Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KEPERAWATAN ANAK II

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SM DENGAN DENGUE


HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

Dosen Pengampu

Ni Kadek Tirtani Nurya, S.Kep., Ns

Oleh

MAYA FITRIA NURDIANA

102010916

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JEMBRANA

2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SM DENGAN PENYAKIT DHF
DI RUANG CEMPAKA RSUD NEGARA
TANGGAL 20 – 22 MARET 2012

CONTOH KASUS :

SM berusia 6 tahun, masuk RSUD Negara pada tanggal 20 Maret 2012 pukul
10.00 Wita bersama orang tuanya dengan keluhan demam tinggi pada anaknya.
Ibu pasien mengatakan demamnya mendadak sejak 3 hari yang lalu. Pasien
mengatakan kepalanya sakit dan badannya terasa pegal-pegal, ibu pasien
mengatakan anaknya mual dan muntah, diare dan tidak nafsu makan. Pasien
mengeluh kepalanya pusing, pasien mengeluh takut menjalani perawatan, dan
tidak betah di Rumah Sakit. Pasien tampak pucat, pasien tampak mual dan
muntah, diare, pasien tampak gelisah dan menangis, pasien tampak lemah, pasien
tampak nyaman berbaring di tempat tidur, pasien tampak cemas. Suhu tubuh
pasien 39o C, Nafas : 21 kali/menit, Nadi : 100 kali/menit.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 10.00 wita di
ruang Cempaka di RSUD Negara dengan menggunakan metode wawancara
(anamnesa), observasi, Pemeriksaan fisik, dan catatan medis pasien.
a. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien dan Penanggung
Identitas : Pasien Penaggung
Nama : SM Agus
Umur : 6 th 30 th
Jenis kelamin : laki – laki Laki – laki
Status Perkawinan : Belum menikah Menikah
Suku bangsa/bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam
Pekerjaan : - Buruh
Alamat : Negara Negara
Alamat Terdekat : - -
No.Telp. : - 08155674958
No. Registrasi : 1309278 -
Tanggal MRS : 20 Maret 2012 -

b. Alasan Dirawat
1) Keluhan Utama :
a) Keluhan utama saat MRS :
Ibu pasien mengeluh badan anaknya panas. Panas naik turun
disertai dengan mual muntah dan diare.
b) Riwayat Penyakit Sekarang :
Menurut keterangan ibu pasien, pasien demam sejak tanggal
18 Maret 2012, sempat turun namun naik lagi, pasien juga
mengalami mual dan muntah disertai dengan diare. Akhirnya
tanggal 20 Maret 2012 jam 10.00 Wita pasien dibawa oleh
keluarganya ke RSUD Negara melalui UGD dengan keluhan
demam tinggi yang disertai dengan mual muntah dan diare.
Sertelah dilakukan penanganan sementara d UGD akhirnya
pasien dikirim ke Ruang Cempaka untuk mendapatkan
penanganan lebih intensif.

