Anda di halaman 1dari 11

DRAINASE

A. Umum
Sistem drainase utama terdiri atas:
a) Drainase air kotor untuk mengalirkan air dengan aman, tanpa menyebabkan
polusi, air riol (limbah) rumah tangga, dan limbah cair pabrik yang tidak
diinginkaan.
b) Drainase air hujan untuk membatasi atau mencegah banjir akibat curah hujan

Pada kasus air kotor ini, drainasenya akan menuju ke instalasi pengolahan air roil
dan pada kasus air hujan, biasanya langsung ke waduk penampungan atau saluran
buangan air.

B. Sistem Drainase Air Kotor


1. Terpisah Sama Sekali (Total)
Dua jaringan air roil dibutuhkan, satu mengalirkan air roil dan yang lainnya air
hujan. Ini merupakan system standar untuk semua pengembangan baru, walaupun
system ini juga yang paling mahal karena membutuhkan dana dua system drainase
terpisah di seluruh jaringannya, termasuk di sekitar rumah yang dilayani system
tersebut. Akan tetapi, system ini memiliki nilai lebih tinggi dalam hal menurunkan
polusi aliran air sampai tingkat minimum.
2. Terpisah Parsial
Ini merupakan system jalan tengah yang dimana di dalamnya dua jaringan
terpisah disediakan, satu untuk mengalirkan air hujan dan yang lainnya air kotor
ditambah air hujan yang berasal dari curahan atap rumah dan halaman belakangnya.
System ini memiliki manfaat dalam memberikan penggelontoran air roil oleh air
atap, setiap kali hujan turun. Untuk penggunaan pada periode curah hujan yang
berlebihan, air roil kotor harus diberi luapan hujan, tetapi luapan ini jarang
digunakan. Kemungkinan polusi aliran bagi air tetap ada, dan system ini tidak disukai
apabila dibandingkan dengan system yang terpisah sama sekali (total).
3. System Gabungan
Hanya satu jaringan roil yang disediakan, untuk mengalirkan air kotor dan air
hujan. System ini terdapat dalam banyak daerah yang lebih lama dikembangkan,
karena system ini merupakan cara termurah dan tercepat untuk menyediakan
drainase yang syarat oleh Peraturan Kesehatan Masyarakat Inggris.
Aliran air hujan jumlahnya lebih besar dari jumlah yang disalurkan air riol kotor dan
faktanya saluran riol itu didesain sebagai drainase air hujan. Ukuran pipa yang
dibutuhkan untuk melayani suatu daerah cenderung sangat beasr dan untuk
mengurangi ukuran ini disediakan “luapan air hujan”.
C. System Drainase Jalan
1. Drainase Tanah – Bawah
Harus ada pelengkap drainase tanah-bawah untuk menangani air dalam tanah
dan untuk memastikan bahwa muka air dapat dipertahankan cukup rendah untuk
tidak memungkinkan penjenuhan struktur jalan dan tanah disekitarnya. Air yang
berlebihan dari jenis ini akan menyebabkan struktur dan tanah menjadi plastis dan
tidak mampu menahan beban lalu lintas. Drainase tanha-bawah juga membantu
mencegah kerusakan akibat pembekuan terhadap struktur jalan dengan
mempertahankan struktur jalan agar tetap kering.
2. Drainase Badan Jalan (Jalur Lalu Lintas)
Permukaan jalan harus tetap dipertahankan bebas dari genangan air agar tidak
meningkatkan bahaya bagi pengguna jalan. Untuk memperoleh ini, jalan haruslah
diberi camber (lengkungan cembung) apabila jalannya lurus, dimiringkan pada
belokan, dan disediakan secukupnya sumuran riol atau saluran elak kecil untuk
membuang air hujan yang jatuh kebadan jalan.
Dalam banyak kasus, drainase air permukaan dan air tanah-bawah jenis ini
dihubungkan dengan system drainase berpipa atau parit terbuka yang sama dimana
air dibuang ke jarak yang aman dari badan jalan (jalur lalu lintas).

