Anda di halaman 1dari 17

Nama : Devi Rahmanda

Nim : 1704103010028

Matkul : Teknologi Fermentasi

Tugas 3

A. Fermentasi Produksi PST (Protein Sel Tunggal)

Peningkatan sumber daya manusia terus dilakukan melalui perbaikan gizi masyarakat
dengan penyediaan protein hewani. Protein merupakan unsur nutrisi utama yang penting untuk
membentuk jaringan–jaringan tubuh. Untuk memenuhi kekurangan makanan pada umurnnya,
khususnya protein. Maka mikroba digunakan untuk produksi makanan, bagi manusia telah
dilakukan seperti roti, keju, yogurt, kecap dan jenis-jenis berbagai lainnya yang dapat kita
ketahui. Fermentasi yaitu aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi
produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan
biopolimer. Protein mikroba sebagai sumber pangan untuk manusia mulai dikembangkan pada
awal tahun 1900. Protein mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan Single Cell
Protein (SCP) atau Protein Sel Tunggal. Protein Sel Tunggal adalah istilah yang digunakan untuk
protein kasar atau murni yang berasal dari mikroorganisme bersel satu atau banyak yang
sederhana, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya ada dua istilah
yang digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial
Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba yang digunakan
tetap berada dan bercampur dengan masa substratnya maka seluruhnya dinamakan PBM. Bila
mikrobanya dipisahkan dari substratnya maka hasil panennya merupakan PST. Protein sel
tunggal merupakan mikroba kering seperti ganggang, bakteri, ragi, kapang dan jamur tinggi yang
ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai untuk konsumsi manusia atau hewan.
Produksi itu juga berisi bahan nutrisi lain, seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Pengertian Protein Sel Tunggal

Protein sel tunggal adalah protein yang berasal dari mikroorganisme bersel satu
(Hariyum, 1986:3), hasil sel yang telah dikeringkan disebut PST (Schrimshaw dan Hariyum,
1986:3) . Sel-sel mikroba ini juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Dibandingkan dengan produk nabati pada umumnya kandungan protein dalam PST adalah
tinggi, kandungan protein kasar dari PST sekitar 50-73% tergantung dari mikroorganisme yang
digunakan.
Tabel 1. Komposisi PST Kering (dalam %)

 
(Sumber = Hariyum, 1986: II)

Protein sel tunggal merupakan sel mikroorganisme yang dikeringkan seperti ganggang,
jamur, bakteri, khamir, kapang dan ragi yang ditumbuhkan dalam sistem biakan untuk digunakan
sebagai protein dalam makanan. Penggunaan istilah PST adalah untuk membedakan protein dari
organisme multi sel seperti hewan dan turnbuhan. Produksi PST dapat ditingkatkan dengan
menggantikan jenis mikroorganisme yang secara genetik dapat diperbaiki, sehingga potensi
pertumbuhannya lebih baik dalam medium tertentu. Mikroorganisme dengan daya sintesis dan
rombaknya yang besar dapat dimanfaatkan dalam usaha penyempurnaan cara pengolahan produk
lepas panen. Dengan demikian dari hasil sisa produksi seperti jerami, onggok tahu, onggok
tapioka dan lain-lain yang mengandung unsur karbon dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan PST.Alasan mikroba sebagai jasad pemprosesan dalam pembuatan PST adalah
mikroba mempunyai waktu regenerasi yang pendek bila dibandingkan dengan tanaman maupun
ternak lainnya, mikroorganisme mudah dimodifikasi secara genetik, kandungan protein mikroba
yang sangat tinggi, mikroorganisme dapat menggunakan bermacam-macam medium, produksi
PST tidak tergantung pada musim dan tidak membutuhkan areal tanah yang luas jika
dibandingkan dengan memproduksi makanan yang Iainnya.

Sumber Protein Sel Tunggal

Bakteri, ragi, algae dan jamur dapat digunakan untuk produksi PST. Pemilihan
rnikroorganisme ini akan tergantung pada bahan dasar yang digunakan. Kultur untuk produksi
PST akan memberikan hasil yang baik apabila seleksi kultur ini telah dilakukan dalam
lingkungan dan dalam kondisi yang telah direncanakan, dengan demikian akan lebih mudah
apabila digunakan mikroorganisme yang dapat tumbuh baik pada medium tertentu dari pada
digunakan biakan mumi (Johnson dalam Hariyum : 1986).

