Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN JIWA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN STRATEGI PELAKSANAAN

NAFAS DALAM

OLEH :

KELOMPOK V

1. Putu Ayu Sutarini Dewi (P07120216073)


2. I Gede Andre Krisnandha Swara (P07120216074)
3. Ketut Elfirasani (P07120216075)
4. I Gde Aryya Astawa Putrayana (P07120216076)
5. Komang Mega Ratnasari (P07120216077)
6. Ida Ayu Putu Apsari Dewi (P07120216078)
7. I Gusti Ayu Ari Purnamawati (P07120216079)
8. Ni Made Rai Widiastuti (P07120216080)
9. Dewa Ayu Dwi Apriani (P07120216081)

TK. III B / D-IV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal
ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknikrelaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002)
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis.
Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan,
frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri –ansietas –ketegangan
otot.
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami
nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif untuk
menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.

B. Jenis-jenis nafas dalam


Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas terdiri atas
1. Pernafasan Diafragma
 Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.
 Posisi penderita bias duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau kekanan,
mendatar atau setengah duduk.
 Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan yang lain di
atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah
membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi.
Saat gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantun apa relaksasi.
 Penderita menarikan napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui mulut
(pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan
memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat
berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan
ekspansi sangkar torak sebagian bawah.
 Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk menggerakkan
diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51kg dapat diletakkan di atas dinding perut utuk
membantu aktivitas ini.

2. Pursed lips breathing


 Menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan menarik napas
dalam) dengan mulut tertutup
 Kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi seperti
bersiul
 PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi
 Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung
 Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada rongga mulut,
kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga dapat
mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspiras

C. Tujuan nafas dalam pada pasien gangguan jiwa


1. Mengurangi stress
2. Menurunkan rasa nyeri
3. Menurunkan kecemasan

D. Manfaat teknik relaksasi nafas dalam


1. Ketentraman hati
2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
4. Detak jantung lebih rendah
5. Mengurangi tekanan darah
6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
7. Tidur lelap
8. Kesehatan mental menjadi lebih baik
9. Daya ingat lebih baik
10. Meningkatkan daya berpikir logis
11. Meningkatkan kreativitas
12. Meningkatkan keyakinan
13. Meningkatkan daya kemauan
14. Intuisi
15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain
Prosedur pelaksanaan :

A. Tahap pra interaksi


1. Pastikan anda dalam keadaan tenang dan santai (rileks).
2. Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi jika anda di kerjaan atau di rumah).
3. Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir atau sholawat.

B. Tahap kerja

1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien..
3. Atur posisi nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk ditempat tidur atau telentang.
4. Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal.
5. Letakkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga.
6. Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung dengan
bibir tertutup.
7. Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup ( purse lips
breathing).
8. Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari.
9. Catat respon yang terjadi setiap kali melakukan latihan nafas dalam.
10. Cuci tangan

E. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil gerakan
2. Lakukan kontrak untuk melakukan kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) NAFAS DALAM

TAHAPAN PELAKSANAAN RESPON


Fase Orientasi “Selamat pagi ibu ibu dan bapak “Selamat pagi”
bapak. Saya perawat yang bertugas
pada pagi ini. Perkenalkan saya
perawat A. Saya adalah mahasiswa
D4 Keperawatan Poltekkes Denpasar.
Pada pagi ini saya mengajak teman-
teman saya untuk ikut terapi yang
akan dilaksanakan pada pagi ini.”

“Sekarang saya meminta tolong “Perkenalkan nama saya Andre, saya


kepada ibu-ibu dan bapak-bapak agar Ari, dan saya Rai”
memperkenalkan diri satu persatu
agar teman-teman saya mengetahui
nama ibu dan bapak yang akan
mengikuti terapi pada pagi ini.”