D. Pekerjaan Drainase
Sejumlah prosedur untuk persiapan, penggalian parit, dan pembentangan jaringan pipa
diberikan berikut ini.
1. Patok acuan untuk penyebarisan dan level permukaan lantai dasar jaringan pipa
2. Pengendalian penyebarisan galian
3. Pengendalian keadalaman penggalian
4. Persiapan pembentangan pipa
5. Pembentangan pipa

1. Patok Acuan (reference pegs)


Surveyor haarus memberikan titik acuan utama (primer) dalam bentuk patok
yang memberikan penyebarisan jaringan pipa (atau ordinat jarak ke sumbu jaringan
pipa) dan level lantai dasar pipanya.
Patok (atau batang-tanam pada permukaan jalan yang telah ada) harus dipancangkan di:
a) Setiap ujung jaringan pipa
b) Sumbu setiap pertengahan lubang orang, ruang periksa
c) Setiap perubahan arah atau gradient yang tidak memiliki lubang orang
d) Ditambahkan, jika jarak antara dua patok lebih dari 50m
Gambar/jadwal yang ditinggalkan pada pengawas tapak harus memperhatikan hal-hal
berikut:

a) Tempat patok ukuran


b) Dimensi ordinat
c) Jarak antar patok
d) Kedalaman dibawah patok hingga ke level lantai-dasar pipa
e) Tempat sambungan, lubang orang

2. Mengendalikan Penyebaris Penggalian


Dua metode lazim digunakan sewaktu menggali parit dengan mesin.
a) Metode Pasak dan Garis (Pin dan Line)
 Garis sumbu parit pertama sekali ditentukan dari jarak ordinat patok
 Jarak dari tiang-taut mesin ke sisi luar penstabil diukur
 Benang nilon pada pasak dipasang pada jarak dari garis sumbu paritnya
 Mesin gali didudukkan sedemikian rupa sehingga penstabil hamper
menyentuh benang nilon ini
b) Metode Garis Kapur
 Garis sumbunya ditentukan dan ditandai dengan bahan yang terlihat
mencolok di tanah
 Mesin penggali didudukkan sedemikian rupa sehingga tiang-tautnya persis
di atas garis sumbu yang di tandai tadi
 Tanda pandang kemudian dibuat dengan kapur pada mesin
 Tanda pandang harus disebariskan dengan garis sumbu setiap kali mesin
galinya dipindah
3. Mengendalikan Kedalaman Penggalian
Kecermatan dalam operasi ini dapat menghemat pekerja dalam “pendasaran” paritnya
dengan tangan atau dengan penggunaan bahan kendali rata sebelum pembentangan
pipa. Salah satu metodenya ialah mendirikan papan bidik dan menggunakan mistar-T
tengah (traveller) untuk menentukan level dasar parit dan dengan demkian
mengendalikan kedalaman penggalian.
4. Persiapan untuk Pembentangan Pipa
a) Penggunaan Laser dalam Pembentangan Pipa
Dalam metode ini, sasarannya dipasang mati pada pipa dan lasernya dipasang
pada garis sumbu paritnya. Laser itu kemudian diarahkan dalam arah yang
benar dan dimiringkan dalam gradien pipa yang diinginkan. Dengan
memusatkan tempat pada sasaran hingga 150 m jauhnya, garis dan level
permukaan dapat dipertahankan.
b) Garis Sumbu
Dalam metode ini, pipanya dibentang dibawah benang nilan pada pasak yang
ditempatkan di posisi tengah di sepanjang dasar parit.
c) Garis Ordinat (offset)
 Garis nilon dan pasak dapat didirikan seperti yang diuraikan
sebelumnya, tetapi diberi ordinat pada jarak yang sesuai dari jaringan
pipanya.
 Pengukur sederhana kemudian digunakan untuk membentangkan pipa
sesuai dengan penyebarisan dan levelnya. Ini memungkinkan jalurnya
tidak terganggu karena pasaknya tidak perlu dibuang sewaktu
pembentangan berlangsung.
d) Mistar-T tengah (traveller)
Sewaktu membentangkan pipa, garis dan passak dapat menjadi halangan oleh
karenanya pipa dapat diperiksa secara sendiri-sendiri untuk kesebarisan dan
levelnya dengan menggunakan mistar-T tengah bersama dengan papan bidik.
Mistar-T tengah yang digunakan dalam penggalian parit dapat diadaptasi
dengan memasang “sepatu” agar dapat duduk pada lantai dasar pipa yang
dengan demikian memberikan garis dan level.
5. Pembentangan Pipa
a) Penempatan material kendali – rata (material pondasi)
 Periksalah dari level yang telah dibuat bahwa tebal bahan kendali-
rata yang benar dapat dibentangkan.
 Tempatkan bahan kendali-rata dalam parit dan sebarkan pada level
yang benar
b) Pemilihan dan penanganan pipa
 Periksalah bahwa ukuran dan jenis pipa telah tersedia
 Tempatkan pipa agar siap dibentang disisi parit
 Turunkan pipa yang lebih besar kedalam material kendali-rata dengan
menggunakan sling atau kait pipa
c) Pembentangan
 Bersihkan ujung-ujung pipanya
 Bentangkan pipanya menurut kesebarisan dan level yang bekerja
kearah atas. Jika purus dan soket pipa yang digunakan, keduanya
harus dibentang dengan soket ke arah hulu.
 Periksalah bahwa titik tertinggi pipa berada 1-3 mm dibawah garis
untuk metode garis sumbu, atau bahwa bekas lasernya telah benar
untuk kesebarisan dan levelnya
 Bentangkan pipa berikutnya dan bentuk sambungan pipanya
PERKERASAN LENTUR dan KOMPOSIT

A. Struktur Perkerasan
Pembentukan adalah permukaan tanah dalam bentuk akhir setelah pekerjaan
tanah selesai dan setelah konsolidasi, pemadatan, atau stabilisasi in situ (di tempat).
Keempat lapis struktur perkerasan jalan adalah:
1. Lapis pondasi bawah, berfungsi untuk:
 Penyebaran beban
 Drainase bawah permukaan tanah
 Permukaan jalan selama konstruksi
2. Lapis pondasi jalan, merupakan lapisan utama yang mendistribusikan beban
3. Lapis permukaan datar, memberikan daya dukung pada lapis aus dan juga berperan
sebagai pelindung jalan
4. Lapis aus, yang berfungsi:
 Menyediakan permukaan jalan yang anti selip
 Memberi perlindungan kedap air bagi perkerasan
 Menahan beban langsung lalu lintas

Gambar Lapisan Perkerasan


B. Lapis Pondasi Bawah

Gambar Lapis Pondasi Bawah

Fungsi lapis pondasi bawah adalah:


1. Membantu mendistribusikan beban sebagai bagian dari perancangan strukturnya
2. Menjadi lapis tambahan hingga setebal 450 mm pada tanah yang diprediksi akan
mengalami pembekuan pada musim dingin
3. Melindungi lapis tanah dasar langsung setelah terkena udara
4. Memberi platform bagi penghamparan lapis pondasi dan menyokong kerb, pondasi
dan tulangannya

Lapis pondasi bawah sebaiknya dibuat segera setelah pekerjaan pembentukan selesai.
Ini perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan lapisan permukaan, akibat:

 Hujan, yang dapat mengakibatkan permukaan yang tidak terlindung menjadi


lunak dan bahkan tererosi
 Sinar matahari, yang dapat mengakibatkan pengeringan permukaan dan dapat
menimbulkan retak pada lapis tanah dasar.

C. Lapis Pondasi Jalan


Beberapa materian yang mempunyai karakterikstik beban pengikat yang
berbeada dipaparkan sebagai berikut:
 Natural interlock (gesekan antar material tanpa bahan pengikat khusus)
 Water bound (matriks material yang dipadatkan dalam keadaan basah)
 Cement bound (material dengan bahan pengikat Portland cement)
 Bituminous bound (material dengan aspal sebagai bahan pengikat)
D. Lapis Permukaan
Lapis atas merupakan bagian dari struktur jalan yang terdiri dari dua lapis, yaitu:
lapis aus dan lapis permukaan. Kedua lapis ini akan menerima beban lalu lintas yang
terbesar karena langsung bersentuhan dengan roda-roda kendaraan lalu lintas.
Umumnya struktur paling atas perkerasan jalan terdiri dari 2 lapis tersebut, namun
demikian untuk keadaan yang sangat khusus, dapat pula dibuat hanya satu lapis saja.
 Fungsi lapis atas adalah:
1. Menerima beban langsung dari lalu lintas dan menyebarkannya untuk mengurangi
tegangan pada lapisan bawah struktur jalan
2. Menyediakan permukaan jalan yang aman dan kesat
3. Menyediakan permukaan yang baik bentuknya dan rata sehingga nyaman dilalui
4. Menyediakan drainase yang baik dari permukaan kedap air, sehingga melindungi
struktur perkerasan jalan dari perubahan cuaca
5. Memberikan permukaan yang meyakinkan sehingga memberi perasaan aman bagi
pengguna jalan
 Kekesatan permukaan jalan ditentukan oleh tekstur makro dan mikronya, meliputi:
1. Rough harsh
2. Rough polished
3. Smooth harsh
4. Smooth polished

E. Pemberian Warna pada Permukaan Aspal


Ada tiga cara membuat permukaan jalan campuran beraspal berwarna/dekoratif, yaitu:
 Penambahan warna yang diberikan pada saat kostruksi lapis aus
 Penggunaan agregat dekoratif yang berwarna dapat diberikan pada beberapa
permukaan saat pekerjaan penghamparan
 Pemberian warna dilakukan setelah konstruksi lapis aus selesai
PONDASI

A. Pondasi Abutment
1. Pondasi Sumuran
Fondasi sumuran, pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut:
 Dibuat titik-titik pengukuran, untuk memandu letak bangunan abutment
sesuai dengan gambar rencana, serta pedoman elevasinya
 Dilakukan penggalian sampai dengan elevasi atas sumuran, dan kemudian
lantai kerja dicor, kecuali lokasi sumuran
 Dengan dipandu titik-titik ukur yang ada, beton sumuran bertulang dicor di
tempatnya.
 Bila elevasi dasar sumuran belum tercapai, maka beton sumuran disambung
dengan beton sumuran selanjutnya dan kemudian diturunkan lagi dengan
proses yang sama.
 Beton sumuran yang telah mencapai elevasi rencana, kemudian diisi dengan
beton cyclop sampai penuh
 Diatas beton sumuran yang telah selesai, abutment dilaksanakan.

Gambar Pondasi Tiang


2. Pondasi Tiang
Pelaksanaan pondasi tiang ini dapat dilakukan dengan dua alternative, yaitu
tanah digali sampai elevasi pondasi terlebih dahulu, baru pemancangan dimulai.
Kemudian alternative yang lain adalah dengan lansung memancang tiang, dimana
kepala tiang dibenamkan sampai ke elevasi yang diinginkan, baru setelah itu
pekerjaan galian dapat dimulai.
Alternative langsung memancasng dipilih bila kondisi setelah tanah digali
menyulitkan transportasi dan gerakan dari alat pancang selama pekerjaan
pemancangan. Namun demikian alternative ini memerlukan ketelitian pada saat
pemberhentian pemancangan pada elevasi yang diinginkan (berada di bawah
tanah).

Gambar Pondasi Tiang


B. Pondasi Pilar
1. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang beton, dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:
 Pertama dilaksanakan fabrikasi tiang
 Tentukan titik-titik pengukuran yang aman, untuk memandu pemancangan
tiang pilar
 Proses pemancangan tiang, dipandu oleh dua alat ukur
 Tiang yang sudah selesai dipancang diberi tanda elevasi oleh juru ukur, untuk
menetapkan letak perancah gantung
 Dibuat platform, untuk formwork pengecoran pile cap, yang ditahan oleh
clamp yang dipasang pada tiang
 Untuk meyakinkan kedudukan as pilar, maka pada platform yang ada dipasang
pedoman as pilar yang dipindahkan dari titik-titik ukur yang ada.
 Dipasang formwork samping, dan starter bar untuk pilar, kemudian dilakukan
pengecoran pile cap
 Bila umur beton sudah cukup, semua formwork dibongkar, dan pengecoran
pilar dapat dilanjutkan.

Gambar Tiang Pancang


2. Pondasi Tiang Bor (Bor Pile)
Pemasangan bored pile, dapat diuraikan sebagai berikut:
 Pipa casing dipancang dengan kedalaman seperlunya agar pipa casing dapat
berkuat diri
 Bila pipa casing sulit masuk tanah, maka harus dibantu dengan pengeboran
untuk memasukkannya
 Kemudian melalui pipa casing dilakukan pengeboran sedalam rencana
 Penulanga dimasukkan dan kemudian dicor dengan metode pipa tremi
 Begitu seterusnya untuk tiang-tiang lainnya
 Selanjutnya pengeboran pile cap, sama seperti pada tiang pancang.

Anda mungkin juga menyukai