Mikroorganisme dan substrat yang digunakan untuk produksi PST

                                                                                                (Sumber : Balla ,et all.2007)


Syarat-syarat mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai produsen PST menurut
Hariyum (1986 : 8) adalah sebagai berikut:
1. Tidak patogen dan tidak mengandung hasil metabolisme yang toksis,
2. Adaptasi terhadap lingkungan stabil
3. Waktu regenerasinya sudah tetap dan relatif pendek
4. Kandungan proteinnya tinggi. Menurut Hariyum (1986 14.15) pertumbuhan mikroba
dalam pembuatan PST dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
 Air .
Semua mikroba membutuhkan air dalam pertumbuhannya.
 Nutrisi
Nutrisi atau zat rnakanan yang diperlukan mikroba untuk berkembang biak terbagi
menjadi makanan bagi energi, makanan bagi pertumbuhan dan makanan tambahan.
 Konsentrasi ion H+ (pH)
Beberapa macam mikroba dapat tumbuh dalam lingkungan tertentu.
 Kebutuhan oksigen
Kebanyakan kapang bersifat aerobik yaitu membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya.
 Suhu
Setiap mikroorganisme hidup pada lingkungan tertentu

1.) Pemilihan mikroorganisme


Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi mikroorganisme dan substrat dalam produksi
PST diantaranya yaitu:

a. Faktor Nutrisi

Kandungan protein kasar dan asam amino dari mikroorganisme merupakan sumbangan
nutrisi terbesar. Kandungan lisin dari PST umumnya lebih tinggi dari tanaman sehingga dapat
mensuplai kekurangan lisin. Kandungan asam nukleat juga bervariasi tergantung
mikroorganisme yang digunakan dalam produksi PST. Kandungan asam nukleat dalam
ganggang yaitu sebesar 4-6%, dalam bakteri 10-16 %, dalam khamir 6-10 % dan dalam kapang
2,5-6 %. Kandungan asam nukleat dalam mikroorganisme merupakan kendala pemanfaatan
produk PST sebagai pangan.
b.Faktor Teknologi

Pakan Faktor teknologi pangan PST dapat dilihat dari warna, aroma, tekstur, kelarutan
dan kesejajaran dengan bahan pangan lain, bahan tersebut merupakan dukungan bagi PST dari
segi nutrisi sebagai pengganti protein. Nutrisi dan kuantitas teknologi PST dapat
dimaksimumkan melalui proses pencucian, dehidrasi dan pemanasan yang berguna untuk
mematikan sel. Hal ini tergantung dari tipe substrat yang digunakan dan tingkat bau (aroma)
yang dapat ditoleransi pada produk akhir serta daya racunnya.masalah lain dalam produksi PST
adalah adanya sel yang masih hidup dan berproduksi dalam usus. Masalah ini dapat diatasi
dengan pemberian panas untuk mematikan sel, seperti pada system “High Temperature Short
Time” (HTST).

c. Faktor Sosial

Faktor sosial  kendala penggunaan PST adalah kandungan asam nukleat yang tinggi yang
menyebabkan terbentuknya asam urat dan menaikkan pembuangan urine. Masalah ini tidak
berarti bila jumlah konsumsi PST kecil dan baru menjadi masalah bila konsumsui PST mencapai
jumlah yang besar. Upaya untuk menekan kandungan asam nukleat dilakukan dengan
jalan pemanasan mendadak (“heat shock”) untuk memecah RNA dan menghancurkan
penghambat pembentukan protein.

d. Faktor Ekonomi

Banyak alternatif proses untuk memproduksi PST.

Tabel 3. “Material Balance” Produksi PST melalui fermentasi dari subtrat hidrokarbon dan
karbohidrat.

Substrat Input Substrat O2 Ouput Sel

Hidrokarbon (CH2) 100 200 100

Karbohidrat (CHO) 200 67 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan masa sel yang sama
(100), substrat karbohidrat membutuhkan dua kali jumlah subsrat hidrokarbon (200) meskipun
fermentasi hidrokarbon membutuhkan oksigen tiga kali dari jumlah yang dibutuhkan dalam
fermentasi karbohidrat. Dalam hal ini secara ekonomi penggunaan hidrokarbon dianggap lebih
hemat.
2.) Kultur Stok
Proses fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam
amino secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Karbohidrat merupakan substrat
utama yang dipecah dalam fermentasi. Bentuk polisakarida terlebih dahulu dipecah menjadi gula
sederhana sebelum difermentasi, misalnya hidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa. Selanjutnya
glukosa dipecah menjadi senyawa-senyawa lain tergantung dari jenis fermentasinya. Tahapan
fermentasi meliputi pemilihan jenis mikroba dan kultur stok, menentukan media,
persiapan/preparasi inokulum, proses fermentasi, mengendalikan/ mengontrol proses dan
pengunduhan hasil serta pemurnian hasil fermentasi (jika diperlukan).