“Bagaimana perasaan ibu dan bapak “Andre : kemarin saya tidur nya kurang
hari ini? semalam tidurnya nyenyak?” nyenyak sus, karna ada sesuatu yang saya
pikirkan dan saya merasa cemas
Ari : kemarin saya tidurnya larut malam
sus, karna saya merasa ketakutan akan
mimpi buruk
Rai : saya gelisah kemarin sus, saya
merasa dikamar saya ada orang yang
menatap saya”

“Bagaimana jika sekarang kita “ Andre, Ari, Rai : baik sus, kami mau
berbincang-bincang tentang latihan relaksasi”
kecemasan dan latihan cara
mengontrol cemas dengan latihan
relaksasi”
“Berapa lama ibu dan bapak punya “baik sus”
waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya? Bagaimana kalau 20
menit saja”

“Dimana ibu dan bapak mau “baik sus”


berbincang-bincang dengan saya? Ya
sudah, Bagaimana jika diruang
sebelah saja kita berbincang-bincang
agar ibu dapat mengetahui kecemasan
yang ibu rasakan serta cara
mengatasinya”

Fase Kerja “Sekarang coba ibu dan bapak “Andre : saya ingin menikah, tetapi tidak
ceritakan satu persatu apa ada yang mau dengan saya, karna umur
yang dirasakan saat ini kepada saya” saya sudah berkepala 4 tetapi belum
kunjung
menemukan jodoh. Saya takut dan
cemas, karna saya ingin sebelum saya
meninggal saya sudah menikah.
Ari : kemarin saya mimpi buruk sus, saya
bermimpi ada malaikat hitam menjemput
saya dan ingin membawa saya pergi ke
cahaya besar.
Rai : saya melihat ada sosok di pojok
kamar yang sedang memerhatikan setiap
gerak gerik saya sus, dan dia ingin
mendekati saya. Sosoknya gelap dan
matanya merah serta melotot.

“Saya mengerti bagaimana “baik sus”


perasaan ibu dan bapak. Setiap orang
akan memiliki perasaan yang sama
jika mengalami hal tersebut. Jadi saat
ini ibu berada pada tingkat kecemasan
yang sedang. Kalau masalah ini tidak
diatasi, dapat mengganggu
kondisi ibu dan bapak nantinya.
Untuk itu, ibu dan bapak perlu
melakukan terapi disaat ibu dan bapak
merasakan perasaan cemas. Terapi ini
akan membuntu menurunkan tingkat
kecemasan ibu dan bapak. Bagaimana
kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan ibu dan bapak dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik
nafas dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan
yang ibu dan bapak rasakan”

“Bagaimana kalau kita latihan “baik sus”


sekarang, Saya akan lakukan, ibu dan
bapak silahkan perhatikan saya, lalu
bisa mengikuti cara yang sudah saya
ajarkan. Kita mulai ya. Silakan duduk
dengan posisi seperti saya. Pertama-
tama, tarik nafas dalam perlahan-
lahan, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga setelah itu hembuskan
udara melalui mulut dengan meniup
udara perlahan-lahan. Sekarang coba
ibu dan bapak praktikkan”

“Bagus sekali, ibu dan bapak sudah “baik sus, kami akan melakukannya jika
mampu melakukannya. Ibu dan bapak merasa takut dan cemas”
bisa melakukan latihan ini selama 5
sampai 10 kali sampai ibu dan bapak
merasa relaks atau santai.
Fase terminasi “Bagaimana perasaan ibu dan bapak “Kami merasa tidak takut lagi karna kami
setelah kita ngobrol tentang masalah sudah tahu bagaimana cara mengatasi
yang ibu dan bapak rasakan dan rasa takut dan cemas tersebut. Dan kami
latihan relaksasi?” akan melakukan latihan nafas dalam
pada saat kami merasa takut dan cemas”

“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah “Pertama kita duduk dengan posisi
kita pelajari.” nyaman setelah itu, tarik nafas dalam
perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas
dalam hitungan tiga setelah itu
hembuskan udara melalui mulut dengan
meniup udara perlahan-lahan”

“iya itu sudah benar melakukan “iya sus”


tahapannya, ibu dan bapak bisa
melakukannya di kala merasa takut
dan cemas”

“Kapan ibu akan berlatih lagi untuk “minggu depan saja sus”
melakukan cara ini?”

“Kita akan bertemu lagi minggu depan “baik sus, trimakasih”


dijam yang sama, dan kita akan
melakukan latihannya kurang lebih
selama 20 menit”

Anda mungkin juga menyukai