Anda di halaman 1dari 17

SITE MANAGER

PROYEK JALAN HOTMIX NAMUSIRASIRA(LANGKAT) -


TANAH KARO

Nama : BINTANG ROGANDA SITOMPUL

MUSA SURANTA GINTING

Prodi / Kelas : TPJJ / 5A

Jurusan : TEKNIK SIPIL

Dosen Pengampu : Drs. Ir. Tamson Simarmata, M.T.

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

T.A. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan untuk bahan
pembelajaran, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca dalam profesi bidang teknik sipil.

Harapan kami makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan dalam bentuk maupun isi dari makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf.

Medan, 4 Feburari 2019

Penulis
SITE MANAGER

 Site Manager / Project Manager

Sebagai pimpanan proyek, pengambil keputusan tertinggi dilapangan, memegang


tanggung jawab penuh, posisi-posisi ini seringnya di tempati oleh orang-orang yang sudah
berpengalaman memegang kendali proyek juga paham di bidang proyek yang di kerjakan. Tidak
hanya bertanggung jawab terhadap kelancaran proyek akan tetapi terhadap team/anak
buahnya juga. Site Manager dan Project Manager ini tanggung jawab nya sangatlah mirip,
menurut pengalaman pribadi pernah ada posisi project manager dan juga site manager, jelas
project manager ini lebih tinggi jabatannya dan lebih general biasanya lokasi kerjanya itu tidak
haruslah selalu dilapangan hanya waktu tertentu saja apabila diperlukan/dipanggil oleh client,
sedangkan untuk site manager lebih di lapangan (dari nama posisi nya saja sudah ketauan).
Tetapi ada juga satu team proyek hanya site manager saja atau project manager saja.
Tergantung requirement client dalam contract kerja, perusahaan itu sendiri dan proyek yang
dilaksanakan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SITE MANAGER

A. Tugas Perencanaan

1. Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban dari perusahaan
terhadap pemilik proyek atau kepentingan perusahaan sendiri.
2. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk setiap proyek yang
ditangani sesuai dengan volume dan waktu penggunaannnya.

B. Tugas dan controlling pengarahan

1. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam menunjang


pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum dapat diberikan secara lisan
dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku instruksi pengawas.
2. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang
diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun time schedulenya.
3. Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek, mandor maupun tenaga
kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-masing.

C. Tugas-tugas komunikasi dan administrasi

1. Berkomunikasi dengan pemilik rumah atau direksi yang ditunjuk dalam segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan proyek untuk menunjang kewajiban perusahaan dengan pemilik
proyek, baik dalam waktu maupun kualitasnya. Komunikasi ini juga meliputi pemilihan material,
surat-menyurat, penyelesaian klaim dan sebagain6ya.
2. Melaksanakan pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan tambah kurang. Dan
diberikan ke Budget Control sepengetahuan Proyek Manager dan disetujui oleh Direktur
Proyek.

D. Tugas Laporan

1. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis dengan Proyek


Manager.
2. Membuat laporan mingguan untuk Proyek Manager yang mencakup kegiatan proyek, kesulitan-
kesulitan proyek, dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan.
3. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan Proyek Manager.
E. Tugas pengaturan tenaga

1. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana Time Schedule.
2. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai dengan target dari
kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-masing.
3. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana kepada Manager
Proyek.
4. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung oleh Budget Control,
mencheck ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh Proyek Manager dan Direktur Proyek.

 CARA MELAKSANAKAN TUGAS PERENCANAAN

Dalam kaitannya dengan Time Schedule proyek, perlu diperhatikan beberapa faktor dalam
perencanaannya:

1. Tanggung jawab “Waktu” dari perusahaan terhadap pemilik proyek, contoh : bilamana kantor
menerima kontrak pembangunan yang harus diselesaikan dalam waktu 6 (enam) bulan, maka
dalam perencanaan time schedule harus dibuat lebih awal dari waktu selesainya kontrak,
misalnya 5 bulan.
2. Disesuaikan dengan hal-hal khusus, misalkan dalam pelaksanaan ternyata bahan yang
direncanakan dating dalam waktu satu bulan ternyata memerlukan waktu sampai 3 bulan, time
schedule harus dibuat penyesuaiannya.
3. Segera membuat laporan ke atasan bila mengalami hambatan-hambatan dalam kaitannya
dengan hal-hal di atas yang bila dianggap perlu dibuat permintaan tertulis kepada pemilik
proyek/direksi untuk penambahan waktu pelaksanaan proyek.
4. Gangguan cuaca/musim penghujan juga harus diperhitungkan terutama pada taraf pekerjaan
awal sampai dengan pekerjaan penutup atap.
5. Mempelajari rencana bangunan, baik segi arsitektur maupun konstruksinya sehingga waktu
yang diperlukan untuk pelaksanaan tiap-tiap tahap pekerjaan dapat direncanakan sesuai
dengan kenyataan pelaksanaannya.
6. Memperhatikan tenggang waktu pengorderan ke bagian logistic kantor dalam pengadaan
material proyek, sesuai dengan komitmen-komitmen yang telah disepakati.
7. Berkonsultasi dengan Proyek Manager dalam menyusun time schedule.
Perencanaan penunjang pelaksanaan “Time Schedule”

