Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

KECAMATAN CIRINTEN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BADUR
Jalan : Raya Badur KM.01 Kodepos 42363

KEPUTUSAN
BADAN PERMUSYAWATAN DESA
DESA BADUR KECAMATAN CIRINTEN
KEBUPATEN LEBAK
NOMOR : 01 TAHUN 2019

TENTANG

PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


DESA BADUR KECAMATAN CIRINTEN
KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWATAN DESA BADUR,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51 Peraturan Bupati


Lebak Nomor 10 Tahun 2017 tentang Badan Permusyawaratan Desa,
perlu menetapkan Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan
Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a,


maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Badan Permusyawaratan
Desa, Desa Badur Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

3. Peraturan Bupati Lebak Nomor 10 Tahun 2017 tentang Badan


Permusyawaratan Desa;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BADUR


KECAMATAN CIRINTEN KABUPATEN LEBAK TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA BADUR KECAMATAN CIRINTEN KABUPATEN LEBAK.
BAB 1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Lebak.


2. Bupati adalah Bupati Lebak.
3. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Lebak, di
Kecamatan Cirinten.
4. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di Tingkat Kecamatan di
Kecamatan Cirinten dalam Kabupaten Lebak.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, di Desa Badur.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desadalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Desa Badur.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa. Di Desa Badur.
8. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa. Di Desa Badur.
9. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. Di Desa
Badur.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah
Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Di Desa Badur
11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala
Desa. Di Desa Badur.

BAB II

SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN

Pasal 2

(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersngkutan berdasarkan keterwakilan wilayah
yang ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat.
(2) Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, golongan profesi, pemuka agama, dan tokoh
atau pemuka masyarakat lainnya.

Pasal 3

(1) Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati.


(2) Anggota BPD berdomisili di desa.

Pasal 4

Anggota BPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama di


hadapan masyarakat dipandu oleh Camat atas nama Bupati di tempat yang telah ditentukan.

Pasal 5
Tata cara pengucapan sumpah//janji anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 sesuia
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6

Masa jabatan BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya.

BAB III
PEMILIHAN PIMPINAN BPD DAN PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN BPD

Bagian Pertama
Pemilihan Pimpinan BPD

Pasal 7

(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil ketua, dan 1 (satu) orang
Sekretaris.

(2) Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat tertentu BPD
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD dan keputusan
ditentukan berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 8

Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu anggota
termuda.

Bagian Kedua
Pembentukan Keanggotaan BPD

Pasal 9

Keanggotaan BPD berhenti atau diperhentikan karena :


a. Meninggal dunia;
b. Atas permintaan sendiri;
c. Telah berakhir masa jabatan dan telah dilantiknya anggota BPD yang baru ;
d. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;
e. Dinyatakan melanggar sumpah dan janji ;
f. Terdakwa atau terpidana ;
g. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya ;
h. Melanggar larangan bagi anggota BPD.

Pasal 10

(1) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat.
(2) Anggota BPD yang berhenti karena meninggal dunia dan/atau atas permintaan sendiri diusulkan
oleh pimpinan BPD.
(3) Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, huruf e, huruf f,
huruf g, dan huruf h diusulkan pimpinan BPD berdasarkan hasil pemeriksaan fungsional oleh
Badan Pengawasan Kabupaten.

Pasal 11
(1) Apabila pimpinan berhenti atau diperhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, diadakan
penggantian pimpinan BPD.
(2) Mekanisme penggantian pimpinan BPD dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat.
(3) Masa jabatan pimpinan BPD pengganti adalah sisa waktu masa jabatan yang belum dijalani oleh
pimpinan BPD yang berhenti atau diperhentikan.

BAB IV

KEDUDUKAN , FUNGSI TUGAS, WEWENANG,


HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Pertama
Kedudukan dan fungsi BPD

Pasal 12

BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

Pasal 13

BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat .

Bagian Kedua
Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban BPD

Pasal 14

BPD mempunyai tugas dan wewenang:

a. Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa ;


b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa ;
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa ;
d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa ;
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat ;
f. Menyusun tata tertib BPD.

