Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SM DENGAN PREMATUR

Dosen Pengampu

Ni Putu Hermayuni, S.Kep

Oleh

NI MADE AYU PRADNYANI

102010901

HIDAYATUL WASLIYAH

102010905

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JEMBRANA

2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SM DENGAN PREMATUR
RUANG PUDAK RSUD NEGARA
TANGGAL 1-3 MEI 2012

CONTOH KASUS :

SM bayi yang baru berumur 1 hari lahir premature 35 minggu, pada tanggal 30
april 2012 ibu SM datang ke Rumah Sakit karena ada kontraksi dan ketuban sudah
pecah, di Rumah sakit bidan mengatakan kepala bayi sudah masuk PAP, akhirnya
pada pukul 01.10 Wita SM lahir. Saat pengkajian pada tanggal 01 mei 2012, SM
terlihat pucat, sianosis, dan keadaan lemah. SM berada dalam incubator. Vital sign
: Suhu : 350C , TD : 80/60 mmHg, RR : 70 x/menit, DN : 190 x / menit.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Mei 2012 pukul 10.00 wita di ruang
Pudak di RSUD Negara dengan menggunakan metode wawancara (anamnesa),
observasi, Pemeriksaan fisik, dan catatan medis pasien.
A. Pengumpulan Data
1) Identitas Pasien dan Penanggung
Identitas : Pasien Penaggung
Nama : SM Ibu SM
Umur : 1 hari 18 tahun
Jenis kelamin : laki – laki Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah Menikah
Suku bangsa/bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam
Pekerjaan : - Buruh
Alamat : Negara Negara
Alamat Terdekat : - -
No.Telp. : - 08155674958
No. Registrasi : 1309278 -
Tanggal MRS : 1 Mei 2012 -
2) Alasan Dirawat

Keluhan Utama :

a. Keluhan utama saat MRS : Ibu pasien mengeluh bayinya nafas


bayinya cepat dan keadaan bayinya lemah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : SM bayi yang baru berumur 1 hari lahir
premature 35 minggu, pada tanggal 30 april 2012 pukul 20.00 wita ibu
SM datang ke Rumah Sakit karena ada kontraksi dan ketuban sudah
pecah, di Rumah sakit bidan mengatakan kepala bayi sudah masuk
PAP, akhirnya pada pukul 01.10 Wita SM lahir. Saat pengkajian pada
tanggal 01 mei 2012,pukul 07.00 wita, SM terlihat pucat, sianosis, dan
keadaan lemah. SM berada dalam incubator. Karena keadaan yang
sangat lemah akhirnya SM harus menjalani perawatan yang sangat
intensif.
3) Riwayat Persalinan :
Ibu pasien mengatakan ini adalah persalinan yang pertama, anak pertama
dan belum pernah abortus. Ibu SM mengatakan menikah umur 16 tahun.
4) Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular maupun penyakit
keturunan.
5) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas
Ibu pasien mengatakan nafas bayinya cepat dan dalam. RR : 70 x /
menit, suara nafas pasien menurun dan hypoxia.
b. Makan dan Minum
Ibu pasien mengatakan bayinya sudah diberikan makan dan minum
dengan ASI, tetapi ASI yang keluar sedikit-sedikit jadi kebutuhan
menyusu kurang, refleks batuk dan menghisap lemah.
c. Eleminasi (BAB & BAK) :Ibu pasien mengatakan pasien belum
keluar tinja ( mekoneom), Ibu pasien mengatakan bayinya tidak
kencing dari kemarin.
d. Istirahat dan tidur
Ibu pasien mengatakan bayinya tidur 24 jam/ hari.
e. Gerak dan Aktivitas
Ibu pasien mengatakan anaknya lemah. Ibu pasien mengatakan saat
lahir bayinya tidak menangis kuat.
f. Kebersihan Diri
Bayi terlihat bersih dan rapi
g. Pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh pasien 35 o C.
h. Rasa nyaman
Ibu pasien mengatakan bayinya menangis tapi seperti merintih.
i. Rasa aman
Pasien tampak ditemani oleh ibunya
j. Data sosial
0
Bayi SM berada dalam incubator dengan suhu 32 C, jadi pasien
dibatasi dalam kontak dengan orang lain
k. Prestasi & Produktifitas
Ibu pasien mengatakan sedikit mengerti tentang merawat bayi.
l. Rekreasi
Ibu pasien mengatakan sering rekreasi jika hari libur.
m. Belajar
Pasien masih berumur 1 hari, Ibu pasien mengatakan tidak ingin
/malas menyusui karena takut payudaranya akan rusak, tidak tahu cara
menyusui yang baik
n. Ibadah
Ibu pasien mengatakan selalu berdo’a untuk anaknya.

6) Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


a. Keadaan umum pasien
Kesadaran : apatis
Bangun tubuh : Tidak terkaji
Postur tubuh : Kurus
- Cara berjalan : Tidak terobservasi
- Gerak motorik : Tidak Terkoordinasi tapi lambat.

Keadaan kulit

- Warna kulit : Sawo matang, sianosis, pucat, kulit keriput,


terdapat rambut lanugo pada telinga, dada dan dahi, lemak
subkutan sedikit.
- Turgor kulit : Kurang Elastis
- Kebersihan : Bersih
- Luka : Tidak adanya luka.
b. Gejala kardinal
- TD : 80/60 mmHg
- Nadi : 190 kali/menit
- Respirasi : 70 kali/menit
- Suhu : 35 o C
c. Ukuran – ukuran lain
- BB : 2,4 kg
- TB : 45 cm
- Lingkar kepala : 30 cm
- Rambut
Warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tekstur rambut lembut,
rambut kurang kuat, distribusi rambut lebat, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, tidak adanya jaringan parut, tidak adanya
lesi.
- Mata
Bentuk mata simetris, mata cowong, warna konjungtiva pucat,
tidak adanya nyeri tekan, sklera tidak kemerahan, pergerakan bola
mata dapat terkoordinasi, reflek pupil baik, warna iris hitam, pupil
isokor.
- Mulut
simetris, warna bibir pucat, mukosa bibir kering, tidak adanya
jaringan parut.
- Leher
Leher simetris, tidak adanya jaringan parut dan lesi, tidak adanya
pembengkakan kelenjar limfe, tidak adanya kaku kuduk.
- Thorak
Bentuk simetris, tidak adanya jaringan parut dan lesi, tidak teraba
adanya krepitasi, nyeri tekan tidak ada, suara nafas bruit, ada
pergerakan otot dada saat bernafas.
- Abdomen.
Bentuk simetris, tidak ada acites, tidak adanya jaringan parut dan
lesi, tidak ada nyeri tekan.
- Genetalia
Testis belum turun
- Anus
Tidak ada kelainan pada anus.
- Ektremitas
Atas : Simetris, tidak ada edema, terpasang infus IVFD RL di
tangan kiri pasien, gerakan otot lemah, posisi ekstrimitas ekstensi
setelah lahir.
Bawah : tidak ada edema, ada jaringan parut, gerakan otot lemah,
posisi ekstrimitas ekstensi setelah lahir.

d. Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonografi : adanya kelainan pada testis, testisnya belum
turun
2. X- Ray : terdapat cairan pada pleura
3. Kadar elektrolit : hipokalsemia 3,5 meq/liter
4. Kadar bilirubin mengalami peningkatan yaitu 11 mg/dl

7) Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )


Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar
Gerak motorik kasar sangat lemah
2. Motorik halus
Gerak motorik halus sangat lemah
3. Bahasa
Pasien dapat menangis tetapi suara tangisan seperti merintih
4. Personal social
Pasien berada dalam incubator.
B. Analisa Data

Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


 Ibu pasien mengatakan  Pasien sianosis Distress pernafasan
bayinya bernafas cepat Terdapat suara nafas
dan dalam tambahan : bruit
 Ibu pasien mengatakan  Ada pergerakan otot dada
bayinya tidak menangis saat bernafas.
kuat saat lahir  Pasien hypoxia
 Posisi ekstrimitas atas dan
bawah ekstensi setelah
lahir
 Pasien menangis seperti
merintih X- Ray : terdapat
cairan pada pleura
 Suara nafas menurun
 Nafas cepat dan dalam
 RR : 70 x / menit
 DN : 190 x / menit
 Ibu pasien mengatakan  Terdapat rambut lanugo Hipotermi
kulit bayinya teraba pada telinga, dada dan
dingin dahi
 Lemak subkutan sedikit
 Ibu pasien mengatakan
 Pasien sianosis
bayinya pucat
 Suhu : 35 0 C
 TD : 80/60 mmHg
 DN : 190 x/ menit

 Ibu pasien mengatakan  Bayi lahir premature Ketidakseimbangan


bayinya sudah minum  Pasien tampak pucat nutrisi kurang dari
ASI tapi ASI yang  BB : 2,4 kg kebutuhan tubuh
keluar sedikit  LK : 30 cm
 Ibu pasien mengatakan  TB : 45 cm
pasien kurus  Z-Score : WAZ -2,25 dan
 Ibu pasien mengatakan HAZ -2,17 menandakan
pasien belum keluar kurang gizi.
tinja ( mekoneom)  Bilirubin 11 mg/dl
 Refleks batuk dan
menghisap lemah.
 Ibu asien mengatakan  Pasien pucat Kurang volume
bayinya sudah minum  Kulit pasien keriput cairan
ASI tapi ASI yang  Mata cowong
keluar sedikit  Warna bibir pucat
 Ibu pasien mengatakan  Mukosa bibir kering
nafas bayinya cepat dan  Hipotermi
dalam  Hipokalsemia 2,5 meq/liter
 Pasien Hypoxia
 Kulit tidak elastis
 TD : 80/60 mmHg
 Suhu : 35 0 C
 Ibu pasien mengatakan  Reflex menghisap masih Menyusui tidak
ASI nya keluar sedikit- lemah efektif
sedikit  Menghisap payudara tidak
 Ibu pasien mengatakan terus menerus
malas menyusui karena
takut payudaranya akan
rusak, tidak tahu cara
menyusui yang baik

C. Rumusan Masalah Keperawatan


a. Distress pernafasan
b. Hipotermi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Kurang volume cairan
e. Menyusui tidak efektif
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Distress pernafasan b.d imaturitas fungsi kardiovaskuler d.d ibu pasien
mengatakan bayinya bernafas cepat dan dalam, ibu pasien mengatakan
bayinya tidak menangis kuat saat lahir, pasien sianosis, terdapat suara
nafas tambahan : bruit, ada pergerakan otot dada saat bernafas, pasien
hypoxia, posisi ekstrimitas atas dan bawah ekstensi setelah lahir, pasien
menangis seperti merintih, suara nafas menurun, nafas cepat dan dalam,
RR : 70 x / menit dan DN : 190 x / menit, X- Ray : terdapat cairan pada
pleura
B. Hipotermi b.d terpapar lingkungan dingin dan dan prematuritas d.d ibu
pasien mengatakan kulit bayinya teraba dingin, ibu pasien mengatakan
bayinya pucat, terdapat rambut lanugo pada telinga, dada dan dahi, lemak
subkutan sedikit, pasien sianosis, suhu : 35 0 C, TD : 80/60 mmHg dan
DN : 190 x/ menit
C. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d imaturitas saluran
pencernaan d.d Ibu pasien mengatakan bayinya sudah minum ASI tapi
ASI yang keluar sedikit, Ibu pasien mengatakan pasien kurus, Ibu pasien
mengatakan pasien belum keluar tinja ( mekoneom), Bayi lahir
premature, Pasien tampak pucat, BB : 2,4 kg, LK : 30 cm, TB : 45 cm, Z-
Score : WAZ -2,25 dan HAZ -2,17 menandakan kurang gizi, Refleks
batuk dan menghisap lemah, bilirubin 11 mg/dl
D. Kurang volume cairan b.d kegagalan dalam mekanisme pengaturan suhu
tubuh d.d ibu asien mengatakan bayinya sudah minum asi tapi asi yang
keluar sedikit, ibu pasien mengatakan nafas bayinya cepat dan dalam,
pasien pucat, kulit pasien keriput, mata cowong , warna bibir pucat,
mukosa bibir kering, hipotermi, pasien hypoxia, kulit tidak elastis, TD :
80/60 mmHg, Suhu : 35 0 C, hipokalsemia 3,5 meq/liter
E. Menyusui tidak efektif b.d lemah reflek meghisap bayi, bayi premature
kurang pengetahuan d.d ibu pasien mengatakan asi nya keluar sedikit-
sedikit, reflex menghisap masih lemah, menghisap payudara tidak terus
menerus, Ibu pasien mengatakan malas menyusui karena takut
payudaranya akan rusak, tidak tahu cara menyusui yang baik

III. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah
1. Distress pernafasan b.d imaturitas fungsi kardiovaskuler d.d ibu pasien
mengatakan bayinya bernafas cepat dan dalam, ibu pasien mengatakan
bayinya tidak menangis kuat saat lahir, pasien sianosis, terdapat suara
nafas tambahan : bruit, ada pergerakan otot dada saat bernafas, pasien
hypoxia, posisi ekstrimitas atas dan bawah ekstensi setelah lahir,
pasien menangis seperti merintih, suara nafas menurun, nafas cepat
dan dalam, RR : 70 x / menit dan DN : 190 x / menit , X- Ray :
terdapat cairan pada pleura
2. Kurang volume cairan b.d kegagalan dalam mekanisme pengaturan
suhu tubuh d.d ibu asien mengatakan bayinya sudah minum asi tapi
asi yang keluar sedikit, ibu pasien mengatakan nafas bayinya cepat
dan dalam, pasien pucat, kulit pasien keriput, mata cowong , warna
bibir pucat, mukosa bibir kering, hipotermi, pasien hypoxia, kulit tidak
elastis, TD : 80/60 mmHg, Suhu : 35 0 C, hipokalsemia 3,5 meq/liter
3. Hipotermi b.d terpapar lingkungan dingin dan dan prematuritas d.d ibu
pasien mengatakan kulit bayinya teraba dingin, ibu pasien mengatakan
bayinya pucat, terdapat rambut lanugo pada telinga, dada dan dahi,
0
lemak subkutan sedikit, pasien sianosis, suhu : 35 C, TD : 80/60
mmHg dan DN : 190 x/ menit
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d imaturitas
saluran pencernaan d.d Ibu pasien mengatakan bayinya sudah minum
ASI tapi ASI yang keluar sedikit, Ibu pasien mengatakan pasien kurus,
Ibu pasien mengatakan pasien belum keluar tinja ( mekoneom), Bayi
lahir premature, Pasien tampak pucat, BB : 2,4 kg, LK : 30 cm, TB :
45 cm, Z-Score : WAZ -2,25 dan HAZ -2,17 menandakan kurang gizi,
Refleks batuk dan menghisap lemah, bilirubin 11 mg/dl
5. Menyusui tidak efektif b.d lemah reflek meghisap bayi, bayi
premature kurang pengetahuan d.d ibu pasien mengatakan asi nya
keluar sedikit-sedikit, reflex menghisap masih lemah, menghisap
payudara tidak terus menerus, dan Ibu pasien mengatakan malas
menyusui karena takut payudaranya akan rusak, tidak tahu cara
menyusui yang baik
2. Rencana Perawatan
No Hari/tgl/jam Diagnosa Tujuan & Kriteria
Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 1 Mei 2012 Distress pernafasan Setelah diberikan  Auskultasi bunyi nafas, catat  Beberapa derajat
08.00 wita b.d imaturitas asuhan keperawatan adanya bunyi nafas, misalnya spasme bronkus terjadi
3x24 jam, nafas : wheezing, ronkhi dengan obstruksi jalan
fungsi
kembali efektif dengan nafas. Bunyi nafas
kardiovaskuler d.d KH : redup dengan ekspirasi
ibu pasien Ibu pasien mengatakan mengi (empysema), tak
sesak bayinya ada fungsi nafas (asma
mengatakan berkurang, sianosis (-), berat)
bayinya bernafas tidak ada suara nafas  Kaji TTV/ pantau frekuensi  Takipnea biasanya ada
tambahan, TTV normal
cepat dan dalam, (RR: 50x/menit, DN : pernafasan catat rasio pada beberapa derajat
ibu pasien 170x/menit) inspirasi dan ekspirasi dan dapat ditemukan
pada penerimaan
mengatakan selama strest/adanya
bayinya tidak proses infeksi akut.
menangis kuat saat Pernafasan dapat
melambat dan frekuensi
lahir, pasien
ekspirasi memanjang
sianosis, terdapat dibanding inspirasi
suara nafas  Kaji pasien untuk posisi yang  Peninggian kepala tidak
aman, misalnya : peninggian mempermudah fungsi
tambahan : bruit,
kepala pernafasan dengan
ada pergerakan otot menggunakan gravitasi
dada saat bernafas,  Pertahankan suhu lingkungan  Suhu hangat dapat
tetap hangat menurunkan
pasien hypoxia,
metabolism dan
posisi ekstrimitas menghemat energy
atas dan bawah
 Lakukan suction  Mengeluarkan cairan
ekstensi setelah pasa saluran pernafasan
lahir, pasien  Kolaborasi pemberian
oksigen nasal kanul 3ltr  Menambah pasokan
menangis seperti
oksigen
merintih, suara
nafas menurun,
nafas cepat dan
dalam, RR : 70 x /
menit dan DN : 190
x / menit, X- Ray :
terdapat cairan
pada pleura