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Merencanakan kebutuhan material sesuai dengan kebutuhan pemakaian dan waktunya yang
dilaksanakan dengan pembuatan order ke Departemen logistic. Yang dimaksud waktu di sini
adalah penyesuaian waktu order hingga sampainya material di proyek dengan
kemampuan/persyaratan waktu pengiriman dari Departemen Logistik dan disesuaikan dengan
keadaan proyek, sehingga material tidak terlambat dan juga tidak terlalu cepat karena akan
membebani cash flow dan memperbesar resiko kehilangan.
2. Membuat order-order keperluan alat-alat/ bagian penunjang yang dibutuhkan seperti concrete
mixer, alat potong besi, stamper, instalator listrik, dan plumbing 5 hari sebelum diperlukan dan
disebut pula tanggal-tanggal pemakaian alat-alat tersebut. Sehingga bilamana alat-alat tersebut
sedang dipergunakan semuanya bagian logistic dapat menyewa dari instansi luar.
3. Segera membuat klaim order atas ketidaksesuaian baik kualitas maupun kuantitas dari material
yang dikirim dengan order yang dibuat ke Departemen Logistik.
4. Merencanakan daftar “Dead Line” pengiriman material-material pokok/khusus dalam lampiran
time schedule untuk menunjang Departemen Logistik dalam pengadaannya sehingga time
schedule dapat direalisir.
5. Segera membuat order tambahan ke Departemen Logistik bila terjadi kekurangan material yang
telah dikirim sesuai order karena kesalahan perhitungan volume. Untuk item ini sangat
diharapkan tidak terjadi kesalahan order yang mengakibatkan material kurang atau terlalu
banyak. Diharapkan ketelitian dari Site Manager dalam mencheck dan menyetujui order dari
pelaksana. Sebagai contoh untuk perhitungan besi balok biasanya ± 225 kg/m3, untuk besi plat
± 125 kg/m3 sehingga dalam waktu yang cepat dapat mencheck order yang dibuat dengan
volume yang hampir sama.
6. Membuat “klaim waktu” ke Proyek Manager atau Proyek Planning Manager atas keterlam-
batan akibat dari tidak dipenuhinya permintaan oleh Departemen Logistik dengan dasar-dasar
rasional.
7. Mengingatkan kepada logistic dalam membuat SPK agar memberikan batas waktu yang disertai
dengan sanksi denda untuk mambantu pelaksanaan agar tepat waktu.
8. Untuk material finishing, sebelum di order harus sudah dibicarakan dan di ACC oleh Owner
(buat approval material) baik type maupun warnanya.
9. Harus menguasai kontrak dan gambar pelaksanaan dengan baik agar dalam pemesanan
material maupun dalam pelaksanaan pekerjaan tetap berpedoman pada hal tersebut, kecuali
apabila ada perubahan-perubahan dari owner dimana akan kita hitung sebagai pekerjaan
tambah kurang.
Hal-hal yang mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan proyek :

1. Start dimulai pekerjaan:


 Gambar
 Situasi lapangan
 Kondisi setempat/perijinan
 Persiapan tenaga
 Bouwheer
2. Waktu pelaksanaan:
 Tenaga kerja kurang
 Gambar rencana tidak lengkap
 Keputusan-keputusan tertentu dari bouwheer yang menunda pekerjaan
 Bongkar pasang kesalahan pelaksanaan
 Pekerjaan tambahan
 Pengiriman material
 Leveransir/sub kontraktor tidak mengikuti jadwal pelaksanaan
 Pengarahan lapangan kurang
 Cuaca

3. Penghentian kegiatan akibat hal-hal tertentu:


 Pembayaran upah terlambat
 Gangguan setempat (keamanan/tetangga)
 Tidak ada tenaga kerja
 Tidak ada material
 Pertimbangan finansial akibat pembayaran dari owner yang terlambat/ditunda
tanpa adanya alasan yang dapat diterima oleh kontraktor

4. Administrasi:
a. Surat-menyurat dengan bouwheer mengenai :
 Pekerjaan tambahan yang tidak segera diputuskan
 Keputusan-keputusan tertentu yang tertunda
 Pemilihan material yang tertunda
 Penggantian/perubahan material
b. Intern
 Kalkulasi pekerjaan tambahan (estimating) terlalu lama
 Ekspedisi surat yang terlambat
 Salah tulis order
 CARA MENGADAKAN PENGARAHAN TUGAS DAN CONTROLLING
1) Memberikan instruksi kerja
a. Instruksi lisan dan bersifat umum :
 Instruksi yang bersifat menyeluruh mengenai apa yang harus dikerjakan,
memiliki scope sesuai dengan urutan-urutan pekerjaan dan time schedule.
 Bersifat mengarahkan agar hasil pekerjaan baik dan hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Instruksi tertulis dan yang bersifat khusus/mentargetkan :
 Bersifat bimbingan untuk suatu pekerjaan yang perlu diperhatikan supaya
tidak terjadi kesalahan-kesalahan (mengenai peil bangunan dan sebagainya).
 Merupakan, instruksi perubahan pelaksanaan akibat
kesalahan/ketidaksesuaian gambar perencanaan.
 Merupakan instruksi suatu pekerjaan dengan target waktu tertentu
(misalkan disebabkan time schedule yang terlambat).
 Dilaksanakan (misal: kebersihan proyek, cara penyimpanan/penumpukkan
material yang tidak dapat dibenarkan pemasangan dinding tidak pada
tempatnya).
 Mengarahkan system-sistem khusus pelaksanaan pekerjaan untuk
menunjang hasil Merupakan teguran atas pelaksanaan yang menyimpang,
yang harus segera yang lebih baik (misal cara membuat adukan, cara
pengecoran dak beton dan sebagainya)
 Instruksi tertulis ini harus dikerjakan dan diparaf pelaksana atau sub
kontraktor agar dapat digunakan sebagai acuan untuk penge-check-an apa
yang sudah kita instruksikan sudah dilaksanakan/belum, dan diberikan target
waktu yang jelas.
2) Kontrol Pelaksanaan
a. Kontrol pelaksanaan :
 Memeriksa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan apakah sesuai dengan
rencana/design yang dibuat/standard hasil teknis yang dituntut.
 Menguasai keadaan seluruh bagian proyek, baik apa yang telah dikerjakan,
akan dikerjakan maupun keadaan material di proyek
 Memperhatikan cara-cara kerja di lapangan apakah sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang dikehendaki (misal: cara pembuatan adukan,
pembuatan bekisting, pemasangan kabel, dan sebagainya)
 Memberikan teguran-teguran atas kesalahan-kesalahan yang dikerjakan oleh
pelaksana, mandor, instalator dan sub kontraktor.
 Melihat kemampuan mandor/wakil mandor dalam mengarahkan
tukang/tenaga kerja
b. Kontrol waktu pelaksanaan
 Lebih dititikberatkan pada control hasil-hasil yang telah dicapai proyek
berdasarkan time schedule
 Mengadakan control atas instruksi-instruksi tertulis yang ditargetkan
waktunya
 Memberikan teguran-teguran dan sanksi kepada bawahan/instalator dan sub
kontraktor, apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
 Melaksanakan meeting proyek untuk mengejar target atau schedule yang
telah disepakati dengan membuat jadwal meeting yang telah diketahui oleh
