Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN PADA PENYAKIT TUBERCULOSIS


(TBC)”

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RSUD DR. SAIFUL ANWAR
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYAKIT TBC (TUBERKULOSIS)

Tema : Penyakit Tuberkulosis (TB)


Sasaran : Keluarga pasien rawat inap 25 RSUD Dr. Saiful Anwar
Hari / Tanggal : Kamis, 7 Februari 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Rawat Inap 25 RSUD Dr. Saiful Anwar
Penyuluh : Mahasiswa Praktek Klinik di Ruang Rawat Inap 25 RSUD Dr.
Saiful Anwar

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis selama 1 x 30 menit
diharapkan keluarga pasien dapat memahami penyakit Tuberkulosis (TBC).
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diaharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
1. pengertian penyakit Tuberkulosis (TBC).
2. penyebab penyakit Tuberkulosis (TBC).
3. cara penularan penyakit Tuberkulosis (TBC).
4. pengobatan penyakit Tuberkulosis (TBC)
5. cara pencegahan penyakit Tuberkulosis (TBC).
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada masyarakat di ruang
rawat inap 25

D. Materi pembelajaran
1. Pengertian penyakit tuberculosis (TBC)
2. Penyebab penyakit tuberculosis (TBC)
3. Tanda dan gejala penyakit tuberculosis (TBC)
4. Cara penularan penyakit tuberculosis (TBC)
5. Cara pengobatan penyakit tuberculosis (TBC)
6. Cara pencegahan penyakit tuberculosis (TBC)

E. Media
1. Leaflet
2. LCD

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

G. Kegiatan Penyuluhan
NO. Tahap/waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan Salam perkenalan Menjawab salam
( 5 menit ) Menjelaskan tujuan pertemuan Mendengarkan
Menyamakan persepsi terhadap
sasaran
2. Pelaksanaan Menjelaskan: Mendengarkan
Bertanya
( 20 menit ) Menjelaskan pengertian
penyakit TBC
Menjelaskan penyebab TBC
Menjelaskan cara penularan
penyakit TBC
Menjelaskan pengobatan
penyakit TBC
Menjelaskan pencegahan
penyakit TBC
3. Penutup Mengajukan pertanyaanMendengarkan
Menjawab salam
(5menit) kembali kepada para
sasaran/memberikan evaluasi.
Mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada keluarga pasien :
a. Apakah pengertian dari penyakit tuberkulosis?
b. Apakah penyebab penyakit tuberkulosis?
c. Apa saja tanda gejala penyakit tuberkulosis?
d. Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis?
e. Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis?
f. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis ?

I. DAFTAR PUSTAKA
Aditama , T.Y., 2002. Tuberkulosis Diagnosis , Terapi, dan Masalahnya. Edisi ke-4.
Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia: 131
Depkes, RI. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2
Cetakan ke-2. Jakarta
https://www.academia.edu/18789292/Satuan_Acara_Penyuluhan_TBC
https://www.scribd.com/document/343768687/Sap-Pengobatan-Tbc-Pmo-Tbc
Kemenkes RI. 2015. Tuberculosis Temukan, Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Kemenkes RI
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis (TBC). Meskipun dapat menyerang hampir semua organ
tubuh, namun bakteri TBC lebih sering menyerang organ paru (80-85%) (Depkes,
2008). Tubekulosis yang menyerang paru disebut tuberculosis paru dan yang
menyerang selain paru disebut tuberculosis ekstra paru. Tuberculosis paru dengan
pemeriksaan dahak menunjukkan BTA (Basil Tahan Asam) positif, dikategorikan
sebagai tuberculosis paru menular (Depkes, 2005).
Penyakit TB paru merupakan penyakit menahun, bahkan dapat seumur hidup.
Setelah seseorang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, hampir 90%
penderita secara klinis tidak sakit, hanya didapatkan test tuberkulin positif dan 10%
akan sakit. Penderita yang sakit bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita
TB paru akan mati, 25% sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25% menjadi
kronik dan infeksius (Jusuf, 2010). Namun ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dengan
TB paru aktif yang tidak diobati lebih mungkin meninggal dalam waktu yang lebih
singkat (Green, 2006).
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-
paru.penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat enimbulkan
komplikasi berbahaya hingga kematian. TB diperkirakan sudah ada di dunia sejak
5000 tahun sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian
penyakit TB baru terjadi dalam 2 abad terakhir (Kemenkes RI, 2015).
B. PENYEBAB
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk
batang dan Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab Tuberculosis adalah M.
Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /m. Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu
juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M.
Intracellutare.
Penyakit TBC paru disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis).
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman
TBC cepat mati terhadap sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini
dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan adalah
penderita TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet (percik dahak). Droplet yang mengandung
kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman
TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasa, kuman TB tersebut dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui system peredaran darah, system
saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh
lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasl pemeriksaan dahak negative (tidak
terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium
Tuberculosis :
a. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan diturunkan.
b. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka kematian dan
kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
c. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
d. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
e. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi,
stress emosional, kelelahan yang kronik).
f. Meningkatnya sekresi steroid adrenaql yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.
g. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebuh
mudah.
h. Nutrisi : status nutrisi kurang
i. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.
j. Tidak mematuhi aturan perubahan.
C. Klasifikasi Tuberculosis
Menurut DepKes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :
Berdasarkan organ yang terinveksi :
1. TB Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi
menjadi 2, yaitu :
a) TB Paru BTA Positif, disebut TB Paru BTA (+) apabila
sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu
Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS
positif disertai dengan pemeriksaan radiologi paru
menunjukkann gambaran TB aktif.
b) TB Paru BTA Negatif , apabila dalam 3 pemeriksaan
specimen dahak SPS BTA negatif dan pemeriksaan rasiologi
dada menunjukkan gambaran TB aktif. TB Paru dengan BGA
(-) dan gambaran radioogi positif dibagi berdasarkan tingkat
keparahan, bila menunjukkan keparahan yakni kerusakan luas
dianggap berat.
2. TB ekstra paru yaitu tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru, misalnya pleura, selapu otak, selapu jantung (pericardium), kelenjar
limfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing dan alat kelamin.
TBC ekstra paru dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
a) TBC ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe, pleura, tulang
(kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
b) TBC ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis, peritonitis, Tb
tulang belakang, Tb saluran kencing dan alat kelamin.

Berdasarkan Tipe Penderita :

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberpa


tipe penderita :

a. Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kurang dari satu bulan.
b. Kambuh (relaps) adalah penderita TBC yang belum pernah mendapat
pengobatan dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan
hasil pemeriksaan BTA positif.
c. Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat pengobatan
disuatu kabupaten lain kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita
pindahan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah.
d. Kasus berobat setelah lalai (default/drop out) adalah penderita yang sudah
berobat palig kurang 1 bulan attau lebih dan berhenti 2 bulan atau lebih
kemudian datang kembali berobat.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah.
( Mansjoer, 1999)
2. Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckman dkk,
93)
a) Demam : subfebril menyerupai influenza.
b) Batuk : batuk kering (non produktif), batuk produktif (sputum)
c) Hemaptoe
d) Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
½ bagian paru-paru.
e) Nyeri dada
f) Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat
malam.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien penyakit TBC apabila tidak ditangani
dengan benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya yaitu :
1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura , empiema, faringitis.
2. Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan napas, seperti SOPT (Sindrom
a. Obstruksi Pasca Tuberculosis)
b. Kerusakan parenkim berat, seperti SOPT atau Fibrosis paru Cor
pulmonal, amilosis, karsinoma paru, ARDS.

F. CARA PENULARAN
Penyakit tuberculosis (TBC) dapat ditularkan melalui batuk dimana bakteri ke udara
dalam bentuk percikan dahak. Bakteri akan masuk ke dalam paru-paru dan
berkumpul hingga berkembang menjadi banyak terutama pada orang yang memiliki
daya tahan tubuh rendah.
Pada umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana droplet (percikan dahak)
ada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah droplet, sementara
cahaya dan sinar matahari langsung dapat membunuh bakteri. Droplet dapat bertahan
beberapa jam dalam kondisi gelap dan lembab. Orang dapat terinfeksi jika droplet
tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Jadi penularan TB paru tidak terjadi
melalui perlengkapan makan, baju, dan perlengkapan tidur (Depkes, 2005).

G. PENGOBATAN
a. Tujuan Pengobatan TB adalah:
1) Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas
hidup
2) Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk
selanjutnya.
3) Mencegah terjadinya kekambuhan TB
4) Menurunkan penularan TB
5) Mencegah terjadinya dan penularan TB resisten obat
b. Prinsip Pengobatan TB:
Obat Anti Tuberculosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam pengobatan
TB. Pengobatan TB adalah merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB.
Pengobatan yang adekuat aharus memenuhi prinsip:
1. Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya
resistensi
2. Diberikan dalam dosis yang tepat
3. Ditelan secara teratur dan diaasi secara langsung oleh PMO (Pengawas
Minum Obat) untuk memastikan agar obat benar-benar tertelan atau
tidak sampai selesai pengobatan
4. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam
tahap awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan
c. Tahapan Pengobatan TB:
Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap
lanjutan dengan maksud:
1. Tahap awal: Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan
pada tahap ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan
jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir
pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan
sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap
awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. pada
umumnya dengan pengobatan secara teratur dan tanpa adanya
penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan
selama 2 minggu.
2. Tahap lanjutan: Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang
penting untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam
tubuh khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan
mencegah terjadinya kekambuhan.
d. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Tabel 1. OAT Lini Pertama


Jenis Sifat Efek Samping
Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer, psikosis toksis,
gangguan fungsi hati, kejang
Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome, gangguan
gastrointestinal, urine berwarna
merah, gangguan fungsi hati,
trombositopeni, demam, skin rash,
sesak nafas, anemia hemolitik
Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal,
gangguan fungsi hati, gout artritis
Streptomisin (S) Bakterisidal Nyeri ditempat suntikan.
Gangguan keseimbangan dan
pendengaran,renjatan anafilaktik,
anemia, agranulositosis,
trombositopeni
Etambutol (E) Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta
warna, neuritis perifer

Tabel 2. Kisaran dosis obat lini pertama bagi pasien dewasa


Dosis
Harian 3 x/minggu
Kisaran Maksimum Kisaran Maksimum/hari
OAT
dosis (mg) dosis (mg)
(mg/kg BB) (mg/kg BB)
Isoniazid 5 (4 – 6) 300 10 (8 – 12) 900
Rifampicin 10 ( 8 – 12) 600 10 (8 – 12) 600
Pirazinamid 25 (20 – 30) - 35 (30 – 40) -
Etambutol 15 (15 – 20) - 30 (25 – 35) -
Streptomisin 15 (12 – 18) - 15 (12 – 18) 1000

Paduan obat kategori 1 :


Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah
Hari X
Nelan Obat
Awal 2 bulan 1 1 3 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54

Paduan Obat kategori 2 :


Tahap Lama (H) R Z E E Strep. Jumlah
@30 @450 @500 @ 250 @50 Injeksi Hari X
0 Mg mg mg 0 Nelan
Mg mg Obat
Awal 2 bulan 1 1 3 3 - 0,5 % 60
1 bulan 1 1 3 3 - 30
Lanjuta 5 bulan 2 1 3 2 - 66
n

Paduan Obat kategori 3 :


Tahap Lama H @ 300 R@450mg P@500m Hari X Nelan
mg g Obat
Awal 2 bulan 1 1 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 1 54
3 x week

OAT sisipan (HRZE)


Tahap Lama H R Z E day Nelan X
@300mg @450m @500mg @250mg Hari
g
Intensif 1 bulan 1 1 3 3 30
(dosis
harian)

H. CARA PENCEGAHAN
Cara penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan
pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke orang.
Salah satu cara adalah batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan sapu
tangan atau tissue untuk kemudian didesinfeksi dengan lysol atau dibakar. Bila
penderita berbicara, jangan terlampau dekat dengan lawan bicaranya. Ventilasi yang
baik dari ruangan juga memperkecil bahaya penularan.
Anak-anak dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC perlu
divaksinasi BCG sebagai pencegahan, bersamaan dengan pemberian isoniazid 2-10
mg/kg selama 6 buan (kemoprofilaksis)
1) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat
dengan penderita tuberkulosisi paru BTA postif. Pemeriksaan meliputi tes
tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan
radiologis foto thorax diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila massih
negatif diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes
tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
2) Mass chest x-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok
populasi tertentu misalnya : karyawan rumahsakit/puskesmas/balai
pengobatan, penghuni rumah tahanan dan siswa-siswi pesantren.
Untuk pasien :
a) Minum obat sampai habis sesuai petunjuk
b) Menutup mulut ketika batuk atau bersin
c) Tidak meludah di sembarang tempat
d) Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau ditempat
yang sudah ada karbol/lisol
Untuk keluarga :
a) Jemur kasur seminggu sekali
b) Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung
masuk
Pencegahan lain :
a) Imunisasi BCG pada bayi
b) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi
Peran keluarga dalam merawat penderita TB paru
Keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, keluarga
harus lebih terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapetik.
Pada penderita TB, peran keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan
perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik namun juga perawatan secara
psikososial (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2007). Hal
ini dikarenakan keluarga merupakan orang terdekat dari klien dan juga sesuai dengan
salah satu fungsi keluarga yaitu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
sakit. Penderita TB sangat membutuhkan dukungan, kasih sayang, dan perhatian
khususnya dari keluarga, hal ini dapat ditunjukkan dari keikutsertaan keluarga dalam
membantu perawatan pada penderita TB, baik memberikan perawatan secara fisik
maupun secara psikis karena banyaknya stigma buruk berkembang di masyarakat
terhadap penderita TB, sehingga dengan adanya dukungan, kasih sayang serta
perawatan yang baik tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan pasien TB.
Beberapa hal yang dapat lakukan keluarga dalam merawat penderita TB paru
diantaranya:
1) Mengawasi klien dalam meminum obat secara teratur hingga klien
menelan obatnya, pasien harus meminum obatnya pada pagi hari karena
obat tersebut paling baik bekerja ketika pagi hari.
2) Keluarga juga harus dapat memotivasi pasien agar sabar dalam
pengobatannya, menempatkan obat di tempat yang bersih dan kering,
tidak terpapar langsung dengan sinar matahari dan aman dari jangkauan
anak-anak.
3) Keluarga dapat membawa atau mengajak pasien ke fasilitas kesehatan
setiap dua minggu sekali untuk melihat perkembangan penyakitnya atau
jika pasien mengalami keluhan-keluhan yang harus segera di tangani.
4) Keluarga juga harus lebih terbuka dan memahami serta menghargai
perasaan klien, mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan klien,
menanyakan apa yang saat ini klien rasakan, ini merupakan salah satu
bentuk dukungan dari keluarga secara psikis.
5) Kebutuhan nutrisi pada pasien TB, keluarga harus memberikan makan
yang cukup gizi pada pasien untuk menguatkan dan meningkatkan daya
dahan tubuh agar bisa menangkal kuman TB yang merusak paru-paru.
6) Kebersihan lingkungan rumah juga harus diperhatikan misalnya dengan
pengaturan ventilasi yang cukup.
7) Ajarkan keluarga untuk tidak meludah sembarangan, menutup mulut
ketika batuk atau bersin, keluarga juga dapat menjemur tempat tidur
bekas pasien secara teratur, membuka jendela lebar-lebar agar udara segar
dan sinar matahari dapat masuk, karena kuman TB paru akan mati bila
terkena sinar matahari (Kemenkes RI, 2014).

Cara Batuk Efektif yang Baik dan Benar


Hal-hal perlu anda perlukan:
1.) Lengan baju
2.) Tissue
3.) Sabun dan air
4.) Gel pembersih tangan
5.) Pot/kaleng kecil
Berikut langkah-langkah batuk efektif yang benar:
1. Mengatur posisi duduk: badan tegak, kepala menghadap ke depan
2. Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut
3. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
4. Meminta pasien merasakan mengembangnya perut (cegah lengkung pada
punggung)
5. Meminta pasien menahan nafas hingga tiga hitungan.
6. Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam tiga hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
7. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
perut
8. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3:
melakukan tarik nafas tahan nafas dan terakhir dibatukkan dengan kuat.
9. Menampung dahak ke tempat tertutup/pot kecil.
10. Menggunakan masker baik dirumah atau saat berpergian.
11. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Cara mempersiapkan tempat untuk membuang dahak:
a. Siapkan tempat pembuangan dahak: kaleng berisi cairan desinfektan yang
dicampur dengan air (air sabun/detergen, air bayclin, atau pasir)
b. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
c. Buang dahak ke tempat tersebut
d. Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 hari sekali
e. Buang isi kaleng bila berisi pasir: kubur dibawah tanah.
f. Bila berisi air desinfektan: buang di toilet, lalu siram.
g. Bersihkan kaleng dengan sabun dan cairan desinfektan.

Langkah cuci tangan:


PENUTUP
1. Kesimpulan
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman micobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh yang lain. Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium
Tuberculosis yang berbentuk batang dan Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab
Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /m. Dengan
tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu
M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 2 Manajemen Kep
    Kelompok 2 Manajemen Kep
    Dokumen8 halaman
    Kelompok 2 Manajemen Kep
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gagal Jantung KL 7
    Makalah Gagal Jantung KL 7
    Dokumen33 halaman
    Makalah Gagal Jantung KL 7
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Askep Anc
    Askep Anc
    Dokumen14 halaman
    Askep Anc
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen1 halaman
    Analisa Data
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Digigit Hewan Berbisa
    Digigit Hewan Berbisa
    Dokumen16 halaman
    Digigit Hewan Berbisa
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Krisis Tiroid
    Krisis Tiroid
    Dokumen21 halaman
    Krisis Tiroid
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Digigit Hewan Berbisa
    Digigit Hewan Berbisa
    Dokumen22 halaman
    Digigit Hewan Berbisa
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Krisis Tiroid
    Krisis Tiroid
    Dokumen21 halaman
    Krisis Tiroid
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Kti Praf
    Kti Praf
    Dokumen4 halaman
    Kti Praf
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak
    Askep Anak
    Dokumen4 halaman
    Askep Anak
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Askep BBL
    Askep BBL
    Dokumen5 halaman
    Askep BBL
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Trauma Dada
    Makalah Trauma Dada
    Dokumen22 halaman
    Makalah Trauma Dada
    Dindaindra
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal
    Contoh Soal
    Dokumen2 halaman
    Contoh Soal
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Etika Tugas
    Etika Tugas
    Dokumen5 halaman
    Etika Tugas
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Terapeutik Ok Fix
    Makalah Terapeutik Ok Fix
    Dokumen11 halaman
    Makalah Terapeutik Ok Fix
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • LP Dan SP Waham
    LP Dan SP Waham
    Dokumen39 halaman
    LP Dan SP Waham
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Kti Praf
    Kti Praf
    Dokumen4 halaman
    Kti Praf
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Inovatif
    Inovatif
    Dokumen4 halaman
    Inovatif
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Etika Ready
    Etika Ready
    Dokumen18 halaman
    Etika Ready
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Proses Kep
    Komunikasi Proses Kep
    Dokumen19 halaman
    Komunikasi Proses Kep
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Tugas PPT Gangguan Nutrisi
    Tugas PPT Gangguan Nutrisi
    Dokumen10 halaman
    Tugas PPT Gangguan Nutrisi
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • LP Dan SP Waham
    LP Dan SP Waham
    Dokumen16 halaman
    LP Dan SP Waham
    dicky firman
    0% (1)
  • LP Dan SP Waham
    LP Dan SP Waham
    Dokumen16 halaman
    LP Dan SP Waham
    dicky firman
    0% (1)
  • Kisi - Kisi Uas Promkes
    Kisi - Kisi Uas Promkes
    Dokumen1 halaman
    Kisi - Kisi Uas Promkes
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Proposal Osteoporosis Ok
    Proposal Osteoporosis Ok
    Dokumen18 halaman
    Proposal Osteoporosis Ok
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Tugas PPT Gangguan Nutrisi
    Tugas PPT Gangguan Nutrisi
    Dokumen9 halaman
    Tugas PPT Gangguan Nutrisi
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Jantung Koroner KL 2
    Penyakit Jantung Koroner KL 2
    Dokumen13 halaman
    Penyakit Jantung Koroner KL 2
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Proposal Osteoporosis Ok
    Proposal Osteoporosis Ok
    Dokumen18 halaman
    Proposal Osteoporosis Ok
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Kiki Puspitasari
    Lamaran Kiki Puspitasari
    Dokumen12 halaman
    Lamaran Kiki Puspitasari
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Konflik Fiks
    Manajemen Konflik Fiks
    Dokumen15 halaman
    Manajemen Konflik Fiks
    prafita rizky saraswati
    Belum ada peringkat