Anda di halaman 1dari 16

A.

Konsep Kode Etik Keperawatan

1. Pengertian kode etik keperawatan


Kode etik (Burhanuddin, 2000) adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Untuk perawat di Indonesia memiliki kode etik yang
dikenal Kode Etik Perawat Nasional Indonesia. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia
(Putri, 2011) adalah aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/ fungsi perawat.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang
menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisa permasalahan –
permasalahan etis.( Rudi Haryono, 2013).Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan
profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan, dan peningkatan
standar profesi. Kode etik menunjukan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari
masyarakat telah diterima oleh profesi.

2. Tujuan
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun
dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
b. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
c. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
d. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
e. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek
keperawatan.
3. Fungsi
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
a. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat
b. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
c. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi
keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan
d. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

4. Prinsip-prinsip kode etik keperawatan


1) Respek
a. Respek diartikan sebagai perilaku perawat sebagai pemimpin yang menghormati
atau menghargai pendapat orang lain.
b. Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien seperti hak untuk pencegahan
bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar.
c. Penerapan “informed-consent” secara tidak langsung menyatakan suatu trilogi
hak pasien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan menolak trietmen.
d. Penghargaan perawat terhadap pasien diwujudkan dalam pemberian asuhan yang
bermutu secara ramah dan penuh perhatian.
e. Kepekaan perawat dituntut untuk dapat menghargai hak pasien yang berarti
mengetahui kapan menghormati hak pasien/klien untuk menolak trietmen dan
kapan mengesampingkan hak tersebut.
f. Selain menghargai pasien dan keluarganya, perawat juga harus menghargai
rekan-rekan kerjanya seperti dokter, pekerja sosial, ahli gizi dan lain-lain.
2) Otonomi
a. Otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk mengatur dan membuat
keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan,
terutama yang berkaitan dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu,
campur tangan hukum dan tenaga kesehatan profesional yang ada.
b. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk memilih
bagi diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran dan pertimbangannya
merupakan hal yang terbaik.
c. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau
mempertanggung jawabkan dirinya sendiri.
3) Beneficence (kemurahan hati)
a. Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan
tidak membahayakan orang lain.
b. Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa yang harus memutuskan hal
yang terbaik untuk seseorang.
c. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk dirinya
sendiri kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang
yang secara mental tidak kompeten dan pasien koma.
d. Permasalahan lain yang muncul berpusat pada “apa yang disebut baik” dan “apa
yang disebut tidak baik”.
e. Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang harus diambil, apakah lebih
baik, menopang dan memperpanjang hidup dalam menghadapi semua ketidak
mampuan atau lebih baik memperbolehkan seseorang untuk meninggal dan
mengakhiri penderitaannya. Tentu saja memerlukan pertimbangan yang sangat
hati-hati.
4) Non-Maleficence
a. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja
menimbulkan kerugian atau cidera.
b. Kerugian atau cidera dapat diartikan adanya kerusakan fisik seperti nyeri,
kecacatan, kematian atau adanya gangguan emosi yang antara lain adalah
perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan adanya kekesalan.
c. Kerugian juga dapat berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran atau berbuat
kesalahan.
d. Beberapa kewajiban yang berasal dari prinsip non-maleficence antara lain adalah
suatu larangan seperti: jangan membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain,
jangan menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat
orang lain tidak berdaya , jangan melukai perasaan orang lain, Prinsip ini
berkaitan dengan kewajiban pemimpin untuk selalu berada dalam kebenaran,
tidak berbohong dan tidak menipu orang lain.
5) Veracity (Kejujuran)
a. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran,
tidak berbohong atau menipu orang lain.
b. Kejujuran adalah landasan untuk “informed consent” yang baik.
c. Perawat harus dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan oleh pasien
maupun keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.
6) Konfidensialitas (Kerahasiaan)
a. Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua informasi tentang
pasien/klien yang dirawatnya.
b. Pasien/klien harus dapat menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga
profesional kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan/diberbagikan kepada
pihak lain secara tidak tepat.
c. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi tentang pasien/klien dengan anggota
kesehatan lain yang ikut merawat pasien/klien tersebut bukan merupakan
pembeberan rahasia “selama informasi tersebut relevan dengan kasus yang
ditangani”.
7) Fidelity (Kesetiaan)
a. Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan
tanggung jawab yang telah dibuat.
b. Setiap tenaga keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat.
c. Apabila terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab, maka diperlukan
penentuan prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada .
8) Justice (Keadilan)
a. Keadilan berkenaan dengan kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang.
b. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.
c. Azas ini bertujuan untuk melaksanakan keadilan dalam transaksi dan
pelayanan/perlakuan antar individu pasien/klien, berarti setiap orang harus
mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan kebutuhannya.
d. Dampak dari prinsip ini antara lain adalah tuntutan masyarakat kepada
pemerintah untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri.
5. KODE ETIK KEPERAWATAN PPNI
1) Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan social.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

2) Perawat dan Praktek


a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada
orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukan perilaku profesional

3) Perawat dan Masyarakat


a. Perawat mengemban tanggungjawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat
4) Perawat dan Teman Sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatahn lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal

5) Perawat dan Profesi


a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi

 APLIKASI KODE ETIK KEPERAWATAN DI KINIK

1) Perawat dan klien


Salah satu tanggung jawab utama perawat untuk memenuhi rasa nyaman adalah
dengan melakukan tindakan memandikan klien. Berdasarkan observasi dilapangan
masih banyak perawat yang tidak memandikan pasien. tindakan perawat seperti ini
tentu tidak sesuai dengan kode etik perawat PPNI yaitu perawat dalam
melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang
pangkal tolaknya bersumber pada adanya kebutuhan terhadap perawatan individu,
keluarga, dan masyarakat. Hal ini terjadi karena :
a. kurangnya rasa tanggungawab dan empati.
b. Beban kerja yang tinggi
c. Tidak adanya punishment dan reward tehadap tindakan yang dilakukan sehingga
tidak adanya motivasi untuk bekerja secara profesional
2) Perawat dan praktik
Masih ditemukan perawat dalam melaksanakan askepnya tidak sesuai dengan
standar praktek keperawatan padahal perawat sudah mengetahui prosedur yang
sebenarnya cthnya dalam perawatan luka masih menggunakan 1 set redressing
untuk beberapa orang pasien. Ini dapat membahayakan pasien dan melanggar
prinsip non malefisien ( tidak merugikan pasien) , Hal ini terjadi karena :
a. Keterbatasan alat
b. Control dari atasan yang tidak ada
c. Masih kurangnya pemahaman ttg tindakan yang dilakukan
3) Perawat dan masyarakat
Berdasarkan observasi di lapangan, keterlibatan perawat dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sudah semakin berkembang, hal ini terlihat dari
berdirinya UKBM (Unit kesehatan berbasis masyarakat) yang difasilitasi perawat,
cth : adanya posyandu lansia, posyandu balita, UKS serta penyuluhan kesehatan
dimasyarakat. Namun demikian Pemantauan harus tetap dilaksanakan
4) Perawat dan teman sejawat
Nilai-nilai yang terkandung dalam hubungan perawat dan teman sejawat belum
sepenuhnya teraplikasikan di lapangan, contohnya ketika ada teman sejawat yang
melakukan kesalahan dalam melakukan tindakan keperawatan seharusnya sebagai
sejawat perlu mengingatkan untuk proses perbaikan, bukan sebaliknya membiarkan
hal ini atau menyudutkan mereka.
5) Perawat dan profesi keperawatan
Nilai Dalam hal ini perawat bertanggung jawab untuk memantau mutu pendidikan
dan pelayanan keperawatan , tapi keadaan yang kita lihat sekarang ini adalah
banyaknya berdiri Stikes tanpa memperhatikan mutu dari pendidikan yang akan
mereka berikan kepada peserta didiknya ( SDM pengajar, kelengkapan labor untuk
praktek), ironisnya perawat yang seharusnya berperan utama hal ini belum ada
control dan evaluasi dari PPNI.
6. TIPE-TIPE ETIK
a. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang membahas tentang kontroversi dalam etik,
melibatkan masalah biologi dan perawatan. Lebih lanjut, bioetik tentang pertanyaan etik
yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik,
hukum, dan teologi. Pada saat yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada
perawatan moralitas atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia. Pada dasarnya yang lebih luas, bioetik dapat mendukung semua tindakan moral
yang mungkin bisa membantu atau malah membantu mengatasi rasa takut, yang mencakup
semua tindakan yang berkaitan dengan perawatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara
lain: Peningkatan mutu genetik, etika Lingkungan,pelayanan kesehatan
b. Etika klinis / Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan masalah etik selama
memberikan pelayanan pada klien. Contoh etika klinis: ada yang disetujui atau dibatalkan,
dan bagaimana seseorang meminta tanggapan yang tidak suka (sia-sia).
c. Etika Keperawatan / Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studio formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dikembangkan untuk mendapatkan hasil etik.
7. TEORI ETIK
a) Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat tindakan
Contoh: Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang
tidak menyenangkan, menyenangkan atau menyenangkan pada semua hal yang terlibat,
tetapi pada hal yang terkait diharapkan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
b) Deontologi
Definisi deontologi juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain otonomi,
persetujuan, sumber-sumber, dan euthanasia.
8. Hubungan Etika dengan Praktek Keperawatan
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan etika, nilai-
nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila
membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan
perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasien kurang
memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah
berusaha membantu pasien untuk mengidentifikasi etika dan nilai-nilai
dasar kehidupannya sendiri.
Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku etika yang etis dalam praktek asuhan keperawatan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat dan berlanjut pada
diskusi formal maupun informal dengan sejawat. Perilaku yang etis mencapai
puncaknya bila perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang
etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat
seringkali menggunakan dua pendekatan yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan Prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam etika untuk menawarkan bimbingan
untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat pendekatan
prinsip dalam etika antara lain :
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan
terhadap kapasitas otonomi setiap orang
2. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan
segala konsekuensinya
4. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
1. Pendekatan berdasarkan Auhan Keperawatan.
Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam etika mengarahkan
banyak perawat untuk memandang “care” atau asuhan sebagai fondasi dan kewajiban.
Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan asuhan,
dimana memberikan langsung perhatian khusus kepada pasien, sebagaimana
dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah
dengan cara bagaimana perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan
pasien, merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan
berdasarkan etika.
Karakteristik perspektif dari asuhan menurut Taylor (1993) meliputi :
1. Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan
2. Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien
atau pasien sebagai manusia
3. Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai
dasar yang mengarah pada tanggung jawab profesional
4. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan
seperti: kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih sayang, dan menerima
kenyataan.
9. Konsep Moral Dalam Praktik Keperwatan.
Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan, mempunyai beberapa dasar
penting seperti advokasi, akuntabilitan , loyalitas, kepedulian, rasa haru dan
menghormati martabat manusia. Diantara berbagai pernyataan ini yang lazim
termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian
dalam waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas dan loyalitas (fry, 1991; lih.
Creasia, 1991).
1. Advokasi.
Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hokum yang berkaitan
dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu
membela diri. Arti advokasi menurut ikatan perawat amerika/ANA (1985)
adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika
yang dilakukan oleh siapa pun”.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap
setiaphal yang memiliki penyebab/dampak penting. Definisi ini mirip
dengan yang dinyatakan oleh Gadow (1983; lih. Megan, 1989); bahwa
advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan poerawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas untuk
menentukan nasibnya sendiri.
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 10 jam
memungkinkanya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan
baik dan mengetahui keunikan pasien sebagai manusia holistic sehingga
menempatkan perawat sebagai advokat pasien (curtin, 1986; lih. Megan
1989).
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah member
informasi dan member bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang
dibuat pasien. Member informasi berarti menyediakan penjelasan atau
informasi sesuai dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua
peran, yaitu petan aksi dan petran nonaksi. Dalam menjalankan petan aksi,
perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa merekan mampunyai
hak dan tanggungjawabdalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri
dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain. Sedangkan peran nonaksi
mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak
mempengaruhi keputusan pasien (Kohnke, 1982; lih. Megan 1991).
Dalam menjalankanperan sebagai advokat, perawat harus menghargai
pasien sebagai individu yang memiliki berbagai karakteristik. Dalam hal ini
perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan nilai-nilai
manusiawi pasien selama dalam keadaan sakit.
2. Akuntabilitas.
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik
keperawatan. Akuntabilitas mengandung arti dapat
mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, erb 1991).
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua
komponenutama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti
bahwa tindakan yang dilakukan dilihat dari praktik keperawatan, kode etik
dan undang-undang dapat dibenarkan atau abash.
Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangkaistem hierarki,
dimulai dari tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat social
(Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb, 1991). Pada tingkat individu
atautingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan
keputusan tigkat perawat, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada
tingkat intuisi, akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan
tujuan bidang keperawatanatau audit keperawatan. Pada tingkat
professional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar praktik keperawatan.
Sedangkan pada tingkat soisal, direfleksikan dalam undang-undang yng
mengatur praktik keperawatan.
3. Loyalitas.
Loyalitas merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati,
pedulu dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional
berhubungan dengan perawat.ini berarti ada pertimbangan tentang nilai
dan tujuan orang lain sebagai nilai dan tujuan sendiri.hubungan profesional
dipertahnkan dengan cara menyasun tujuan bersama, menepati janji,
menentukan masalah dan prioritas serta mengupayakan pencapaian
kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, 1991; lih. Creasia, 1991).
Loyalitas merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia yang
memoertahankan dan memperkuat anggota masyarakat keperawatan dalam
mencapai tujuan. Dalam mempertahankan loyalitas, tidak berarti tidak
terjadi konflik. Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila
terhadap anggota profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting dari
asuhan keperawatan.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan
dengan berbagai pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus
dipertahankan oleh setiap perawat, baik loyalitas terhadap pasien, teman
sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner
(1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai argumentasi.
a. Masalah pasien lain tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan
perawata harus bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan
secara profesional.
b. Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat dan
berbagai persoalan, yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja
rumah sakit, harus didiskusikan dengan umum (terbuka dengan
masyarakat).
c. Perawat hatus menghargai dan memberi bantuan kepada teman
sejawat. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat menurunkan
penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.
d. Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh
kelakuan anggota profesi (perawat). Perawat harus menunjukan loyalitas
terhadap profesi dengan berprilaku secara tepat pada saat bertugas.

B. Kode Etik Keperawatan Internasional


Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas
mereka sebagai individu. Profesionalitas keperawatan mengendapkan altruism dan
nurturant, suatu kotmitmen pada nilai sosial untuk kesejahteraan populasi.
Komitmen ini menempatkan perawat sebagai profesi penolong ,suatu
totalitas ,penghargaan finansial yang diterima,Perawat sebagai kekuatan pembaruan,
mempunyai kans besar untuk memastikan kesehatan. Masyarakat dapat dicapai.
ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL
International Council of Nurses (ICN)
Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli
1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan
perawat nasional diseluruh dunia.. Keperawatan menjunjung tinggi hak asasi manusia ICN
mengadakan kongres 4 tahun sekali di Geneva, Switzerland.
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi
pada tahun 1973.
Tujuan Pendirian ICN adalah :
• Memperkokoh silaturahmi perawat diseluruh dunia
• Memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan
berbagai masalah tengtang keperawatan
• Menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,
pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode etik profesi keperawatan
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal, Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi manusia.
Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan bangsa, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin,
aliran politik, agama dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Kongres pertama diadakan dilondon 1900.
Dan kongres terakhir, pada akhir tahun 1996 diadakan di Bandar Sri Begawan, Brunai
Darussalam.

C. Kode Eik Menurut ICN


ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi
pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
1) Tanggung jawab utama perawat :
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan
tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
a. kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
b. pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan
yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
c. dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi
terkait.

2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat.


Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, menghargai aadat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia
pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang
berkepentingan atau pengadilan.

3.Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif
untuk menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap
saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat
berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan
menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.
Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan
ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

Kode Etik Menurut ANA


Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral.
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut
personal atau corak masalah kesehatan.
Analisis: Dalam kode etik menurut ANA. Menurut analisis kami, bahwa point ini sangat
penting sekali dalam sebuah profesi terutama perawat, karena dalam sebuah pekerjaan
terutama kita sebagai calon perawat diwajibkan untuk memberikan pelayanan dengan baik,
sopan, santun, serta dengan penuh hormat terhadap pasien. Dan kita juga jangan pernah
membeda-bedakan pasien, seperti keluarga pejabat dengan keluarga tukang becak,
semuanya harus diperlakukan sama. Tapi sesuai dengan fakta sekarang bahwa pelayanan
diberbagai RS, 75 % sangat membeda-bedakan antara keluarga perawat dengan keluarga
tukang becak. seharusnya pelayanan seperti itu harus dihapuskan karena pelayanan seperti
itu tidak adil, tidak sesuai dengan kode etik keperawatan.

2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
Analisis : Menurut kami, point ini sangat pentingsekali dalam sebuah profesi terutama
perawat. Karena dalam sebuah profesi terutama kita sebagai orang kesehatan mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan dengan baik, sopan, santun, serta menghormati
privasi klien. Selain itu, kita sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya melindungi,
memenuhi hak-hak klien dan menjaga penuh segala informasi-informasi yang bersifat
rahasia. Sesuai dengan fakta sekarang, yang terjadi saat ini, bahwa pelayanan kesehatan
diberbagai rumah sakit, agak tidak sesuai dengan tugas perawat sebagaimana mestinya,
karena perawat sekarang bekerja dengan apa adanya, serta kurangnya fasilitas-fasilitas
kesehatan yang disediakan di rumah sakit tersebut.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal.
Analisis : Menurut analisis kami, tentang pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa sebagai
seorang perawat harus bisa menjaga kesehatan dan keselamatan klien dan publik karena hal
tersebut merupakan tugas pokok yang harus dikerjakanoleh seorang perawat. seorang
perawat juga harus bisa melakukan tugasnya dengan etika, legal, juga berkompeten. supaya
klien dan publik selamat, tidak terancam gagal praktek, sehingga klien dan publik dapat
terlimdungi dengan baik.
Sedangkan menurut pandangan agama : Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap orang
adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas segala
tugas-tugasnya, oleh karena itu, seorang perawat yang profesional harus bisa bertanggung
jawab terhadap segala tugas-tugas dan perbuatannya.
Sedangkan penerapannya dilapangan : Belum diterapkan karena kebanyakan perawat
belum menerapkan etika kerja profesional dan kebanyakan perawat dilapangan bekerja
dengan setengah hati, belum benar-benar bisa menerapkan tugas dan tanggungjawabnya
kepada klien dan publik dengan baik.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
Analisis : Menurut pendapat kami Betul, karena seorang perawat harus bisa
mempertanggung jawabkan atas semua tindakan dan pertimbangannya terhadap pasien
yang dirawatnya. Apabila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki ataupun diluar prediksi,
maka seorang perawat harus semaksimal mungkin bias mengembalikan keadaan menjadi
seperti sedia kala karena dengan adanya kode etik keperawatan tersebut, semua perawat
yang mempunyai jiwa tanggung jawab yang tinggi, akan melaksanakan semua pelayanan
kepada pasien dengan professional dan mengacu kepada kode etik tersebut. sehingga,
pasien akan merasa puas dengan pelayanan perawat tersebut. Menurut kami, fakta yang
sekarang ada, tidak semua perawat pada umumnya dapat bertanggung jawab pada tindakan
yang diberikan kepada pasien, banyak perawat yang lari dari tanggungjawab sehingga
banyak pasien tidak mempunyai kpercayaan kepada perawat, oleh sebab itu, kita harus
bertanggungjawab terutama pada profesi kita yaitu profesi keperawatan.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
Analisis : artinya, perawat harus tetap mempertahankan bahkan menambah atau
mengembangkan wawasan yang mereka miliki. supaya bisa berlomba dengan perawat lain
untuk menjadi perawat yang lebih baik. dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi seluruh klien. Namun faktanya sekarang masih banyak pelayan kesehatan, yang
memberi pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan bagi masyarakat sehingga
pelayanan kesehatan tersebut kurang baik dimata mastarakat.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan
kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung
jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan.
Jadi kita sebagai perawat harus bisa mempunyai dan memahami body knowledge
keperawatan dengan baik. Sehingga kita bisa menjadi narasumber dan memberikan
pendidikan kepada masyarakat baik individu ataupun kelompok sehingga dapat
dipertangungjawabkan.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi.
Analisis : meurut analisis saya, poin tersebut sangat penting dalam kode etik keperawatan.
karena seorang perawat itu harus aktif, beraktivitas sesuai profesinya. selain itu juga
perawat harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas tentang profesinya. selain
untuk dirinya sendiri, seorang perawat harus bisa mengembangkan pengetahuan profesinya
kepada orang lain, salah satunya bisa dilakukan dengan cara pelatihan-pelatihan atau
seminar kesehatan. dengan cara tersebut, sedikitnya wawasan kita akan bertambah, dari
yang tidak tahu akan menjadi tahu. selain itu juga, dalam turut serta beraktivitas dalam
membantu pengembangan pengetahuan profesi, salah satu cirinya dengan adanya organisasi
keperawatan . Nah, sebagai seorang perawat, kita harus ikut berpartisifasi dalam organisasi
tersebut, guna untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dilihat dari fakta sekarang,
bahwa tidak semua perawat ikut berkecimpung didalam organisasi keperawatan, hanya
sebagian saja. Tetapi didalam mengembangkan pengetahuan keperawatan menurut saya
sudah cukup, karena terbukti dengan adanya bahkan banyak sekali sekolah-sekolah
keperawatan yang ada saat ini, walaupun sebagian mungkin fasilitas-fasilitas
keperawatannya masih kurang.
Sudut pandang menurut agama :
agama islam mengajarkan kepada kita supaya kita selalu senantiasa memberikan atau
mengamalkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, walaupun itu hanya
sedikit saja, tetapi itu semua akan bermanfaat bagi kita.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningfkatkan
standar keperawatan.
Analisis : Point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan karena sebagai seorang
perawat kita harus bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk profesi kita. memang sudah
selayaknya perawat itu bekerja sesuai standar etika keperawatan. Dan bila perlu prawat itu
lebih mengembangkan wawasannya dan meningkatkan standar keperawatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada klien atau masyarakat agar tercipta image yang baik
dimata masyarakat. Fakta sekarang membuktikan bahwa tidak sesuai dengan kode etik di
atas, karena memang perawat sudah berusaha untuk menjadi perawat profesional tetapi
nyatanya karena sarana dan prasarana yang ada kurang memadai jadi menuju perawat
profesional itu memang sulit.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi
kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Analisis : maksudnya sebagai seorang perawat kita harus memberi pelayanan kepada
masyarakat itu yang berkualitas baik dimata masyarakat jangan sampai mengecewakan
masyarakat,karna kalau masyarakat sudah pada tau bahwa pelayanan kita itu berkualitas
maka masyarakat tidak akan menghormati dan memberi kesan yang baik kepada kita selaku
pelayanan kesehatan.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan
karena sebagai perawat harus bisa meluruskan terhadap arah yang menyimpang dalam
propesi keperawatan. sehingga pihak lain dalam hal ini selain propesi perawat, bisa
memprespektifkan informasi dan gambaran yang di terima secara benar, serta propesi
perawat bisa mempertahankan cakupan kerjanya atau bidang garapnya agar tidak terambil
oleh propesi lain.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya
dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan public.
Analisis : Point tersebut penting dalam kode etik karena seorang perawat harus bekerja
sama dengan anggota profesi kesehatan yang lain, demi meningkatkan mutu kesehatan
publik, selain itu perawat harus bekerja sama dengan warga masyarakat lainnya, demi
terwujudnya rasa kepercayaan dari warga masyarakat kepada perawat sehingga akan
terjadinya pelayanan kesehatan yang baik. kalau di pandang menurut agama point ini
adalah hal yang baik karena sama halnya dengan menjalin hubungan baik antaa sesama
manusia. selain itu disini juga akan terjadi musyawarah karena antara perawat dan anggota
profesi kesehatan akan mengupaiakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public. Fakta
yang ada adalah perawat banyak bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan, satu sama
lain saling membutuhkan tetapi antara perawat dengan warga masyarakat belum
sepenuhnya terciptanya rasa kepercayaan dari masyarakat kepada perawat.

Anda mungkin juga menyukai