2) Diagnosa Medis : DHF

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Sebelumnya pasien pernah mengalami kejang demam saat berumur 9
bulan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama,
hipertensi serta DM.
e. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a) Bernafas
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak sulit bernafas, respirasi rate
21 x/menit
2. Makan dan Minum
a. Makan
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan seperti
biasanya 3 kali/hari, ibu pasien mengatakan anaknya mual dan
muntah.
b. Minum
Ibu pasien mengatakan anaknya minum ± 2 gelas/hari, kadang
pasien minum hanya sekitar 500 ml/hari.
3. Eleminasi (BAB & BAK)
a. Buang Air Besar (BAB)
Ibu pasien mengatakan anaknya mencret 1 hari sebanyak 4
kali, mencretnya ada lendir, konsistensi feses encer bercampur
lendir.
b. Buang Air Kecil (BAK)
Ibu pasien mengatakan anaknya kencing sebanyak ± 5
kali/hari.
4. Istirahat dan tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nyaman dengan istirahat
tidurnya, pasien tidur hanya ± 9 jam/hari.
5. Gerak dan Aktivitas
Ibu pasien mengatakan anaknya lemas, pasien lemas dan hanya
berbaring di tempat tidur.
6. Kebersihan Diri
Ibu pasien mengatakan pasien hanya di lap dengan handuk basah 2
kali sehari pagi dan sore dengan air hangat.
7. Pengaturan suhu tubuh
Ibu pasien mengatakan badan anaknya panas, suhu tubuh pasien
39o C.
8. Rasa nyaman
Ibu pasien mengatakan anaknya sering meringis merasa tidak
nyaman selama perawatan di Rumah Sakit.
9. Rasa aman
Ibu pasien mengatakan anaknya merasa aman bila dekat dengan
keluarganya terutama ibunya. Pasien tampak ditemani oleh ibunya.
10. Data sosial
Pasien menangis bila diberikan tindakan perawatan dan harus
ditemani kedua orang tuanya.
11. Prestasi & Produktifitas
Ibu pasien mengatakan anaknya aktif dan lincah bermain di rumah
sebelum anaknya sakit.
12. Rekreasi
Ibu pasien mengatakan anaknya senang bermain di rumah terutama
di sungai dengan teman-teman sebayanya sebelum sakit.
13. Belajar
Pasien belum bersekolah dengan usianya 6 tahun, ibu pasien
mengatakan kebingungan karena anaknya mengalami panas tinggi
meskipun ibu pasien sudah mengetahui tentang penyakit anaknya.
14. Ibadah
Ibu pasien mengatakan anaknya sering diajak sembahyang
bersama-sama dirumah, ibu pasien tampak menyanyikan lagu-lagu
rohani pada pasien.

f. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


1) Keadaan umum pasien
a) Kesadaran : Compos Mentis
b) Bangun tubuh : Tegap
c) Postur tubuh : Kurus
- Cara berjalan : Tidak terobservasi
- Gerak motorik : Terkoordinasi tapi lambat.
d) Keadaan kulit
- Warna kulit : Sawo matang, tidak terdapat sianosis.
- Turgor kulit : Kurang Elastis
- Kebersihan : Bersih
- Luka : Tidak adanya luka.
2) Gejala kardinal
- TD :-
- Nadi : 100 kali/menit
- Respirasi : 21 kali/menit
- Suhu : 39o C
3) Ukuran – ukuran lain
- BB sebelum MRS : 18 kg
- BB saat pengkajian : 17 kg
- TB : 100 cm
- Kepala
Warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tekstur rambut kasar,
rambut kurang kuat, distribusi rambut lebat, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, tidak adanya jaringan parut, tidak adanya
lesi.
- Mata
Bentuk mata simetris, warna konjungtiva pucat, tidak adanya
nyeri tekan, sklera tidak kemerahan, pergerakan bola mata dapat
terkoordinasi, reflek pupil baik, warna iris hitam, pupil isokor.
- Mulut
Bentuk simetris, warna bibir pucat, mukosa bibir kering, tidak
adanya jaringan parut.
- Leher
Leher simetris, tidak adanya jaringan parut dan lesi, tidak
adanya pembengkakan kelenjar limfe, tidak adanya kaku kuduk.
- Thorak
Bentuk simetris, tidak adanya jaringan parut dan lesi, tidak
teraba adanya krepitasi, nyeri tekan tidak ada, suara nafas
wheezing, ronchi tidak ada.
- Abdomen.
Bentuk simetris, tidak ada acites, tidak adanya jaringan parut
dan lesi, tidak ada nyeri tekan.
- Genetalia
Tidak ada kelainan pada genitalia
- Anus
Tidak ada kelainan pada anus.
- Ektremitas
Atas : Simetris, tidak ada edema, terpasang infus IVFD RL di
tangan kiri pasien.
Bawah : tidak ada edema, ada jaringan parut.

4) Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah
Hasil Harga normal
HCT : 71% L : 40-52 %, P : 35-47 %
HGB : 18,3 g/dL L : 11,5-16,5 g/dL, P : 13-17,5 g/dL
WBC : 3,0 10^3/µl 4,0-12,0 10^3/µl
Trombosit : 100.000/mm3 150.000-400.000 /mm3
- Uji test tourniket (+)

5) Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


Pasien tidak pernah mendapatkan imuninsasi apapun dan ibu tidak pernah
membawa anaknya ke posyandu untuk memeriksakan anaknya

6) Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )


Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar
Gerak motorik kasar sangat lemah
2. Motorik halus
Gerak motorik halus hanya bisa duduk, tidak mampu untuk berjalan
karena kelemahan pada otot-otot
3. Bahasa
Pasien jarang mau berbicara, pasien sangat gelisah
4. Personal social
Pasien tidak mau berbicara kepada siapapun kecuali dengan orang
tuanya, pasien hanya mengangguk atau menggelengkan kepala saat
dikaji oleh petugas medis.
2. Analisa Data

Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


 Ibu pasien mengeluh  Suhu pasien 39o C Hipertermi
badan anaknya panas  Nadi : 100 kali/menit
 Pasien mengeluh  Nafas : 21 kali/menit
kepalanya pusing  Pasien tampak pucat
 Ibu pasien mengeluh  Pasien tampak mual dan Kekurangan
anaknya mual dan muntah volume cairan
muntah  Pasien diare
 Ibu pasien mengeluh  Pasien tampak pucat
anaknya diare 4 kali/hari  Nadi : 100 kali/menit
 Pasien mengeluh haus  Nafas : 21 kali/menit

 Ibu pasien mengeluh  Pasien tampak mual dan Perubahan


anaknya mual dan muntah nutrisi kurang
muntah  Pasien diare dari kebutuhan
 Ibu pasien mengeluh  Pasien tampak tidak nafsu tubuh
anaknya diare makan
 Ibu pasien mengatakan  Pasien tampak lemah
anaknya tidak nafsu  Pasien tampak meringis saat
makan menelan
 Pasien mengeluh  BB : 17 kg
badannya lemas
 Pasien mengeluh sakit
saat menelan
 Pasien mengeluh  Pasien tampak lemah Intoleransi
badannya lemas  Pasien tampak nyaman aktifitas
 Pasien mengeluh berbaring ditempat tidur
kepalanya pusing  Tonus otot : 4
 Pasien mengeluh
badannya pegal-pegal
 Ibu pasien mengatakan
anaknya lebih nyaman
berbaring di tempat tidur

 Pasien mengatakan takut  Pasien menangis Cemas


menjalani perawatan  Pasien tampak gelisah
 Pasien mengeluh tidak  Pasien tampak cemas
betah berada di Rumah
Sakit

3. Rumusan Masalah Keperawatan


a. Hipertermi
b. Kekurangan volume cairan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Intoleransi aktifitas
e. Cemas

4. Analisa Masalah
a. P : Hipertermi
E : Proses infeksi virus dengue
S : Ibu pasien mengeluh badan anaknya panas, pasien mengeluh kepalanya
pusing, suhu pasien 39o C, Nadi : 100 kali/menit, Nafas : 21 kali/menit,
pasien tampak pucat
Proses terjadi : Setelah virus masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi
replikasi virus kemudian akan terjadi viremia yang
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
Akibat bila tidak ditanggulangi : Mengancam jiwa

b. P : Kekurangan volume cairan


E : Pindahnya cairan dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular
S : Ibu pasien mengeluh anaknya mual dan muntah, ibu pasien mengeluh
anaknya diare, pasien mengeluh haus, pasien tampak mual dan
muntah, pasien diare, pasien tampak pucat, Nadi : 100 kali/menit,
Nafas : 21 kali/menit
Proses terjadi : Aktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya
anafilatoxin yang menyebabkan peningkatan
permeabilitas dindingpembuluh darah dan terjadinya
perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang
ekstravaskular. Perembesan plasma ini menyebabkan
berkurangnya volume plasma
Akibat bila tidak ditanggulangi : Akan menyebabkan syok hipovolemik

c. P : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


E : Intake nutrisi yang tidak adekuat
S : Ibu pasien mengeluh anaknya mual dan muntah, ibu pasien mengeluh
anaknya diare, ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan,
pasien mengeluh badannya lemas, pasien mengeluh sakit saat menelan,
pasien tampak mual dan muntah, pasien diare, pasien tampak tidak
nafsu makan, pasien tampak lemah, pasien tampak meringis saat
menelan, BB : 17 kg
Proses terjadi : Intake nutrisi yang tidak adekuat dari kebutuhan tubuh dan
adanya diare menyebabkan absorpsi nutrisi kurang
Akibat bila tidak ditanggulangi : Menyebabkan malnutrisi, penurunan BB
dan menghambat proses penyembuhan

d. P : Intoleransi aktifitas
E : Kelemahan fisik
S : Pasien mengeluh badannya lemas, pasien mengeluh kepalanya pusing,
pasien mengeluh badannya pegal-pegal, ibu pasien mengatakan
anaknya lebih nyaman berbaring di tempat tidur, Pasien tampak lemah,
Pasien tampak nyaman berbaring ditempat tidur, tonus otot : 4
Proses terjadi : Kelemahan yang mengakibatkan penurunan kekuatan otot
Akibat bila tidak ditanggulangi : Penurunan kekuatan otot/imobilisasi fisik

e. P : Cemas
E : Dampak hospitalisasi
S : Pasien mengatakan takut menjalani perawatan, pasien mengeluh tidak
betah berada di Rumah Sakit, pasien menangis, pasien tampak gelisah,
pasien tampak cemas
Proses terjadi : Akibat dari dampak hospitaliusasi dan dilakukannya
tindakan pengobatan yang sedikit merasa sakit
menyebabkan anak trauma dengan tindakan pengobatan
tersebut
Akibat bila tidak ditanggulangi : Menghambat prosedur tindakan medis
dan perawatan
II. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue d.d ibu pasien mengeluh badan
anaknya panas, pasien mengeluh kepalanya pusing, suhu pasien 39o C,
Nadi : 100 kali/menit, Nafas : 21 kali/menit, pasien tampak pucat
b. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan dari ruang intravaskular
ke ruang ekstravaskular d.d Ibu pasien mengeluh anaknya mual dan
muntah, ibu pasien mengeluh anaknya diare, pasien mengeluh haus, pasien
tampak mual dan muntah, pasien diare, pasien tampak pucat, Nadi : 100
kali/menit, Nafas : 21 kali/menit
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang
tidak adekuat d.d Ibu pasien mengeluh anaknya mual dan muntah, ibu
pasien mengeluh anaknya diare, ibu pasien mengatakan anaknya tidak
nafsu makan, pasien mengeluh badannya lemas, pasien mengeluh sakit
saat menelan, pasien tampak mual dan muntah, pasien diare, pasien
tampak tidak nafsu makan, pasien tampak lemah, pasien tampak meringis
saat menelan, BB : 17 kg
d. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik d.d Pasien mengeluh badannya
lemas, pasien mengeluh kepalanya pusing, pasien mengeluh badannya
pegal-pegal, ibu pasien mengatakan anaknya lebih nyaman berbaring di
tempat tidur, Pasien tampak lemah, Pasien tampak nyaman berbaring
ditempat tidur, tonus otot : 4
e. Cemas b.d dampak hospitalisasi d.d Pasien mengatakan takut menjalani
perawatan, pasien mengeluh tidak betah berada di Rumah Sakit, pasien
menangis, pasien tampak gelisah, pasien tampak cemas

