menunjukkan bahwa komposisi pakan mikroba dapat dimanipulasi untuk memaksimalkan kandungan
nutrisinya.
Tabel 2. Perbandingan floc mikroba yang diambil dari bak pemeliharaan udang di luar ruangan dengan
sistem pakai ulang (reuse) miroba secara intensif
Nutrisi
Rendah
Tinggi
Nilai Tengah
Floc mikroba tersuspensi, mg/l
31,7
340,1
156,5
Protein kasar (6,25xN), %
24,64
40,6
33,45
Lemak kasar, %
0,46
0,83
0,61
Abu, %
22,91
38,54
30,21
Energi total, cal/g
2656
3207
3014
Carotenoid, mg/kg
60
163
122,7
Fosfor, %
0,38
2,29
1,44
Potasium, %
0,14
0,95
0,68
Kalsium, %
0,45
3,06
1,81
Magnesium, %
0,13
0,48
0,28
Sodium, %
0,43
4,59
2,94
Mangan, mg/kg
9,58
49,64
30,47
Besi, mg/kg
182,42
394,04
342,82
Tembaga, mg/kg
4,12
95,53
24,5
Seng, mg/kg
83,58
618,34
365,81
Boron, mg/kg
9,46
48,53
29,19
Asam amino (g/100 g protein) :
Isoleucine
1,99
5,69
3,75
Leucine
2,43
8,57
6,87
Methionine
0,89
4,78
3,18
Phenilalanine
1,24
9,05
6,09
Histidine
1,2
1,65
1,4
Threonine
3,98
6,21
4,94
Lysine
2,98
5,32
3,93
Valine
2,76
10,14
6,07
Arginine
5,62
7,5
6,45
Tryptophan
N.A.
N.A.
N.A.
Asam Amino
McIntosh telah menginformasikan bahwa kandungan asam amino dalam floc yang
mengandung cukup lysine dan arginine, tetapi kandungan methionine yang kurang kurang baik untuk
nutrisi udang (Tabel 1). Namun, Tacon menyatakan bahwa pada floc mengandung arginine dan
methionine yang cukup sedangkan lysine kurang
(Tabel 2). Secara umum kandungan protein
mikroba cenderung lebih sedikit dalam asam amino sulfur, meskipun kandungan protein bakteri lebih
sedikit daripada algae, ragi, jamur tingkat rendah atau jamur tingkat tinggi.
Abu
Baik McIntosh maupun Tacon telah mengukur kandungan abu yang tinggi dalam floc
tersuspensi (masing-masing sekitar 26,0 dan 30,2). Hasil analisis mineral menunjukkan bahwa floc
mikroba kaya akan fosfor dan mineral (Tabel 2). Sebagian besar kandungan mineral ini diikat oleh
bakteri dalam bentuk organik.
Fosfor
Velasco dkk (1998) telah menguji 3 tingkatan kandungan fosfor dalam pakan udang yang
dipelihara dalam bak AMR di dalam ruangan yaitu : 0,4; 0,8 & 1,2%. Akumulasi total fosfat reaktif
yang terkandung dalam air mengikat secara nyata dengan bertambahnya kandungan fosfor dalam
pakan. Hal ini menyarankan agar tingkat kandungan fosfor dapat diturunkan dalam sistem ini,
dikarenakan adanya proses resirkulasi.
Vitamin
Tacon telah menginformasikan bahwa tambahan vitamin dalam pakan dapat ditiadakan dalam
mikrokosmos sistem AMR pada percobaan pakan. Hal ini juga telah diamati oleh Velasco dan
Lawrence (2000) pada penelitian awal mengenai kebutuhan vitamin dalam bak AMR di luar ruangan.
Kesimpulan
Walaupun floc bakteri dapat menjadi pemacu pertumbuhan dan suplemen nutrisi, namun
tidak dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi yang ideal. Sel mikroba mengandung nitrogen asam
nukleat dan nitrogen non-protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan organisme tingkat tinggi.
Kandungan asam nukleat, terutama asam ribonukleat, berkisar antara 8 25 g/100 g protein (bahan
kering). Rasio nitrogen Kjeldahl pada kandungan protein sel mikroba berkisar antara 5,6 5,8, hal ini
berbeda dengan rasio yang terdapat pada tumbuhan tinggi dan hewan yaitu sebesar 6,25 (Litchfield,
1990).
Percobaan penebaran pakan pada pesies udang yang berbeda dengan sel mikroba sebagai
sumber protein pada nutrisi udang tidak menaikkan pertumbuhan. Oleh karena itu protein mikroba
hanya berfungsi sebagai suplemen pakan dalam sistem AMR.
Ditulis Oleh
Diterjemahkan Oleh
: George Chamberlain
(Majalah the Advocate, Juni 2001)
: Hasanudin J dan Agus Furwoko
(T. Krosok, Sept. 2001)