Manager Proyek/Direktur Proyek. Meeting proyek harus dihadiri oleh seluruh
pihak yang terkait, baik pelaksana, mandor, sub kontraktor dan sebagainya,
dimana apabila ada pihak yang tidak hadir tanpa ada alasan yang jelas harus
diberikan sanksi/denda.
3) Kontrol disiplin kerja:
 Mengadakan control kepada bawahan atas disiplin jam kerja (baik pelaksana,
mandor, maupun pekerja)
 Memperingatkan mandor atas cara-cara kerja dari bawahannya yang tidak sesuai
 Memberikan teguran kepada pelaksana atas tidak dilaksanakannya instruksi
khusus yang diberikan ataupun tugas-tugas routine yang menjadi tanggung
jawabnya
 Membuat peringatan tertulis kepada pelaksana maupun mandor sampai tiga kali
dengan tembusan/sepengetahuan Proyek Manager, bilamana teguran-teguran
lisan tidak mendapat perhatian
 Membicarakan kesulitan-kesulitan akibat ketidakdisiplinan bawahan kepada
Proyek Manager dan menyerahkan keputusannya kepada Direktur Proyek.
 CARA MELAKSANAKAN TUGAS–TUGAS KOMUNIKASI DAN ADMINISTRASI
1) Tugas-tugas komunikasi
 Memberikan informasi yang diperlukan pemilik proyek mengenai pekerjaan yang
telah akan dikerjakan
 Membuat laporan khusus yang diperlukan oleh direksi pemilik proyek ataupun
pemilik proyek sendiri
 Berkomunikasi dengan pemilik untuk keputusan-keputusan penggunaan jenis-
jenis material untuk menunjang pelaksanaan proyek
 Mengusulkan hal-hal yang menguntungkan perusahaan untuk pekerjaan-
peKerjaan tambahan kepada pemilik proyek
 Memberitahukan/ meminta kepada pemilik proyek untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan bilamana terjadi kelambatan scehedule akibat hambatan tertentu
tersebut
 Sebelum dimulainya proyek harus dippastikan adanya ijin bangunan atau jaminan
untuk dapat dilaksanakan pekerjaan
 Sebelum dimulainya proyek harus dibuat surat pemberitahuan ke tetangga /RT/
RW setempat
2) Tugas-tugas Administrasi
 Menampung permintaan dari bouwheer untuk pekerjaan tambahan maupun
Kurang.
 Menghitung volume-volume perkerjaan tersebut diatas dan memberikan
informasi keadaan pekerjaan kepada bagian anggaran untuk dapat ditentukan
bagian satuannya
 Bertanggung jawab atas jadi tidaknya perubahan pekerjaan tersebut baik
komunikasi langsung dengan bouwheer ataupun lewat kantor
 Pekerjaan tambahan atau kurang yang diajukan harus sepengetahuan proyek
Manager dan sebelum dilaksanakan bila disetujui harus dicatatoleh direktur
proyek dan diinfor-masikan ke finance manager
 CARA MEMBUAT LAPORAN
1) Membicarakan dengan proyek manager
Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan tehnis dengan proyek manager.
Masalah khususyang mencakup semua hal yang tidak dapat diputuskan sendiri
2) Laporan Mingguan
a. Laporan mingguan yang baik harus mencakup hal-hal mengenai:
 Biaya
 Pembangunan tahap pekerjaan
 Time schedule
 Bahan
 Tenaga kerja
 Hal-hal yang khusus
b. Khusus mengenai laporan biaya/budget dilaksanakan setiap periode pekerjaan dan
dicantumkan dalam record file untuk masing-masing proyek yang disertakan juga
catatan –catatan biaya yang disebabkan adanya perubahan-perubahan, kesalahan-
kesalahan, pekerjaan tambahan dsb.
c. Membicarakan kepada proyek Manager mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:
 Kesulitan-kesulitan pelaksana
 Detail-detail bangunan
 Perencanaan-perencanaan tambahan
 CARA MENGATUR TENAGA KERJA

