Gangguan hemodinamika dapat disebabkan gangguan pada irama jantung, gangguan pada
pompa jantung dan gangguan pada volume darah / cairan yang mengisi pembuluh darah.
Gangguan hemodinamika dapat bermanifestasi klinis berupa hipotensi, sianosis, kesadaran
menurun dan lain-lain. Pada topik ini akan kita bahas mengenai gangguan irama jantung dan
gangguan pompa jantung yang dapat kita ketahui dari gambaran elektrokardiografi (EKG).
Dari Advance Cardiac Life Supports (ACLS), kegawatan irama jantung (aritmia / disritmia)
dibagi menjadi tiga yaitu henti jantung, bradikardi dan takikardi.
1.Henti Jantung, tidak ada nadi atau heart rate. gambaran EKG yang mungkin terlihat pada
henti jantung antara lain :
Asistol
Kriteria : tidak ada aktivitas listrik, paling sering
ditemukan pada kasus henti jantung. Sering timbul
setelah Ventrikel Fibrilasi (VF) dan Pulseless Electrical
Actifity (PEA)
Ventrikel takikardi
(VT) tanpa nadi
Kriteria :
Irama : Ventrike
Takikardi,
Heart Rate : > 100
kali/menit (250-300
kali/menit)
Gelombang P : tidak
terlihat
Interval PR : tidak
terukur
Gelombang QRS :
lebar > 0,12 detik
Ventrikel Fibrilasi (VF)
Kriteria :
Irama : ventrikel
fibrilasi
Heart Rate : tidak dapat
dihitung
Gelombang P : tidak
terlihat
Interval PR : tidak
terukur
Gelombang QRS : tidak
teratur, tidak dapat
dihitung
2. Takikardi, yaitu heart rate lebih dari 150 kali /menit. Gambaran EKG dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu QRS sempit dan QRS lebar
QRS sempit, gambaran EKG-nya bisa berupa
Sinus takikardi
Kriteria :
Irama : sinus takikardi
Heart Rate : > 100 kali/menit
Gelombang P : 0,04
Interval PR : 0,12
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
Atrial takikardi
Kriteria :
Irama : atrial takikardia/supraventrikel takikardi
Heart Rate : > 150 kali/menit
Gelombang P : kecil atau tidak terlihat
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : < 60 kali/menit
Gelombang P : 0,04 detik
Interval PR : 0,12-0,20 detik
Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya 60-100 kali/menit
Gelombang P : normal (0,04 detik)
Interval PR : memanjang > 0,20 detik
Gelombang QRS : normal (0,04-0,08 detik)
Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit
Gelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRS
Interval PR : normal atau memanjang secara konstan diikuti blok
Gelombang QRS : normal
Total AV blok
Kriteria :
Irama : sinus
Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit, dibedakan heart rate gelombang P dan kompleks QRS
Gelombang P : normal, tapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri
Interval PR : berubah-ubah/tidak ada
Gelombang QRS : normal
dari bradikardi, yang biasanya menimbulkan kegawatan adalah AV blok derajat 2 dan 3
Gangguan pompa jantung dapat diakibatkan oleh gangguan pada otot jantung. Salah satu
yang menyebabkan otot jantung terganggu adalah iskemik miokardium atau infark
miokardium akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner. Berikut ini gambaran
perubahan/evolusi infark miokardium :
Iskemik Miokard ditandai dengan adanya depresi ST atau gelombang T terbalik, injuri
ditandai dengan adanya ST elevasi. Infark miokard ditandai adanya gelombang Q patologis.
Pada fase awal terjadinya infark ditandai gelombang T yang tinggi sekali (hiperakut T)
kemudian pada fase sub akut ditandai T terbalik lalu pada fase akut ditandai ST elevasi. Pada
fase lanjut (old) ditandai dengan terbentuknya gelombang Q patologis
Lokasi infark :
Anterior : V2 – V4
Anteroseptal : V1 – V3
Anterolateral : V5, V6, I dan aVL
Ekstensive anterior : V1 – V6, I dan aVL
Inferior : II, III, aVF
Posterior : V1, V2 (resiprokal/seperti cermin)
Contoh infark miokard
Infark miokard (IM) akut inferior (ST elevasi di II, III, aVF) + iskemik ekstensif anterior (ST
depresi di I, aVL, V1 s/d V6)
Ventrikel kanan : V1, V3R, V4R
Elektrokardiografi (EKG)
Technorati Tags: jantung,elektrokardiografi,ekg,electrocardiography,ecg,lead
Definisi EKG : Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung
Cara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung :
Persiapan
A. Alat
B. Pasien
Penjelasan (informed consent)
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG
Cara memasang EKG
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling
bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu
dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki.
Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri
berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
1. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
2. Buat kalibrasi
3. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal 6 beat)
4. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
5. Semua electrode dilepas
6. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
7. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
8. Matikan mesin EKG
9. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun
pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
10.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :
Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak
cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil,
kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
Saat merekam, operator harus menghadap pasien
Lead EKG
Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang
mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang
mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana
tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
B. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode
Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
Lead unipolar ekstremitas
Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki
kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki
kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan
kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal
berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat
pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1
kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan
voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik
terdiri dari :
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang
U.
EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Aksis jantung
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal.
Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan
melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30
s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110
s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal
berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi
gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR,
V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau
berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di
hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat
repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai
normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi
Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini
normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm.
segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah
garis isoelektris disebut ST depresi
Cara menilai EKG
A. Pengertian Elektrokardiografi
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu alat pencatat grafis aktivitas listrik
jantung. Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut sebagai gelombang P, QRS
dan T, sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran
dan miokardium.
Elektrokardiogram (ECG atau EKG) adalah tes non-invasif yang digunakan
untuk mencerminkan kondisi jantung yang mendasarinya dengan mengukur aktivitaslistrik
jantung. Dengan posisi lead (listrik sensing perangkat) pada tubuh di lokasistandar, informasi
tentang kondisi jantung yang dapat dipelajari dengan mencari polakarakteristik pada EKG.
Elektrokardiogram, EKG atau ECG: Sebuah EKG adalah bagian penting dari evaluasi
awal pasien yang diduga memiliki masalah jantung yang terkait. Elektroda lengket kecil
diterapkan ke dada pasien, lengan dan kaki. Namun, dengan beberapa sistem, elektroda dapat
diterapkan untuk bahu dada, dan sisi dada bagian bawah, atau pinggul. Kabel digunakan
untuk menghubungkan pasien dengan mesin EKG. Anda akan diminta untuk tetap diam
sementara perawat atau teknisi catatan EKG. Aktivitas listrik yang diciptakan oleh pasien
jantung diproses oleh mesin EKG dan kemudian dicetak pada kertas grafik khusus. Ini
kemudian ditafsirkan oleh dokter Anda. Ini membutuhkan waktu beberapa menit untuk
menerapkan elektroda EKG, dan satu menit untuk membuat rekaman yang sebenarnya.
B. Kegunaan Elektrokardiografi
EKG dapat memberikan data yang mendukung diagnosis dan pada beberapa kasus
penting untuk penetalaksanaan pasien. EKG penting untuk diagnosis dan penatalaksanaan
kelainan irama jantung. EKG membantu mendiagnosis penyebab nyeri dada, dan ketepatan
penggunaan trombolisis pada infark miokard tergantung padanya. EKG dapat membantu
mendiagnosis penyebab sesak nafas.
Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis, kelainan pola listrik biasanya disertai
oleh kelainan aktivitas kontraktil jantung. Evaluais terhadap EKG dapat memberikan
informasi yang berguna mengenai status jantung, termasuk kecepatan denyut, irama dan
kesehatan otot-ototnya.
1. Kelainan Kecepatan
Jarak antara dua kompleks QRS yang berurutan di sebuah rekaman EKG dikalibrasikan ke
kecapatan jantung. Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit dikenal
sebagai takikardia(cepat), sedangkan denyut yang lambat yang kurang dari 60 kali per menit
disebut bradikardi(lambat).
2. Kelainan Irama
Irama mengacu pada keteraturan gelombang EKG. Setiap variasi irama normal dan urutan
eksitasi jangtung disebut aritmia.
- Flutter Atrium ditandai oleh urutan deplolarisasi atrium yang reguler tetapi cepat dengan
kecepatan antara 200 sampai 300 denyut per menit.
