A. Umum
Sistem drainase utama terdiri atas:
a) Drainase air kotor untuk mengalirkan air dengan aman, tanpa menyebabkan
polusi, air riol (limbah) rumah tangga, dan limbah cair pabrik yang tidak
diinginkaan.
b) Drainase air hujan untuk membatasi atau mencegah banjir akibat curah hujan
Pada kasus air kotor ini, drainasenya akan menuju ke instalasi pengolahan air roil
dan pada kasus air hujan, biasanya langsung ke waduk penampungan atau saluran
buangan air.
D. Pekerjaan Drainase
Sejumlah prosedur untuk persiapan, penggalian parit, dan pembentangan jaringan pipa
diberikan berikut ini.
1. Patok acuan untuk penyebarisan dan level permukaan lantai dasar jaringan pipa
2. Pengendalian penyebarisan galian
3. Pengendalian keadalaman penggalian
4. Persiapan pembentangan pipa
5. Pembentangan pipa
A. Struktur Perkerasan
Pembentukan adalah permukaan tanah dalam bentuk akhir setelah pekerjaan
tanah selesai dan setelah konsolidasi, pemadatan, atau stabilisasi in situ (di tempat).
Keempat lapis struktur perkerasan jalan adalah:
1. Lapis pondasi bawah, berfungsi untuk:
Penyebaran beban
Drainase bawah permukaan tanah
Permukaan jalan selama konstruksi
2. Lapis pondasi jalan, merupakan lapisan utama yang mendistribusikan beban
3. Lapis permukaan datar, memberikan daya dukung pada lapis aus dan juga berperan
sebagai pelindung jalan
4. Lapis aus, yang berfungsi:
Menyediakan permukaan jalan yang anti selip
Memberi perlindungan kedap air bagi perkerasan
Menahan beban langsung lalu lintas
Lapis pondasi bawah sebaiknya dibuat segera setelah pekerjaan pembentukan selesai.
Ini perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan lapisan permukaan, akibat:
A. Pondasi Abutment
1. Pondasi Sumuran
Fondasi sumuran, pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut:
Dibuat titik-titik pengukuran, untuk memandu letak bangunan abutment
sesuai dengan gambar rencana, serta pedoman elevasinya
Dilakukan penggalian sampai dengan elevasi atas sumuran, dan kemudian
lantai kerja dicor, kecuali lokasi sumuran
Dengan dipandu titik-titik ukur yang ada, beton sumuran bertulang dicor di
tempatnya.
Bila elevasi dasar sumuran belum tercapai, maka beton sumuran disambung
dengan beton sumuran selanjutnya dan kemudian diturunkan lagi dengan
proses yang sama.
Beton sumuran yang telah mencapai elevasi rencana, kemudian diisi dengan
beton cyclop sampai penuh
Diatas beton sumuran yang telah selesai, abutment dilaksanakan.