1) Mengarahkan Mandor dan Pelaksana

Mengatur penggunaan tenaga kerja diproyek untuk menunjang rencana time schedule.
Dalam hal ini Site Manager mengarahkan mandor dan dan pelaksana berapa banyak
tenagayang digunakan. pada pekerjaan dengan waktu yang mendesak diperlukan tenaga yang
cukup gesar dan kemungkinan pengurangan tenaga pada saat-saat yang lain

2) Menyetujui dan menerima tenaga bawahan

Dalam menerima tugas dari proyek manager, Site Manager dapat menyetujui atau
menolak tenaga-tenaga pelaksana dan mandor yang ditunjuk dengan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Sesuai dengan tugas kontrol yang dimiliki oleh setiap Site Manager,
Site Manager juga berhak penuh dalam memberikan tugas-tugas pelaksaan kepada pelaksana
yang berada dibawahnya tidak terbatas pada proyek tertentu yang ditunjuk oleh proyek
Manager.

3) Mengusulkan hal-hal yang bermanfaat

Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengetahuan tenaga. hal diatas dapat diajukan
kepada Proyek Manager/ Direktur proyek misalnya mengenai informasi prestasi ,lembur, tugas-
tugas khusus, gaji, dsb.

4) Membuat perhitungan upah

Untuk membuat perhitungan upah sesuai dengan yang telah ditentukan dengan
memberikan usulan kepada proyek Manager perlu diperhatikan adalah:

 Sistem hubungan kerja antara mandor dan kantor


 Berapa besar patokan kontrak borong yang ditentukan dengan memberikan usulan kepada
proyek manager dan di recheck budget control /budget planning & scheduling
 Memberikan catatan atas pekerjaan-pekerjaan tambahan / perubahan yang mengakibatkan
perubahan harga kontrak.
 Membicarakan kesulitan-kesulitan khusus dalam pelaksanaan pembayaran upah pekerja
Site Manager
Proyek Namu Sirasira - Tanah Karo jalan baru Hotmix

A. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek

Berikut ini tahapan kegiatan operasional dalam proyek jalan


1. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan) Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar
badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.
2. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan
pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari
3. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan) Pekerjaan ini juga dinamakan pekerjaan
galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan
tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi permukaan sesuai gambar yang di
rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu menggunakan alat ukur Theodolit,
lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk badan jalan ,tinggi dan
belokannya sesuai apa yang direncanakan.
4. Pekerjaan Sub Grade (Pemadatan tanah)
Setelah badan jalan terbentuk maka tanah perlu dipadatkan inilah yang dinamakan
pekerjaan subgrade.
Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan perkerasan jalan lapisan ini bisa
berupa tanah asli yang di padatkan jika tanah aslinya baik,atau tanah urugan yang di
datangkan dari tempat lain lalu dipadatkan,atau tanah yang di stabilkan dengan semen
atau kapur,yang terpenting adalah tanah harus bebas dari sampah dan rumput. Untuk
pemadatannya menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller
5. Pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah)
Setelah lapisan sub grade memenuhi standar kepadatan pekerjaan selanjutnya adalah
penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali/Batu Limstone menggunakan
alat transportasi Dump Truck kemudian diratakan dan di padatkan dengan
menggunakan alat Tandem Roller. Untuk ketebalan lapis pondasi Sub base course
biasanya 30 cm.
Fungsi utama Lapisan sub base course adalah :
 Bagian kontruksi jalan yang menyebarkan beban roda ketanah dasar.
 Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal
 Lapis peresapan agar air tidak terkumpul di pondasi .
6. Pekerjaan Base Course (Pondasi Atas)
Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Sirdam sama menggunakan Dump Truck
dan diratakan lagi dengan Tandem Roller, lapisan ini di buat untuk menyempurnakaan
daya dukung beban juga sebagai bantalan terhadap lapis permukaan. Material terbaik
untuk lapis pondasi atas adalah campuran 70% batu pecahan berwarna abu keputihan
ukuran 1 sampai dengan 5 cm,dan 30% lagi campuran abu batu atau pasir. cara
penghamparaan batu Base course sama dengan penghamparan batu sub Base course.
Setelah Base course terhampar dengan rata barulah dilakukan pemadatan,jika pada saat
pemadatan masih terlihat rendah atau tinggi harus di tambah atau dikurangi. Setelah
kelihatan rata selanjutnya dipadatkan kembali menggunakan tire Roller sambil disiram
air secukupnya. sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base) atau ACB
diperlukan Lapis resap pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk
membersihkan debu menggunakan Air Compressor
Fungsi prime coat diantaranya:
 Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran Aspal.
 Mencegah lepasnya butiran lapis Agregat jika dilewati kendaraan sebelum
dilapis aspal
 Mencegah lapis agregat dari pengaruh cuaca
7. Pekerjaan Hotmix Binder Coarse atau Lapisan Atas ATB
Setelah di cor dengan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas menggunakan
material ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) atau AC-BC Dan pelapisannya
menggunakan mesin.
8. Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan)
Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan permukaan
menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan mesin
9. Pekerjaan Finishing
Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat
Peuneumatic Rolle
10. Pekerjaan Marka Jalan
Setelah pekerjaan marka, jalan raya sudah jadi bagus dan berkualitas.
B. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek
SITE MANAGER harus berkoordinasi dengan kontraktor mengenai mutu dan analisa
peralatan, berikut penjelasannya:

1. Motor Grader
Greader, juga biasanya dikenal sebagai suatu mesin sortir/penilai jalan,suatu mata
pisau, suatu memelihara atau suatu mesin sortir/penilaimotor, adalah suatu sarana
(angkut) rancang-bangun dengan suatumatapisau besar yang digunakan untuk
menciptakan suatu permukaandatar.
Fungsi:
 Meratakan permukaan, membentuk badan jalan
 Meratakan hamparan
 Meratakan tebing (bank cutting)
 Membentuk parit (ditching)
2. Penyemprotan Aspal Tangan (Hand Sprayer)
Pada umumnya, alat penyemprot aspal diberikan untuk memberikan lapis pengikat
(tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) pada permukaan yang akan diberi
lapis aspal diatasnya dengan tujuan untuk mengikat lapis perkerasan baru dengan lapis
perkerasan lama.
Hal-halyang harus diperhatikan dari peralatan penyemprotan aspal tangan adalah:
 System pemanasan yang ada dalam ketel
 Penyemprot aspal dari tangki atau ketel pemanas melaluipipa/selang penyemprot
 Pengisian aspal dari tangki lain kedalam ketel, menggunakan pipaisap atau pipa
semprot yang telah tersedia
 Pembersihan dan pencucian saluran-saluran pipa dan selang apakahdengan
menggunakan solar/kerosin dari tangki yang ada pada alatini
 Melakukan sirkulasi aspal dari ketel kembali kedalam ketel melaluisaluran-saluran
lain

3. Penghampar campuran aspal (Asphalt Finisher)


Penghampar campuran aspal (asphalt finisher) adalah alat untuk menghamparkan
campuran aspal yang dihasilkan dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis aspal
finisher yaitu aspal finisher crawler (roda kelabang) dan aspal finisher roda karet.
Hal – hal umum yang dilasanakan dalam pemeriksaaan adalah sebagai berikut:
 Pada semua mesin penghampar harus diperiksa motorpenggeraknya dan
kelancaran kerja motor
 Pada track mesin penghampar, rangkaian track harus diperiksasecara benar
penyetelannya termasuk pin-pinya
 Pada finisher roda karet harus diperiksa tekanan anginnya
 Pada batang tamper harus dicek putaran tiap menitnya
 Untuk vibrator pada screed, jika diberikan pada spesifikasi, harusdicek
kebenaran kinerjanya
 Pada ujung plate pada screed (strike off plate) harus diperiksaketinggian dan
vibrating screednya
4. Pemadat Roda Karet (Pneumatic Tired Roller)
Pemadat roda karet adalah jenis pemadat permukaan, tapi dapat juga berfungsi
dengan prinsip meremas (kneading action). Pemadat roda karet pada umumnya
mempunyai poros ganda (tandem axle) denganempat sampai sembilan roda tiap poros.
Roda dirancang sedemikian rupa sehingga roda bagian belakang dapat berjalan dalam
ruang diantara bagian depan. Pemadat karet tidak boleh kelebihan beban akibat
pemberat atau bergerak dengan kecepatan melebihi batas karena dapatmemberikan
keausan pada ban.
Hal – hal yang dilaksanakan dalam hal pemeriksaan pemadatan rodakaret secara umum
adalah sebagai berikut :
 Untuk penggeraknya, dapat dilakukan motor penggerak
 Pada system rem, dapat dilakukan pemeriksaaan ketebalansepatu/ferodo rem
serta kerenggangannya (lining clearance)
 Pemeriksaan bahan bakar, periksa kotoran yang mrngendap padatangki bahan
bakar, periksa kebocoran dan kondisi saringan bahanbakar
 Pada system kemudi, periksa minyak
 Pada system pendingin, periksa radiator, kebocoran dankencangkan tali kipas
 Periksa kondisi ban dan tekanan angina
 Periksa system penerangan8.Periksa kondisi rantai penggerak
5. Tandem Roller
Penggunaan dari penggilas ini untuk mendapatkan permukaan yang agak halus,
misalnya penggilas lapisan hotmix. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama
pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8-14ton. Penambahan beban akibat
pengisian zat cair (balasting) berkisar antara 25-60% dari berat penggilas. Untuk
mendapatkan penambahan kepadatan pada penggerjaan penggilas biasanya digunakan
three axletandem roller pada pengilasan batu-batuan yang tajam dan keras

C. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek

Evaluasi Proyek
Tujuan utama evalasi adalah untuk mengungkapkan permasalahan dan membuka
potensi masalah yang mungkin.
Ada dua macam evaluasi bila dilihat dari pelaksanaan evaluasi, yakni:
1. Evaluasi Formatif.
Evaluasi yang dilaksanakan di setiap tahap siklus proyek
2. Evaluasi Ringkas.
Evaluasi yang dilakukan setelah proyek selesai untuk mendapatkan feedback bagi
pelaksanaan hal serupa di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai