Makalah Perkembangan Kreaktivitas Anak
Makalah Perkembangan Kreaktivitas Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
dikembangkan. Anak memiliki karakterisik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah
berhenti bereksplorasi dan belajar.
Pemahaman yang benar tentang hakikat dan landasan peyelenggaran
Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya dimiliki oleh setiap orang yang secara
langsung maupun tidak langsung akan berhubungan dengan anak usia dini.
Dimulai dari lingkungan keluarga dalam hal ini adalah orang tua dan atau pihak
lain yang terdekat dengan anak., pendidikan di berbagai lembaga pendidikan yang
memberikan layanan pada anak usia dini, masyarakat dan juga para pemegang
kebijakan mulai dari pemerintah pusat sampai daerah. Diharapkan melalui
pemahaman yang benar, para pihak akan dapat memberikan layanan yang
seoptimal mungkin bagi anak usia dini.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
3. Jenis dan Persyaratan Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Untuk Anak Usia
Dini
4. Supervisi Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Untuk Anak Usia Dini
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat panduan yang mengatur isi program dan
proses pendidikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dan penyelenggaraan
pendidikan. Kurikulum ini dapat merajuk pada PKB-TK 94 (Program Kegiatan
Belajar TK). Atau bisa juga merajuk pada kurikulum 2004 yang disempurnakan
menjadi KTSP 2006.
2. Peserta didik / Siswa / Anak Didik
Sebelum mendirikan PAUD, Yayasan yang akan menyelenggarakan PAUD harus
melakukan survei tentang jumlah anak didik yang ada di wilayah tersebut. Dari
survei ini bisa memanfaatkan data primer dari Posyandu di masing-masing
wilayah. Biasanya, setiap Posyandu memiliki data jumlah anak lengkap dengan
usia dan berat badannya. Yayasan yang akan mendirikan PAUD bisa
memanfaatkan data ini sebagai penguat data hasil survei.
3. Tenaga Kependidikan (Guru dan Staf)
Selain anak didik, yayasan juga harus menyertakan jumlah tenaga kependidikan
(guru atau staf administrasi) lengkap dengan latar belakang keilmuan para guru
yang dicantumkan. Merujuk pada UU Sistem Pendidikan Nasional 2003, guru
3
yang akan mengajar di lembaga PAUD harus berlatar belakang SI PG-PAUD atau
SI PG-TK.
4. Sarana Prasarana
Untuk mendukung proses pembelajaran berdasarkan kurikulum yang telah
dicantumkan, Yayasan pendiri PAUD harus memenuhi standar minimal sarana
dan prasarana minimal yang telah di tentukan. Dalam Pasal 45 ayat 1 UU No. 20
tahun 2003 dinyatakan bahwa “ setiap satuan pendidikan formal maupun non-
formal harus menyediakan sarana prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan perkembangan potensi fisik, kognitif,
sosial, emosi, dan kejiwaan anak didik .”
5. Pembiayaan Pendidikan
Setiap lembaga kependidikan, khususnya lembaga PAUD, yang sebagian besar
dikelola oleh pihak swasta atau yayasan perlu menyertakan pembiyaan pendidikan
bagi peserta didik maupun dana awal yang dimiliki untuk penyelenggaraan
pendidikan. Dalam pasal 48 ayat 1 UU No. 20 tahun 2003 juga ditegaskan bahwa
pengelolaan pembiayaan harus memenuhi prinsip-prinsip keadilan, efisiensi,
transparasi dan akuntabilitas publik atau pertanggugjawaban kepada masyarakat.
6. Sistem Evaluasi
Setiap lembaga pendidikan, termasuk PAUD, harus mempunyai sistem evaluasi,
baik evaluasi program, proses, maupun hasil tumbuh-kembang anak-didik.
Evaluasi ini dilaksanakan sebagai upaya pengendalian mutu pendidikan, sekaligus
sebagai upaya akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.
TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia
empat tahun sampai enam tahun yang di bagi dalam dua kelompok belajar
berdasarkan usia yaitu Kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan Kelompok B
untuk anak usia 5-6 tahun.
Persyaratan Pendirian :
tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup
dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.
Persyaratan Pendirian :
Lingkungan TPA harus dapat menciptakan suasana rasa aman kepada anak untuk
belajar dan berkembang, sehingga anak merasa di rumahnya sendiri.
Tempat belajar, gedung TPA hendaknya didirikan dengan bangunan / gedung
permanen yang mudah dijangkau oleh orang tua calon peserta didik, cukup aman
dan tenang. Memiliki surat-surat yang sah dan izin dari instansi yang berwenang.
Ruangan, luas ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik. Ruangan juga
harus dilengkapi dengan penerangan dan ventilasi yang cukup.
Perabot, setiap ruangan dilengakapi dengan perabot sesuai dengan keperluan dan
ketersediaan dana, seperti meja, kursi, almari, rak-rak, box, tempat tidur, kasur,
telepon, perlengkapan administrasi, TV, radio, dll.
Sarana belajar, untuk enunjang proses pembelajaran di TPA hendaknya di
sediakan sarana belajar minimal berupa, buku cerita dari berbagai versi dan cerita
rakyat setempat, alat peraga pendidikan untuk pengetahuan alam (science),
matematika, memasak, boneka berbagai ukuran, tape recorder dan atau VCD
Player, dan panggung boneka dan perangkatnya.
4. Pos Paud
Peserta didik di Pos PAUD adalah anak usia 0-6 tahun yang tidak terlayani PAUD
lainnya. Orang tua wajib memperhatikan kegiatan anak selama di Pos PAUD agar
dapat melanjutkan di rumah.
Teknis Pembentukan Pos PAUD :
a) Pemilihan Posyandu, kriteria Posyandu yang dipilih untuk diintegrasikan
dengan Pos PAUD adalah Posyandu yang aktif, dengan jumlah anak minimal 25
anak dan kader 4 orang.
b) Identifikasi Dukungan Lingkungan, memiliki dukungan lingkungan yang dapat
menjamin keberlangsungan Pos PAUD, antara lain :
Terdapat anak usia 0-6 tahun yang belum terlayani PAUD minimal 25 anak.
Tersedia calon pengelola dan kader Pos PAUD nimimal 5 orang.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu upaya memaksimalkan bakat, potensi, kecerdasan, dan
kreativitas anak ialah dengan menyertakannya dalam kegiatan sekolah usia dini
atau PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ). Sedini mungkin anak diasah untuk
bersikap disiplin, bertanggung jawab, berjiwa sosial, kreatif, inovaif, penuh
dedikasi, menjalankan program dll. Dengan metode yang tepat, kurikulum bagus
dan lembaga bonafid niscaya anak akan lebih mampu bekembang pesat dibanding
mereka yang tidak diasah melalui program PAUD tersebut.
B. Saran
Dalam hal ini penulis menyarankan agar pemerintah meningkatkan
perannya dalam pendidikan anak usia dini, baik dari pendanaan, perekrutan tutor
yang sesuai dengan kualifikasi maupun membuka ruang seluas-luasnya kepada
masayarakat untuk mengembangkan PAUD yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakatnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Asmani , Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini.
Jogjakarta : DIVA Press
Baraja, Abu Bakar. 2006 . Mendidik Anak Dengan Teladan. Jakarta : Studia Press
http://welcomeatdegaltar.blogspot.com/2010/05/manajemen-kurikulum-pendidikan-
anak.html