Anda di halaman 1dari 12

PERAN BIOMASSA ATAU PST BERBAHAN BAKU

MIKROORGANISME UNTUK TERNAK
PENDAHULUAN
Pemanfaatan protein mikroorganisme dalam bentuk protein sel tunggal (PST) telah
dikembangkan sejak tahun 1910 di berlin. PST dari khamir telah yang dikenal dengan
sebutan “food yeast” telah diproduksi selama perang dunia I dan II. Dalam perang dunia II
”food yeast” digunakan di jerman, jepang dan rusia dalam bentuk tepung, pasta, sirup atau
dikeringkan. “food yeast” disamping merupakan sumber protein juga sumber zat gizi yang
lain seperti lemak, vitamin dan mineral. Semakin meningkatnya harga pakan ternak karena
masih impor dan diperburuk dengan kondisi alam dan cuaca yang semakin tidak menentu
diharapkan protein sel tunggal ini dapat dimanfaatkan pula bagi pecantrenak di Indonesia.
Pemanfaatan PST maka efisiensi pakan diharapkan dapat terwujudkarena berbagai
kelebihan dari PST itu sendiri.
Cendawan selain merugikan karena menimbulkan penyakit seperti aspergilosis dan
aflatoksikosis, banyak pula yang tergolong menguntungkan dan dipakai untuk kepentingan
manusia misalnya kapang sebagai control biologi cacing dan ragi khamir sebagai probiotik
dan imunostimulan. Pemakaian ragi sebagai salah satu bahan utama pembuatan roti dan
kue sudah sejak lama dipakai pada zaman mesir kuno, yang belakangan ini diketahui sebagai
khamir saccharomyces cerevisiae. Bersamaan dengan kemajuan zaman pada abad ke-18,
pembuatan bir dilakukan pula dengan menggunakan khamir genus saccharomyces
spp, sebagai biostater (Sgd, 2004). Di Indonesia saccharomyces cerevisiae sebagai khamir
telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan pembuatan roti, dan tape singkong.
Pada masa kini, khamir paling banyak digunakan untuk keperluan berbagai industri dalam
proses produksi minuman beralkohol, biomasa, ekstrak untuk keperluan industri kimia,
senyawa beraroma dan produksi protein rekombinan untuk menunjang kegiatan
bioteknologi khususnya bidang molekuler biologi (Watson et al.,1988). Peranan khamir
dalam bidang biologi molekuler adalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yang
mempunyai kemampuan untuk disisipkan dengan gen mikroba lain (Nikon, 2004). Untuk
mencapai produk yang diinginkan harus melalui proses teknologi tinggi dan modern,
biayanya relatif mahal namun produk yang dihasilkan bermutu tinggi, sehingga jika
diperhitungkan secara ekonomi lebih menguntungkan. Selain untuk keperluan pembuatan
roti dan bioteknologi untuk manusia secara langsung, juga telah dilakukan berbagai usaha
penelitian untuk ternak hingga akhirnya diperoleh khamir saccharomyces cerevisiae.
Khamir tersebut dipakai untuk meningkatkan kesehatan ternak yaitu sebagai probiotik dan
imunostimulan dalam bentuk feed additive. Ternak yang dapat
mengkonsumsi saccharomyces cerevisiae adalah golongan ikan, ruminansia dan unggas
keuntungan penggunaan saccharomyces cerevisiae sebagai probiotik adalah tidak
membunuh mikroba bahkan menambah jumlah mikroba yang menguntungkan, berbeda
dengan antibiotika dapat membunuh mikroba yang merugikan maupun menguntungkan
tubuh, dan mempunyai efek resistensi. Demikian pula dengan penggunaan saccharomyces
cerevisiae sebagai bahan imunostimulan. Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan
kesehatan tubuh dengan cara meningkatkan sistem pertahanan terhadap penyakit penyakit
yang disebabkan bakteri, cendawan, virus dan lainnya, sedangkan penggunaan antibiotika
hanya membunuh bakteri. Meskipun demikian kita harus berhati-hati dalam menentukan
dosis probiotik yang dianjurkan di dalam penggunaannya di mana bila berlebihan dapat
menimbulkan penyakit “saccharomikosis”. Hal ini terjadi karena terganggunya
keseimbangan mikroflora di dalam tubuh, akibat populasi khamir meningkat melebihi
populasi mikroba lainnya . Tujuan tulisan ini untuk membahas pentingnya peran PST
berbahan baku mikroorganisme untuk ternak.

Gambar 1. Protein Sel Tunggal (PST)


Protein sel tunggal (PST)
PST adalah makanan berkadar protein tinggi, berasal dari mikroorganisme. Protein sel
tunggal merupakan istilah yang digunakan untuk protein kasar murni yang berasal dari
mikroorganisme bersel satu atau banyak yang sederhana,seperti bakteri, khamir, jamur,
ganggang dan protozoa. Produksi PST dapat berupa isolat protein sel atau semua komponen
sel karena hal-hal sebagai berikut :
1. Produksi protein lebih cepat dan efisien dibandingkan produksi protein nabatiatau
hewani.
2. Nilai gizi PST lebih tinggi dibandingkan protein nabati karena komposisiasam amino
lebih lengkap.
3. Produksi PST tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan produksi protein
nabati atau hewani.
4. Produksi PST tidak dipengaruhi kondisi luar karena kondisi fermentasi dapatdiatur.
5. Proses produksi PST fleksibel karena dapat digunakan berrbagai substrat dan
mikroorganisme.
 Gambar 2. Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar protein tinggi.
Produksi dan penggunaan PST juga mempunyai kelamahan-kelemahan sebagai berikut :
1. Kandungan asam nukleat tinggi. Kandungan asam nukleat dalam tubuh manusia
akan diubah menjadi asam urat sebagai produk akhir. Kandungan asam urat yang
terlalu tinggi dalam tubuh manusia dapat merangsang gejala penyakit tulang (encok).
2. Dinding sel mikroorganisme kadang kadang mengandung komponen yang tidak
dapat dicerna dan bersifat racun atau menyebabkan alergi. Beberapa mikroorganisme
juga memproduksi toksin yang berbahaya, misalnya aflatoksin oleh beberapa kapang.
3. Mikroorganisme mungkin mengadsorbasi komponen beracun atau karsinogenik
yang terdapat didalam substrat, misalnya hidrokarbon rantai ganjil dan bercabang,
komponen aromatic dan sebagainya.
4. Fluktuasi harga dan persediaan sustrat yang tidak tetap, Biaya penyediaan substrat
meliputi 40-50 % dari total biaya produksi PST.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi mikroorganisme dan substrat dalam produksi
PST banyak sekali. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi :
1. Faktor nutrisi
Kandungan proten kasar dan asam amino dari mikroorganiosme merupakan sumbangan
nutrisi terbesar. Kandungan lisin dari pst umumnya lebih tinggidari tanaman sehingga dapat
mensuplai kekurangan lisin. Kandungan proteinkasar PST bervariasi tergantung
mikroorganisme yang digunakan seperti terlihat pada table 1.
Tabel 1. Kandungan protein kasar PST dari beberapa mikroorganisme
TIPE MIKROORGANISME %PK
Khamir 50-55
Bakteri 50-80
Ganggang 20-80
Kapang 15-45
Kandungan asam nukleat juga bervariasi tergantung mikroorganisme yang digunakan dalam
produksi PST. Kandungan asam nukleat dalam ganggang:     4-6%, dalam bakteri 10-16 %,
dalam khamir 6-10 % dan dalam kapang 2,5-6 %. Kandungan asam nukleat dalam
mikroorganisme merupakan kendala pemanfaatan produk pst sebagai pangan
1. Faktor teknologi
Pakan Faktor teknologi pangan PST dapat dilihat dari warna, aroma, tekstur, kelarutan dan
kesejahjaran dengan bahan pangan lain bahan tersebut merupakan dukungan bagi PST dari
segi nutrisi sebagai pengganti protein. Nutrisi dan kuantitas teknologi PST dapat
dimaksimumkan melalui proses pencucian, dehidrasi dan pemanasan yang berguna untuk
mematikan sel. Hal ini tergantung dari tipe substrat yang digunakan dan tingkat bau
(aroma) yang dapat ditoleransi pada produka akhir serta daya racunnya.masalah lain dalam
produksi PST adalah adanya sel yang masih hidup dan berproduksi dalam usus. Masalah ini
dapat diatasi dengan pemberian panas untuk mematikan sel, seperti pada system “high
temperature short time” (HTST).
1. Faktor sosial
Faktor sosial  kendala penggunaan PST adalah kandungan asam nukleat yang tinggi yang
menyebabkan terbentuknya asam urat dan menaikkan pembuangan urine. Masalah ini tidak
berarti bila jumlah konsumsi PST kecil dan barumenjadi masalah bila konsumsui PST
mencapai jumlah yang besar.upaya untuk menekan kandungan asam nukleat dilakukan
dengan jalan pemanasan mendadak (“heat shock”) untuk memecah RNA
danmenghancurkan penghambat pembentukan protein.
1. Faktor ekonomi
Banyak alternatif proses untuk memproduksi PST. Tabel 2 memperlihatkan“material
balance” dalam memproduksi pst melalui fermentasi dari substrathidrokarbon dan
karbohidrat.
Tabel 2     “material balance” produksi PST melalui fermentasi dari subtract hidrokarbon dan
karbohidrat.
SUBSTRAT INPUT SUBSTRAT O2 OUPUT SEL
Hidrokarbon (CH2) 100 200 100
Karbohidrat (CHO) 200 67 100
Berdasar tabel 2, dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan masa sel yang sama (100),
Substrat karbohidrat membutuhkan dua kali jumlah ssubsrathidrokarbon (200) meskipun
fermentasi hidrokarbon membutuhkan oksigen tigakali dari jumlah yang dibutuhkan dalam
fermentasi karbohidrat. Dalam hal ini secaraekonomi penggunaan hidrokarbon dianggap
lebih hemat.
 Substrat dan mikroorganisme dalam produksi PST
Substrat yang dapat digumakan dalam produksi PST bervariasi, diantaranya adalah
1. Molases dari pabrik gula atau hidrolisa pati
2. Cairan sulfit dari pabrik kertas
3. Hidrolisat asam dari kayu
4. Limbah pertanian (kulit buah, limbah tanaman pertanian, limbah industri pangan)
5. Metana
6. Metanol dan etanol sebagai sumber karbon bagi khamir
7. Parafin atau alkana
8. Minyak bumi
9. Gas pembakaran sebagai sumber CO2 bagi ganggang.
Pertimbangan pemilihan substrat adalah kandungan nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme, jumlah substrat secara kuantitatif dan kontinyu ketersediannya serta harga
substrat.
Mikroorganisme yang biasa digunakan dalam memproduksi PST adalah bakteri, kapang,
khamir dan ganggang. Masing-masing mikroorganisme mermpunyaikelebihan dan
kelemahan jika digunakan dalam produksi PST.
Penggunaan bakteri dalam produksi PST sangat terbatas karena mempunyai kelemahan
sebagai berikut :
1. Penerimaan bakteri sebagai pangan oleh ternak sangat rendah
2. Ukuran sel bakteri sangat kecil sehingga sukar dipanen
3. Kandungan asam nukleat bakteri lebih tinggi dibanding mikroorganisme yang lain
Keuntungan penggunaan bakteri dalam produksi PST adalah : bakteri dapat tumbuh pada
berbagai substrat, waktu regenerasi cepat dan kandungan protein kasarnya lebihtinggi
dibanding mikroorg anisme yang lain.
Penggunaan gangang untuk produksi PST sangat terbatas karena mempunyai kelemahan
sebagai berikut :
1. Memerlukan suhu yang hangat dan banyak sinar matahari serta membutuhkanco2
2. Dinding selnya tidak dapat dicerna.
Sedangkan kelebihan produksi PST dari ganggang dibanding bakteri adalah: penerimaan
produksi PST oleh ternak lebih baik, kandungan asam nukleat lebih rendah dan ukuran sel
ganggang lebih besar sehingga lebih mudah dipanen.berbagai contoh mikroorganisme dan
substrat dalam produksi PST dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Berbagai jenis mikroorganisme dan substrat dalam produksi pst
Mikroorganisme Substrat
Khamir  
Saccharomyces cerevisae Molasses
(pemecahan hektosa) Hidrolisat biji bijian
Kluyuveramyces fragilis Whey
(pemecahan laktosa)  
Candyda lipolyica Perrolium alkana, minyak bumi
C.utilis Cairan sulfit
(pemecahan pentose dan hektosa  
Geotricum candidum Karbohidrat dan komponen lain
Kapang  
Aspeigillus fumigatus Limbah
Triechoderma viride Limbah, kertas kayu
Fusarium sp Biji-bijian
Bakteri  
Hyrogenimonas sp H2 dan co2
Cellulomonas sp Selulosa
Methylopilus methylopilus Metanol, sumber karbon dan
  ammonia sumber nitraget
Actinomyces sp Serat, limbah
Theremomonaspora fusca Pulp kayu
Ganggang  
Scedesmus acutus Air gas pembakaran sebagai
Spiralina maxima sumber co2
 
Kelemahan penggunaan kapang dan khamir dibanding bakteri adalah : kandungan protein
kasar lebih rendah setrta waktu regenarasi yang lebih lama dibanding bakteri.
Penggunaan kapang dan khamir untuk produksi PST secara umum mempunyai keuntungan
dibandingkan dengan bakteri dan ganggang karena sifat-sifatnya sebagai berikut :
1. Penerimaan produksi PST dari kapang dan khamir oleh ternak lebih baik.
2. Kandungan asam nukleat lebih rendah
3. Ukuran sel kapang dan khamir lebih besar sehingga lebih mudah dipanen
dankonsesntrasinya lebih tinggi
4. Dapat tumbuh pada substrat dengan pH rendah
 

Gambar 3. khamir/kapang Saccharomvces cerevisiae


            Karasteristik yang penting dalam seleksi mikroorganisme dalam produksi PST
adalah : kecepatan dan keemampuan tumbuh, mudah dalam pemeliharaan kultur,
membutuhkan medi yang sederhana, serta kandungan protein kasar dan kualitas gizi yang
lain dalam mikroorganisme.
Gambar 4 . Protein sel tunggal telah dikembangkan sebagai bahan pangan di negara maju
 Langkah –Langkah produksi PST sebagai berikut :
1. Pemilihan dan penyiapan sumber karbon, Perlakuan fisik dengan strilisasi Untuk
membunuh jasad renik maksudnya alat yang digunakan untuk produksi PST harus
diseterilkan erlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut
dari semua bentuk kehidupan, Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematiakn
semua organisme yang terdapat pada suatu benda, Proses sterilisasi dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas), penyaringan,
penggunaan bahan kimia ( etilena, oksida, asam prasetat, formaldehida dan
glutaraldehida alkalin)dan pada proses produksi PSTdilakukan perlakuan fisi dan
perlakuan kimia dan selain dengan menggunakan perlakuan fisik sterilisasipun dapat
dilakukan dengan perlakuan secara kimiawi, maksudnya adalah proses kimia sebagai
alat sterilisasinya.
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf
untuk sterilisasi tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka buka karena isi botol
atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan
angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung
vitamin, gula (sumber karbon) maka setelah diseterilkan medium harus segera didinginkan,
cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung ddisimpan dilemari
es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwijoseputro,1994)
1. Penyiapan media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen,
fosfor dan unsur-unsur penting lainnya karena dalam pemilihan media, kita tidak
boleh sembarang memilih media karena setiap mikroorganisme yang berbeda jenis
memiliki kebutuhan fisik yang berbeda pula.
2. Untuk menumbuhkan media dengan baik maka kita harus dapat memilihkan media
yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita tanam dan tumbuhkembangkan
agar tidak terjadi kontaminasi, berikut adalah syarat-syarat dari media yang baik :
1. Media harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba (tergantung jenis mikroba)
2. Media harus mempunyai tekanan osmotis, pH lingkungan yang sesuai,
tegangan permukaan yang tepat, dan suhu yang sesuai.
3. Media tidak boleh mengandung zat-zat racun yang dapat menghambat
tumbuhnya mikroba.
4. Media harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.
3. Pembiakan mikroorganisme yang diperlukan untuk PST, Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah :
 Nutrien
 Tersedianya air
 Nilai pH
 Suhu
 Tersedinya oksigen
 Komponen anti mikroba
Organisme hidup memerlukan nutrien untuk pertumbuhannya, substansi kimia organic dan
inorganic diperoleh dari lingkungan kemudian ditransformasikan melalui memberan plasma
menuju sel, Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme yang tidak mempunyai akar harus berada pada permukaan larutan
makanan yang cair. Pertumbuhan mikroorganisme berarti meningkatnya jumlah sel yang
konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 mikroorganisme dalam  1 ml medium yang
cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta mikroorganisme tiap milimeternya maka
terjadilah pertumbuhan mikroorganisme. Meningkatnya jumlah  mikroorganisme dengan
proses yang disebut dengan pembelahan biner. Dimana setiap miroorganisme membentuk
dinding sel baru.
 Selain memerlukan nutrisi juga memerlukan pH yang tepat . Kebanyakan mikroorganisme
tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlau basa. pH merupakan factor yang sangat
mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang
terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba
tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2×24
jam untuk meyakinkan bahwa mediummasih steril, karena selain pH sebagai penentu
tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steriljuga sangat menentukan.
1. Pemisahan biomassa microbial dari cairan fermentasi agar jumlah mikroorganisme
yang ada pada media diketahui dan agar lebih mudah untuk dilanjutkan pada tahap
pengeringan.
2. Penanganan lebih lanjut biomassa yaitu penyimpanan produksi PST.
Gambar 5. Produksi Protein Sel Tunggal (Single Cell Protein = SCP)
 Aplikasi produksi PST
Aplikasi produksi PST sangat banyak dan bervariasi. Berikut ini disajikancontoh aplikasi
produksi PST.
PST dari Karbohidrat
Sumber karbohidrat yang sering digunakan dalam produksi PST adalahmolasses, cairan
sulfit dari pabrik kertas, whey susu dan pati. Mikrobia yangdigunakan adalah :
Saccharomyces cerevisiae.
Substrat yang digunakan berupacampuran :
1. Molases
2.  Nitrogen dalam bentuk garam ammonium, urea, kecambah malt,
3.  Garam anorganik (fosfat)
4.  faktor Pertumbuhan (dalam bentuk ekstrak sayuran atau vitamin)
            Kondisi fermentasi : pH diatur 4,3- 4,5 dengan suhu 30 C. Selama pertumbuhan
khamir dilakukan aerasi dengan kecepaytan tinggi untuk mencegah fermentasi alcohol.
Molases ditambahkan secara bertahap sampai konsentrasi gula dipertahankan 0,5 –
1,5%.Setelah 4 – 5 kali siklus pertumbuhan, khamir disentrifus dalam bentuk krimdan
dipres dalam penyaring untuk menghilangkan cairannya. Kumpulan khamir dibentuk
butiran dengan penambahan minyak nabati dan dikeringkan pada suhurendah sampai kadar
air kurang dari 8 %.
Hasil produksi PST ini mempunyai sifat :
1. Menghasilkan yield yang tinggi
2. warna muda dan aroma segar
3. Stabil dalam penyimpanan
4. Mempunyai sifat genetic sel khamir yang stabil.
 Produksi PST dari Alkana
Alkana dapat dikatabolisme oleh sejumlah khamirserta beberapa genus kapangdan bakteri.
Spesies-spesies khamir yang dapat digunakan untuk memproduksi pSTdari alkana adalah :
1. Candida tropicalis
2. Candida oleophila
3. Saccharomycopsis lipolytica
Kelemahan penggunaan alkana ialah sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.Selama
pertumbuhan dalam bioreaktor sistem impelller atau sistem “airlift” terbentuk  banyak
butiran alkana yang berukuran 1-100μm yang tetap tersuspensi. Sel-sel yangtumbuh pada
alkana kaya akan lipiddan mungkin lipid ini memegang peranan dalamtransfer alkana
melalui membran sel.
            Dalam proses produksi skala besar telah digunakan 2 macam produk
petroliumsebagai bahan baku, yaitu :
1. Minyak diesel atau minyak bakar, mengandung 10-25% alkana (C15-C30)
2. Alkana C10-C13 atau C13-C17 yang diperoleh dari minyak diesel.
Proses ini didasarkan pada satuan proses “batch” sebesar 4000 ton/tahun. Kedalamlarutan
nutrient ditammbahkan garam-garam (ton per 4000 ton PST per tahun) :PO4(208), K+
(72), Mg2+ (8), Mn2+ ((2), Zn2+ (4,08), Fe2+ (1,6), dan gas NH3(560). Gas amoniak
berfungsi sebagai sumber Nitogen dan pengatur pH.
            Amonia dan udara disterilkan dengan menggunakan penyaring alkana dan garam-
garam disterilkan dengan uap. Fermentasi dilakukan dengan kondisi yang konstan dalam
bioreaktor yang beroperasi paling sedikit 300 jam pada suhu 30ºC.Proses ini memerlukan
2,2 kg oksigen/kg biomassa> Panas yang terbentuk (6000Kkal/kg biomassa) harus
dipindahkan dengan kecepatan 4,4 x 10 6 kcal/jam. Pemanenan hasil mencakup pemekatan
sampai 15% bahan padat menggunakan separator, diikuti dengan penguapan sampai 25%
bahan padat kemudian dilakukan pengeringan semprot.
 Produksi PST dari Metana
Metana dapat diperoleh dalam bentuk gas murni. Bakteria yang mengoksidasi metana
digolongkan sebagai metilotropik obligat. Bakteri ini hanya tumbuh pada substrat dengan
satu atom karbon (metana, metanol, metilamin, formaldehida atau formiat). Spesies bakteri
tersebut adalah :
1. Methylomonas methanica
2. Methylococcus capsulatus
3. Methylovibrio soehngenii
4. Methanomonas margaritae
Dengan menggunakan Methylococcus capsulatus akan dihasilkan 0,4 g berat keringsel/lt.
Dengan “yield” 1,00 –1,03 gram berat kering/gram metana.
Produksi PST dari Metanol
Jenis-jenis mikroorganisme yang dapat digunakan untuk produksi PST dari metanol adalah :
1. Bakteri ( Arthrobacter, Bacilus, Hyphomicrobium, Klebsiella, Micrococcus,
Protaminobacter, Pseudomonas, Rhodopseudomonas, Streptomyces, Vibrio)
2. Khamir (Candida boidini, Candida parapsilosis, Hansenula henricii,Torulopsis
memodendra, Pichia haplophila, Torulopsis glabrata, T.molischiana)
3. Kapang (Gliocladium delinquescens, Paeocilomyces varioti, Trichodermalignorum).
Sistem produksi PST dari metanol dikembangkan perusahaan kimia jerman “Farbwerke
Hoechst” yang menggunakan “Loop fermenter” Tubular kapasitas 40meter kubik>
produktivitas PST sebesar 3-5 gram/lt/jam. Diperoleh pada suhu 38-40ºC, pH 6,8 (melalui
penambahan NH+) dengan konsentrasi metanol dalam keadaan“steady state” 0,005% dan
laju dilusi 0,3 jam. Kebutuhan oksigen adalah 1,6 kg / kg biomassa. Dan energi spesifik
transfer oksigen 2 kg oksigen / kwh Komposisi medium yang digunakan adalah :H3PO4
(0,17%), Na2SO4 (0,017%), K2SO4 (0,11%), MgSO4.7H2O (0,017%),FE(so4)2).H2O
(0,007%) daan CaCO3 (0,01%).
            Air limbah industri yang berasal dari proses pengolahan selulosa, kopi, pati,
pengolahan makanan dan pabrik kertas dapat digunakkan untuk memproduksi PST.
Mikroorganisme yang dapat digunakan adalah : Candida utilis, C. tropicalis, Chaetonium
cellulolyticum dan Paecilomyces varioti.
            Proses kontinyu menggunakan Paecilomyces varioti dengan laju difusi 0,2 jam dan
medium yang mengandung 32 gram gula pereduksi/lt sebanyak 55% gula dikonversi
menjadi biomassa. Hasil yang diperoleh adalah 2,7-2,8 kg / meter kubik.
            Proses kontinyu menggunakan limbah air yang berasal dari pabrik pengolahan
makanan telah dilaporkan mampu memproduksi 1-1,5 ton sel kering candida utilis perhari.
Banyaknya limbah yang digunakan adalah 120-150 meter kubik. Suhu 33 oC, pH 4 dan
fermentasi berlangsung kontinyu periode waktu paling lama 3,5 bulan.
Kelebihan dan kelemahan PST secara singkat
1. 1.      Untuk memproduksi PST diperlukan areal yang luasnya lebih kecil
dibandingkandengan metode pertanian konvensional.
2. 2.      PST mutlak tidak tergantung pada pertanian atau musim panen
3. 3.      Pembuatan PST lebih mudah dan tidak menimbulkan masalah penanganan
limbah,sebab hampir semua produk pst dapat dikonsumsi serta limbah yang
dihasilkanhanya dalam bentuk panas.
4. 4.      Dalam proses produksinya PST mempunyai laju pertumbuhan yang
cepat.reproduksi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir dapat memberikan hasil
yang berlipat ganda setiap jamnya.
5. 5.      Berbagai macam substrat dapat digunakan tergantung pada jenis mikroba
yangdigunakan. Keleluasaan itu juga dalam pemilihan bahan baku, yaitu
memanfaatkan bahan (limbah) bermutu rendah.
Berbagai macam substrat dapat digunakan tergantung pada jenis mikroba yang digunakan.
Keleluasaan itu juga dalam pemilihan bahan baku, yaitu memanfaatkan bahan (limbah)
bermutu rendah.
 Penutup
Meskipun PST mempunyai kelemahan tetapi PST juga mempunyai kelebihan-kelebihan
yang tidak terdapat pada sumber protein lain. Lahirnya produk-produk pstseperti sun
chorella, spirulina dll, merupakan bukti bahwa pst bisa diterima sebagai pangan. Pada
penelitian-penelitain yang ada pst dapat digunakan sebagai subtitusi protein tepung kedelai
dan tepung ikan pada pakan ternak.diharapkan ditemukanadanya teknologi baik, guna
mendukung PST sebagai sumber pangan masa depantidak hanya bagi manusia tapi dapat
dimanfaatkan juga bagi ternak.penelitian lebihlanjut akan pst sebagai pakan ternak tentu
akan sangat bermanfaat dan dapat menjadialternatif maupun solusi bagi dunia peternakan.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Agarwal, N., D .N . Kamra, L .C.Chaudhary, A. SAHoo and PATHAK. 2000 .
Selection ofSaccharomyces cerevisae strains for use as a microbial feed additive .
http:/www.B l ackwell .synergy.com/links/doi / 10 .1046 /J.1472-765X.2000 .
00826.X/Full / (15 Oktober 2003)
Beta Glucan. 2004d. Beta glucan research. Saccharomyecescerevisiae.
http/ http://www.betaglucan .org/ . (20 Desember 2004).
Cole, D.J .A . 1991 . The role of The nutrionist in design feed for future in feed industry .
Proc. of Alltechs, Seventh Annual Symposium . Alltech Technical Publication, Nicholasville
Kentucky : 1-2 .
Wina, E. 2000. Pemanfaatan Ragi (yeast) Sebagai Pakan Imbuhan untuk Meningkatkan
Produktivitas Ternak Ruminansia. Wartazoa 9(2) : 50-56.
Fox, J .M. 2003 . Immunology of fish and shrimp. http :// 2 .html . (15 Oktober 2003).
SGD. 2004. What are Yeasts? h ttp :// http://www.yeastgenome . org/Ul..-What are veast
.html (15 Juni 2004) .
Sitthipun M, A.H . Kittikun dan K . Supamattayta. 2000.Immmunostimulant and
Vaccination in black tiger shrimp, Penaeus inonodon Fabricius : Extraction of Beta_glucan
from yeast and It is application in black tiger shrimp (Penaeus monodon Fabricius) .
httpi/www.clib .psu .ac .th/acad 43/smol I .htm (27 Desember 2000).
Ratnaningsih, A. 2000. Pengaruh pemberian Probiotik S. cerevisiae dan bioplus pada
ransum ternak domba terhadap konsumsi bahan kering, kecernaan dan konversi ransum (in
vivo). Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung .

Anda mungkin juga menyukai