Anda di halaman 1dari 5

Minggu 4 (keempat)

Pokok Bahasan: Metabolisme protein ; Bentuk2 nitrogen di dalam rumen, usus halus
dan feses

Tujuan Pembelajaran:
Menjelaskan mengenai absorbsi hasil degradasi/kecemaan yaitu: N-NH3, asam
lemak Folatildan asam amino; Menjelaskan mengenai metabolisme protein dalam
tubuh ruminansia dan daur ulang penggunaan urea; Menjelaskan mengenai bentuk-
bentuk nitrogen yang ada dalam pakan, rumen, usus halus dan feses

Materi Pembetajaran

Suplai protein kedalam usus halus adalah penjumlahan dari: protein. yang
dimakan dan lobos atau by pass dari proses degradasi rumen ; Protein mikrobia yang
disintesis di dalam rumen ; N-endogen dan N-amoniak.
Sintesis protein mikroorganisme pada umumnya berhubungan dengan
kandungan akan bahan organik yang tercerna didlam retikulo rumen. PK mokrobia
yang disintesis didalam rumen bervariasi dari 77-270 g/Kg bahan organik yang
terfermentasi. Nilai yang tinggi merupakan karakteristik dari: Pakan hijauan dan laju
pertumbuhan bakteri yang cepat.

A. Estimasi akan produksi N mikrobia.


Saat ini banyak estimasi akan produksi mikrobia didalam literatur dan ARC (1980)
menunjukkan sekitar 40 estimasi dibuat sebelum 1977. Problem yang lain adalah
pemilihan marker mikrobia. Siddons et al (1979) menunjukkan perbedaan substansial
dalam produksi mikrobia tergantung akan marker mikrobia yang dipilih.

a. Efek substrat terhadap potensi produksi N mikro organisme.


Sudah jelas bahwa ada perbedaan antara substrat didalam kandungan akan ATP
yang dapat digeneralisasikan dengan reaksi an aerobic yang mana untuk mikro
organisme adalah terbatas. Jadi satu-satunya derivat molekul triglycerida tersedia
untuk degradasi potensial adalah glycerol. Dengan protein, hanya sekitar 1% dari GE
potensial tersedia (Orskov., 1977). KH merupakan sumber yang sangat penting untuk
enerji, karena tidak hanya mereka secara kuantitatif yang paling penting, tetapi

Universitas Gadjah Mada


stoichiometry menunjukkan sekitar 6,4% akan enerji untuk menjadi tersedia untuk
pembentukan akan ATP atau panas (Hungate 1966). Jadinya ada perbedaan yang
cukup fundamental antara lemak, protein dan KH yang mana dapat berhubungan
dengan potensinya sebagai suatu enerji (i.e ATP) untuk mikro organisme.

b. Efek sumber KH terhadap produksi mikrobia.