2 1 Mei 2012 Kurang volume Setelah diberikan  Pantau tanda dan gejala  Penurunan sisrkulasi
08.10 wita cairan b.d asuhan keperawatan kekurangan cairan.( DN, volume cairan
kegagalan dalam 3x24 jam kebutuhan suhu) mukosa bibir,turgor menyebabkan
cairan pasien terpenuhi
mekanisme kulit dll kekeringan mukosa dan
KH :
pengaturan suhu Ibu pasien pemekataj urin. Deteksi
tubuh d.d ibu mengatakan bayinya dini memungkinkan
diberikan asi sesering
pasien mengatakan mungkin minimal 8 terapi pergantian cairan
bayinya sudah kali sehari, pucat segera untuk
pada bayi (-), mukosa
minum asi tapi asi bibir lembab, TD  Pantau pemasukan dan memperbaiki defisit.
:75/50 mmHg, suhu :
yang keluar sedikit, pengeluaran cairan dilihat  Dehidrasi dapat
360C
ibu pasien dari pemberian ASI meningkatkan laju
mengatakan nafas filtrasi glomerulus
bayinya cepat dan membuat keluaran tak
dalam, pasien aadekuat untuk
pucat, kulit pasien membersihkan sisa
keriput, mata  Timbang berat badan setiap metabolisme.
cowong , warna hari.  Mendeteksi kehilangan
bibir pucat, mukosa  Anjurkan Ibu untuk cairan
bibir kering, memberikan ASI sesering  Mengganti cairan dan
hipotermi, pasien elektrolit yang hilang
hypoxia, kulit tidak mungkin secara oral
elastis, TD : 80/60  Kolaborasikan pemberian  Mengganti cairan dan
0
mmHg, Suhu : 35 cairan parenteral ( IV line ). elektrolit secara adekuat
C, hipokalsemia dan cepat
3,5 meq/liter

3 1 Mei 2012 Hipotermi b.d Setelah diberikan  Kaji TTV pasien  Mengetahui kondisi
08.30 wita asuhan keperawatan pasien
terpapar
selama 3x24 jam  Pertahankan kondisi  Mempertahankan suhu
lingkungan dingin yang nyaman bagi
diharapkan suhu tubuh lingkungan yang hangat
dan dan pasien pasien
meningkat dengan pakaian yang
prematuritas d.d (normal) dengan KH : lengkap
Ibu pasien mengatakan
ibu pasien suhu tubuhnya sudah
 Anjurkan Ibu untuk selalu  Mempertahankan suhu
mengatakan kulit terasa lebih hangat dari mendekap bayinya yang nyaman bagi
sebelumnya, suhu pasien
bayinya teraba tubuh bayi 360C, TD
pasien 75/50 mmHg, DN 170
 Letakan bayi pada incubator  Mempertahankan suhu
dingin, ibu
x permenit yang nyaman bagi
mengatakan dengan suhu 320C
pasien
bayinya pucat,
terdapat rambut
lanugo pada
telinga, dada dan
dahi, lemak
subkutan sedikit,
pasien sianosis,
suhu : 35 0 C, TD :
80/60 mmHg dan
DN : 190 x/ menit