- Fibrilasi Atrium ditandai oleh depolarisasi atrium yang cepat, ireguler, dan tidak
terkordinasi tanpa gelombang P yang jelas.
- Fibrilasi Ventrikel adalah kelainan irama yang sangat serius dengan otot-otot ventrikel
memperlihatkan kontraksi yang kacau dan tidak terkoordinasi.
3. Miopati Jantung
Gelombang EKG abnormal juga penting dalam mengenali dan menilai miopati jantung
(kerusakan otot jantung).
Kegunaan EKG adalah :
- Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)
- Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)
- Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung
- Mengetahui adanya gangguan elektrolit
- Mengetahui adanya gangguan perikarditis
Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui : aritmia, fungsi alat pacu
jantung, gangguan konduksi interventrikuler, pembesaran ruangan-ruangan jantung, IMA,
iskemik miokard, penyakit perikard, gangguan elektrolit, pengaruh obat-obatan seperti
digitalis, kinidin, kinine, dan berbagai kelainan lain seperti penyakit jantung bawaan,
korpulmonale, emboli paru, mixedema.
E. Potensial Aksi
Bila kita mengukur potensial listrik yang terjadi dalam sel otot jantung dibandingkan
dengan potensial di luar sel. Pada saat sel mendapat stimulus, maka perubahan potensial yang
terjadi sebagai fungsi dari waktu, disebut potensial aksi. Kurva potensi aksi menunjukkan
karakteristik yang khas dan dibagi menjadi 4 fase yaitu :
- Fase 0
Awal potensi akhir yang berupa garis vertikal ke atas yang merupakan lonjakan potensial
hingga mencapai +20 mV. Lonjakan potensial dalam daerah intraselular ini disebabkan oleh
masuknyaion Na+ dari luar ke dalam sel.
- Fase 1
Masa repolarisasi awal yang pendek, dimana potensial kembali dari +20 mV mendekati 0
mV.
- Fase 2
Fase datar dimana potensial berkisar pada 0 mV. Dalam fase ini terjadi gerak masuk dari
ion Ca++ untuk mengimbangkan gerak keluar ion K+
- Fase 3
Masa repolarisasi cepat dimana potensial kembali secara tajam pada tingkat awal yaitu
fase 4
Latar Belakang
Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorangmembutuhkan
pertolongan segera karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengansegera maka dapat
mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan permanen. Keadaangawat darurat yang
sering terjadi di masyarakat antara lain keadaan seseorang yangmengalami henti napas, henti
jantung, tidak sadarkan diri, kecelakaan, cedera,
misalnya patah tulang, kasus stroke, kejang, keracunan, dan korban bencana. Unsur penyebab
kejadian gawat darurat antara lain karena terjadinya kecelakaan lalu lintas,
penyakit,kebakaran maupun bencana alam. Kasus gawat darurat karena kecelakaan lalu
lintasmerupakan penyebab kematian utama daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007
).Menurut
American Hospital Association (AHA)
dalam Herkutanto (2007)
,
keadaangawat darurat adalah suatu kondisi dimana berdasarkan respon dari pasien, keluarga
pasien,atau siapa pun yang berpendapat pentingnya membawa pasien ke rumah sakit untuk
diberi perhatian/tindakan medis dengan segera. Kondisi yang demikian berlanjut hingga adan
yakeputusan yang dibuat oleh pelayanan kesehatan yang profesional bahwa pasien
beradadalam kondisi yang baik dan tidak dalam kondisi mengancam jiwa. Penderita gawat
daruratadalah penderita yang oleh karena suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan,
tindakananestesi) yang bila tidak segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ
tubuh ataumeninggal (Sudjito, 2007).Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara
cepat dan bersifat sementarawaktu yang diberikan pada seseorang yang menderita luka atau
terserang penyakitmendadak. Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang
tersedia pada saat itudan tempat yang dibutuhkan. Tujuan yang penting dari pertolongan
pertama adalahmemberikan perawatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut
sebagai persiapan terhadap penanganan lebih lanjut (Skeet, 1995).Berdasarkan Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI), pasal 2 setiap dokter harussenantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggiyaitu sesuai dengan
perkembangan IPTEK kedokteran, etika umum, etika kedokteran,
2
hukum dan agama, sesuai tingkat/jenjang pelayanan kesehatan dan situasi
setempat.Selanjutynya berdasarkan KODEKI pasal 13, setiap dokter wajib melakukan
pertolongandarurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
yang bersedia dan lebih mampu memberikan (MKEK, 2006). Rumah sakit di indonesia
memilikikewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat 24 jam sehari dimana
Dalam pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan untuk meminta uang muka sebagai
persyaratan pemberian layanan. Ketentuan tentang pemberian pertolongan dalam keadaan dar
urat telahtegas diatur dalam pasal 51 UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran, dimana
seorangdokter wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan (Herkutanto,
2007).Dapat dilihat bagaimana pentingnya pengetahuan mahasiwa sebagai seorang
calondokter dalam melakukan penatalaksaan awal kegawatdaruratan yang sering
ditemukankasusnya dalam melaksanakan tugas.
1.2
Perumusan Masalah
a.
3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatankegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang
berkompeten untukmemberikan asuhan keperawatan diruang gawat darurat. Asuhan
keperawatan diberrikanuntuk mengatasi masalah secara bertahap maupun
mendadak.Kegiatan asuhan keperawatan dilakukan dengan mengunakan sistematika
proseskeperawatan, yang merupakan suatu metode ilmiah dan panduan dalam memberikan
asuhankeperawatan yang`berkualitas dalam rangka mengatasi masalah kesehatan pasien.
Adapunlangkah-langkah yang harus dilakukan meliputi : pengkajian, diagnose,
intervensi,implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan diruang gawat darurat seringkalid
ipengaruhi oleh karakterristik ruang gawat darurat itu sendiri, sehingga dapat
menimbulkanasuhan keperawatan spesifik yang sesuai dengan keadaan ruangan.Karakteristik
unik dari ruangan gawat darurat yang dapat mempengaruhi sistemasuhan keperawatan, antara
lain:
1.
Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan jumlah klien
yangdating keruang gawat darurat.2.
Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan kecepatan danketepatan
yang tinggi5.
Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja
diruanggawat daruratBerdasarkan kondisi diatas, prinsip umum asuhan keperawatn yang
diberikan oleh perawatdiruang gawat darurat meliputi:1.
Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung, dan persyarafan
jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat membayangkan keadaan jantung.
Dalam satu gelombang EKG terdiri ada yang disebut titik (lihat gambar), Interval dan
Segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak
menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT
interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.
Penjelasan gambar :
Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi pada atrium jantung (dextra &
sinistra)
Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi (listrik) pada ventrikel
jantung (dextra & sinistra)
Sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung.
Mungkin terlihat mudah belajar EKG dengan satu gelombang, coba lihat gambar di bawah:
Gambar diatas adalah gambar EKG sebenarnya, melihat sepintas mungkin ga kebayang bisa
membacanya. Kok ada tulisan I, II, aVR dan lain-lain ? I, II, aVR dan lain-lain disebut
dengan sadapan atau lead. Aktifitas listrik jantung hanya dapat direkam dari luar jantung
(yaitu tubuh), gak mungkin langsung di tempelin ke jantung toh ? makanya perlu lokasi-
lokasi tertentu untuk penyadapan tersebut.
Pada prinsipnya ada 3 jenis sadapan yaitu Prekordial (dada), Bipolar (Kaki dan Tangan 2
elektroda) dan Unipolar (Kaki dan Tangan 3 elektroda).
A. Sadapan Prekordial
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara langsung di
dada.
Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang bermuatan negatif (-
) tangan kiri bermuatan positif (+).
Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang
bermuatan (+)
Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang bermuatan (-) dan kaki
kiri (+).
C. Sandapan Unipolar
Sandapan Unipolar Ekstremitas
* aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan
elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
* aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-
) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
* aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-)
dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
Bila kita gabungkan dari ketiga sandapan yang ada di atas akan tampak menjadi seperti pada
gambar di bawah ini yang biasanya kita sebut sebagai sandapan lengkap 12 lead/ ECG 12
LEAD lengkap.
Pada gambar di atas tampak :