 PST dari Karbohidrat


Sumber karbohidrat yang sering digunakan dalam produksi PST adalah molasses, cairan
sulfit dari pabrik kertas, whey susu dan pati. Mikrobia yang digunakan adalah: Saccharomyces
cerevisiae.

Substrat yang digunakan berupa campuran:

a) Molases
b) Nitrogen dalam bentuk garam ammonium, urea, kecambah malt,
c) Garam anorganik (fosfat)
d) Faktor Pertumbuhan (dalam bentuk ekstrak sayuran atau vitamin)
Kondisi fermentasi: pH diatur 4,3- 4,5 dengan suhu 30oC. Selama pertumbuhan khamir
dilakukan aerasi dengan kecepatan tinggi untuk mencegah fermentasi alkohol. Molases
ditambahkan secara bertahap sampai konsentrasi gula dipertahankan 0,5-1,5%. Setelah 4 – 5 kali
siklus pertumbuhan, khamir disentrifus dalam bentuk krim dan dipres dalam penyaring untuk
menghilangkan cairannya. Kumpulan khamir dibentuk butiran dengan penambahan minyak
nabati dan dikeringkan pada suhu rendah sampai kadar air kurang dari 8 %.

Hasil produksi PST ini mempunyai sifat :

1. Menghasilkan yield yang tinggi


2. Warna muda dan aroma segar
3. Stabil dalam penyimpanan
4. Mempunyai sifat genetik sel khamir yang stabil.

3.) Media fermentasi


3.1 Pemilihan media

Langkah-langkah dalam pemilihan media yaitu:


1. Penyiapan media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor dan
unsur-unsur penting lainnya karena dalam pemilihan media, tidak boleh sembarang memilih
media karena setiap mikroorganisme yang berbeda jenis memiliki kebutuhan fisik yang
berbeda pula.
2. Untuk menumbuhkan media dengan baik maka kita harus dapat memilihkan media yang
sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita tanam dan tumbuhkembangkan agar tidak
terjadi kontaminasi, berikut adalah syarat-syarat dari media yang baik:
 Media harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
(tergantung jenis mikroba).
 Media harus mempunyai tekanan osmotis, pH lingkungan yang sesuai, tegangan
permukaan yang tepat, dan suhu yang sesuai.
 Media tidak boleh mengandung zat-zat racun yang dapat menghambat tumbuhnya
mikroba.
 Media harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.

3. Pembiakan mikroorganisme yang diperlukan untuk PST, Faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan mikroorganisme adalah: Nutrien, tersedianya air, nilai pH, suhu, tersedinya
oksigen, dan komponen anti mikroba.

3.2 Formulasi media

3.2.1 Sumber energi dan karbon

Energi pertumbuhan sel diperoleh dari sinar atau oksidasi substrat. Kebanyakan mikroba
fermentasi bersifat kemo-organotrof (sumber energi = sumber karbon seperti karbohidrat, lemak
dan protein). Beberapa mikroba dapat menggunakan metan, methanol atau hidrokarbon.

Energi diperoleh terutama melalui 2 jalan:

1. Fosforilasi substrat: Fosforilasi Substrat adalah pembentukan ATP dengan cara mentransfer
secara langsung gugus fosfat ke ADP.
2. Fosforilasi oksidatif: Suatu lintasan metabolisme dengan penggunaan energi yang dilepaskan
oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air.
Sumber karbon yang umum digunakan dalam proses fermentasi adalah karbohidrat,
seperti pati dari biji jagung kentang, singkong, dan serealia yang lain. Sukrosa diperoleh dari
gula tebu dan gula bit dalam bentuk molasses yang merupakan residu dari kristalisasi larutan
gula dalam proses pemurnian gula. Laktosa kasar dari bubuk whey biasa digunakan sebagai
substrat untuk produksi biomassa. Minyak sayur, seperti minyak zaitun, jagung, kapas, kedelai,
dsb juga dapat digunakan sebagai sumber karbon terutama asam oleat, linoleat dan asam
linolenat. Minyak sayur tersebut selain digunakan sebagai sumber karbon, juga dapat digunakan
sebagai antifoam Corn steep liquor yang merupakan produk samping dari ekstraksi pati jagung
juga dapat digunakan sebagai sumber karbon karena mengandung asam laktat, gula reduksi, dan
polisakarida kompleks.

Tepung kedelai juga dapat digunakan sebagai sumber karbon. Corn steep liquor dan
tepung kedelai keduanya juga merupakan sumber nitrogen. Bahan lain yang mengandung karbon
seperti alkohol, asam organik sederhana dan alkane juga dapat digunakan sebagai sumber
karbon. Bahan-bahan ini cukup mahal tetapi tidak menyulitkan proses ekstraksi dan pruifikasi
produk akhir. Metan, methanol, dan n-alkana digunakan sebagai substrat untuk produksi
biomassa.

Laju metabolism sumber karbon berpengaruh terhadap pembentukan biomassa dan


produksi metabolit primer dan sekunder. Pertumbuhan mikroorganisme yang cepat dikarenakan
konsentrasi tinggi dari gula yang cepat dimetabolisme menyebabkan produksi metabolit
sekunder lebih rendah. Contohnya pada penicillin, actinomycin, dan streptomycin. Oleh karena
itu, digunakan gula yang tidak cepat dimetabolisme. seperti laktosa.

3.2.2 Sumber nitrogen dan fosfor

Nitrogen yang digunakan mikroorganisme selama proses fermentasi dapat berupa


nitrogen anorganik atau organik. Sumber nitrogen anorganik misalnya gas ammonia, garam
ammonia atau nitrat, sedangkan nitrogen organik yang biasa digunakan adalah asam amino,
protein atau urea. Pertumbuhan mikroorganisme biasanya lebih cepat jika menggunakan sumber
nitrogen organik, dan beberapa mikroorganisme juga membutuhkan asam amino tertentu untuk
pertumbuhannya. Asam amino yang ditambahkan pada media fermentasi biasanya dalam bentuk
sumber nitrogen organik kompleks. Sumber nitrogen yang umum digunakan adalah corn steep
liquor, tepung kedelai, kacang kedelai, tepung biji kapas, hidrolisat kasein, limbah dari rumah
pemotongan hewan, tepung ikan, dan yeast ekstrak.

3.2.3 Sumber mineral

Mineral penting dalam formulasi media yaitu magnesium (Mg), kalium (K), sulfur (S),
kalsium (Ca) dan klor (Cl)  harus ditambahkan secara khusus.  Kobal (Co), Tembaga (Cu), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo) dan Seng (Zn) penting dalam aktivitas mikroba, dan
umumnya terdapat dalam bahan dasar sebagai impurities.

          Media fermentasi seperti CaCO3 juga dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai sumber
nutrisi dan mineral untuk pertumbuhannya dalam memperoleh energi, pembentukan sel, dan
biosintesis produk-produk metabolisme. Penambahan sumber karbon seperti glukosa dan mineral
lain seperti NaCl salah satunya, dilakukan untuk menunjang pertumbuhan mikroorganisme
sehingga dengan memberikan nutrisi dan mineral tambahan ketersediaan nutrien bagi
mikroorganisme dapat terjamin yang membuat mikroorganisme dapat melakukan
metabolismenya dengan baik dan dapat memproduksi produk dengan aktivitas terbaik. Selain itu,
NaCl juga berfungsi sebagai media selektif atau media penghambat dalam menekan
pertumbuhan mikroorganisme lain dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang
diinginkan.

3.2.4 Pembentukan hasil


 Protein sel tunggal terbentuk ketika mikroba memfermentasi bahan limbah (termasuk kayu,
jerami, pengalengan, dan limbah pemrosesan makanan, residu dari produksi alkohol,
hidrokarbon, atau kotoran manusia dan hewan). Dengan proses 'makanan listrik' inputnya
adalah listrik, CO2 dan mineral dan bahan kimia seperti pupuk.
 Masalah dengan mengekstraksi protein sel tunggal dari limbah adalah pengenceran dan
biaya. Mereka ditemukan dalam konsentrasi yang sangat rendah, biasanya kurang dari
5%. Insinyur telah mengembangkan cara untuk meningkatkan konsentrasi termasuk
sentrifugasi, flotasi, presipitasi, koagulasi, dan filtrasi, atau penggunaan membran semi
permeable.
 Protein sel tunggal harus didehidrasi hingga sekitar 10% kadar air dan / atau diasamkan
untuk membantu dalam penyimpanan dan mencegah pembusukan. Metode untuk
meningkatkan konsentrasi ke tingkat yang memadai dan proses penyiraman membutuhkan
peralatan yang mahal dan tidak selalu cocok untuk operasi skala kecil. Adalah bijaksana
secara ekonomi untuk memberi makan produk secara lokal dan segera setelah diproduksi.
Hasil produksi PST ini mempunyai sifat :

 Menghasilkan yield yang tinggi


 Warna muda dan aroma segar
 Stabil dalam penyimpanan
 Mempunyai sifat genetic sel khamir yang stabil.
Produk hasil PST dapat digunakan sebagai bahan atau suplemen produk pangan atau pakan.
Lebih jauh lagi produk PST dapat dijadikan bahan pangan untuk mengatasi masalah kekurangan
gizi.

4.) Media inokulasi dan preparasi inokulum


Inokulasi mikroba adalah kegiatan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan
mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama
berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahanbiakan mikroba yang
dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi
kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang
disebut dengan teknik inokulasi biakan.

 Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasibiakan murni mikroorganisme
yaitu:

1. Metode gores: Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrient dalam cawan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
2. Metode tebar: Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrient dalam
cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata
dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni-koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode tuang: Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu
saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
4. Metode tusuk: Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan
ujung jarum ose yang di dalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam
media.

5.) Fermentasi
Proses fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam
amino secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Karbohidrat merupakan substrat
utama yang dipecah dalam fermentasi. Bentuk polisakarida terlebih dahulu dipecah menjadi gula
sederhana sebelum difermentasi, misalnya hidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa. Selanjutnya
glukosa dipecah menjadi senyawa-senyawa lain tergantung dari jenis fermentasinya. Tahapan
fermentasi meliputi pemilihan jenis mikroba dan kultur stok, menentukan media,
persiapan/preparasi inokulum, proses fermentasi, mengendalikan/ mengontrol proses dan
pengunduhan hasil serta pemurnian hasil fermentasi (jika diperlukan).

Operasi fermentasi secara komersial dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu
fermentasi nonaseptis, semi aseptis dan aseptis. Fermentasi non aseptis biasanya terjadi secara
spontan di alam. Contoh fermentasi non aseptis adalah produksi protein sel tunggal (PST) dari
hidrokarbon. Fermentasi semi aseptis memerlukan kondisi (lingkungan dan media) yang agak
spesifik dan sedikit terkontrol, contohnya fermentasi alkohol. Sedangkan fermentasi aseptis
adalah fermentasi yang harus dilakukan penuh karena adanya kontaminasi mikroba secara edep
upe mengakibatkan kegagalan proses (fatal), contohnya fermentasi produksi antibiotik.

Fermentasi merupakan proses yang relatif murah dan pada hakekatnya telah lama
dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa
dimakan orang sampai sekarang seperti tempe, oncom, tape, dan lain sebagainya. Proses
fermentasi dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk yang mengandung protein
lebih tinggi. Protein yang berasal dari mikroba sebagai sumber pangan manusia mulai
dikembangkan pada awal tahun 1900. Protein mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan
Single Cell Protein (SCP) atau Protein Sel Tunggal (PST). Menurut Tannembaum (1971),
protein sel tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal
dari mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa.

5.1 Aerasi dan Agitasi

Proses aerasi tidak terlepas dari proses pengadukan (agitasi). Hembusan udara dari suatu
kompresor ke dalam suatu larutan medium selain memberikan aerasi juga pengadukan.
Pengadukan ini kadang-kadang ditambah dengan pengadukan mekanik untuk meningkatkan
kecepatan pemindahan oksigen dari fase gas ke sel mikrobia. Dengan demikian aerasi dan agitasi
tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan oksigen juga untuk menjaga mikrobia tetap
tersuspensi dan larutan medium tetap homogen.

Tingkat agitasi mempunyai pengaruh yang nyata terhadap efisiensi transfer oksigen di
dalam fermentasi dengan pengadukan mekanik. Agitasi sangat membantu proses transfer oksigen
di dalam fermentor dengan cara sebagai berikut:

 Agitasi menyebabkan ukuran gelembung udara menjadi lebih kecil sehingga luas permukaan
untuk terjadinya transfer oksigen menjadi lebih besar.
 Agitasi menyebabkan waktu tinggal gelembung udara di medium menjadi lebih lama.
 Agitasi mencegah bergabungnya kembali gelembung-gelembung udara yang sudah ada.
 Agitasi memperkecil tebal lapisan film pada permukaan antar fase gas dan cairan karena sifat
alir fluida yang menjadi tubulen.
Tingkat agitasi dapat diukur berdasarkan tenaga yang dikonsumsi oleh motor yang
menggerakkannya. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencari hubungan-hubungan antara
konsumsi tenaga yang diperlukan, sehingga dengan hubungan-hubungan yang diperoleh tersebut
dapat digunakan untuk memperkirakan tenaga yang dibutuhkan dalam desain dan scale-up.
Problem utama yang dijumpai adalah langkanya informasi.

5.1.1 Kebutuhan oksigen bagi mikroba


Udara atau oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk
memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan
oksigen yang jumlahnya berbeda untuk pertumbuhan atau untuk membentuk sel-sel baru dan
untuk fermentasi.

5.1.2 Tekanan kritis dalam media

Oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena ada juga kelompok yang
tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan. Khamir
merupakan mikroorganisme yang bersifat fakultatif anaerob yaitu dapat tumbuh dengan baik
apabila terdapat cukup oksigen. Selama fermentasi berlangsung, khamir memerlukan sedikit
oksigen yaitu sekitar 0,05- 0,10 mmHg tekanan oksigen. Jumlah oksigen yang lebih tinggi dapat
merangsang pertumbuhan sel khamir sehingga biomassa sel meningkat.

5.1.3 Kecepatan transfer oksigen

Dalam proses pertumbuhan, mikroorganisme memiliki kebutuhan yang berbeda-beda


setiap jenisnya, salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah
kebutuhan akan oksigen. Pada bakteri keberadaan oksigen menjadi salah satu faktor penting
dalam pertumbuhannya. Tidak semua bakteri membutuhkan oksigen untuk tumbuh, terdapat
beberapa bakteri yang sangat membutuhkan oksigen untuk tumbuh, sedikit oksigen atau tidak
butuh oksigen sedikitpun dalam pertumbuhannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
transfer oksigen ke dalam larutan medium atau hubungan-hubungan antara koefisien transfer
oksigen dan variabel-variabel operasional pada fermentor. Agitasi menyebabkan ukuran
gelembung udara menjadi lebih kecil sehingga luas permukaan untuk terjadinya transfer oksigen
menjadi lebih besar.

B. PROSES PEMBUATAN

Pemilihan suatu mikroorganisme yang tepat sangat penting untuk keberhasilan setiap
produksi protein sel tunggal. Mikroorganisme harus dapat dimakan oleh manusia maupun ternak.
Teknologi proses pembuatan juga harus mudah dilakukan dan layak secara ekonomis. Untuk
memenuhi kebutuhan ini, maka (1) Mikroorganisme harus tumbuh cepat dengan penuh
semangat. (2) Organisme harus merupakan sumber yang kaya nutrisi (contoh : pupuk tanaman
komersial). (3) Secara ideal, organisme harus bisa tumbuh di tempat terbuka dan subur . (4)
Karena produksi protein sel tunggal hanya dapat dilakukan secara ekonomis, batas kondisi yang
tak diperbolehkan adalah organisme berada di bawah kondisi steril, dan harus murni sepenuhnya.
Namun, persaingan dengan mikroorganisme lain adalah dalam kesterilan dan kecepatan
pertumbuhan, serta kontaminasi dengan organisme beracun harus dihindari.
Sebagian besar produksi protein sel-tunggal telah difokuskan pada ragi, Candida utilis (Torula
utilis). Ragi memenuhi sebagian besar persyaratan yang disebutkan dalam paragraf sebelumnya.
Ragi tidak hanya mudah ditumbuhkan tetapi juga merupakan makanan yang baik dan ragi
makanan ternak. Walaupun kesterilan itu penting,tapi kemurnian itu tidak penting.

