STATISTIKA UNTUK
KEBIDANAN
BIOSTATISTIKA
BIOLOGI
STATISTIKA
KEDOKTERAN KEDOKTERAN
DEFINISI STATISTIKA (1)
BERNARD ROOSNER (1986)
Statistika adalah ilmu tentang menarik
kesimpulan suatu fenomena acak spesifik
berdasarkan sampel yang terbatas
DEFINISI STATISTIKA (2)
Sudjana (1992)
Statistika adalah pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau
penganalisisannya dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data
dan penganalisisan yang dilakukan
Ringkasan dari berbagai
definisi
Prinsip kerja statistika
Sampel acak (Sampling)
Ketidakpastian inferensia induktif (probabilitas)
Mengolah, menganalisis, menarik kesimpulan
berdasarkan kumpulan data
STATISTIKA
Sampling
Probabilitas
DATA INFORMASI
- Skala pengukuran Deskriptif
- Syarat instrumen : - Frekuensi
* Valid - Pemusatan data
* Reliabel - Variasi data
* Sensitif Inferensial
- Estimasi
- Uji Hipotesis:
* Komparasi
* Korelasi & Regresi
DATA
Data merupakan kumpulan keterangan atau
nilai yang bervariasi dari suatu individu atau
elemen
Informasi
Data yang sudah diolah
Pembagian karakteristik data
1. Berdasarkan sifat antar pengukuran
a. Data kategorial
b. Data kontinyu
2. Berdasarkan pengamatan
a. Kualitatif
b. Semi-kuantitatif
c. Kuantitatif
3. Berdasarkan Skala pengukuran data
a. Nominal
b. Ordinal
c. Interval
d. Rasio
1. Data berdasarkan sifat antar pengukuran
a. Data kategorial
Data terbagi dalam sejumlah kategori
Contoh: Sex: laki-laki, perempuan
Kesakitan: sehat, sakit
b. Data kontinyu
Data yang diperoleh dari penghitungan
Contoh: jumlah sel darah merah
Data yang diperoleh dari pengukuran
Contoh: Tinggi badan, berat badan
2. Data Berdasarkan pengamatan
a. Nominal
Hanya dapat membedakan (= atau )
Contoh: sex: laki-laki, perempuan
Suku: jawa, batak, Madura, dll
b. Ordinal
Contoh:
Juara lomba lari
Tingkat pendidikan: SD, SLTP, SLTA, PT
c. Interval
Mempunyai sifat membedakan
Terdapat jenjang atau jarak yang sama antara
titik satu dengan titik yang lainnya dalam suatu
ukuran.
Titik nol pada skala ini bersifat arbitrer (buatan),
yaitu pemberian definisi terhadap nilai
pengamatan nol pada skala ini, sehingga tidak
dapat diperbandingkan
Dapat diterapkan operasi aritmatika: +, -, /, x
Contoh: Temperatur
d. Rasio
Mempunyai sifat membedakan
Terdapat jenjang atau jarak yang sama antara
titik satu dengan titik yang lainnya dalam suatu
ukuran.
Titik nol pada skala ini bersifat absolut, yaitu
nilai nol berarti benar-benar tidak ada atau tidak
terjadi, sehingga dapat diperbandingkan (rasio)
Dapat diterapkan operasi aritmatika: +, -, /, x
Contoh: jumlah anak, berat, jarak, dll
Sifat yang dapat Skala data
diamati Nominal Ordinal Interval Rasio
Dapat dibedakan
Jenjang/urutan
Jarak antar nilai
sama
Nol absolut
Sifat antar Pengamatan Skala
pengukuran pengukuran
data
Kategorial Kualitatif Nominal
Kontinyu Semi- Ordinal
kuantitatif Interval
Kuantitatif Rasio
ORGANISASI DATA
Raw data
Array data
Distribusi frekuensi
Raw data
79 49 48 66 71 94 86 80
80 74 81 71 86 83 72 78
70 61 85 38 56 71 63 65
68 63 75 42 64 82 73 86
81 34 72 65 67 36 85 88
84 84 76 62 82 65 67 75
80 83 57 64 93 96 88 71
71 66 98 91 80 59 62 77
55 60 73 72 69 67 89 51
76 56 87 71 65 87 79 75
Array data
34 57 64 68 72 78 82 86
36 59 65 70 73 79 83 87
38 60 65 71 73 79 83 87
42 60 65 71 74 80 84 88
48 61 65 71 75 80 84 88
49 62 66 71 75 80 85 89
51 62 66 71 75 80 85 91
55 63 67 71 76 81 86 93
56 63 67 72 76 81 86 94
56 64 67 72 77 82 86 98
Keuntungan atau informasi yang
dapat diperoleh dari data array
Nilai-nilai pengamatan yang ekstrim (34 dan
98)
Range atau rentang= 98 – 34 = 64
Dapat pula diketahui nilai-nilai yang meliputi
50% ke bawah dan 50% ke atas
Nilai tengah = 72
Dapat diketahui kecenderungan sejumlah
nilai pengamatan mengumpul pada suatu
nilai tertentu
ada 6 orang yang mendapatkan nilai 71
Distribusi frekuensi
1. Kelas interval
2. Frekuensi
3. Batas-batas kelas
4. Tepi kelas
5. Panjang interval kelas
6. Titik tengah kelas
1. Kelas interval (k)
Merupakan kelompok nilai pengamatan
berbentuk a - b yang membentuk suatu
jenjang.
Ke dalam kelas interval a - b dimasukkan
semua nilai pengamatan yang bernilai mulai
dari a sampai dengan b.
Misal nilai ujian 34, 36 dan 38 dimasukkan
dalam kelas interval 31 - 40.
Mempunyai urutan yang disusun mulai dari
kelas interval pertama, kelas interval kedua, ...,
sampai kelas interval terakhir.
Biasa disebut dengan kelas saja dan disingkat
dengan k
2. Frekuensi (f)
31 4041 50
30,5 40,5 50,5
5. Panjang interval kelas
(i)
Jarak atau selisih positif antara tiap dua
batas bawah kelas yang berurutan.
Sebaiknya dibuat sama besar untuk
memudahkan pembacaan dan analisis
Biasanya hanya disebut interval kelas saja
dan disingkat dengan i.
6. Titik tengah kelas
Biasa pula disebut dengan tanda kelas
(classmark) yaitu harga antara batas
bawah ditambah dengan batas atas dibagi
2.
Misalnya titik tengah kelas pertama yaitu
31 + 40 / 2 = 35,5.
Bila panjang interval kelas tidak sama maka
nilai titik tengah kelasnya juga tidak sama,
sehingga di samping menyulitkan
pembacaan dan analisis dari daftar
distribusi frekuensi juga estimasi ukuran-
ukuran yang akan dicari melalui distribusi
frekuensi menjadi makin tidak tepat.
CARA MEMBUAT
DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Tentukan range atau rentang ( r )
Range atau rentang adalah selisih antara
nilai terbesar dengan nilai terkecil.
Untuk nilai ujian Metpen dari 80 orang
mahasiswa, nilai terbesar adalah 98 dan
nilai terkecil 34.
r = 98 - 34
r = 64
2. Tentukan banyak kelas interval (k) yang
diperlukan
Kelas
30 – 40
40 – 50
50 – 60
60 – 70
70 – 80
80 – 90
90 - 100
b. Kelas terbuka (open ended distribution)
yaitu kelas interval yang tidak
mempunyai batas kelas.
Kelas Kelas
< 40 < 41
. atau .
. .
. .
> 90 > 91
PERNYATAAN FREKUENSI
1. Frekuensi absolut
2. Frekuensi relatif (persentase)
3. Frekuensi kumulatif kurang dari
4. Frekuensi kumulatif lebih dari
Kelas frek. absolut frek. relatif
31 - 40 3 3,75
41 - 50 3 3,75
51 - 60 8 10,00
61 - 70 18 22,50
71 - 80 25 31,25
81 - 90 19 23,75
91 - 100 4 5,00
jumlah 80 100
Nilai Ujian frekuensi kumulatif
kurang dari 31 0
kurang dari 41 3
kurang dari 51 6
kurang dari 61 14
kurang dari 71 32
kurang dari 81 57
kurang dari 91 76
kurang dari 101 80
Nilai Ujian frekuensi kumulatif
lebih dari 31 80
lebih dari 41 77
lebih dari 51 74
lebih dari 61 66
lebih dari 71 48
lebih dari 81 23
lebih dari 91 4
lebih dari 101 0
Penyajian Distribusi
Frekuensi
1. Tabel Distribusi Frekuensi
2. Histogram
3. Polygon
4. Ogive
Histogram
Penggambaran daftar distribusi frekuensi dari
data kontinyu dalam bentuk batang tegak
15
10
6
4
5 3 3
0
29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5
20
15
10
0
34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5
70
60
50
kurang dari
40
lebih dari
30
20
10
0
31 41 51 61 71 81 91 101
Median
Grafik :
- Batang (bar diagram)
- Garis
- Lambang / simbol
- Lingkaran / pie
- Peta (kartogram)
- Pencar / titik (scatter)
Skema Penyajian data
dalam tabel atau grafik
Judul
Sumber
Judul tabel atau grafik
120 105
96
100 90
80 71 69 65
AIDS
60
HIV +
40
23
18
20
0
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
India 460
INDONESIA 390
Vietnam 120
Filipina 100
Cina 95
Srilangka 80
Malaysia 59
Thailand 50
Singapura 10
600
HIV+
500
400
300
200 AIDS
100
0
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
Sumber : Ditjen PPM & PLP, Depkes RI, 1998
72.7
25.5
ASING
80
60
40
20
0
.2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9
TERIMA KASIH
IKEJOHAN.UNIPDU@GMAIL.COM
+628123 374 7770