4 1 Mei 2012 Ketidakseimbangan Setelah diberikan  Timbang berat badan setiap  Memberi info tentang
08.40 wita nutrisi kurang dari asuhan keperawatan hari. kebutuhan diet.
3x24 jam nutrisi pasien
kebutuhan b.d
terpenuhi dengan KH :  Diskusikan dan jelaskan  Menambah nutrisi
imaturitas saluran Ibu pasien mengatakan kepada orang tua pasien pasien
pencernaan d.d Ibu bayinya sudah minum tentang pemerian ASI
ASI minimal 8x sehari,
pasien mengatakan sudah mengeluarkan sesering mungkin minimal 8
bayinya sudah tinja, BB meningkat kali sehari
menjadi 2,5 kg
minum ASI tapi  Jika perlu berikan bayi susu  Memaksimalkan
ASI yang keluar formula sebagai pelengkap asupan nutrisi pasien
sedikit, Ibu pasien  Ciptakan lingkungan yang  situasi yang nyaman,
mengatakan pasien bersih, jauh dari bau yang rileks akan
kurus, Ibu pasien tak sedap atau sampah, merangsang nafsu
mengatakan pasien sajikan makanan dalam makan.
belum keluar tinja ( keadaan hangat.
mekoneom), Bayi
lahir premature,
Pasien tampak
pucat, BB : 2,4 kg,
LK : 30 cm, TB :
45 cm, Z-Score :
WAZ -2,25 dan
HAZ -2,17
menandakan
kurang gizi,
Refleks batuk dan
menghisap lemah,
bilirubin 11 mg/dl

5 1 Mei 2012 Menyusui tidak Setelah dilakukan  Kaji kesiapan fisik dan  mengetahui seberapa
08.50 wita tindakan keperawatan
efektif b.d lemah motivasi pasien untuk jauh pengetahuan ibu
selama 3x 24 jam
reflek meghisap diharapkan Ibu dapat belajar tentang kesiapannya
menyusui secara efektif
bayi, bayi menjadi seorang ibu
dg KH:
premature, kurang Ibu pasien mengatakan  Anjurkan Ibu untuk  meningkatkan nutrisi
mau menyusui anaknya
pengetahuan menyusui bayi minimal 8x bayi
minimal 8 kal sehari,
tentang menyusi mengerti tentang cara sehari
menyusui yang benar,
yang baik d.d ibu
bayi sudah  Demonstrasikan tehnik  melatih ibu cara
pasien mengatakan mendapatkan ASI, menyusui yang baik dan menyusui yang baik
dapat
asi nya keluar benar dan benar
mendemonstrasikan
sedikit-sedikit, cara menyusui yang
baik dan benar
reflex menghisap
masih lemah,
menghisap
payudara tidak
terus menerus, dan
Ibu pasien
mengatakan malas
menyusui karena
takut payudaranya
akan rusak, tidak
tahu cara menyusui
yang baik

IV. IMPLEMENTASI

Hari/Tgl/Jam No. Dx Tindakan keperawatan Evaluasi


Senin, 1 Mei I,II,III Mengkaji TTV, menimbang BB dan S : Ibu pasien mengatakan bayi sesak, suara nafasnya terdengar
2012 pukul tanda kekurangan cairan dan bunyi suara seperti pluit, anaknya hanya mendapat asi sekali, keluarnya
08.10 Wita nafas tambahan tidak lancar dan tdak ingin menyusui karena tajut
payudaranya rusak
O: suhu 350C, DN 190x/menit, TD 80/60 mmHg, turgor kulir
buruk, mukosa bibir kering, pucat, ubun-ubun cekung, BB
2,4 kg
Senin, 1 Mei I Mengkaji pasien untuk posisi yang aman S : Ibu pasien mengatakan anaknya sesak
2012 pukul dan nyaman misalnya : peninggian O : frekuensi nafas pasien berkurang menjadi 64x/menit
08.20 Wita kepala
Senin, 1 Mei Mempertahankan suhu lingkungan tetap S : Ibu pasien mengatakan bayinya terasa dingin, dan akan
2012 pukul hangat dan menganjurkan Ibu untuk memeluk bayinya dan keluarga mengatakan akan
08.25 Wita selalu mendekap bayinya memakaikan pakaian yang hangat
O : bayi sudah memakai baju yang tebal, Ayah pasien
menggedong anaknya
Senin, 1 Mei II Mengkolaborasikan pemberian cairan S : Ibu pasien mengatakan bayinya pasti merasa sakit ketika
2012 pukul parenteral ( IV line ) dipasang infuse
08.30 Wita O : infuse sudah terpasang IVFD RL 10 tts/ mnt
Senin, 1 Mei I Melakukan suction S : Ibu pasien mengatakan ada suara aneh terdengar saat bayinya
2012 pukul bernafas seperti suara pluit
08.50 Wita O : suara nafas bayi bluit, cairan keluar saat dilakukan suction
Senin, 1 Mei I Mengkolaborasi pemberian oksigen nasal S : Ibu mengatakan nafas bayi sesak, namun sesak berkurang
2012 pukul kanul 3ltr setelah diberikan oksigen
09.00 Wita O : oksigen sudah berkurang, RR pasien menjadi 60x/menit
Senin, 1 Mei III Meletakan bayi pada incubator dengan S : ibu mengatakan bayi tampak lebih nyaman karena suhunya
2012 pukul suhu 320C disana lebih hangat
09.10 Wita O : pasien tamapak lebih nyaman pada suhu 320C
Senin, 1 Mei V Mengkaji kesiapan fisik dan motivasi S : Ibu pasien mengatakan tidak mau menyusui karena takut
2012 pukul payudaranya rusak, ASI tidak mau keluar
pasien untuk belajar
09.20 Wita O : ASI keluar saat dilakukan pemeriksaan

Senin, 1 Mei V Mendemonstrasikan tehnik menyusui S: Ibu pasien mengatakan mengerti tentang tehnik yang
2012 pukul diajarkan
yang baik dan benar
09.30 Wita O : Ibu pasien dapat mengikuti instruki perawata
Senin, 1 Mei V Mendiskusikan dan jelaskan kepada S : Ibu pasien mengatakan akan memberikan ASI kepada
2012 pukul bayinya minimal 8 kali sehari
orang tua pasien tentang pemberian ASI
09.40 Wita O : Ibu pasien memberika ASI kepada anaknya
sesering mungkin minimal 8 kali sehari
D. EVALUASI

Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Rabu, 3 Mei 2012 Distress pernafasan b.d imaturitas fungsi S : Ibu pasien mengatakan sesak bayinya berkurang,
kardiovaskuler O :sianosis (-), tidak ada suara nafas tambahan, TTV
normal (RR: 50x/menit, DN : 170x/menit
A : masalah teratasi tujuan tercapai
P : pertahankan konsisi pasien
Rabu, 3 Mei 2012 Kurang volume cairan b.d kegagalan dalam S :Ibu pasien mengatakan bayinya diberikan asi sesering
mekanisme pengaturan suhu tubuh mungkin minimal 8 kali sehari
O : pucat pada bayi (-), mukosa bibir lembab, TD :75/50
mmHg, suhu : 360C
A : masalah teratasi tujuan tercapai
P : pertahankan konsisi pasien
Rabu, 3 Mei 2012 Hipotermi b.d terpapar lingkungan dingin dan S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuhnya sudah terasa
dan prematuritas lebih hangat dari sebelumnya
O : suhu tubuh bayi 360C, TD 75/50 mmHg, DN 170 x
permenit
A : masalah teratasi tujuan tercapai
P : pertahankan konsisi pasien
Rabu, 3 Mei 2012 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari S : Ibu pasien mengatakan bayinya sudah minum ASI
kebutuhan b.d imaturitas saluran pencernaan minimal 8x sehari
O : sudah mengeluarkan tinja, BB meningkat menjadi 2,5
kg
A : masalah teratasi tujuan tercapai
P : pertahankan konsisi pasien
Rabu, 3 Mei 2012 Menyusui tidak efektif b.d lemah reflek S : Ibu pasien mengatakan mau menyusui anaknya
meghisap bayi, bayi premature, kurang minimal 8 kal sehari, mengerti tentang cara menyusui
pengetahuan tentang menyusi yang baik yang benar
O : bayi sudah mendapatkan ASI, dapat
mendemonstrasikan cara menyusui yang baik dan
benar
A : masalah teratasi tujuan tercapai
P : pertahankan konsisi pasien

Anda mungkin juga menyukai