III. Perencanaan
1. Prioritas Masalah
a. Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue d.d ibu pasien mengeluh
badan anaknya panas, pasien mengeluh kepalanya pusing, suhu pasien
39o C, Nadi : 100 kali/menit, Nafas : 21 kali/menit, pasien tampak
pucat
b. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan dari ruang
intravaskular ke ruang ekstravaskular d.d Ibu pasien mengeluh
anaknya mual dan muntah, ibu pasien mengeluh anaknya diare, pasien
mengeluh haus, pasien tampak mual dan muntah, pasien diare, pasien
tampak pucat, Nadi : 100 kali/menit, Nafas : 21 kali/menit
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang
tidak adekuat d.d Ibu pasien mengeluh anaknya mual dan muntah, ibu
pasien mengeluh anaknya diare, ibu pasien mengatakan anaknya tidak
nafsu makan, pasien mengeluh badannya lemas, pasien mengeluh sakit
saat menelan, pasien tampak mual dan muntah, pasien diare, pasien
tampak tidak nafsu makan, pasien tampak lemah, pasien tampak
meringis saat menelan, BB : 17 kg
d. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik d.d Pasien mengeluh badannya
lemas, pasien mengeluh kepalanya pusing, pasien mengeluh badannya
pegal-pegal, ibu pasien mengatakan anaknya lebih nyaman berbaring
di tempat tidur, Pasien tampak lemah, Pasien tampak nyaman
berbaring ditempat tidur, tonus otot : 4
e. Cemas b.d dampak hospitalisasi d.d Pasien mengatakan takut
menjalani perawatan, pasien mengeluh tidak betah berada di Rumah
Sakit, pasien menangis, pasien tampak gelisah, pasien tampak cemas
2. Rencana Perawatan
Diagnosa Tujuan & Kriteria
No Hari/tgl/jam Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Senin, Hipertermi b.d Setelah diberikan asuhan  Observasi TTV : suhu,  Rasional : TTV
20 Maret proses infeksi keperawatan 3x24 Jam nadi, pernapasan merupakan acuan untuk
2012 virus dengue suhu tubuh dalam batas mengetahui keadaan
10.00 normal dengan KH : umum pasien
 Suhu tubuh normal  Berikan penjelasan  Keterlibatan keluarga
o
(36-37 C) tentang penyebab sangat berarti dalam
 Badan pasien tidak demam atau peningkatan proses penyembuhan
panas suhu tubuh pasien di rumah sakit
 Beri kompres hangat di  Kompres hangat
daerah ketiak dan dahi memberikan efek
vasodilatasi pembuluh
darah sehingga dapat
meningkatkan
pengeluaran panas tubuh
melalui pori-pori
 Anjurkan klien banyak  Peningkatan suhu tubuh
minum ± 1-2 liter / hari mengakibatkan
penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan
cairan yang banyak
 Anjurkan klien untuk  Mencegah terjadinya
istirahat di tempat tidur / peningkatan metabolisme
tirah baring tubuh dan membantu
proses penyembuhan
 Anjurkan untuk  Pakaian yang tipis akan
menggunakan pakaian membantu mengurangi
yang tipis dan menyerap penguapan tubuh
keringat
 Monitor dan catat intake  Karena IWL meningkat
dan output dan berikan 10 % setiap peningkatan
cairan intravena sesuai suhu tubuh 1oC, maka
program medik peningkatan intake cairan
perlu untuk mencegah
dehidrasi
 Kolaborasi dengan  Antipiretik berfungsi
dokter dalam pemberian dalam menurunkan suhu
obat antipiretik 3x1 500 tubuh
mg
2 Senin, Kekurangan Setelah diberikan asuhan  Observasi TTV : suhu,  TTV merupakan acuan
20 Maret volume cairan keperawatan 3x24 Jam nadi, pernapasan untuk mengetahui
2012 b.d pindahnya kekurangan volume keadaan umum pasien
10.00 cairan dari cairan tidak terjadi  Kaji tanda dan gejala  Deteksi dini kurang
ruang dengan KH : kurang volume cairan volume cairan
intravaskular ke  Klien tidak mengalami (selaput mukosa kering,
ruang kekurangan volume rasa haus dan produksi
ekstravaskular cairan vaskuler yang urine menurun)
ditandai dengan TTV  Monitor dan catat cairan  Mengetahui
stabil dalam batas yang masuk dan keluar keseimbangan cairan
normal yang masuk dan keluar
 Produksi urine 1  Beri minum yang cukup  Minum cukup untuk
cc/KgBb/jam dan sesuaikan dengan menambah volume cairan
 Tidak ada tanda-tanda jumlah cairan infuse dan sesuaikan dengan
dehidrasi (mukosa cairan infuse untuk
kering, kulit kering, mencegah kelebihan
mata cowong) cairan
 Kolaborasi dengan  Program cairan intravena
dokter dalam pemberian sangat penting bagi
cairan intravena pasien yang mengalami
deficit volume cairan
dengan keadaan umum
yang jelek karena cairan
yang masuk langsung ke
pembuluh darah
 Kolaborasi dengan  Mengetahui tingkat
petugas laboratorium kebocoran pembuluh
dalam pemeriksaan darah
trombosit, hematokrit
dan hemoglobin

3 Senin, Perubahan Setelah diberikan asuhan  Kaji keluhan mual,  Untuk menentukan
20 Maret nutrisi kurang keperawatan 3x24 Jam muntah dan anoreksia intervensi yang sesuai
2012 dari kebutuhan kebutuhan nutrisi yang dialami pasien dengan kondisi pasien
10.00 tubuh b.d intake terpenuhi dengan KH :  Kaji pola makan pasien,  Mengetahui masukan
nutrisi yang  Klien mengalami catat porsi makan yang nutrisi pasien
tidak adekuat peningkatan selera dihabiskan setiap hari
makan dan mampu  Timbang berat badan  Mengetahui kecukupan
menghabiskan 1 porsi pasien setiap hari nutrisi pasien
makanan yang  Anjurkan kepada orang  Mencegah pengosongan
disediakan tua untuk memberikan lambung
 Mual-muntah hilang makan dalam porsi kecil
 Berat badan dalam tetapi sering
batas normal sesuai  Kolaborasi dengan  Antiemetik untuk
umur dokter dalam pemberian mengatasi mual dan
therapy antiemetik dan muntah, vitamin untuk
vitamin meningkatkan selera
makan dan daya tahan
tubuh pasien
4 Senin, Intoleransi Setelah diberikan asuhan  Kaji tingkat kemampuan  Mengetahui kemampuan
20 Maret aktifitas b.d keperawatan 2x24 Jam pasien dalam pasien dalam beraktivitas
2012 kelemahan fisik pasien mampu untuk beraktivitas
10.00 beraktivitas dengan KH :  Libatkan keluarga/orang  Memberikan dorongan
 Klien dapat tua dalam memenuhi kepada pasien dalam
melakukan aktivitas kebutuhan sehari-hari pemenuhan kebutuhan
dengan bantuan pasien sehari-hari
minimal  Anjurkan mobilisasi  Agar klien berpartisipasi
 Klien dapat mandiri secara bertahap sesudah dalam perawatan diri
untuk mandi, makan, demam hilang sesuai
eliminasi dan dengan pulihnya
berpakaian kekuatan pasien
 Bantu pasien dalam  Bantuan yang tepat perlu
memenuhi kebutuhan dilakukan agar pasien
sehari-hari jika pasien tidak memaksakan diri
belum mampu sendiri beraktivitas sementara
dirinya belum mampu
sehingga kelelahan
pasien dapat dihindari
5 Senin, Cemas b.d Setelah diberikan asuhan  Kaji tingkat kecemasan  Mengetahui seberapa
20 Maret dampak keperawatan 1x24 Jam pasien besar kecemasan pasien
2012 hospitalisasi cemas pasien berkurang  Dorong keluarga pasien  Dengan adanya kasih
10.00 dengan KH : dengan selalu saying dari keluarga
 Pasien dapat tenang menyayangi dan meringankan beban
 Pasien tidak menangis memberikan kasih pikiran pasien
 Pasien kooperatif sayang
 Fasilitasi rasa nyaman  Anak menjadi lebih
dengan cara ibu nyaman serta dapat
berperan serta merawat mengurangi ketakutan
anaknya
 Berikan mainan sesuai  Mengalihkan rasa cemas
dengan kesukaan pasien dengan adanya mainan
dirumah kesukaannya
IV. Implementasi
Hari/Tgl/Jam No. Dx Tindakan keperawatan Evaluasi
Senin, 1&3  Mengobservasi TTV : suhu, nadi, S : Pasien mengeluh badannya panas
20 Maret 2012 pernapasan O : S: 39o C, Nadi : 100 kali/menit, Nafas : 21
10.00 kali/menit
10.15 3  Berkolaborasi dengan dokter dalam S : Pasien mengatakan keadaannya sedikit membaik
pemberian cairan intravena O : Pasien tampak kooperatif

11.00 4  Menganjurkan klien untuk istirahat di S : Pasien mengeluh kepalanya pusing


tempat tidur / tirah baring O : Pasien tampak berbaring lemah

12.00 1  Menganjurkan untuk menggunakan S : Pasien mengatakan lebih nyaman


pakaian yang tipis dan menyerap keringat O : Pasien tampak mengikuti instruksi yang diberikan

12.15 2  Menganjurkan kepada orang tua untuk S : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu
memberikan makan dalam porsi kecil makan dan mual muntah
tetapi sering O : Pasien tampak mual dan muntah

12.30 3  Menganjurkan klien banyak minum ± 1-2 S : Pasien mengatakan tidak ingin minum
liter / hari O : Pasien tampak pucat

12.40 4  Mengkaji tingkat kemampuan pasien S : Pasien mengatakan badannya terasa lemas
dalam beraktivitas O : Pasien tampak lemah
12.50 4  Melibatkan keluarga/orang tua dalam S : Pasien mengatakan merasa terbantu
memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien O : Pasien tampak senang

13.00 5  Mendorong keluarga pasien dengan selalu S : Pasien mengatakan merasa nyaman saat berada
menyayangi dan memberikan kasih sayang dekat dengan orang tuanya
O : Pasien tampak sedikit tenang

Selasa, 1&3  Mengobservasi TTV : suhu, nadi, S : Pasien mengatakan keadaannya sedikit membaik
21 Maret 2012 pernapasan O : Suhu : 37,8o C, Nadi : 90 kali/menit, Nafas : 20
08.00 kali/menit

08.30 2  Menganjurkan kepada orang tua untuk S : Ibu pasien mengatakan anaknya mau makan dan
memberikan makan dalam porsi kecil minum, mual dan muntah berkurang
tetapi sering O : Pasien tampak makan dengan porsi setengah,
pasien tidak mual dan muntah

08.50 3  Memonitor dan mencatat intake dan output S : Pasien mengatakan muntahnya berkurang, diare
dan memberikan cairan intravena sesuai berkurang
program medik O : Pasien tidak muntah lagi, diare berkurang

09.00 1  Berkolaborasi dengan dokter dalam S : Pasien mengatakan mau mengikuti program terapi
pemberian obat antipiretik O : Pasien tampak kooperatif

09.05 2  Berkolaborasi dengan dokter dalam S : Pasien mengatakan keadaannya sedikit membaik
pemberian therapy antiemetik dan vitamin O : Pasien tampak kooperatif

10.00 4  Menganjurkan mobilisasi secara bertahap S : Pasien mengatakan sedikit dapat bergerak
sesudah demam hilang sesuai dengan O : Pasien tampak bergerak dan berpindah tempat
pulihnya kekuatan pasien

10.30 3  Berkolaborasi dengan petugas S : Pasien mengatakan badannya lemas


laboratorium dalam pemeriksaan O : trombosit menurun, Hb meningkat, Ht meningkat
trombosit, hematokrit dan hemoglobin

11.00 3  Memberi minum yang cukup dan S : Pasien mengatakan mau minum, minum ± 5 gelas
menyesuaikan dengan jumlah cairan infuse dalam sehari
O : Pasien tampak minum ± 5 gelas dalam sehari

12.00 2  Menganjurkan kepada orang tua untuk S : Ibu pasien mengatakan anaknya mau makan dan
memberikan makan dalam porsi kecil minum, mual dan muntah berkurang
tetapi sering O : Pasien tampak makan dengan porsi setengah,
pasien tidak mual dan muntah

