiko tinggi (< 20 Tahun) 3 1,4%
Resiko rendah (20-24 Tahun) 26 12,4%
Resiko Rendah (25-29 Tahun) 27 12,9%
Resiko rendah (30-34 Tahun) 25 12,0%
Resiko Tinggi (> 35 Tahun) 117 56,0%
(NA) 11 5,3%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 4.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.2 diatas, untuk distribusi Ibu
berdasarkan umur dengan kategori resiko tinggi (< 20 tahun) dapat
diketahui ada sebanyak 3 orang (1,4%), kategori resiko rendah (20-24
tahun) ada 26 orang (12,4%), kategori resiko rendah (25-29 tahun) ada 27
orang (12,9%), kategori resiko rendah (30-34 tahun) ada 25 orang
(12,0%), kategori resiko tinggi (> 35 tahun) ada sebanyak 117 orang

17
( 56,0%) dan sebanyak 11 orang (5,3%) tidak diketahui karena sudah
meninggal.
e. Distribusi ibu berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 5.1
Jumlah
Pendidikan Ibu
Frekuesi Persentase
Tidak Sekolah 15 7,2%
Tamat SD 166 79,4%
Tamat SMP 6 2,9%
Tamat SMA 9 4,3%
Tamat Perguruan Tinggi 2 1,0%
(NA) 11 5,3
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 5.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 5.1 dan grafik 5.2 diatas, untuk distribusi Ibu
berdasarkan pendidikan dapat diketahui ada sebanyak 15 orang (7,2%) ibu
yang tidak sekolah, 166 orang (79,4%) ibu yang tamat SD, 6 orang (2,9%)
ibu yang tamat SMP, 9 orang (4,3%) ibu yang tamat SMA, 2 orang (1,0%)
ibu yang tamat perguruan tinggi, dan 11 orang (5,3%) ibu yang tidak
diketahui pendidikannya (NA) karena sudah meninggal.
f. Distribusi ibu berdasarkan pekerjaan
Tabel 6.1

18
Jumlah
Pekerjaan Ibu
Frekuesi Persentase
Tidak Bekerja 0 0,0%
IRT 189 90,4%
Petani 3 1,4%
Pedagang 1 0,5%
Aparat Desa 1 0,5%
Wiraswasta 1 0,5%
Swasta 1 0,5%
Sopir 0 0,0%
Buruh 0 0,0%
Security 0 0,0%
PNS 2 1,0%
(NA) 11 5,3%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

19
Grafik 6.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 6.1 dan grafik 6.2 diatas, untuk distribusi Ibu
berdasarkan pekerjaan dapat diketahui ada sebanyak 189 orang (90,4%)
adalah IRT, 3 orang (1,4%) ibu adalah petani, 1 orang (0,5%) ibu adalah
pedagang, 1 orang (0,5%) ibu adalah wiraswasta, 1 orang (0,5%) ibu
adalah swasta, 2 orang (1,0%) ibu adalah PNS dan sebanyak 11 orang
(5,3%) ibu tidak diketahui pekerjaannya (NA) karena sudah meninggal.
g. Distribusi kk berdasarkan kepesertaan kb
Tabel 7.1
Jumlah
Pengunaan KB
Frekuesi Persentase
Suntik 74 35,4%
Pil 13 6,2%
Implan 20 9,6%
IUD 1 0,5%
Tidak pakai 90 43,1%
(NA) 11 5,3%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 7.2

20
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 7.1 dan grafik 7.2 diatas, untuk distribusi KK
berdasarkan penggunaan KB dapat diketahui ada sebanyak 74 orang
(35,4%) ibu menggunakan Suntik, 13 orang (6,2%) ibu menggunakan Pil,
20 orang (9,6%) ibu menggunakan Implan, 1 orang (0,5%) ibu
menggunakan IUD, 90 orang (43,1%) ibu tidak menggunakan Kb dan11
orang (5,3%) ibu tidak diketahui karena sudah meninggal.
h. Distribusi kk berdasarkan pendapatan keluarga
Tabel 8.1
Jumlah
Pendapatan Keluarga
Frekuesi Persentase
< Rp. 500.000 86 41,1%
Rp. 500.000 - 750.000 106 50,7%
Rp. 1.000.000 6 2,9%
Rp. 1.000.000 - 1.500.000 8 3,8%
> Rp. 2.000.000 3 1,4%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

21
Grafik 8.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 8.1 dan grafik 8.2 diatas, untuk distribusi KK
berdasarkan pendapatan keluarga dapat diketahui ada sebanyak 86 (35,4%)
KK yang berpendapatan < Rp.5000.000, 106 (50,7%) KK yang
berpendapatan Rp.500.000-750.0000, 6 (2,9%) KK yang berpendapatan
Rp.1.000.000, 8 (3,8%) KK yang berpendapatan Rp.1.000.000-1.500.000
dan 3 (1,4%) KK yang berpendapatan > Rp.2.000.000.
i. Distribusi rumah tangga berdasarkan jumlah anggota keluarga
Tabel 9.1
Jumlah
Jumah Anggota Keluarga
Frekuesi Persentase
1 orang 6 2,9%
2 orang 23 11,0%
3 orang 55 26,3%
4 orang 46 22,0%
5 orang 41 19,6%
6 orang 21 10,0%
7 orang 9 4,3%
8 orang 3 1,4%
9 orang 2 1,0%
10 orang 1 0,5%
11 orang 2 1,0%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 9.2

22
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 9.1 dan grafik 9.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat diketahui ada sebanyak
6 (2,9%) rumah tangga yang mempunyai 1 anggota keluarga, 23 (11,0%)
rumah tangga yang mempunyai 2 anggota keluarga, 55 (26,3%) rumah
tangga yang mempunyai 3 anggota keluarga, 46 (22,0%) rumah tangga
yang mempunyai 4 anggota keluarga, 41 (19,6%) rumah tangga yang
mempunyai 5 anggota keluarga, 21 (10,0%) rumah tangga yang
mempunyai 6 anggota keluarga, 9 (4,3%) rumah tangga yang mempunyai
7 anggota keluarga, 3 (1,4%) rumah tangga yang mempunyai 8 anggota
rumah keluarga, 2 (1,0%) rumah tangga yang mempunyai 9 anggota
keluarga, 1 (0,5%) rumah tangga yang mempunyai 10 anggota keluarga
dan 2 (1,0%) rumah tangga yang mempunyai 11 anggota keluarga.

23
j. Distribusi ibu balita berdasarkan umur
Tabel 10.1
Jumlah
Kelompok Umur Ibu Balita
Frekuensi Persentase
Resiko tinggi (< 20 Tahun) 2 3,2%
Resiko rendah (20-24 Tahun) 23 37,1%
Resiko rendah (25-29 Tahun) 14 22,6%
Resiko rendah (30-34 Tahun) 7 11,3%
Resiko tinggi (> 35 Tahun) 16 25,8%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 10.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 10.1 dan grafik 10.2 diatas, untuk distribusi Ibu
balita berdasarkan umur dengan kategori resiko tinggi (< 20 tahun) dapat
diketahui ada sebanyak 2 orang (3,2%), kategori resiko rendah (20-24
tahun) ada 23 orang (37,1%), kategori resiko rendah (25-29 tahun) ada 17
orang (22,6%), kategori resiko rendah (30-34 tahun) ada 7 orang (11,3%)
dan kategori resiko tinggi (> 35 tahun) ada sebanyak 16 orang (25,8%).

24
k. Distibusi ibu balita berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 11.1
Jumlah
Pendidikan Ibu Balita
Frekuesi Persentase
Tidak Sekolah 5 8,1%
Tamat SD 49 79,0%
Tamat SMP 2 3,2%
Tamat SMA 6 9,7%
Tamat Perguruan Tinggi 0 0,0%
Total 62 100,0%
Sumber : Data sekunder, 2019
Grafik 11.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 11.1 dan grafik 11.2 diatas, untuk distribusi Ibu
balita berdasarkan pendidikan dapat diketahui ada sebanyak 5 orang
(8,1%) ibu yang tidak sekolah, 49 orang (79,0%) ibu yang tamat SD, 2
orang (3,2%) ibu yang tamat SMP, 6 orang (9,7%) ibu yang tamat SMA.

25
l. Distribusi ibu balita berdasarkan pekerjaan
Tabel 12.1
Jumlah
Pekerjaan Ibu Balita
Frekuesi Persentase
Tidak Bekerja 0 0,0%
IRT 61 98,4%
Petani 0 0,0%
Pedagang 0 0,0%
Aparat Desa 0 1,4%
Wiraswasta 0 1,4%
Swasta 1 1,6%
Sopir 0 0,0%
Buruh 0 0,0%
Security 0 0,0%
PNS 0 0,0%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 12.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 12.1 dan grafik 12.2 diatas, untuk distribusi Ibu
balita berdasarkan pekerjaan dapat diketahui ada sebanyak 61 orang
(98,4%) adalah IRT, dan 1 orang (1,6%) ibu adalah swasta.
m. Distribusi balita berdasarkan umur
Tabel 13.1

26
Jumlah
Kelompok Umur Balita
Frekuensi Persentase
0-11 Bulan 19 30,5%
12-23 Bulan 4 6,5%
24-35 Bulan 11 17,7%
36-47 Bulan 3 4,8%
48-59 Bulan 25 40,3%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 13.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 13.1 dan grafik 13.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan umur dapat diketahui ada sebanyak 19 orang (30,5%)
berumur 0-11 bulan, 4 balita (6,5%) berumur 12-23 bulan, 11 balita
(17,7%) berumur 36-47 bulan dan 25 balita (40,3%) berumur 48-59 bulan.
n. Distribusi balita berdasarkan jenis kelamin
Tabel 14.1
Jumlah
Jenis Kelamin Balita
Frekuesi Persentase
Laki-Laki 22 35,5%
Perempuan 40 64,5%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 14.2

27
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 14.1 dan grafik 14.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui ada sebanyak 19 balita (30,5%)
adalah laki-laki dan 40 balita (64,5%) adalah perempuan.
o. Distribusi balita berdasarkan berat badan lahir
Tabel 15.1
Jumlah
Kelompok Berat Badan Lahir
Frekuesi Persentase
BBLR (< 2500 Gram) 9 14,5%
Berat Badan Lahir Normal (2500-4400
Gram) 45 72,6%
BBLL (> 4400 Gram) 1 1,6%
(NA) 7 11,3%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 15.2

28
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 15.1 dan grafik 15.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan berat badan lahir dengan kategori BBLR (< 2500 gr) dapat
diketahui ada sebanyak 9 balita (14,5%), kategori BBLN (2500-4400 gr)
ada 45 balita (72,6%), kategori BBLL (> 4400 gr) ada 1 balita (1,6%) dan
ada 7 balita (11,3%) yang tidak diketahui berat badan lahirnya karena
beberapa factor, seperti orang tuanya tidak tau (anak angkat), orang tuanya
lupa.

29
p. Untuk mengetahui distribusi balita berdasarkan penolong persalinan
Tabel 16.1
Jumlah
Penolong Persalinan
Frekuesi Persentase
Dokter 14 22,6%
Bidan 35 56,5%
Dukun 13 21,0%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 16.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 16.1 dan grafik 16.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan penolong persalinan dapat diketahui ada sebanyak 14 balita
(22,6%) yang persalinannya ditolong oleh dokter, 35 balita (56,5%) yang
persalinannya ditolong oleh bidan dan 13 balita (21,0%) yang
persalinannya ditolong oleh dukun.

30
q. Distribusi balita berdasarkan tempat lahir
Tabel 17.1
Jumlah
Tempat Lahir
Frekuesi Persentase
Rumah Sakit 15 24,2%
Puskesmas 32 51,6%
Polindes 2 3,2%
Rumah 13 21,0%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

Grafik 17.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 17.1 dan grafik 17.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan tempat lahir dapat diketahui ada sebanyak 15 balita (24,2%)
yang tempat lahirnya di Rumah sakit, 32 balita (51,6%) yang tempat
lahirnya di Puskesmas, 2 balita (3,2%) yang tempat lahirnya di Polindes
dan 32 balita (21,0%) yang tempat lahirnya di Rumah.
r. Distribusi balita berdasarkan status gizi (pb tb/umur)
Tabel 18.1

31
Jumlah
Status Gizi (PB TB/U)
Frekuesi Persentase
Sangat Pendek 16 25,8%
Pendek 11 17,7%
Normal 30 48,4%
Tinggi 3 4,8%
(NA) 2 3,2%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 18.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 18.1 dan grafik 18.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan status gizi (PB, TB/U) dengan kategori Sangat pendek dapat
diketahui ada sebanyak 16 balita (25,8%), kategori pendek ada 11 balita
(17,7%), kategori normal ada 30 balita (48,8%), kategori tinggi ada 3
balita (4,8%) dan ada sebanyak 2 balita (3,2%) tidak diketahui karena PB,
TB sekarang tidak diketahui.

32
s. Distribusi balita berdasarkan status gizi (bb/umur)
Tabel 19.1
Jumlah
Status Gizi (BB/U)
Frekuesi Persentase
Gizi Buruk 10 16,1%
Gizi Kurang 8 12,9%
Gizi Baik 41 66,1%
Gizi Lebih 1 1,6%
(NA) 2 3,2%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 19.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 19.1 dan grafik 19.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan status gizi (BB/U) dengan kategori Gizi buruk dapat diketahui
ada sebanyak 10 balita (16,1%), kategori gizi kurang ada 8 balita (12,9%),
kategori gizi baik ada 41 balita (66,1%), kategori gizi lebih ada 1 balita
(1,6%) dan ada sebanyak 2 balita (3,2%) tidak diketahui karena BB
sekarang tidak diketahui.

33
t. Distribusi balita berdasarkan kelengkapan imunisasi
Tabel 20.1
Jumlah
Kelengkapan Imunisasi
Frekuesi Persentase
Lengkap 42 67,7%
Tidak Lengkap 16 25,8%
Belum Lengkap 4 6,5%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 20.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 20.1 dan grafik 20.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan kelengkapan imunisasi dapat diketahui ada sebanyak 42 balita
(67,7%) yang imunisasinya lengkap, 16 balita (25,8%) yang imunisasinya
tidak lengkap dan 4 balita (6,5%) yang imunisasinya belum lengkap.
u. Distribusi balita berdasarkan status penimbangan balita
Tabel 21.1
Jumlah
Status Penimbangan Balita
Frekuesi Persentase
Ya 50 80,6%
Tidak 12 19,4%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 21.2

34
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 21.1 dan grafik 20.2 diatas, untuk distribusi balita
berdasarkan status penimbangan dapat diketahui ada sebanyak 50 balita
(50,6%) yang ditimbang berat badannya setiap bulan, dan 12 balita
(19,4%) yang tidak ditimbang berat badannya setiap bulan.

35
v. Hubungan antara pendidikan terakhir ibu dengan status gizi balita
1) Hubungan antara pendidikan terakhir ibu dan Status gizi (PB,
TB/U) balita
Tabel 22.1
Status Gizi (PB,TB/U)
Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi (NA) Total
Pendidikan Ibu Balita Tidak Sekolah 0 2 2 1 0 5
Tamat SD 14 8 24 2 1 49
Tamat SMP 0 0 2 0 0 2
Tamat SMA 2 1 2 0 1 6
Tamat Perguruan Tinggi 0 0 0 1 0 1
Total 16 11 30 2 2 62

Sumber : Data Primer, 2019


Grafik 22.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 22.1 dan grafik 22.2 diatas, untuk hubungan
pendidikan ibu dengan status gizi balita (PB, TB/U) dapat diketahui
ada sebanyak 2 balita yang berstatus gizi pendek, 2 balita dengan
status gizi normal dan 1 balita berstatus gizi tinggi dengan pendidikan
terakhir ibunya tidak sekolah, 14 balita berstatus gizi sangat pendek, 8
balita berstatus gizi pendek, 24 balita berstatus gizi normal dengan
pendidikan terakhir ibunya tamat SD, 2 balita berstatus gizi normal
dengan pendidikan terakhir ibunya tamat SMP, 2 balita berstatus gizi
sangat pendek, 1 balita berstatus gizi pendek, 2 balita berstatus gizi

36
normal dengan pendidikan terakhir ibunya tamat SMA, 1 balita
berstatus gizi tinggi dengan pendidikan terakhir ibunya tamat
perguruan tinggi dan ada 2 balita dengan pendidikan terakhir ibu
tamat SD dan SMA tidak diketahui status gizinya karena PB, TB
balita sekarang tidak diketahui.
2) Hubungan antara pendidikan terakhir ibu dan Status gizi Status
gizi (BB/U)
Tabel 23.1
Status Gizi (BB/U)
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih (NA) Total
Pendidikan Ibu Balita Tidak Sekolah 2 0 3 0 0 5
Tamat SD 7 8 32 1 1 49
Tamat SMP 0 0 2 0 0 2
Tamat SMA 1 0 4 0 1 6
Tamat Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0 0
Total 10 8 41 1 2 62

Sumber : Data Primer, 2019


Grafik 23.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 23.1 dan grafik 23.2 diatas, untuk hubungan
pendidikan ibu dengan status gizi balita (BB/U) dapat diketahui ada
sebanyak 2 balita yang berstatus gizi buruk, 3 balita dengan status gizi
baik dengan pendidikan terakhir ibunya tidak sekolah, 7 balita
berstatus gizi buruk, 1 balita berstatus gizi kurang, 32 balita berstatus
gizi baik, 1 balita berstatus gizi lebih dengan pendidikan terakhir
ibunya tamat SD, 2 balita berstatus gizi baik dengan pendidikan

37
terakhir ibunya tamat SMP, 1 balita berstatus gizi buruk, 4 balita
berstatus gizi baik dengan pendidikan terakhir ibunya tamat SMA dan
ada 2 balita dengan pendidikan terakhir ibu tamat SD dan SMA tidak
diketahui status gizinya karena BB balita sekarang tidak diketahui.
w. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita
1) Hubungan antara pekerjaan ibu dan Status gizi (PB, TB/U) balita
Tabel 24.1
Status Gizi (PB. TB/U)
Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi (NA) Total
Pekerjaan ibu IRT 16 10 30 1 2 61
Swasta 0 1 0 0 0 1
Total 16 11 30 1 2 62

Sumber : Data Primer, 2019


Grafik 24.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 24.1 dan grafik 24.2 diatas, untuk hubungan
pekerjaan ibu dengan status gizi balita (PB, TB/U) dapat diketahui ada
sebanyak 16 balita yang berstatus gizi sangat pendek, 10 balita
berstatus gizi pendek, 30 balita berstatus gizi normal, dan 1 balita
berstatus gizi tinggi dengan pekerjaan ibunya adalah IRT, 1 balita
berstatus gizi pendek dengan pekerjaan ibunya adalah swasta dan ada 2
balita berstatus gizi normal dengan pendidikan terakhir ibunya tamat

38
SMP, dan ada 2 balita dengan pekerjaan ibunya adalah IRT tidak
diketahui status gizinya karena PB, TB balita sekarang tidak diketahui.
2) Hubungan antara pekerjaan ibu dan Status gizi (BB/U) balita
Tabel 25.1
Status Gizi (BB/U)
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih (NA) Total
IRT 10 8 40 1 2 61
Swasta 0 0 1 0 0 1
Total 10 8 41 1 2 62

Sumber : Data Primer, 2019


Grafik 25.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 25.1 dan grafik 25.2 diatas, untuk hubungan
pekerjaan ibu dengan status gizi balita (BB/U) dapat diketahui ada
sebanyak 10 balita yang berstatus gizi buruk, 8 balita berstatus gizi
kurang, 40 balita berstatus gizi baik, dan 1 balita berstatus gizi lebih
dengan pekerjaan ibunya adalah IRT, 1 balita berstatus gizi baik
dengan pekerjaan ibunya adalah swasta dan ada 2 balita dengan
pekerjaan ibu adalah IRT tidak diketahui status gizinya karena BB
balita sekarang tidak diketahui.