Pasal 15

BPD mempunyai hak :

a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa ;


b. Menyatakan pendapat.

Pasal 16

Anggota BPD mempunyai hak :

a. Mengajukan rancangan peraturan desa ;


b. Mengajukan pertanyaan ;
c. Menyampaikan usul dan pendapat ;
d. Memilih dan dipilih ;
e. Memperoleh tunjangan .

Pasal 17
(1) Setiap anggota BPD berhak mengajukan usul kepada Pimpinan BPD untuk meminta keterangan
kepada Kepala Desa secara lisan maupun tertulis tentang sesuatu kebijakan Pemerintah Desa;
(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pimpinan BPD disusun secara
singkat, jelas dan ditanda tangani oleh para pengusul;
(3) Usul untuk meminta keterangan sebagaimana dimaksud ayat (2) oleh Pimpinan BPD
disampaikan dalam rapat BPD;
(4) Dalam rapat BPD sebagaimana dimaksud (3) pengusul diberi kesempatan memberikan
penjelasan dengan lisan atas usul permintaan keterangan tersebut.
(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul untuk meminta keterangan dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada :
a. Anggota BPD lainnya untuk memberikan pandangan;
b. Pengusul untuk memberikan jawaban atas pandangan anggota BPD.
(6) Keputusan atas usul permintaan keterangan kepada Kepala Desa dapat disetujui atau ditolak dan
ditetapkan dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) atau rapat BPD lainnya.
(7) Selama usul untuk permintaan keterangan belum memperoleh keputusan BPD pengusul berhak
mengajukan perubahan atau menarik kembali usulnya.

Pasal 18

(1) Kepala Desa wajib memberikan keterangan lisan maupun tertulis terhadap permintaan
keterangan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dalam rapat BPD.
(2) Setiap anggota BPD dapat mengajukan pertanyaan atas keterangan Kepala Desa sebagaimna
dimaksud pada ayat (1).
(3) Terhadap jawaban Kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BPD dapat menyatakan
pendapatnya.
(4) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud ayat (3), disampaikan secara resmi oleh BPD
kepada Kepala Desa.
(5) Pernyataan pendapat BPD atas keterangan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal
ini, dijadikan bahan untuk BPD dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan untuk Kepala Desa
sebagai bahan dalam penetapan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Desa lebih lanjut.

Pasal 19

(1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota BPD berhak mengajukan rancangan peraturan desa
usul inisiatif BPD.
(2) Usul rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud ayat (1) serta penjelasannya secara
tertulis disampaikan kepada pimpinan BPD disertai daftar nama dan ditanda tangani oleh para
pengusul.
(3) Usul rancangan peraturan desa dimaksud pada ayat (2) pasal ini oleh pimpinan BPD
disampaikan dalam rapat BPD.
(4) Pengusul diberi kesempatan memberikan pennjelasan dengan lisan atas usul rancangan
peraturan desa tersebut.

(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul inisiatif dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
:
a. Anggota BPD lainnya untuk memberikan pandangan;
b. Kepala Desa untuk memberikan pendapat;
c. Pengusul untuk memberikan jawaban atas pandangan anggota BPD dan pendapat Kepala
Desa;
d. Pembicaraan diakhiri dengan keputusan BPD yang menerima atau yang menolak usul
inisiatif BPD.
(6) Tata cara membahas rancangan peraturan desa atas usul inisiatif BPD mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam pembahasan rancangan peraturan desa yang berasal dari Kepala Desa.
(7) Selama usul inisiatif belum diputuskan menjadi inisiatif BPD, pengusul berhak mengajukan
perubahan atau menarik kembali usulannya.

Pasal 20
(1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota BPD dapat mengajukan usul pernyataan pendapat
terhadap kebijakan Kepala Desa atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di Desa.
(2) Usul sebagaimna dimaksud pada ayat (1) pasal ini, serta penjelasannya disampaikan secara
tertulis kepada pimpinan BPD dengan disertai daftar nama dan tanda tangan para pengusul
diberi Nomor Pokok oleh Sekretariat BPD.
(3) Usul pernyataan pendapat tersebut oleh pimpinan BPD disampaikan dalam rapat BPD.
(4) Dalam rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), para pengusul diberi kesempatan
memberikan penjelasan atas usul pernyataan pendapat tersebut.
(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada :
a. Anggota BPD lainnya dapat memberikan pandangan.
b. Kepala Desa untuk memberikan pendapat.
c. Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota dan pendapat Kepala
Desa.
(6) Usul pernyataan pendapat sebelum memperoleh keputusan BPD pengusul berhak mengajukan
peubahan atau menarik kembali usulannya.
(7) Pembicaraan diakhiri dengan Keputusan BPD yang menerima atau menolak usul pernyataan
pendapat tersebut menjadi pernyataan pendapat BPD.
(8) Apabila BPD menerima usul pernyataan pendapat, keputusan BPD dapat berupa :
a. Pernyataan pendapat
b. Saran penyelesaiannya; dan
c. Peringatan.

Pasal 21

(1) Setiap anggota BPD dapat mengajukan pertanyaan kepada Pemerintah Desa bertalian dengan
tugas dan wewenang BPD baik secara lisan maupun tertulis.
(2) Pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun singkat dan jelas disampaikan kepada
Pimpinan BPD.
(3) Pimpinan BPD mengadakan rapat untuk menilai pertanyaan yang diajukan guna memutuskan
layak tidaknya pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk ditindak lanjuti.
(4) Apabila keputusan rapat Pimpinan BPD menyatakan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), perlu ditindak lanjuti Pimpinan BPD meneruskan pertanyaan sebagaimana dimaksud
ayat (2), kepada Kepala Desa.
(5) Apabila jawaban atas pertanyaan dimaksud oleh Kepala Desa disampaikan secara tertulis tidak
dapat diadakan lagi rapat untuk menjawab pertanyaan.
(6) Anggota BPD yang mengajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat meminta supaya
pertanyaan dijawab oleh Kepala Desa secara lisan.
(7) Apabila Kepala Desa menjawab secara lisan, anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), dapat mengemukakan lagi pertanyaan secara singkat dan jelas agar Kepala Desa dapat
memberikan yang lebih jelas.
(8) Jawaban Kepala Desa, sebagaimana dimaksud pada ayat (7), dapat diwakilkan kepada
Perangkat Desa yang ditunjuk.

Pasal 22

(1) Setiap anggota BPD dalam rapat-rapat berhak mengajukan usul dan pendapat secara leluasabaik
kepada Pemerintah Desa maupun kepada Pimpinan BPD.
(2) Usul dan pendapat sebagaimana diamksud pada ayat (1) pasal ini, disampaikan dengan
memperhatikan tata krama, etika, moral, sopan santun dan kepatutan sebagai wakil masyarakat
desa.

Pasal 23

Setiap anggota BPD berhak untuk memilih dan dipilih menjadi pimpinan BPD dalam rapat BPD.

Pasal 24
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan ;
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa ;
c. Mempertahankan dan memelihara Hukum Nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ;
d. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat ;
e. Memproses pemilihan Kepala Desa ;
f. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan ;
g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat masyarakat setempat ;
h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan ;
i. Mentaati peraturan tata tertib BPD.

Pasal 25

PENGGANTIAN ANTAR WAKTU ANGGOTA BPD

(1) Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa jabatan diadakan
pergantian antar waktu.
(2) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti adalah sisa waktu yang belum dijalankan oleh
anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan.
(3) Mekanisme penetapan anggota BPD pengganti dilakukan dengan cara musyawarah dan
mufakat.

Pasal 26

Pengesahan penggantian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT BPD

Pasal 27

(1) Tahun sidang BPD dimulai pada tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember tahun yang bersangkutan.
(2) Kegiatan persidangan jadwal acaranya ditetapkan dengan rapat BPD.

Pasal 28

(1) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD


(2) Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari
jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.
(3) Dalam hal tertentu rapat BPD yang akan membahas dan memutuskan kebijakan yang bersifat
prinsip dan strategis bagi kepentingan masyarakat desa seperti usul pemberhentian Kepala Desa
dan melakukan pinjaman, dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga)
dari jumlah anggota BPD dn keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya ½
(satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir.
(4) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dlengkapi dengan notulen rapat yang
dibuat oleh Sekretaris BPD.

Pasal 29

(1) Rapat BPD pada dasarnya bersifat terbuka untuk umum kecuali permintaan Kepala Desa atau
permintaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota atau apabila dipandang perlu oleh
Pimpinan BPD untuk dinyatakan sebagai rapat tertutup;
(2) Rapat terbuka adalah rapat anggota BPD yang dihadiri oleh umum.
(3) Rapat tertutup adalah rapat anggota BPD yang tidak dapat dihadiri oleh umum.
(4) Pembicaraan dalam rapat tertutup bersifat rahasia dan tidak boleh diumumkan.
(5) Sifat Rahasia yang dimaksud ayat (4) harus dipegang teguh oleh yang mengetahui pembicaraan
dalam rapat tertutup tersebut.

Pasal 30

Waktu penyelengaraan rapat adalah sebagai berikut :


a. Siang : 08.00 s/d.17.00 WIB
b. Malam : 19.00 s/d 23.00 WIB

Pasal 31

(1) BPD mengadakan rapat atas undangan Ketua BPD


(2) Undangan rapat dan materi rapat disampaikan kepada anggota BPD 2 (dua) hari sebelum rapat
dilaksanakan.
(3) Undangan rapat dan materi rapat dari inisiatif BPD disampaikan kepada Kepala Desa 7 (tujuh)
hari sebelum rapat dilaksanakan.
(4) Pembahasan materi rapat oleh para anggota BPD dan Kepala Desa perangkat Desa dipimpin
oleh Pimpinan BPD.
(5) Kepala Desa/Perangkat Desa dapat berbicara dalam rapat atas persetujuan pimpinan rapat tetapi
tidak mempunyai hak suara.
(6) Setelah pembahasan materi rapat selesai pimpinan rapat mengambil keputusan hasil
pembahasan dan apabila rapat tidak memerlukan suatu keputusan, pimpinan rapat menyatakan
pembahasan selesai dan selanjutnya pimpinan rapat menutup rapat.
(7) Setelah rapat ditutup Sekretaris BPD membuat Notulen rapat yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas bagi penyelenggaraan pemerintahan Desa.
(8) Notulen memuat jalannya pokok pembahasan termasuk kesimpulan atau keputusan dan
dilengkapi keterangan :
a. Jenis dan sifat rapat ;
b. Hari, tanggal dan waktu serta tempat rapat ;
c. Acara rapat ;
d. Pimpinan rapat ;
e. Jumlah dan nama anggota BPD yang hadir ;
f. Undangan Kepala Desa/Perangkat Desa yang hadir.

Pasal 32

(1) Rapat BPD dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2) Sebelum rapat dimulai anggota BPD dan peserta rapat diwajibkan menandatangi daftar hadir.
(3) Rapat BPD dibuka oleh Pimpinan BPD apabila quorum tercapai yaitu dihadiri sekurang-
kurangnya ½ (satu per dua ) anggota BPD dan menanda tangani daftar hadir.
(4) Anggota BPD yang telah menandatangani daftar hadir apabila akan meninggalkan rapat harus
seijin Pimpinan.
(5) Apabila waktu yang telah ditetapkan untuk pembukaan rapat jumlah anggota BPD belum
mencapai quorum Pimpinan rapat menunda rapat, penundaan rapat paling lama 1 (satu) jam.
(6) Apabila penundaan waktu sebagaimana dimaksud ayat (5) quorum belum tercapai maka
Pimpinan rapat setelah mendpatkan persetujuan anggota yang hadir, Pimpinan dapat menunda
rapat paling lama 3 (tiga) jam dari rapat yang pertama.
(7) Apabila penundaan waktu sebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini tidak dapat dicapai maka
rapat dapat dilaksanakan dan keputusan dinyatakan Sah.
(8) Setelah rapat dibuka Pimpinan rapat, Sekretaris BPD membacakan susunan acara rapat untuk
dimintakan persetujuan anggota rapat yang hadir.
(9) Susunan acara rapat dapat diubah atas persetujuan anggota yang hadir.
(10) Pembahasan atau pembicaraan mengenai suatu masalah/materi rapat dilakukan dalam 2 (dua )
tahap, kecuali rapat menentukan lain.
(11) Tahap pembahasan / pembicaraan pertama adalah :
a. Penjelasan Kepala Desa dalam rapat mengenai Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari
Pemerintah Desa ;
b. Penjelasan anggota BPD selaku pengusul dalam rapat mengenai Rancangan Peraturan Desa
dari inisiatif BPD.
(12) Tahap pembahasan / pembicaraan kedua adalah : tanggapan atas Rancangan Peraturan Desa dari
anggota BPD dan Kepala Desa serta pengembilan keputusan.

Pasal 33

(1) Untuk kelancaran jalannya rapat Pimpinan memberikan kesempatan berbicara kepada anggota
BPD dengan mendaftarkan diri kepada pimpinan rapat, giliran berbicara diberikan menurut
urutan pendaftaran.
(2) Untuk kelancaran rapat, Pimpinan rapat menetapkan lamanya waktu berbicara atas
pertimbangan anggota.
(3) Setiap anggota mendapatkan kesempatan berbicara sesuai urutan pendaftaran dan waktu yang
telah ditetapkan dan selama yang bersangkutan masih berbicara dalam batas batas wajar tidak
boleh diganggu.
(4) Pembicara yang menyimpang dari pokok bahasan/masalah Pimpinan rapat mengingatkan agar
pembicara kembali pada pokok masalah yang dibahas dan apabila pembicara melampaui batas
waktu yang telah ditentukan, Pimpinan rapat mengingatkan pembicara supaya segera
mengakhiri pembicaraan.
(5) Pada saat anggota BPD sedang berbicara anggota BPD yang lain dengan seijin Pimpinan rapat,
dapat menyampaikan pembicaraan sela (interupsi) untuk meminta penjelasan permasalahan
yang sedang dibicarakan serta hal-hal yang berkaitan.

Pasal 34

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat, rapat BPD pada dasarnya diusahakan dengan cara
musyawarah untuk mufakat dengan semangat persatuan dan memperhatikan kepentingan
masyarakat desa
(2) Apabila usaha sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini setelah diusahakan dengan sungguh-
sungguh tidak tercapai, keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak melalui pemungutan
suara dengan jumlah suara yang diperoleh ½ (satu per dua) lebih dari anggota BPD yang hadir.

Pasal 35
(1) Kebijakan yang ditetapkan BPD berbentuk Keputusan BPD dan Keputusan Pimpinan BPD.
(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam rapat BPD
ditandatngani oleh Ketua atau yang memimpin rapat BPD tersebut.
(3) Keputusan Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam rapat
Pimpinan BPD dan ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Ketua yang hadir dalam rapat BPD
tersebut

BAB VI
KEDUDUKAN DAN KEUANGAN

Pasal 36
(1) Untuk keperluan kegiatan BPD dan uang sidang BPD disediakan biaya sesuai dengan
kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDes)

BAB VII
PERUBAHAN PERATURAN TATA TERTIB BPD
Pasal 38
(1) Perubahan terhadap peraturan tata tertib BPD dapat diajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
anggota BPD.
(2) Pembahasan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rapat tertentu
BPD untuk keperluan tersebut dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota BPD.
(3) Keputusan yang diambil dengan persetujuan bagi penetapan terhadap perubahan peraturan tata
tertib BPD dilaksanakan dengan persetujuan oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua)
ditambah 1 (satu) anggota BPD yang hadir.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 39
Dengan ditetapkannya Keputusan Badan Permusyawaratan Desa ini maka Keputusan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), Desa Badur Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak Nomor : 01 Tahun
2006 tentang Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa, Desa Badur Kecamatan Cirinten Kabupaten
Lebak dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Pimpinan BPD.
Pasal 41
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Badur
Pada tanggal Januari 2019

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


DESA BADUR
KECAMATAN CIRINTEN
KABUPATEN LEBAK

Ketua

Saepu Bahru

Anda mungkin juga menyukai