Anda di halaman 1dari 7

www.onlineschools.

name
UJIAN MASUK BERSAMA (UMB)

Mata Pelajaran : Biologi


Tanggal : 07 Juni 2009
Kode Soal : 120

15. Ganggang yang mempunyai sifat prokariot dijumpai pada


A. Chlorophyta
B. Chrysophyta
C. Cyanophyta
D. Phaeophyta
E. Rhodophyta

16. Pembuatan antibodi monoklonal melibatkan proses


A. pembentukan kimera
B. pembentukan hibridoma
C. pembentukan organisme transgenik
D. transformasi materi genetik
E. transduksi materi genetik

17. Spermatozoid dan ovum tumbuhan paku terdapat pada


A. sporagium
B. indusium
C. protalium
D. strobilus
E. sporofil

18. kandungan glukosa dalam urin mengindikasikan adanya gangguan pada


A. glomerulus
B. tubulus kontortus proksimal
C. lengkung Henle
D. tubulus kolektivus
E. ureter

19. Pertumbuhan lumut kerak dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran
udara.
SEBAB
Lumut kerak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap pencemaran udara.

20. Kacang hijau (Phaseolus radiatus) merupakan anggota takson Spermatophyta.


SEBAB
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) merupakan tumbuhan yang memiliki bunga.

Halaman 1
www.onlineschools.name
Bacaan 1

Cacing tanah merupakan hewan yang penting dalam proses penyuburan tanah, karena
berperan dalam menurunkan rasio C/N tanah. Tanah yang subur baik untuk pertumbuhan
tanaman. Daya reproduksi cacing tanah sangat dipengaruhi oleh jenis pakan.

Studi 1
Untuk mengetahui hubungan antara jenis pakan dengan jumlah kokon yang dihasilkan, laju
konsumsi, rasio C/N pakan, dan kandungan tanin pakan telah dilakukan percobaan dengan
hasil pada tabel berikut.

Laju konsumsi Jumlah kokon /


Kandungan
Pakan (mg/g berat Rasio C/N individu /10
tanin (%)
tubuh /hari) bulan
Feses sapi 40,6 7,2 0,20 83
Feses kuda 30,8 9,6 0,38 72
Jerami padi 28,3 15,0 2,50 66
Dedak padi 25,7 17,4 2,95 60
Feses domba 24,2 18,5 3,01 58

Studi 2
Untuk mengetahui hubungan antara laju konsumsi dengan feses yang dihasilkan oleh cacing
tanah, dapat dihitung dengan efisiensi daya cerna. Hasil perhitungan tersebut tertera pada
tabel berikut.

Pakan Daya cerna (%)


Feses sapi 22
Feses kuda 33
Jerami padi 45
Dedak padi 48
Feses domba 50

21. Dari hasil percobaan studi2, dapat diketahui bahwa pakan cacing tanah yang banyak
menghasilkan feses adalah
A. jerami padi
B. feses sapi
C. dedak padi
D. feses kuda
E. feses domba

22. Dari studi 2 dapat disimpulkan bahwa pakan cacing tanah yang paling efisien untuk tubuh
cacing tanah adalah
A. feses sapi
B. feses kuda
C. jerami padi
D. dedak padi
E. feses domba

Halaman 2
www.onlineschools.name
23. Pernyataan berikut yang sesuai dengan hasil studi 1 adalah
A. laju konsumsi berkorelasi dengan rasio C/N dan kandungan tanin pakan
B. laju konsumsi tidak berkorelasi dengan kandungan tanin pakan
C. dedak padi adalah pakan yang paling tidak disukai karena rasio C/N yang rendah
D. jerami padi lebih disukai oleh cacing tanah dibandingkan dedak padi karena
kandungan tanin jerami padi lebih tinggi daripada dedak padi
E. feses kuda lebih disukai dibandingkan dengan dedak padi karena feses kuda
kandungan tanin lebih rendah dan rasio C/N lebih tinggi

Bacaan 2

Keluarga Ranu menuntut bahwa bayi X yang bergolongan darah A, N yang diterima dari
pegawai rumah sakit bukanlah anaknya. Mereka berpendapat bahwa bayinya bertukar
dengan bayi Y yang diserahkan ke keluarga Danu. Keluarga Ranu beralasan bahwa bayi Y
yang bergolongan darah O, N sama dengan golongan darah suaminya, yaitu tuan Ranu.
Golongan darah nyonya Ranu belum diketahui. Keluarga Ranu juga beralasan bahwa
golongan darah ayah sangat menentukan golongan darah anak daripada golongan darah
ibu, sebab sesuai dengan ajaran agama, ayah adalah pemimpin keluarga sehingga ayah
mempunyai kelebihan daripada ibu. Sebagai akibatnya golongan darah ayahlah yang
menentukan golongan darah anak.

Keluarga Danu sangat yakin bahwa bayi Y adalah anaknya, sebab bayi Y bergolongan darah
O, N sama dengan golongan darah istrinya, yaitu nyonya Danu. Golongan darah Danu
belum diketahui. Sebagaimana keluarga Ranu, keluarga Danu juga mempunyai alasan, yaitu
golongan darah anak sangat ditentukan oleh golongan darah ibu, karena ibulah yang
mengandung anak. Dengan demikian masuk akal bila golongan darah anak sesuai dengan
golongan darah ibu.

Ternyata golongan darah oarang tua tuan Danu maupun nyonya Ranu telah diketahui, yaitu
golongan darah orang tua tuan Danu, baik ayah maupun ibnunya adalah AB, N, dan
golongan darah tua nyonya Ranu baik ayah maupun ibunya adalah A, MN.

Memang sangat kasihan terhadap bayi X yang bergolongan darah A, N, sebab tidak ada satu
keluargapun yang mengakui sebagai anaknya.

24. Berdasarkan naskah di atas, golongan darah anak-anak hasil perkawinan tuan Danu dan
nyonya Danu adalah
A. A, N
B. B, MN
C. O, N
D. O, MN
E. AB, N

25. Bayi Y yang bergolongan darah O, N pasti anak keluarga Ranu.


SEBAB
Anak-anak hasil perkawinan tuan Ranu dengan nyonya Ranu pasti bergolongan darah O,
N.

Halaman 3
www.onlineschools.name
26. Berdasarkan golongan darahnya, bayi X ada kemungkinan anak keluarga Ranu atau Danu.
SEBAB
Anak keluarga Ranu atau Danu masih ada kemungkinan yang bergolongan darah A, N.

27. Berdasarkan naskah di atas, faktor yang menentukan penyelesaian masalah adalah sistem
golongan darah ABO dan MN bagi bayi Y.
SEBAB
Berdasarkan naskah si atas, penggunaan dua sistem golongan darah lebih menyakinkan
dalam penyelesaian masalah.

Halaman 4
www.onlineschools.name
Bacaan 3

Kebakaran hutan selain dapat mengubah struktur maupun komposisi komunitas vegetasi
dan fauna tanahnya dapat pula mengubah faktor lingkungan fisika dan kimianya.
Kebakaran hutan dapat meningkatkan kelimpahan individu fauna tanahnya. Untuk
membuktikan hal tersebut telah dilakukan penelitian di lahan hutan pinus bekas kebakaran
satu tahun pasca kebakaran.

Studi 1
Untuk mengetahui adanya perubahan komposisi komunitas fauna tanah akibat kebakaran,
telah dilakukan penelitian pada lahan hutan pinus yang telah terbakar dan yang tidak
terbakar sebagai pembanding. Di tiap lahan dipasang masing-masing 10 buah perangkap
yang diatur dua jarak antar perangkap sekitar 10 m. Hasil tangkapan hewan tanah
dikumpulkan setiap minggu, kemudian dikelompokkan dan dihitung. Hasilnya tertera pada
gambar berikut.