13.00 2  Mengkaji pola makan pasien, catat porsi S : Ibu pasien mengatakan anaknya makan dengan
makan yang dihabiskan setiap hari porsi setengah habis
O : Pasien tampak makan, porsi setengah habis

13.30 4  Mengkaji tingkat kemampuan pasien S : Pasien mengatakan mulai dapat sedikit
dalam beraktivitas
beraktifitas
O : Pasien tampak mulai sedikit beraktifitas
Rabu, 1&3  Mengobservasi TTV : suhu, nadi, S : Pasien mengatakan keadaannya mulai membaik
22 Maret 2012 pernapasan O : Suhu : 36,9o C, Nadi : 80 kali/menit, Nafas : 20
08.00 kali/menit

08.20 2  Menganjurkan kepada orang tua untuk S : Ibu pasien mengatakan anaknya makan 1 porsi
memberikan makan dalam porsi kecil habis
tetapi sering O : Pasien tampak makan 1 porsi habis

08.30 3  Memberi minum yang cukup dan


menyesuaikan dengan jumlah cairan infuse S : Ibu pasien mengatakan anaknya minum ± 6 gelas
perhari
O : Pasien tampak minum ± 6 gelas perhari
09.00 1  Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antipiretik S : Pasien mengatakan keadaannya mulai membaik
O : Pasien tampak kooperatif
10.00 1  Menganjurkan klien untuk istirahat di
tempat tidur / tirah baring S : Pasien mengatakan mau mengikuti instruksi yang
diberikan
O : Pasien tampak mengikuti instruksi yang diberikan
10.00 1  Anjurkan untuk menggunakan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat S : Pasien mengatakan mau mengikuti instruksi yang
diberikan
12.00 2  Menganjurkan kepada orang tua untuk O : Pasien tampak mengikuti instruksi yang diberikan
memberikan makan dalam porsi kecil S : Ibu pasien mengatakan anaknya makan 1 porsi
tetapi sering habis
O : Pasien tampak makan 1 porsi habis
12.30 4  Menganjurkan mobilisasi secara bertahap
sesudah demam hilang sesuai dengan
pulihnya kekuatan pasien S : Pasien mengatakan mulai dapat beraktifitas
O : Pasien tampak beraktifitas
13.00 4  Mengkaji tingkat kemampuan pasien
dalam beraktivitas
S : Pasien mengatakan dapat beraktifitas
O : Pasien tampak beraktifitas
V. Evaluasi
Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu, Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue S : Pasien mengatakan badannya tidak panas lagi
22 Maret 2012 O : Suhu : 36,9o C, Nadi : 80 kali/menit, Nafas : 20
14.00 kali/menit
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Rabu, Kekurangan volume cairan b.d pindahnya S : Ibu pasien mengatakan anaknya minum ± 6 gelas
22 Maret 2012 cairan dari ruang intravaskular ke ruang perhari
14.00 ekstravaskular O : Pasien tampak minum ± 6 gelas perhari, diare
berkurang
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Rabu, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh S : Ibu pasien mengatakan anaknya makan 1 porsi habis
22 Maret 2012 b.d intake nutrisi yang tidak adekuat O : Pasien makan dengan porsi habis, mual muntah (-)
14.00 A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Rabu, Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik S : Pasien mengatakan sudah mulai dapat beraktifitas
22 Maret 2012 O : Pasien tampak mulai beraktifitas
14.00 A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
Rabu, Cemas b.d dampak hospitalisasi S : Pasien mengatakan sudah sedikit tenang
22 Maret 2012 O : Pasien tampak tenang dan kooperatif
14.00 A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I
Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. EGC : Jakarta.
Nanda. 2002. Nursing diagnostik definition and clasification ( 2001 – 2002 ) :
Philadelpia.
Nanda Internasional. 2010. Definisi dan klasifikasi (2009-2011). EGC : Jakarta.
Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. EGC : Jakarta.
Arif Mansjoer dkk .2000. Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 , Jilid 1. EGC :
Jakarta.

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai