Abstrak
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya untuk mengelola hazard
di tempat kerja agar tercapai pekerja yang sehat, selamat, sejahtera, produktif dan kompetitif serta
organisasi yang sustain, melalui konsep manajemen terhadap risiko yang ditimbulkan hazard di
tempat kerja. Hazard dan risiko bila tidak dikendalikan dapat menurunkan kapasitas kerja dan
status kesehatan pekerja, karena menimbulkan penyakit, penyakit akibat kerja atau luka akibat
kecelakaan kerja. Dalam rangka mengenal atau rekognisi hazard dan risiko K3, diperlukan analisis
data. Hal ini sejalan dengan kegiatan epidemiologi yaitu (1) melihat besar masalah; (2) menilai
hubungan sebab akibat; (3) membandingkan kondisi sebelum dan sesudah intervensi; dan (4)
melakukan evaluasi. Aplikasi epidemiologi di dunia usaha dan dunia kerja berspektrum luas, bisa
dalam bentuk epidemiologi deskriptif yang sederhana sampai kepada epidemiologi analitik yang
kompleks. Dalam makalah ini, disajikan beberapa contoh aplikasi epidemiologi deskriptif dan
analitik di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, di dunia usaha dan dunia kerja, baik formal
maupun informal.
Pengalaman kampus
• Banyak 5(10.6) 42(89.4) 47 0.000
• Sedikit 44(86.3) 7(13.7) 51
4. Simpulan
Kepercayaan
• Tinggi 34(63.0) 20 (37.0) 54 0.004
• Rendah 15 (34.1) 29(65.9) 44 Epidemiologi dapat digunakan sebagai
Teman
• Banyak
• Sedikit
7 (14.3)
42(85.7)
42 (85.7)
7(14.3)
49
49
0.000
alat ilmiah yang sederhana dan mampu-
Hukum dan Peraturan
• Baik
• Buruk
33 (45.8)
16 (61.5)
39 (54.2)
10 (38.5)
72
26
0.170 laksana dalam menilai besar masalah,
Media Massa
• Banyak 39 (47.6) 43(52.4) 82 0.274
menentukan faktor risiko yang dominan
• Sedikit 10 (62.5) 6(37.5) 16
Hubungan Persepsi Risiko terhadap Penggunaan Sabuk Keselamatan terjadinya kecelakaan kerja dan/atau
Persepsi Risiko keselamatan
berkendara:
Buruk 37 (75.5) 12 (24.5) 49 0.000
gangguan kesehatan pekerja, untuk
Baik 2 (4.1) 47 (49.9) 49
menetapkan tindakan perbaikan di dunia
Simpulan dari penelitian ini adalah:
usaha dan dunia kerja.
1) Faktor internal yang signifikan
Sejalan dengan itu, data di perusahaan
membentuk persepsi risiko adalah
baik data demografi, riwayat pekerjaan, hasil
pengalaman dan kepercayaan
pemantauan hazard di tempat kerja, dan hasil
2) Faktor eksternal: teman
pemeriksaan kesehatan pekerja sejak awal
3) Persepsi risiko keselamatan mahasiswa
sebagai calon pekerja, berkala, sebelum
UI: 50% baik dan 50% buruk
penempatan pada kasus rotasi atau mutasi
4) Mayoritas penggunaan sabuk
kerja, serta rekam medik selama ia berobat,
keselamatan mahasiswa UI baik
semuanya dapat dimanfaatkan untuk
(60,2%)
pengembangan ilmu K3 melalui penelitian
yang lebih kompleks, seperti studi kohort
atau studi kasus kontrol, dalam rangka
menganalisis hubungan antara faktor risiko
dan penyakit terkait kerja secara lebih akurat,
bahka sampai ke tingkat seluler dan DAFTAR PUSTAKA
molekuler. Diharapkan kegitan ini dapat Kurniawidjaja LM. 2007. Filosofi Dan
menjawab patogenesis suatu penyakit Konsep Dasar Kesehatan Kerja Serta
Perkembangannya Dalam Pratik.
spesifik yang timbul di kalangan pekerja.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol.1,
5. Saran
Jun, pp. 243-51.
Dari pembahasan di atas, dalam rangka
meningkatkan mutu upaya keselamatan dan Kurniawisjaja LM. 2004. Peranan Variasi
Genetik pada Gen TNF, Posisi –308,
kesehatan kerja, saran praktis yang dapat
Sitokin TNF, dan Sitokin IL-10
diberikan adalah seperti berikut.
terhadap Silikosis Pekerja Pabrik
a. Di tempat kerja, minimal menerapkan Semen di Indonesia. Disertasi.
epidemiologi deskriptif
Kurnia SI. Kurniawidjaja LM. 2009.
b. Praktisi K3 diberikan pelatihan agar
Hubungan Persepsi Risiko
kompeten dalam menggunakan Keselamatan Berkendara dengan
epidemiologi untuk menyelesaikan Penggunaan Sabuk Keselamatan Pada
masalah K3 di lapangan Mahasiswa UI Kampus Depok.
c. Meningkatan kuantitas dan kualitas Lestari FL, Kurniawidjaja LM. Tejamay M.
pengumpulan data 2008. Pajanan BTX pada Pekerja Alas
d. Meningkatan pemanfaatan data Sepatu di jawa Barat.