Keterangan : luas lingkaran menunjukkan jumlah individu total fauna tanah

Studi 2
Dari hasil pengukuran faktor lingkungan yang meliputi suhu tanah, pH tanah, kandungan
bahan organik tanah, tebal serasah dan kelembaban udara tertera pada tabel berikut.

Hutan Pinus tidak


Faktor Lingkungan Hutan Pinus Terbakar
Terbakar
Suhu tanah (oC) 20 17
pH tanah 5,0 4,5
Kandungan bahan organik (%) 55 65
Tebal serasah (cm) 0.1 7,2
Kelembaban udara (%) 75 85

Halaman 5
www.onlineschools.name
Studi 3

Keberadaan suatu hewan di suatu habitat tergantung dari toleransi hewan tersebut terhadap
lingkungan. Hal tersebut dapat diukur dengan frekuensi kehadiran. Bila suatu spesies
frekuensi kehadiran sangat tinggi maka keberadaan hewan tersebut sangat kuat (C4), apabila
frekuensi kehadiran cukup tinggi, maka keberadaan hewan tersebut kuat (C3) bila frekuensi
kehadiran hewan tersebut sedang, maka keberadaan hewan tersebut kurang kuat (C2), bila
frekuensi kehadiran rendah, maka keberadaan hewan tersebut hanya kebetulan (C1). Berikut
ini adalah hasil perhitungan frekuensi kehadiran hewan tanah di dalam lahan pinus bekas
terbakar (PT) maupun tidak terbakar (PK).

Kelompok Hewan PT PK
Orthoptera C3 C1
Collembola C2 C3
Hymenoptera C4 C2
Isopoda C1 C4
Coleoptera C2 C2
Diplopoda C1 C4

28. Bila kita bandingkan antara hewan tanah pada lahan pinus bekas terbakar dan tidak
terbakar pada studi 1, tampak bahwa
A. lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan Orthoptera lebih rendah
B. lahan pinus tidak terbakar kelimpahan Collembola lebih rendah
C. lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan total fauna tanah lebih tinggi dan kelimpahan
Orthoptera meningkat
D. lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan total fauna tanah meningkat tetapi
kelimpahan Orthoptera menurun
E. lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan Hymenoptera menurun

29. Pernyataan berikut yang sesuai dengan hasil pengukuran faktor lingkungan apda studi 2,
yaitu
A. pada lahan pinus bekas terbakar suhu lebih tinggi karena adanya kenaikan kelembaban
udara
B. pH tanah pada lahan pinus bekas terbakar lebih tinggi karena adanya penambahan
unsur mineral
C. kandungan bahan organik pada lahan pinus bekas terbakar menurun akibat
menurunnya tebal serasah
D. kenaikan suhu tanah pada lahan pinus bekas terbakar akibat kecepatan angin yang lebih
tinggi
E. kelembaban udara pada lahan pinus terbakar menurun akibat meningkatnya pH tanah

Halaman 6
www.onlineschools.name
30. Dari hasil perhitungan jumlah individu hewan tanah pada studi 1, dan pengukuran faktor
lingkungan pada sudut 2 dapat dijelaskan bahwa
A. meningkatnya jumlah individu Collembola di lahan pinus bekas terbakar akibat
menurunnya naungan oleh vegetasi
B. jumlah total populasi Arthropoda pada lahan pinus bekas terbakar meningkat akibat
menurunnya semua faktor lingkungan yang diukur
C. jumlah total populasi Arthropoda pada lahan pinus bekas terbakar maupun yang tidak
terbakar relatif konstan
D. meningkatnya jumlah bekas terbakar akibat menurunnya kelembaban udara
E. meningkatnya jumlah individu Orthoptera di lahan pinus bekas terbakar akibat naiknya
pH tanah

31. Dari hasil perhitungan studi 3, diperoleh hasil bahwa kelompok hewan tanah yang paling
sensitif terhadap kebakaran adalah
A. Isopoda
B. Orthoptera
C. Hymenoptera
D. Collembola
E. Coleoptera

Halaman 7

Anda mungkin juga menyukai