39
x. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku persalinan ditolong
oleh nakes
Tabel 26.1
Persalinan Ditolong Oleh Jumlah  
NAKES Frekuesi Persentase
Ya 162 100,0%
Tidak 47 22,5%
Total 209 100%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 26.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 26.1 dan grafik 26.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku persalinan ditolong oleh nakes dapat
diketahui ada sebanyak 162 (77,5%) rumah tangga yang persalinannya
ditolong oleh nakes, dan 47 (22,5%) rumah tangga yang persalinannya
tidak ditolong oleh nakes.

40
y. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku memberi bayi asi
eksklusif
Tabel 27.1
Jumlah
Pemberian ASI Eksklusif
Frekuesi Persentase
Ya 171 41,1%
Tidak 38 50,7%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 27.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 27.1 dan grafik 27.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku memeberi bayi ASI eksklusif dapat diketahui
ada sebanyak 171 (41,1%) rumah tangga yang memeberikan ASI
eksklusif, dan 28 (50,7%) rumah tangga yang tidak memberikan ASI
eksklusif.

41
z. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku menggunakan air
bersih
Tabel 28.1
Jumlah
Menggunakan Air Bersih
Frekuesi Persentase
Ya 209 100,0%
Tidak 0 0,0%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 28.1

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 28.1 dan grafik 28.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku menggunakan air bersih dapat diketahui ada
sebanyak 209 (100%) rumah tangga yang menggunakan air bersih.
aa. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku mencuci tangan pakai
sabun
Tabel 29.1
Mencuci Tangan Pakai Jumlah
Sabun Frekuesi Persentase
Ya 187 89,5%
Tidak 22 10,5%
Total 62 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

42
Grafik 29.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 29.1 dan grafik 29.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku mencuci tangan pakai sabun dapat diketahui
ada sebanyak 187 (89,5%) rumah tangga yang melakukan dan 22 (10,5%)
rumah tangga yang tidak melakukan.
bb. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku menggunakan jamban
sehat
Tabel 30.1
Jumlah
Menggunakan Jamban Sehat
Frekuesi Persentase
Ya 100 47,8%
Tidak 109 52,2%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019
Grafik 30.2

43
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 30.1 dan grafik 30.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku menggunakan jamban sehat dapat diketahui
ada sebanyak 100 (47,8%) rumah tangga yang menggunakan jamban sehat
dan 109 (52,2%) rumah tangga yang tidak menggunakan jamban sehat.
cc. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku memberantas jentik
nyamuk
Tabel 31.1
Memberantas Jentik Jumlah
Nyamuk Frekuesi Persentase
Ya 34 16,3%
Tidak 175 83,7%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Pimerr, 2019

44
Grafik 31.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 31.1 dan grafik 31.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku memberantas jentik nyamuk didalam rumah
sekali dalam seminggu dapat diketahui ada sebanyak 34 (16,3%) rumah
tangga yang melakukan dan 175 (83,7%) rumah tangga yang tidak
melakukan.
dd. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku makan buah dan
sayur setiap hari
Tabel 32.1
Makan Buah dan Sayur Setiap Jumlah
Hari Frekuesi Persentase
Ya 189 90,4%
Tidak 20 9,6%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

45
Grafik 32.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 32.1 dan grafik 32.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku makan buah dan sayur setiap hari dapat
diketahui ada sebanyak 189 (90,4%) rumah tangga yang melakukan dan
20 (9,6%) rumah tangga yang tidak melakukan.
ee. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku melakukan aktifitas
fisik setiap hari
Tabel 33.1
Melakukan Aktifitas Fisik Jumlah
Setiap Hari Frekuensi Persentase
Ya 209 100,0%
Tidak 0 0,0%
Total 209 100%
Sumber : Data Primer, 2019

46
Grafik 33.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 33.1 dan grafik 33.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku melakukan aktifitas fisik setiap hari dapat
diketahui ada sebanyak 209 (100%) rumah tangga yang melakukan.
ff. Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku tidak merokok di
dalam rumah
Tabel 34.1
Tidak Merokok didalam Jumlah
Rumah Frekuesi Persentase
Tidak Merokok 57 27,3%
Merokok 152 72,7%
Total 209 100,0%
Sumber : Data Primer, 2019

47
Grafik 34.2

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 34.1 dan grafik 34.2 diatas, untuk distribusi rumah
tangga berdasarkan perilaku tidak merokok didalam rumah dapat diketahui
ada sebanyak 57 (27,3%) rumah tangga yang tidak merokok didalam
rumah dan 152 (72,7%) rumah tangga yang merokok didalam rumah.

5. PEMBAHASAN
a. Pembahasan masing-masing tabel
1) Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan umur
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk umur kepala rumah
tangga di desa Iloheluma lebih banyak yang berusia > 35 tahun yaitu
146 KRT, dan yang paling sedikit berusia < 20 tahun yaitu 1 KRT
serta sisanya berusia antara 21-24 tahun yaitu 9 KRT, 25-29 tahun
yaitu 25 KRT, dan 30-34 yaitu 28 KRT.
Mantra (2004), menyatakan bahwa umur produktif bagi laki-
laki dan perempuan dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu kelompok
umur 0-14 tahun merupakan usia belum produktif, kelompok umur
15-64 tahun merupakan kelompok usia produktif, dan kelompok
umur di atas 65 tahun merupakan kelompok usia tidak lagi produktif.

48
Dari data yang diperoleh, menunjukan bahwa sebagian besar
KRT di desa Iloheluma berada pada usia produktif.
2) Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan pendidikan
terakhir
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk pendidikan terakhir
kepala rumah tangga di desa Iloheluma lebih banyak yang tamat SD
yaitu 157 KRT, dan yang paling sedikit yang tamat perguruan tinggi
yaitu 1 KRT serta sisanya yang tidak sekolah yaitu 28 KRT, tamat
SMP yaitu 12 KRT dan tamat SMA yaitu 11 KRT.
Hal inilah yang menunjukan bahwa sebagian besar KRT di
desa Iloheluma berpendidikan rendah karena adanya beberapa factor,
seperti factor ekonomi, pernikahan diusia muda yang menyebabkan
putus sekolah dan lain sebagainya.
3) Distribusi kepala rumah tangga berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan data yang diolah ada 209 kepala rumah tangga.
Dari data tersebut penduduk desa Iloheluma lebih banyak bekerja
sebagai Petani yaitu 181 orang ini terjadi karena desa Iloheluma
mempunyai lahan luas dan cocok untuk bercocok tanam dan selain
itu juga mayoritas dari masyarakatnyya paling banyak hanya
berpendidikan SD.
4) Distribusi ibu berdasarkan umur
Berdasarkan data yang diolah dari 209 ibu yang ada di desa
Iloheluma paling banyak termasuk dalam kelompok umur > 35 tahun
kategori resiko tinggi yaitu 117 ibu.
5) Distribusi ibu berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan data yang diolah ada 209 ibu. Dari data tersebut
ibu yang ada di desa Iloheluma lebih banyak berpendidikan tamat
SD yaitu 166 ibu, ini terjadi karena sekolah yang ada di desa
Iloheluma hanya sekolah SD, dan sekolah SMP dan SMA jaraknnya
jauh dari desa Iloheluma. Sehingga banyak warga yang hanya
perpendidikan tamat SD karena jarak sekolah SMP dan SMA yang

49
jauh dan juga faktor ekonomi dimana masyarakatnnya
berpenghasilan menengah ke bawah.
6) Distribusi ibu berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan data yang diolah ada 209 ibu. Dari data tersebut
didapatkan lebih banyak ibu yang ada desa Iloheluma bekerja
sebagai IRT yaitu 189 orang. Ini terjadi karena kurangnnya lapangan
pekerjaan dan sebagian besar ibu ada didesa tersebut pendidikan
terakhirnya hanya tamatan SD sehingga sulit untuk mndapatkan
pekerjaan.
7) Distribusi kk berdasarkan kepesertaan kb
Berdasarkan data yang diolah dari 209 rumah tangga,
diperoleh paling banyak ibu yang ada desa Iloheluma lebih banyak
tidak menggunakan KB yaitu 90 ibu ini terjadi karena berbagai
factor. Seperti, ada yang ingin menambah anak, ada yang belum
punya anak dan ada yang takut pakai KB karena mempunyai efek.
8) Distribusi kk berdasarkan pendapatan keluarga
Berdasarkan data yang diolah dari 209 rumah tangga,
didapatkan pendapatan keluarga paling banyak Rp 500.000-750.000
yaitu ada 106 rumah rumah tangga.
Hal ini menunjukan bahwa di desa Iloheluma masyarakatnnya
banyak yang berpenghasilan termasuk dalam kategori menengah
kebawa karena mayoritas pekerjaannya adalah petani, sehingga
penghasilannya sedikit dan tidak menentu tergantung dari hasil
panen berhasil atau tidak.
9) Distribusi rumah tangga berdasarkan jumlah anggota
keluarga
Berdasarkan data yang diolah dari 209 rumah tangga di desa
Iloheluma paling banyak jumlah anggota keluarga di dalam satu
rumah yaitu 3-4 orang.

50
Ini terjadi karena masyarakat desa Iloheluma paling banyak
sudah menikah diusia muda tetapi belum mempunyai rumah sendiri
sehingga mereka memilih untuk tinggal di rumah orang tua mereka.
10) Distribusi ibu balita berdasarkan umur
Berdasarkan data yang diolah dari 62 org ibu balita di desa
Iloheluma paling banyak termasuk dalam kelompok umur 20-24
tahun kategori resiko rendah yaitu 23 ibu.
11) Distribusi ibu balita berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan data yang diolah dari 62 ibu balita yang ada di
desa Iloheluma lebih banyak berpendidikan tamat SD yaitu 49 ibu,
ini terjadi karena sekolah yang ada di desa Iloheluma hanya sekolah
SD, dan sekolah SMP dan SMA jaraknnya jauh dari desa Iloheluma.
Sehingga banyak warga yang hanya perpendidikan tamat SD karena
jarak sekolah SMP dan SMA yang jauh dan juga faktor ekonomi
dimana masyarakatnnya berpenghasilan menengah ke bawah.
12) Distribusi ibu balita berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan data yang diolah dari 62 org ibu balita yang ada di
desa Iloheluma lebih banyak bekerja sebagai IRT yaitu 61 orang. Ini
terjadi karena kurangnnya lapangan pekerjaan dan sebagian besar
ibu ada didesa tersebut pendidikan terakhirnya hanya tamatan SD
sehingga sulit untuk mndapatkan pekerjaan.
13) Distribusi balita berdasarkan umur
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk umur balita lebih banyak yang berada dalam pada
kategori 48-59 bulan yaitu 25 balita dan yang paling sedikit yang
berumur 36-47 bulan yaitu 3 balita.
14) Distribusi balita berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk jenis kelamin balita, laki-laki ada 22 orang dan
perempuan sebanyak 40 orang. Hal ini menunjukan bahwa, di Desa

51
Iloheluma lebih banyak balita perempuan dibandingkan dengan laki-
laki.

52
15) Distribusi balita berdasarkan berat badan lahir
Berdasarkan data yang diolah adari 62 balita yang ada di desa
Iloheluma paling banyak termasuk dalam kategori berat badan lahir
normal yaitu 2500-4000 gr ada 45 balita.
Ini terjadi karena nutrisi atau pola makan ibu pada saat hamil
sangat baik karena dari segi pekerjaan banyak kepala rumah tangga
yang bekerja sebagai petani sehingga makanan yang mereka
konsumsi murni hasil dari kebun yang dimana belum terkontaminasi
dengan berbagai zat kimia yang dapat membahayakan tubuh.
16) Distribusi balita berdasarkan penolong persalinan
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk penolong persalinan lebih banyak persalinannya
sudah ditolong oleh Nakes seperti dokter dan bidan yaitu ada 14 dan
35 balita. Sedangkan yang persalinannya ditolong dukun ada 13
balita.
Hal ini menunjukan sebagian masyarakat desa Iloheluma
sudah memiliki kepercayaan bahwa tenaga kesehatan merupakan
orang yang ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan
ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu dengan ditolong oleh
tenaga kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan
segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Jika
ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka peralatan yang
digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya
infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
17) Distribusi balita berdasarkan tempat lahir
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk tempat lahir balita lebih banyak dilahirkan di
tempat pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas dan
Polindes yaitu ada 15, 32 dan 2 balita. Sedangkan 13 balita masih
dilahirkan di rumah.

53
Hal ini menunjukan masyarakat desa Iloheluma sudah
memiliki kesadaran bahwa tempat pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang tepat, nyaman dan aman untuk membantu proses
persalinan.
18) Distribusi balita berdasarkan status gizi (tb/umur)
Berdasarkan data yang diolah adari 62 balita di desa Iloheluma
paling banyak balita berstatus Gizi normal yaitu 30 balita ini terjadi
karena asupan makanan terjaga dengan baik dan terpenuhi.
Sedangkan status gizi kelompok pendek ada 11 balita, sangat
pendek dan ada 16 balita. Hal ini terjadi karena faktor ekonomi
sehingga asupan makanan kurang baik dan pengetahuan ibu tentang
status gizi masih kurang dilihat dari pendidikan ibu yang banyak
berpendidikan SD.
19) Distribusi balita berdasarkan status gizi (bb/umur)
Berdasarkan data yang diolah adari 62 balita di desa Iloheluma
paling banyak balita berstatus Gizi baik yaitu 41 balita. Ini terjadi
karena asupan gizi yang dan perawatan yang baik.
Sedangkan status gizi kurang ada 8 balita dan gizi buruk ada
10 balita ini disebabkan karena bayi kekurangan energi dan zat –zat
gizi yag dibutuhkan sesuai usiannya faktor pengetahuan dan keadaan
ekonomi.
20) Distribusi balita berdasarkan kelengkapan imunisasi
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk kelengkapan imunisasi balita lebih banyak yang
sudah lengkap yaitu ada 42 balita. Sedangkan 16 balita lainnya tidak
lengkap imunisasinya.
Hal ini berarti sebagian masyarakat di Desa Iloheluma sudah
mengetahui bahwa membawa balita secara rutin di posyandu untuk
di berikan imunisasi merupakan sesuatu yang penting, karena dengan
diberikan imunisasi maka dapat mencegah tubuh dari terserangnya

54
berbagai virus penyebab penyakit. Seperti HPV, virus rubella, virus
polio dan lain-lain.
21) Distribusi balita berdasarkan status penimbangan balita
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk status penimbangan balita lebih banyak yang
lakukannya yaitu 50 balita dan 12 balita tidak melakukan
penimbangan balita setiap bulannya.
Hal ini berarti sebagian masyarakat di Desa Iloheluma sudah
mengetahui bahwa menimbang secara rutin di posyandu akan terlihat
perkembangan berat badan balita apakah naik atau tidak, apakah
balita tumbuh sehat, dapat mengetahui dan mencegah gangguan
pertumbuhan balita, dapat mengetahui apakah balita sakit (demam,
batuk, pilek dan diare). Jika berat badan balita dua bulan berturut-
turut tidak naik atau bahkan balita yang berat badannya dibawah
garis merah (BGM) dan dicurigai gizi buruk, dapat dirujuk ke
puskesmas. Datang secara rutin ke posyandu juga berfungsi untuk
mengetahui kelengkapan imunisasi serta untuk mendapatkan
penyuluhan gizi.
22) Hubungan antara pendidikan terakhir ibu dengan status gizi
balita
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk hubungan antara pendidikan terakhir ibu dengan
status gizi balita membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara keduanya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
balita yang berstatus gizi Normal (24 orang) dan gizi Baik (32 orang)
dengan pendidikan terakhir ibu adalah tamatan SD.
Tidak adanya hubungan tersebut dikarenakan pengetahuan
tentang gizi balita yang dimiliki ibu tidak diterapkan dalam
pengelolaan pola makan balita. Sehingga meskipun pengetahuan ibu
sudah baik, namun apabila tidak diterapkan pada saat pengelolaan

55
pola makan balita, maka tidak akan berpengaruh pada pola makan
balita.
Oleh sebab itu perlu adanya kesesuaian antara pengetahuan
gizi balita yang dimiliki ibu. Dengan demikian akan terjadi
keseimbangan antara pengetahuan ibu dengan pola makan anak.
23) Hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 62 balita di desa
Iloheluma untuk hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi
balita membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara keduanya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya balita yang
berstatus gizi Normal (30 orang) dan gizi Baik (40 orang) dengan
pekerjaan ibu adalah IRT.
Status pekerjaan ibu tidak sangat mempengaruhi terhadap pola
makan yang berdampak pada status gizi anak tersebut. Ibu yang
bekerja tidak selalu menelantarkan karena kesibukan pekerjaannya,
dan ibu yang tidak bekerja tidak selalu pola makan anggota keluarga
terjamin. Semua itu tergantung dari sifat individu dan kesadaran dari
individu masing-masing.
Hal ini sejalan dengan penelitian Nazzaruddin (2013) yang
berjudul “Hubungan Karakteristik Keluarga dan Paktek Kadarzi
dengan Status Gizi pada Balita di Kecamatan Trienggadeng
Kabupaten Pidie Jaya” yang menyatakan tidak ada hubungan antara
status pekerjaan ibu dengan status gizi (PB, TB/U), (BB/U) pada
balita.
Selain itu, menurut hasil penelitian Suranandi dan
Chandradewi (2008) mengemukakan bahwa walaupun ibu yang
bekerja berada di luar rumah selama bekerja akan tetapi jika
mempunyai pengetahuan yang cukup, ibu tersebut dapat mengatur
waktu dalam mengasuh anaknya.
24) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku persalinan
ditolong oleh nakes

56
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku persalinan
ditolong oleh Nakes di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga
terdapat sebanyak 77,5% atau 162 rumah tangga yang persalinannya
ditolong oleh tenaga kesehatan seperti bidan dokter dan tenaga medis
lainnya. Sedangkan sisanya 22,5% atau 47 rumah tangga yaitu
sebanyak 27% tidak ditolong oleh tenaga kesehatan melainkan
dukun.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
sesorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, social ekonomi
dan pekerjaan dari seseorang. Berdasarkan survei di lapangan,
karakteristik responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan
hanya Tamat SD dan pekerjaan sebagai Petani dan Ibu Rumah
Tangga. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap pengetahuan
tentang perilaku kesehatan, yaitu semakin rendah tingkat pendidikan
dan pendapatan seseorang maka semakin rendah keingintahuan
untuk dapat memperoleh informasi.
25) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku memberi bayi
ASI eksklusif
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku memberi bayi
ASI eksklusif di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga terdapat
sebanyak 81,8% atau 171 rumah tangga yang memberi bayi ASI
eksklusif. Sedangkan sisianya 22,5% atau 47 rumah tangga tidak
memberi bayi ASI eksklusif.
Sebagian besar karakteristik responden yang mempunyai balita
dengan usianya dibawah 1 tahun sudah memberi makan rata-rata
sejak berusia 3 bulan dengan alasan beberapa factor, seperti factor
produksi ASI yang sedikit, bayi alergi tehadap ASI, factor kebiasaan
atau turun-temurun dalam memberi makan sagu atau pisang, dsb.
Selain itu, karena karakteristik responden sebagian besar
memiliki tingkat pendidikan hanya Tamat SD, hal ini tentu sangat

57
berpengaruh terhadap pengetahuan tentang perilaku kesehatan, yaitu
semakin rendah tingkat pendidikan dan pendapatan seseorang maka
semakin rendah keingintahuan untuk dapat memperoleh informasi.
Hal ini berarti sebagian besar ibu telah menyadari bahwa ASI
adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi
yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Adapun manfaat
memberi ASI bagi ibu adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang
antara ibu dan bayi, mengurangi pendarahan setelah persalinan,
mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dapat menunda kelahiran
berikutnya, mengurangi risiko kena kanker payudara dan lebih
praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada saat bayi
membutuhkan.
26) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku menggunakan
air bersih
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku menggunakan
air bersih di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga terdapat
sebanyak 100%, ini artinya seluruh rumah tangga telah memiliki
sumber air bersih.
Adapun sumber air di desa Iloheluma pada umumnya berasal
dari sumur, mata air gunung, dan air permukaan (sungai). System
yang digunakan untuk mensuplai air bersih tersebut melalui
perpipaan maupun non-perpipaan. Untuk pengelolaannya pada desa
Iloheluma pada umumnya dikelola oleh PDAM Kabupaten.
27) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku mencuci tangan
pakai sabun
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku mencuci
tangan pakai sabun di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga
terdapat sebanyak 89,5% atau 187 rumah tangga yang membiasakan

58
perilaku cuci tangan pakai sabun. Sedangkan sisianya 10,5% atau 22
rumah tangga membiasakan perilaku cuci tangan pakai sabun.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku tentang mencuci tangan, mencuci tangan merupakan suatu
perilaku kesehatan. perilaku mencuci tangan dengan sabun dapat
menurunkan terjadinya kasus beberapa penyakit menular seperti diare,
ISPA, kolera dan lainnya. Terdapat berbagai hal yang mempengaruhi
rendahnya perilaku mencuci tangan pakai sabun karena masih
rendahnya pengetahuan dan kesadaran untuk melakukan perilaku
mencuci tangan pakai sabun yang benar.
28) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku menggunakan
jamban sehat
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku menggunakan
jamban sehat di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga terdapat
sebanyak 47,8% atau 100 rumah tangga telah memiliki jamban.
Sehat Sedangkan sisianya 52,2% atau 109 rumah tangga belum
memiliki jamban. Terutama di dusun Ilobuheli yang dominan
masyarakatnya buang air di sungai dan Dusun Botutomie yang
Dominan masyarakatnya buang air di semak-semak dan kebun.
Angka kepemilikan jamban di Indonesia juga masih menjadi
masalah serius. Menteri Republik Indonesia melaporkan bahwa
cakupan penggunaan jamban di pedesaan hanya 49,1% dan
diperkotaan 76%. WHO memberikan predikat sebagai salah satu
negara dengan penggunaan jamban terburuk di Dunia. %).
Perbedaan jumlah keluarga yang menggunakan jamban sehat dan
yang tidak menggunakan jamban di Desa Bubalango sangat berbeda
jauh, walaupun beberapa rumah tangga masih menggunakan jamban
umum yang masih dapat dikategorikan jamban sehat.
Faktor pendidikan masyarakat sangat berpengaruh dalam hal
pembuangan tinja masyarakat. Tingkat pendidikan yang tinggi
diharapkan akan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya

59
jamban dan manfaatnya. Pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku dari yang merugikan atau tidak sesuai norma kesehatan ke
arah tingkah laku yang menguntungkan kesehatan atau normal yang
sesuai dengan kesehatan. Berdasarkan survei di lapangan,
karakteristik responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan
hanya Tamat SD dan pekerjaan sebagai Petani dan Ibu Rumah
Tangga. Hal ini tentu menjadi salah satu alasan masyarakat belum
memiliki jamban sendiri dan memilih buang air di jamban umum
dan sungai.
Selain itu, karena karakteristik responden sebagian besar
memiliki pendapatan yang masih tergolong rendah, yakni rata-rata
Rp.500.000 – Rp.750.000/bulannya, sehingga menjadikan alasan
masih sangat banyaknya rumah tangga yang belum memilki jamban
dan lebih memilih untuk buang air di sungai dsb.
29) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku memberantas
jentik
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku
memeberantas jentik nyamuk didalam rumah sekali dalam seminggu
di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga terdapat sebanyak 16,3%
atau 34 rumah tangga yang memberantas jentik nyamuk di rumah
sekali seminggu. Sedangkan untuk sisanya, yakni sebanyak 83,7%
atau 175 rumah tangga tidak melakukannya.
Karena hampir sebagian masyarakat tidak membiasakan
melakukan kegiatan 3 M (Menguras, Menutup, dan Mengubur)
tempat-tempat yang bisa menjadi sumber perkembangbiakan jentik
nyamuk serta ventilasi rumah yaitu jendela tertutup menyebabkan
terjadinya Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mewabah
pada 3 bulan terakhir di desa Iloheluma.
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya pemberantasan sarang nyamuk dalam pencegahan
penyebaran penyakit DBD. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

60
Suprianto (2011), terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap,
praktik keluarga tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD).

61
30) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku makan buah dan
sayur setiap hari
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku makan buah
dan sayur setiap hari di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga
terdapat sebanyak 90,4% atau 189 rumah tangga yang makan buah
dan sayur setiap hari. Sedangkan untuk sisanya, yakni sebanyak
9,6% atau 20 rumah tangga hanya makan salah satu diantaranya.
Apabila dipandang dari sudut manfaatnya, buah dan sayur
mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi. Sebagian
besar masyarakat Desa Iloheluma yang mengkonsumsi buah dan
sayur tersebut didukung dengan pekerjaan mereka sebagai petani dan
yang tidak mengkonsumsi buah dan sayur dikarenakan kurang
menyukai sayuran hijau serta kurang mengetahui manfaat dari buah-
buahan.
31) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku melakukan
aktifitas fisik setiap hari
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku melakukan
aktifitas fisik setiap hari di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga
terdapat sebanyak 100%, ini artinya seluruh rumah tangga
melakukan aktifitas fisik setiap hari dikarenakan sebagian besar
masyarakat di Desa Iloheluma bekerja sebagai Petani, ada juga yang
merangkap bekerja sebagai petani.
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Dengan aktivitas
fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh
lainnya. Aktivitas yang dilakukan masyarakat Desa Iloheluma
banyak sekali, mulai kegiatan membersihkan rumah, sampai dengan

62
penyelesaian pekerjaan disawah yang waktunya hampir seharian.
Dan hal ini merupakan aktivitas rutin mereka.
32) Distribusi rumah tangga berdasarkan perilaku tidak merokok di
dalam rumah
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk perilaku tidak
merokok didalam rumah di desa Iloheluma dari 209 rumah tangga
terdapat sebanyak 72,7% atau 152 rumah tangga merokok didalam
rumah. Sedangkan untuk sisanya, yakni sebanyak 27,3% atau 57
rumah tangga tidak melakukannnya.
Kebiasaan merokok didalam rumah maupun diluar rumah
masyarakat di Desa Iloheluma tersebut tergolong tinggi, hal tersebut
dikarenakan lingkungan sosial di desa tersebut sangat mempengaruhi
kebiasaan merokok masyarakat. Lingkungan sosial yang dimaksud
adalah perilaku merokok di desa tersebut sudah menjadi kebiasaan
yang wajar dan turun temurun. Selain itu kemudahan masyarakat
dalam mendapatkan rokok juga merupakan faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok masyarakat. Hal itu selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2011), dimana perilaku
merokok sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keluarga dan
teman pergaulan. Faktor yang sangat berpengaruh orang dewasa
terhadap kesulitan berhenti merokok sampai saat ini adalah faktor
reinforcing, diantaranya lingkungan pergaulan, kecanduan dan peran
keluarga.
Selain itu, alasan tingginya angka rumah tangga yang masih
merokok di dalam rumah disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidkan sehingga membuat tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap bahaya rokok masih rendah juga.

63
B. Analisis SWOT kegiatan
1) Strengths (kekuatan)
a) Kami memiliki anggota kelompok yang sebagian besarnya
dikatakan “unggul dan mampu” sehingga memepercepat dalam
proses pengambilan data.
b) Kami tidak mengalami kendala menuju lokasi untuk
pengambilan data. Lokasi yang dituju dapat dilalui oleh
transportasi mobil maupun kenderaan bermotor.
c) Kami mendapat dukungan dari kepala desa Iloheluma tempat
kami mengambil data.
d) Kami diterima oleh masyarakat desa Iloheluma pada saat
pengambilan data. Sehingga proses pengambilan data berjalan
dengan baik.
2) Weaknesses (kelemahan)
a) Sebagian rumah penduduk terutama di dusun 4 berada di
kawasan pegunungan dan jika hujan, jalan akan licin.
b) Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani sehingga pada
saat pengambilan data, beberapa masyarakat tidak berada di
rumah melainkan di kebun.
3) Opportunitie (peluang)
a) Adanya pendampingan oleh salah satu bidan desa pada saat
pengambilan data. Sehingga pada saat pengambilan data
terutama pengambilan data balita tidak mempunyai kendala.
4) Threats (ancaman)
a) Ada beberapa balita yang tidak berada di rumah/pada saat kami
mendata, balita sedang tidur sehingga tidak dapat dilakukan
pengukuran berat badan sekarang dan tinggi badan sekarang.
b) Kebanyakan dari ibu-ibu yang memiliki balita, buku KIA nya
tidak terisi dan adapula buku KIA nya masih ditahan di
posyandu sehingga sangat sulit untuk mengetahui berat badan

64
bayi saat lahir. Dan ada beberapa ibu yang sudah lupa dengan
berat badan anaknya pada saat lahir.

6. SIMPULAN DAN SARAN


a. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan di Desa Iloheluma
Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara dapat disimpulkan
bahwa :
1) Status gizi balita dilihat dari (PB, TB/U) dan (BB/U) hampir
sebagian besar termasuk dalam kategori normal dan gizi baik.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga
belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik. Hal ini karena masih
adanya masalah kesehatan yang berkaitan dengan PHBS
diantaranya seperti : banyak rumah tangga yang belum memiliki
jamban, memberantas jentik nyamuk sekali dalam semingu masih
banyak yang tidak melakukan, mencuci tangan pakai sabun masih
banyak yang tidak melakukan dan perilaku tidak merokok didalam
rumah masih banyak yang belum melakukan.
b. Saran
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan di Desa Iloheluma
Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara dapat dikemukakan
beberapa saran, sebagai berikut.
1) Saran saya kepada pihak pemerintah di wilayah kerja puskesmas
Ilangata agar tetap memperatikan PHBS dalam tatanan rumah tangga
yang ada di desa Iloheluma dan juga untuk masalah status gizi
dengan cara terus memberikan edukasi mengenai pentingnya
berperilaku hidup bersih dan sehat serta kesehatan ibu dan anak.

65
DAFTAR PUSTAKA

Atmarita, Fallah., 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Dalam
Soekirman et al., editor. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII “
Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi”;
Jakarta 17-19 Mei 2004. Jakarta: LIPI.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013:1-384. doi:1 Desember 2013.

Depkes RI., 2007. Profil Kesehatan Indonesia. www.depkes.go.id Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. www.depkes.go.id Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Dinas Kesehatan Surakarta. 2013. Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta:


Dinas Kesehatan Surakarta.

Djola, Rolevansi., 2011. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan


Pola Asuh dengan Status Gizi Balita di Desa Bongkudai Kecamatan
Bodayag Barat. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Samratulangi.

Fahmi, N. (2015, 19 Desember). Makalah Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Tatanan Rumah Tangga Pada Indikator Pemberantasan Jentik. Dikutip dari
http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2015/12/makalah-perilaku-hidup-
bersih dan-sehat.htm.

Field Lab. 2015. Modul Field Lab Semester V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS .

Firmana Putri, Rona, dkk., 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan


Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, volume 4, No.1.April.
Handayani, L., dkk., 2008. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan
Anak Balita. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, vol.11, No.1
Agustus.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Jawa Tengah. 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Jawa Timur. 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Khasyati, Sri., 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Pada
Keluarga Buruh Tani di Desa Situwangi Kecamatan Rakit Kabupaten
Banjarnegara. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri
Semarang. Semarang

Khomsan, A., 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta:
PT. Grasindo.

Linda DJ, Yekti HE dkk. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kaitanya dengan
Status Gizi Balita di Kabupaten Bojonegoro. Gizi dan Pangan. 2017;6
No.3:192-199.

Pakaya, Saleha. 2019. Profil, Sejarah Pemerintahan, Sejarah Pembangunan,


Struktur Organisasi, Kondisi Geografis, Perekonomian, Sarana dan
Prasarana, Kondisi Sosial serta Program dan Pelayanan Kesehatan Desa
Iloheluma. Gorontalo Utara: Kantor Desa Iloheluma.

Paneo, Ibrahim dkk. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara.


Gorontalo Utara: Dinkes Kabgor.

Risma, Andi Marelda., 2014. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga,


Pendidikan, dan Pengetahuan dengan Status Gizi pada Balita di Desa Parit
Baru Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Kalimantan Barat.
Rismawati, Rahmiwati A dkk. Korelasi Perilaku Kadarzi terhadap Status Gizi
Balita di Puskesmas Simpang Indralaya. Ilmu Kesehatan Masysarakat.
2015;6 N0.3:168-189.

Santoso, Soegoeng dan Lis Anne., 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sastroasmoro., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung


Seto.

Suparisa, I D N dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta, EGC.


LAMPIRAN

1. Foto Dokumentasi
a. Keadaan Rumah
b. Wawancara
c. Pengukuran Tinggi & Panjang Badan BALITA
d. Penimbangan Berat Badan
e. Sumber Air Bersih
1) Sumur
2) DAP dan Sumur Bor
3) Mata Air Sungai

4) Mata Air Gunung


f. Tempat Buang Air (Jamban)
1) Jamban Sehat (milik sendiri)
2) Wc Terpanjang ( Sungai)

3) Kebun/semak-semak
g. Kamar Mandi
h. Beberapa Dokumentasi Pada Saat Turun Survei dan Wawancara
dengan Masyarakat Desa Iloheluma
1) Dusun Helumo (dusun 1)

2) Dusun Iloheluma (dusun 2)


3) Dusun Ilobuheli (dusun 3)

4) Dusun Botutomie (dusun 4)


2. Pengolahan Data Spss
a. Output PHBS

Statistics
nomor rumah nama dusun nama kepala umur kepala pendidikan
keluarga rumah tangga kepala rumah
tangga
N Valid 209 209 209 209 209
Missing 0 0 0 0 0
Mean 105,00 2,22 42,59 2,04
Std. Error of Mean 4,183 ,070 ,879 ,046
Median 105,00 2,00 42,00 2,00
Mode 1a 2 45 2
Std. Deviation 60,477 1,019 12,711 ,667
Variance 3657,500 1,038 161,560 ,445
Range 208 3 64 4
Minimum 1 1 19 1
Maximum 209 4 83 5
Sum 21945 464 8902 427

Statistics
pekerjaan kepala nama ibu umur ibu pendidikan ibu pekerjaan ibu
rumah tangga
N Valid 209 209 209 209 209
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3,34 41,17 7,18 7,27
Std. Error of Mean ,092 1,242 1,501 1,501
Median 3,00 38,00 2,00 2,00
a
Mode 3 45 2 2
Std. Deviation 1,332 17,957 21,703 21,696
Variance 1,773 322,461 471,021 470,709
Range 9 80 98 97
Minimum 2 19 1 2
Maximum 11 99 99 99
Sum 698 8605 1500 1520
Statistics
penggunaan kb pendapatan jumah anggota persalinan pemberian ASI
keluarga keluarga ditolong oleh eksklusif
NAKES
N Valid 209 209 209 209 209
Missing 0 0 0 0 0
Mean 8,15 1,74 4,16 1,22 1,18
Std. Error of Mean 1,490 ,056 ,121 ,029 ,027
Median 3,00 2,00 4,00 1,00 1,00
Mode 5 2 3 1 1
Std. Deviation 21,540 ,810 1,746 ,419 ,387
Variance 463,973 ,656 3,047 ,175 ,149
Range 98 4 10 1 1
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 99 5 11 2 2
Sum 1703 363 869 256 247

Statistics
penimbangan menggunakan mencuci tangan menggunakan memberantas
balita perbulan air bersih pakai sabun jamban sehat jentik nyamuk
sekali dalam
seminggu
N Valid 209 209 209 209 209
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1,06 1,00 1,11 1,52 1,84
Std. Error of Mean ,017 ,000 ,021 ,035 ,026
Median 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00
Mode 1 1 1 2 2
Std. Deviation ,242 ,000 ,308 ,501 ,370
Variance ,059 ,000 ,095 ,251 ,137
Range 1 0 1 1 1
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 2 1 2 2 2
Sum 222 209 231 318 384
Statistics
makan buah melakukan tidak merokok kelompok umur Kelompok
dan sayur setiap aktifitas fisik didalam rumah kepala rumah umur ibu
hari setiap hari tangga
N Valid 209 209 209 209 209
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1,10 1,00 1,73 4,48 9,14
Std. Error of Mean ,020 ,000 ,031 ,062 1,471
Median 1,00 1,00 2,00 5,00 5,00
Mode 1 1 2 5 5
Std. Deviation ,295 ,000 ,446 ,899 21,262
Variance ,087 ,000 ,199 ,808 452,072
Range 1 0 1 4 98
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 2 1 2 5 99
Sum 229 209 361 936 1910

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

nama dusun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid HELUMO 56 26,8 26,8 26,8
ILOHELUM 85 40,7 40,7 67,5
A
ILOBUHELI 34 16,3 16,3 83,7
BOTUTOMI 34 16,3 16,3 100,0
E
Total 209 100,0 100,0

umur kepala rumah tangga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 19 1 ,5 ,5 ,5
21 2 1,0 1,0 1,4
22 1 ,5 ,5 1,9
23 5 2,4 2,4 4,3
24 1 ,5 ,5 4,8
25 2 1,0 1,0 5,7
26 8 3,8 3,8 9,6
27 5 2,4 2,4 12,0
28 7 3,3 3,3 15,3
29 3 1,4 1,4 16,7
30 7 3,3 3,3 20,1
31 5 2,4 2,4 22,5
32 3 1,4 1,4 23,9
33 7 3,3 3,3 27,3
34 6 2,9 2,9 30,1
35 7 3,3 3,3 33,5
36 4 1,9 1,9 35,4
37 5 2,4 2,4 37,8
38 6 2,9 2,9 40,7
39 4 1,9 1,9 42,6
40 6 2,9 2,9 45,5
41 6 2,9 2,9 48,3
42 5 2,4 2,4 50,7
43 6 2,9 2,9 53,6
44 6 2,9 2,9 56,5
45 11 5,3 5,3 61,7
46 3 1,4 1,4 63,2
47 6 2,9 2,9 66,0
48 6 2,9 2,9 68,9
49 5 2,4 2,4 71,3
50 10 4,8 4,8 76,1
51 7 3,3 3,3 79,4
52 3 1,4 1,4 80,9
53 5 2,4 2,4 83,3
54 4 1,9 1,9 85,2
55 4 1,9 1,9 87,1
56 3 1,4 1,4 88,5
59 3 1,4 1,4 90,0
60 4 1,9 1,9 91,9
62 1 ,5 ,5 92,3
64 2 1,0 1,0 93,3
65 1 ,5 ,5 93,8
66 1 ,5 ,5 94,3
67 1 ,5 ,5 94,7
68 1 ,5 ,5 95,2
69 2 1,0 1,0 96,2
70 3 1,4 1,4 97,6
71 1 ,5 ,5 98,1
72 1 ,5 ,5 98,6
73 1 ,5 ,5 99,0
82 1 ,5 ,5 99,5
83 1 ,5 ,5 100,0
Total 209 100,0 100,0

pendidikan kepala rumah tangga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK SEKOLAH 28 13,4 13,4 13,4
TAMAT SD 157 75,1 75,1 88,5
TAMAT SMP 12 5,7 5,7 94,3
TAMAT SMA 11 5,3 5,3 99,5
TAMAT PERGURUAN 1 ,5 ,5 100,0
TINGGI
Total 209 100,0 100,0

pekerjaan kepala rumah tangga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid IRT 8 3,8 3,8 3,8
PETANI 181 86,6 86,6 90,4
PEDAGANG 2 1,0 1,0 91,4
APARAT 3 1,4 1,4 92,8
DESA
WIRASWAST 4 1,9 1,9 94,7
A
SWASTA 4 1,9 1,9 96,7
SOPIR 2 1,0 1,0 97,6
BURUH 3 1,4 1,4 99,0
SECURITY 1 ,5 ,5 99,5
PNS 1 ,5 ,5 100,0
Total 209 100,0 100,0
umur ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 19 3 1,4 1,4 1,4
20 3 1,4 1,4 2,9
21 3 1,4 1,4 4,3
22 8 3,8 3,8 8,1
23 5 2,4 2,4 10,5
24 7 3,3 3,3 13,9
25 5 2,4 2,4 16,3
26 6 2,9 2,9 19,1
27 6 2,9 2,9 22,0

28 6 2,9 2,9 24,9


29 4 1,9 1,9 26,8
30 8 3,8 3,8 30,6
31 4 1,9 1,9 32,5
32 5 2,4 2,4 34,9
33 4 1,9 1,9 36,8
34 4 1,9 1,9 38,8
35 8 3,8 3,8 42,6
36 5 2,4 2,4 45,0
37 10 4,8 4,8 49,8
38 3 1,4 1,4 51,2
39 7 3,3 3,3 54,5
40 5 2,4 2,4 56,9
41 4 1,9 1,9 58,9
42 6 2,9 2,9 61,7
43 5 2,4 2,4 64,1
44 3 1,4 1,4 65,6
45 11 5,3 5,3 70,8
46 8 3,8 3,8 74,6
47 5 2,4 2,4 77,0
48 5 2,4 2,4 79,4
50 4 1,9 1,9 81,3
51 4 1,9 1,9 83,3
52 1 ,5 ,5 83,7
53 3 1,4 1,4 85,2
54 4 1,9 1,9 87,1
56 3 1,4 1,4 88,5
57 1 ,5 ,5 89,0
58 2 1,0 1,0 90,0
60 2 1,0 1,0 90,9
61 1 ,5 ,5 91,4
62 1 ,5 ,5 91,9
66 1 ,5 ,5 92,3
69 1 ,5 ,5 92,8
70 2 1,0 1,0 93,8
71 1 ,5 ,5 94,3
79 1 ,5 ,5 94,7
99 11 5,3 5,3 100,0
Total 209 100,0 100,0

pendidikan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK SEKOLAH 15 7,2 7,2 7,2
TAMAT SD 166 79,4 79,4 86,6
TAMAT SMP 6 2,9 2,9 89,5
TAMAT SMA 9 4,3 4,3 93,8
TAMAT PERGURUAN 2 1,0 1,0 94,7
TINGGI
(NA) 11 5,3 5,3 100,0
Total 209 100,0 100,0

pekerjaan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid IRT 189 90,4 90,4 90,4
PETANI 3 1,4 1,4 91,9
PEDAGANG 1 ,5 ,5 92,3
APARAT 1 ,5 ,5 92,8
DESA
WIRASWAST 1 ,5 ,5 93,3
A
SWASTA 1 ,5 ,5 93,8
PNS 2 1,0 1,0 94,7
(NA) 11 5,3 5,3 100,0
Total 209 100,0 100,0
penggunaan kb
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SUNTIK 74 35,4 35,4 35,4
PIL 13 6,2 6,2 41,6
IMPLAN 20 9,6 9,6 51,2
IUD 1 ,5 ,5 51,7
TIDAK 90 43,1 43,1 94,7
PAKAI
(NA) 11 5,3 5,3 100,0
Total 209 100,0 100,0

pendapatan keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < Rp. 500.000 86 41,1 41,1 41,1
Rp. 500.00 - 750.000 106 50,7 50,7 91,9
Rp. 1.000.000 6 2,9 2,9 94,7
Rp. 1.000.000 - 1.500.000 8 3,8 3,8 98,6
> Rp. 2.000.000 3 1,4 1,4 100,0
Total 209 100,0 100,0

jumah anggota keluarga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 6 2,9 2,9 2,9
2 23 11,0 11,0 13,9
3 55 26,3 26,3 40,2
4 46 22,0 22,0 62,2
5 41 19,6 19,6 81,8
6 21 10,0 10,0 91,9
7 9 4,3 4,3 96,2
8 3 1,4 1,4 97,6
9 2 1,0 1,0 98,6
10 1 ,5 ,5 99,0
11 2 1,0 1,0 100,0
Total 209 100,0 100,0
persalinan ditolong oleh NAKES
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 162 77,5 77,5 77,5
TIDA 47 22,5 22,5 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

pemberian ASI eksklusif


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 171 81,8 81,8 81,8
TIDA 38 18,2 18,2 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

penimbangan balita perbulan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 196 93,8 93,8 93,8
TIDA 13 6,2 6,2 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

menggunakan air bersih


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 209 100,0 100,0 100,0

mencuci tangan pakai sabun


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 187 89,5 89,5 89,5
TIDA 22 10,5 10,5 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

menggunakan jamban sehat


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 100 47,8 47,8 47,8
TIDA 109 52,2 52,2 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

memberantas jentik nyamuk sekali dalam seminggu


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 34 16,3 16,3 16,3
TIDA 175 83,7 83,7 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

makan buah dan sayur setiap hari


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 189 90,4 90,4 90,4
TIDA 20 9,6 9,6 100,0
K
Total 209 100,0 100,0

melakukan aktifitas fisik setiap hari


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 209 100,0 100,0 100,0

tidak merokok didalam rumah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK 57 27,3 27,3 27,3
MEROKOK
MEROKOK 152 72,7 72,7 100,0
Total 209 100,0 100,0

kelompok umur kepala rumah tangga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 tahun 1 ,5 ,5 ,5
20-24 tahun 9 4,3 4,3 4,8
25-29 tahun 25 12,0 12,0 16,7
30-34 tahun 28 13,4 13,4 30,1
>35 tahun 146 69,9 69,9 100,0
Total 209 100,0 100,0

Kelompok umur ibu


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Resiko tinggi (< 20 tahun) 3 1,4 1,4 1,4
Resiko rendah (20-24 tahun) 26 12,4 12,4 13,9
Resiko rendah (25-29 tahun) 27 12,9 12,9 26,8
Resiko rendah (30-35 tahun) 25 12,0 12,0 38,8
Resiko tinggi (> 35 tahun) 117 56,0 56,0 94,7
NA 11 5,3 5,3 100,0
Total 209 100,0 100,0

b. Output Balita
Statistics
nomor rumah nama dusun nama ayah umur ayah pendidikan ayah
N Valid 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 123,03 2,53 31,48 2,11
Std. Error of Mean 7,555 ,141 1,442 ,103
Median 135,50 2,00 28,50 2,00
a
Mode 35 2 26 2
Std. Deviation 59,485 1,112 11,355 ,812
Variance 3538,491 1,237 128,942 ,659
Range 199 3 64 4
Minimum 7 1 19 1
Maximum 206 4 83 5
Sum 7628 157 1952 131

Statistics
pekerjaan ayah nama ibu umur ibu pendidikan ibu pekerjaan ibu
N Valid 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3,76 28,52 2,15 2,08
Std. Error of Mean ,217 1,066 ,089 ,081
Median 3,00 26,50 2,00 2,00
Mode 3 24 2 2
Std. Deviation 1,705 8,393 ,698 ,635
Variance 2,908 70,451 ,487 ,403
Range 7 50 3 5
Minimum 3 2 1 2
Maximum 10 52 4 7
Sum 233 1768 133 129

Statistics
penggunaan kb pendapatan jumlah anggota nama balita umur balita
keluarga keluarga
N Valid 61 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2,31 2,02 4,92 29,68
Std. Error of Mean ,206 ,141 ,257 2,193
Median 1,00 2,00 5,00 29,00
Mode 1 2 5 29a
Std. Deviation 1,608 1,109 2,027 17,265
Variance 2,585 1,229 4,108 298,091
Range 4 4 9 55
Minimum 1 1 2 3
Maximum 5 5 11 58
Sum 141 125 305 1840

Statistics
jenis kelamin berat badan penolong tempat lahir status gizi
balita lahir (Gr) persalinan (pb,tb/u)
N Valid 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1,65 2591,34 1,98 2,21 5,45
Std. Error of Mean ,061 131,006 ,084 ,132 2,190
Median 2,00 2900,00 2,00 2,00 3,00
Mode 2 3000 2 2 3
Std. Deviation ,482 1031,546 ,665 1,042 17,243
Variance ,233 1064086,162 ,442 1,086 297,334
Range 1 4401 2 3 98
Minimum 1 99 1 1 1
Maximum 2 4500 3 4 99
Sum 102 160663 123 137 338
Statistics
status gizi kelengkapan status kelompok umur kelompok umur
(bb/u) imunisasi penimbangan balita ibu
balita
N Valid 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 5,66 1,39 1,19 3,18 3,19
Std. Error of Mean 2,184 ,077 ,051 ,219 ,162
Median 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00
Mode 3 1 1 5 2
Std. Deviation 17,198 ,610 ,398 1,723 1,278
Variance 295,769 ,372 ,159 2,968 1,634
Range 98 2 1 4 4
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 99 3 2 5 5
Sum 351 86 74 197 198

Statistics
kelompok umur ayah Kelompok berat badan lahir
N Valid 62 62
Missing 0 0
Mean 2,29 12,82
Std. Error of Mean ,141 3,937
Median 2,00 2,00
Mode 1 2
Std. Deviation 1,107 30,997
Variance 1,226 960,837
Range 3 98
Minimum 1 1
Maximum 4 99
Sum 142 795

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

nama dusun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid HELUMO 13 21,0 21,0 21,0
ILOHELUM 20 32,3 32,3 53,2
A
ILOBUHELI 12 19,4 19,4 72,6
BOTUTOMI 17 27,4 27,4 100,0
E
Total 62 100,0 100,0

umur ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1,6 1,6 1,6
19 1 1,6 1,6 3,2
20 4 6,5 6,5 9,7
21 3 4,8 4,8 14,5
22 5 8,1 8,1 22,6
23 5 8,1 8,1 30,6
24 6 9,7 9,7 40,3
25 1 1,6 1,6 41,9
26 5 8,1 8,1 50,0
27 4 6,5 6,5 56,5
28 2 3,2 3,2 59,7
29 2 3,2 3,2 62,9
30 3 4,8 4,8 67,7
31 1 1,6 1,6 69,4
32 2 3,2 3,2 72,6
33 1 1,6 1,6 74,2
35 1 1,6 1,6 75,8
36 3 4,8 4,8 80,6
37 3 4,8 4,8 85,5
38 1 1,6 1,6 87,1
39 2 3,2 3,2 90,3
41 1 1,6 1,6 91,9
42 1 1,6 1,6 93,5
43 1 1,6 1,6 95,2
46 2 3,2 3,2 98,4
52 1 1,6 1,6 100,0
Total 62 100,0 100,0
pendidikan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK 5 8,1 8,1 8,1
SEKOLAH
TAMAT SD 49 79,0 79,0 87,1
TAMAT SMP 2 3,2 3,2 90,3
TAMAT SMA 6 9,7 9,7 100,0
Total 62 100,0 100,0

pekerjaan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid IRT 61 98,4 98,4 98,4
SWAST 1 1,6 1,6 100,0
A
Total 62 100,0 100,0

pendapatan keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < Rp. 500.000 22 35,5 35,5 35,5
Rp. 500.000 – 750.000 29 46,8 46,8 82,3
Rp. 1.000.000 2 3,2 3,2 85,5
Rp. 1.000.000 – 1.500.000 6 9,7 9,7 95,2
< Rp 2.000.000 3 4,8 4,8 100,0
Total 62 100,0 100,0

jumlah anggota keluarga


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 4,8 4,8 4,8
3 13 21,0 21,0 25,8
4 12 19,4 19,4 45,2
5 17 27,4 27,4 72,6
6 7 11,3 11,3 83,9
7 5 8,1 8,1 91,9
8 1 1,6 1,6 93,5
9 1 1,6 1,6 95,2
11 3 4,8 4,8 100,0
Total 62 100,0 100,0

umur balita
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 4 6,5 6,5 6,5
4 1 1,6 1,6 8,1
5 2 3,2 3,2 11,3
6 1 1,6 1,6 12,9
7 1 1,6 1,6 14,5
8 2 3,2 3,2 17,7
10 1 1,6 1,6 19,4
12 1 1,6 1,6 21,0
13 1 1,6 1,6 22,6
14 2 3,2 3,2 25,8
17 1 1,6 1,6 27,4
18 1 1,6 1,6 29,0
19 1 1,6 1,6 30,6
21 2 3,2 3,2 33,9
23 2 3,2 3,2 37,1
25 3 4,8 4,8 41,9
27 2 3,2 3,2 45,2
28 1 1,6 1,6 46,8
29 5 8,1 8,1 54,8
30 2 3,2 3,2 58,1
33 1 1,6 1,6 59,7
35 2 3,2 3,2 62,9
36 2 3,2 3,2 66,1
38 1 1,6 1,6 67,7
42 1 1,6 1,6 69,4
44 5 8,1 8,1 77,4
46 2 3,2 3,2 80,6
51 3 4,8 4,8 85,5
53 2 3,2 3,2 88,7
54 1 1,6 1,6 90,3
55 1 1,6 1,6 91,9
56 3 4,8 4,8 96,8
57 1 1,6 1,6 98,4
58 1 1,6 1,6 100,0
Total 62 100,0 100,0

jenis kelamin balita


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid LAKI-LAKI 22 35,5 35,5 35,5
PEREMPUAN 40 64,5 64,5 100,0
Total 62 100,0 100,0

berat badan lahir (Gr)


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 99 7 11,3 11,3 11,3
1200 1 1,6 1,6 12,9
1700 1 1,6 1,6 14,5
1800 1 1,6 1,6 16,1
2100 2 3,2 3,2 19,4
2200 1 1,6 1,6 21,0
2400 2 3,2 3,2 24,2
2450 1 1,6 1,6 25,8
2500 2 3,2 3,2 29,0
2600 3 4,8 4,8 33,9
2700 4 6,5 6,5 40,3
2800 6 9,7 9,7 50,0
3000 8 12,9 12,9 62,9
3020 1 1,6 1,6 64,5
3100 7 11,3 11,3 75,8
3200 1 1,6 1,6 77,4
3300 3 4,8 4,8 82,3
3400 4 6,5 6,5 88,7
3500 4 6,5 6,5 95,2
3600 1 1,6 1,6 96,8
3700 1 1,6 1,6 98,4
4500 1 1,6 1,6 100,0
Total 62 100,0 100,0
Penolong persalinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid DOKTER 14 22,6 22,6 22,6
BIDAN 35 56,5 56,5 79,0
DUKUN 13 21,0 21,0 100,0
Total 62 100,0 100,0

tempat lahir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RUMAH 15 24,2 24,2 24,2
SAKIT
PUSKESMAS 32 51,6 51,6 75,8
POLINDES 2 3,2 3,2 79,0
RUMAH 13 21,0 21,0 100,0
Total 62 100,0 100,0

status gizi (pb,tb/u)


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat pendek 16 25,8 25,8 25,8
Pendek 11 17,7 17,7 43,5
Normal 30 48,4 48,4 91,9
Tinggi 3 4,8 4,8 96,8
(NA) 2 3,2 3,2 100,0
Total 62 100,0 100,0

status gizi (bb/u)


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Gizi buruk 10 16,1 16,1 16,1
Gizi kurang 8 12,9 12,9 29,0
Gizi Baik 41 66,1 66,1 95,2
Gizi lebih 1 1,6 1,6 96,8
(NA) 2 3,2 3,2 100,0
Total 62 100,0 100,0
kelengkapan imunisasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid LENGKAP 42 67,7 67,7 67,7
TIDAK LENGKAP 16 25,8 25,8 93,5
BELUM 4 6,5 6,5 100,0
LENGKAP
Total 62 100,0 100,0

status penimbangan balita


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid YA 50 80,6 80,6 80,6
TIDAK 12 19,4 19,4 100,0
Total 62 100,0 100,0

kelompok umur balita


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0-11 Bulan 19 30,6 30,6 30,6
12-23 Bulan 4 6,5 6,5 37,1
24-35 Bulan 11 17,7 17,7 54,8
36-47 Bulan 3 4,8 4,8 59,7
48-59 Bulan 25 40,3 40,3 100,0
Total 62 100,0 100,0

kelompok umur ibu


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Resiko tinggi (<20 Tahun) 2 3,2 3,2 3,2
Resiko rendah (20-24 Tahun) 23 37,1 37,1 40,3
Resiko rendah (25-29 Tahun) 14 22,6 22,6 62,9
Resiko rendah (30-34 Tahun) 7 11,3 11,3 74,2
Resiko tinggi (>35 Tahun) 16 25,8 25,8 100,0
Total 62 100,0 100,0

kelompok umur ayah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 20 tahun 19 30,6 30,6 30,6
20-24 tahun 18 29,0 29,0 59,7
25-29 tahun 13 21,0 21,0 80,6
30-34 tahun 12 19,4 19,4 100,0
Total 62 100,0 100,0

Kelompok berat badan lahir


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BBLR (<2500 gram) 9 14,5 14,5 14,5
Berat badan lahir normal 45 72,6 72,6 87,1
(2500-4400 gram)
BBLL (>4400 gram) 1 1,6 1,6 88,7
(NA) 7 11,3 11,3 100,0
Total 62 100,0 100,0

c. Output Crosstab Hubungan antara pendidikan dan pekerjaan ibu


dengan status gizi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan ibu * status gizi 62 100,0% 0 0,0% 62 100,0%
(pb,tb/u)

pendidikan ibu * status gizi (pb,tb/u) Crosstabulation


Count
status gizi (pb,tb/u)
Sangat pendek Pendek Normal Tinggi (NA)
pendidikan ibu TIDAK 0 2 2 1 0
SEKOLAH
TAMAT SD 14 8 24 2 1
TAMAT SMP 0 0 2 0 0
TAMAT SMA 2 1 2 0 1
Total 16 11 30 3 2
pendidikan ibu * status gizi (pb,tb/u) Crosstabulation
Count
Total

pendidikan ibu TIDAK SEKOLAH 5


TAMAT SD 49
TAMAT SMP 2
TAMAT SMA 6
Total 62

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan ibu * status gizi 62 100,0% 0 0,0% 62 100,0%
(bb/u)

pendidikan ibu * status gizi (bb/u) Crosstabulation


Count
status gizi (bb/u)
Gizi buruk Gizi kurang Gizi Baik Gizi lebih (NA)
pendidikan ibu TIDAK 2 0 3 0 0
SEKOLAH
TAMAT SD 7 8 32 1 1
TAMAT SMP 0 0 2 0 0
TAMAT SMA 1 0 4 0 1
Total 10 8 41 1 2

pendidikan ibu * status gizi (bb/u) Crosstabulation


Count
Total

pendidikan ibu TIDAK SEKOLAH 5


TAMAT SD 49
TAMAT SMP 2
TAMAT SMA 6
Total 62
Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pekerjaan ibu * status gizi 62 100,0% 0 0,0% 62 100,0%
(bb/u)

pekerjaan ibu * status gizi (bb/u) Crosstabulation


Count
status gizi (bb/u) Tot
al
Gizi buruk Gizi kurang Gizi Baik Gizi lebih (NA)
pekerjaan ibu IRT 10 8 40 1 2 61
SWAST 0 0 1 0 0 1
A
Total 10 8 41 1 2 62

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pekerjaan ibu * status gizi 62 100,0% 0 0,0% 62 100,0%
(pb,tb/u)

pekerjaan ibu * status gizi (pb,tb/u) Crosstabulation


Count
status gizi (pb,tb/u) Total
Sangat pendek Pendek Normal Tinggi (NA)
pekerjaan ibu IRT 16 10 30 3 2 61
SWAST 0 1 0 0 0 1
A
Total 16 11 30 3 2 62

Anda mungkin juga menyukai