Kandungan asam nukleat tinggi pada protein bakteri membuat mereka kurang diminati
sebagai bahan makanan untuk manusia dan hewan. Beberapa grup bakteri dikarakteristikkan
karena kandungan endotoxin. Endotoxin dapat dimasukan dalam produk ternak. Ada juga
kemungkinan bahan pakan bakteri tertentu dapat membuat reaksi alergi pada manusia yang
berhubungan dengannya. dan, ukuran bakteri yang lebih kecil membuatnya sulit untuk dipanen.

Produksi tidak langsung

Sehubungan dengan persyaratan gizi, gula (glukosa) memenuhi kebutuhan karbon. Unsur
nutrisi lain yang penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, harus didatangkan dari sumber luar.
Biasanya, nitrogen ditambahkan sebagai senyawa ammonium (misalnya, amonium sulfat);
senyawa phosphate digunakan untuk fosfor, dan kalium sulfat atau senyawa hidroksida untuk
kalium. Secara umum, tidak perlu menambahkan elemen penting lagi.
Secara prinsip, kondisi kultur ini adalah pada suhu 20 ° sampai 35 °C ; dan O2 sekitar 1,02 kg/kg
massa sel yang diproduksi. Kondisi aerobik harus selalu tercapai dengan terus mengagitasi kultur
. Volume udara yang diterapkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen akan dilakukan dengan laju
sekitar 120 millimoles O2 yang diserap per L-hr (3.84 g/L-hr).

Hasil yang akan diharapkan pada tingkat tersebut adalah 3,66 g yeast per L-hr.
Dalam kondisi kultur yang tepat, hasil dari massa sel harus berasal dari 45% sampai 55% dari
gula yang dikonsumsi . Tingkat produksi di bawah kondisi yang berkesinambungan tersebut
tergantung pada kombinasi massa sel dan waktu penahanan hidrolis (volume kultur / volume
umpan Medium/hari) . Konsentrasi sel maksimum adalah fungsi dari konsentrasi gula hidrolisat
dikalikan dengan efisiensi konversi gula dari ragi.

Produksi Langsung

Produksi langsung berbeda dari produksi tidak langsung dalam organisme yang
dibudidayakan pada limbah unhydrolyzed . Produksi tidak langsung melibatkan dua langkah
terpisah (hidrolisis dan produksi sel ), sedangkan di produksi langsung, kedua langkah ini tidak
selalu leluasa maupun terpisah sementara . Meskipun perlu, langkah-langkah adalah berurutan
(hidrolisis harus mendahului sebagai pemanfaatan untuk pertumbuhan sel; keduanya mungkin
dapat melibatkan mikroorganisme yang sama). Dengan kata lain, organisme dapat menurunkan
molekul selulosa dan memanfaatkan gula konstituen untuk mensintesis massa sel. Semua urutan
tidak terjadi secara simultan (bersama) dan, secara kolektif, mereka merupakan unit proses
tunggal. Oleh karena itu, setidaknya beberapa dari mikroorganisme harus selulolitik, yaitu, yang
mampu memecah molekul selulosa.. Sebaiknya, sebagian besar harus selulolitik. Sebuah
kerugian adalah ketidakmampuan untuk menggunakan kultur tenggelam dalam ketiadaan
adaptasi khusus. Sebagian besar pengalaman dalam produksi sel tunggal dari limbah telah
dilakukan di laboratorium dan dalam skala pilot telah dilakukan dengan kertas dan ampas tebu.
Kertas terdiri dari 40% sampai 80% selulosa, 20% sampai 30% lignin, and 10% sampai 30%
hemicellulose and xylosans.. Bagasse adalah sisa ampas setelah jus diekstrak dari tebu oleh
penggilingan. Karena studi itu tersebut hanya terbatas dalam skala pilot di laboratorium ,maka
proyeksi dan perkiraan berdasarkan studi harus dipertimbangkan.
Gambar 1. Flowsheet Sederhana Pembuatan Protein Sel Tunggal
Gambar 2 . Produksi SCP Secara Tidak langsung

Gambar 3 . Produksi SCP Secara Tidak Langsung


BLOK DIAGRAM PEMBUATAN PST (PROTEIN SEL TUNGGAL) DARI
KARBOHIDRAT

Sumber karbon

Daur ulang air

Sumber Nitrogen

Mineral

Air Pencampuran Fermentasi Pemisahan Pengeringan Penyimpanan

Produk

Oksigen(udara)

Anda mungkin juga menyukai