Mungkin diharapkan bahwa produksi N mikrobia dapat bervariasi antar kandungan
sumber yang berbeda akan KH, tidak hanya karena perbedaan hasil akan ATP dari
KH yang berbeda, tetapi karena implikasi akan besarnya pembelahan dan aliran
keluar. Adalah tidak diragukan bahwa lambannya progress disini dikarenakan oleh
problem tehnik. Problema ini dalam / terjadi dalam pemisahan akan mikrobia pakan
dan N endogen didalam abomasum atau isi duodenum dan dalam problem preparasi
ternaknya. Kanulasi post ruminal sering membuat manipulasi pakan sulit. Level
pakan yang sangat tinggi adalah sering sulit dicapai. Perkembangan akan metode
ekskresi purin dapat membuka sutau kemungkinan baru sejauh. hanya urin yang
dibtuyhkan, jadinya ternak yang intack (utuh, tanpa operasi) dapat digunakan.
Hasil yang terbaru didapatkan oleh Chen et al (1991) dapat mengilustrasikan
suatu kemungkinan. 20 domba yang bervariasi dalam berat hidup dari 22.0 ke 72.5
Kg yang telah diberikan suatu pakan yang kandungannya sama, jadi menyebabkan
perbedaan dalam besarnya aliran keluar. Perhitungan produksi protein mikrobia per
unit akan BO terfermentasi didalam rumen adalah dua kali lebih besar dalam/pada
ternak yang ringan/kecil dibandingkan dengan ternak yang berat/besar.
Di penelitian yang lainnya, 5 domba yang hampir sama beratnya diberikan
kuantitatis pakan yang berbeda-beda dimana konsumsi dan ekskresi total akan
derivat purin diberikan (alantaoin, asam urat, hypoxanthine dan xanthine) bersama-
sama dengan suplai yang dikalkulasikan akan protein mikrobia per unit akan BO
tercerna yang terfermentasika didalam rumen. Adalah cukup jelas, kemungkinan
karena perbedaan daiam besarnya aliran yang keluar. Sekarang, lebih banyak
penelitian yang dibutuhkan untuk establish akan dynamic produksi protein mikrobia.
Hart dan Orskov (1979) membandingkan antara produksi mikrobia dan urea yang
disupplement dengan gula, pati dan pakan selulosa dan mereka mengobservasi
bahwa hasil adalah meningkat dari pakan selulosa yang tersusun atas : jerami yang
diperlakukan dengan alkali. Meskipun demikian, laju aliran cairan adalah beberapa
kali pada pakan yang terdiri dari jerami yang diperlakukan dengan alkali. Perbedaan
antara sumber pati telah diobservasi, tetapi pada umumnya diekspresikan dengan

Universitas Gadjah Mada


perbedaan dalam besarnya akan fermentasi rumen amylum jagung difermentasikan
lebih rendah dibandingkan dengan amylum, barley, sebagai hasilnya, partikel kecil
akan amylum jagung dapat lobos dari fermentasi didalam rumen. Hal ini dibantu oleh
observasi bahwa konsentrasi DAPA didalam N abomasal berhunungan dengan
kandungan Amylum yang tercerna didalam rumen (Orskov et al., 1971c). Ada juga
variasi antar individu ternak dalam besarnya akan fermentasi pati didalam rumen.

c. Besarnya fermentasi substrat dan pengenceran.


Dari sudut teori, dapat diharapkan bahwa produksi mikrobia maksimum dapat
berlangsung apabila besarnya pengenceran adalah seimbang dengan besamya
multiplikasi akan bakteri. Adalah sangat ambisius dan tidak mungkin untuk tercapai
dalam praktek, karena perbednan spesies tersusun atas besaran yang berbeda pada
konsentrasi yang berbeda akan nutrien. Adalah mungkin diharapkan bahwa produksi
mikrobia dapat membesar dengan substrat yang lebih terlarut, dan tanpa koloni yang
menempel pada partikel pakan yang panjang. Alasan mengapa hal ini tidak pernah
diobservasi adalah pertama, karena besarnya pengenceran pada pakan yang sangat
terlarut (e.g. dasar molases) adalah rendah dan yang kedua karena substrat tersebut
juga memberikan kemungkinan yang besar untuk "un counpling" untuk
berlangsungnya i.e fermentasi substrat yang disebabkan oleh enzyme dalam cairan
external dan tidak ada perkembangan untuk bakteria.

Universitas Gadjah Mada


Gambar 3: Degradasi protein didalam rumen dan kecernaan post rumen

Universitas Gadjah Mada


Rangkuman
1. Suplai nitrogen didalam rumen dan usus halus.
2. Beberapa metoda untuk estimasi protein mikrobia.
3. Degradasi protein didalam rumen dan kecernaannya post rumen

Uji Pemahaman (Pertanyaan)


1. Sebutkan bentuk-bentuk nitrogen yang masuk rumen dan usus halus
2. Sumber nitrogen mikrobia memegang peran yang sangat penting untuk
ruminansia, jelaskan pernyataan tersebut
3. Jelaskan mengenai degradasi protein didalam rumen
4. Jelaskan mengenai kecernaan post rumen.

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai