Anda di halaman 1dari 8

A.

Teknik Sampling
Teknik sampling ini menurut Purwanto (2009) merupakan kegiatan mengambil
sebagian dari populasi yanga akan diteliti degnan cara tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan supaya sebagian yang diambil mewakili populasinya. Dalam garis
besarnya ada dua macam sampling, yaitu (a) yang memberi kemungkinan yang sama bagi
setiap unsur populasi untuk dipilih yang disebut probability sampling dan (b) yang tidak
memberi kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih yang disebut
dengan non probability sampling (Nasution, 2012).
1. Probability Sampling (Sampling probabilitas): pada saat memilih unit
sampling sangat diperhatikan besarnya peluang satuan sampling untuk terpilih
kedalam sampel, dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Sampel tipe ini
bisa dipakai untuk melakukan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi
walaupun data yang didapat hanya berasal dari sampel. Teknik sampling ini
biasanya digunakan pada penelitian kuantitatif.
Beberapa metode menurut Nasution (2012) yang termasuk dalam Sampling
Probabilitas, antara lain :
a) Simple Random Sampling
Satuan sampling dipilih secara acak dan bahwa semua anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sample serta
kesempatan itu harus independen artinya kesempatan bagi suatu individu
untuk dipilih tidak mempengaruhi individu lain untuk dipilih.
Misalnya ada sebuah penelitian mengenai “Model Pembiayaan Pendidikan
Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di
Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP tersebut dilakukan pemilihan
secara random tanpa melakukan pengelompokkan terlebih dahulu, dengan
demikian peluang masing-masing SD maupun SMP untuk terpilih sebagai
sampel sama.
Sampling acakan ini dilakukan dengan cara (1) undian, (2) menggunakan
tabel, (3) menggunakan komputer.
Secara undian : tiap unsur diberi masing-masing satu nomor secara berturut,
misalnya pada secarik kertas, dimasukkan kedalam kotak, lalu dikocok agar
bercamput, kemudian peneliti mengambil satu per satu kertas sampai pada
jumlah yang diinginkan. Cara ini dapat dilakukan tanpa pengembalian atau
dengan pengembalian.
Secara ordinal : dilakukan dengan membuat daftar secara berurutan dari unit
sampling yang pertama sampai yang terakhir, kemudian secara berurutan dari
atas ke bawah ditetapkan satu persatu sampel, sampai mencapai jumlah atau
ukuran sampel yang diperlukan dengan pola tertentu. Pola itu antara lain
dengan mengambil unit sampling bernomor genap, atau bernomor ganjil saja,
mungkin pula dengan mengambil unit sampling degnan nomor urut kelipatan
tiga, kelipatan empat, tergantung dengan pola yang ditentukan oleh peneliti.
Cara ini tidak terdapat pengembalian.
Secara randomisasi : dengan mempergunakan bilangan random yang sifatnya
lebih obyektif, dilakukan dengan cara menyusun daftar unit sampling secara
berurutan lengkap dengan nomor urutnya masing-masing. Kemudian
dilakukan randomisasi nomor urut dengan menjatuhkan ujung pensil diatas
tabel bilangan random. Angka yang terdekat dengan ujung pensil merupakan
nomor urut unit sampling dan diambil sebagai sampel.
b) Stratified Random Sampling
Populasi dibagi ke dalam sub populasi (strata), dengan tujuan
membentuk sub populasi yang didalamnya membentuk satuan-satuan
sampling yang memiliki nilai variabel yang tidak terlalu bervariasi (relatif
homogen). Selanjutnya dari setiap stratum dipilih sampel melalui proses
simple random sampling. Misalnya penelitian mempergunakan kepala
keluarga sebagai unit sampling dengan ukuran sampel sebanyak 150 kepala
keluarga dalam sebuah propinsi. Tahap pertama dilakukan penartikan
terhadap kabupaten atau kotamadya dengan teknik simple random sampling.
Kemudian dilakukan penarikan kecamatan dipilih secara random dari
kabupaten yang telah dipilih sebelumnya, begitu seterusnya sampai
mendapatkan sampel yang dituju.
c) Cluster Random Sampling
Populasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang besar, disebut
Cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada
dalam tiap kluster harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa
tingkat: (1 ) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2)
Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari
2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling. Misalnya dalam penelitian yang
sama seperti di atas, karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota
tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten
terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu
dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-
masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara
random.
2. Sampling Non Probabilitas : Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling
tidak dilibatkan unsur peluang, sehingga tidak diketahui besarnya peluang sesuatu
unit sampling terpilih ke dalam sampel. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai
untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam
penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas. Teknik sampling ini
biasanya digunakan pada penelitian kualitatif.
Beberapa sampel yang termasuk dalam Sampling Non Probabilitas menurut
Nasution (2012), antara lain :
a) Systematic Sampling
Satuan sampling dipilih dengan jalan mengambil setiap kasus yang
kesekian dari daftar populasi. Mula-mula ditetapkan terlebih dahulu berapa
jumlah subyek yang dikehendaki didalam sample (n). Karena jumlah seluruh
anggota populasi (N) sudah diketahui, maka N dibagi degnan n untuk
memperoleh interval penaikan sampel (k) yang akan digunakan dalam daftar
populasi. Anggota sampel yang pertama diilih secara acak dari interval yang
pertama, dan kemudian secara sistematis setiap anggota yang ke-k dari
populasi tersebut diambil sebagi sampel. Misalnya, kita andaikan suatu
populasi terdiri atas 400 subyek, sedang besar sampel yang kita inginkan
adalah 20, jadi k= N/n = 400/20= 20. Kemudian dari 20 kasus (orang) diambil
kasus pertama yang akan dijadikan sampel, dapat diambil secara acak.
Selanjutnya setiap kasus ke 20 berikutnya akan dipilih sebagai anggota
sampel. Misalnya, pilihan pertama itu adalah nama atau nomor 3. Kemudian
peneliti menambahkan interbal penarikan sampel k yaitu 20 pada angka 3 itu,
dengan demikian orang ke 23 akan masuk ke dalam sampel, demikian pula
orang ke 43, 63 dan seterusnya sampai akhir daftar itu.

b) Snowball Sampling
Satuan sampling dipilih atau ditentukan mulai dengan kelompok kecil
yang diminta untuk menunjuk kawan masing-masing, kemudian kawan
kawan ini diminta pula menunjukkan kawan masingmasing pula, begitu
seterusnya sehingga kelompok itu senantiasa bertambah besarnya, bagaikan
bola salju yang kian bertambah besar bila meluncur dari puncak bukit ke
bawah.
Sampling ini dipilih bila kita ingin menyelidiki hubungan antar manusia
dalam kelompok yang akrab, atau menyelidiki cara-cara informasi tersebar
dikalangan tertentu, misalnya kalangan berprofesi tertentu seperti bagaimana
doktor mengetahui tentang pemakaian obat, atau bagaimana orang
menanamkan modal, dan sebagainya.
c) Purposive Sampling
Disebut juga Judgment Sampling. Satuan sampling dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling
yang memiliki karakteristik yang dikehendaki, misalnya orang yang
mempunya tingkat pendidikan tertentu, jabatan terteu, usia tertentu yang
pernah aktif dalam kegiatan masyarakat tertentu. Sampel ini adalah sampel
yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Sebagai
contoh : untuk menilai mutu pendidikan, peneliti dapat memilih dari pegawai
kantor departemen pendidikan, guru, orang tua, mutid, pengusaha-pengusaha
sebagai konsumen produk pendidikan, kemudian peneliti menentukan siapa-
siap yang dianggapnya representatif dari tiap golongan. Keuntungan : sampel
itu dipilih sedemikian rupa, sehingga relean dengan desai penelitian dan
relatif mudah dan murah untuk dilaksanakan. Kelemahan: tidak ada jaminan
sepenuhnya bahwa sampel itu representatif seperti halnya degnan sampel
random.
B. Menentukan Jumlah Sampel
Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya jumlah subyek penelitian yang
harus diambil, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi unit analisis
dari penelitian. Unit analisis atau subyek yang dianalisis sangat tergantung pada siapa yang
diteliti. Besarnya jumlah sampel atau ukuran sampel yang mewakili 100% populasi adalah
sama dengan jumlah populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati jumlah populasi
maka peluang kesalahan dalam melakukan generalisasi akan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya makin kecil jumlah sampel penelitian maka diduga akan semakin besar
kemungkinan kesalahan dalam melakukan generalisasi.
Menurut Darmadi (2013) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan besarnya sampel adalah sebagai berikut a) Unit analisis, b) Pendekatan atau
model penelitian, c) Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada populasi, dan d)
Keterbatasan penelitian. Dalam bukunya Darmadi juga menjelaskan bahwasanya untuk
jumlah subyek dalam populasi sebanyak 100 sampai 150 subyek, maka jumlah sampel
yang diambil sebanyak ± 25-30%. Dapat juga diambil dengan menggunakan rumus
Cohran :
𝑡 2 . 𝑝. 𝑞 𝑁𝑜
𝑁𝑜 = , 𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑛 =
𝑑2 𝑁𝑜
1+
𝑁
Keterangan :
- No = besar sampel tahap pertama
- t2 = besearnya z sesuai dengan tarif signifikansi = 0,05 ; z = 1,96
- d = besarnya kekeliruan sampel yang diperkirikan dalam hal ini adalah 10 %
- p = besar populasi klasifikasi
- q = 1-p
- N = besarnya populasi
- n = besanya sampel
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Menurut Sugiyono (2010) Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
 Secara ideal kita harus menyelidiki keseluruhan populasi. Namun, jika populasi terlampau
besar atau tak terhingga batasnya, kita dapat mengambil sejumlah sampel. Menurut
Notoatmojo (2005) Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan
diteliti, sementara memilih sejumlah tertentu dari keseluruhan populasi disebut sampling.
Menurut Nursalam (2008) Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian. Penelitian yang
dilakukan terhadap sampel ini disebut dengan penelitian sampel, kesimpulan yang didapat
dalam penelitian sampel akan digeneralisasikan terhadap populasi. Untuk memperkecil
kekeliruan dalam melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dan untuk memperoleh
sampel yang paling mencerminkan populasi dibutuhkan teknik sampling.
 Teknik sampling ini menurut Purwanto (2009) merupakan kegiatan mengambil sebagian dari
populasi yanga akan diteliti degnan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan supaya
sebagian yang diambil mewakili populasinya. Dalam garis besarnya ada dua macam
sampling, yaitu (a) yang memeberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk
dipilih yang disebut probability sampling dan (b) yang tidak memberi kemungkinan yang
sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih yang disebut dengan non probability sampling
(Nasution, 2012).
 Pada penelitian kuantitatif menggunakan sampel statistik yakni menggunakan
perhitungan dalam memperoleh sampel. Sedangkan pada penelitian kualitatif
menggunakan sampel teoritis yang mana dengan cara menggeneralisasikan sampel.
 Probability Sampling biasa digunakan pada penelitian kuantitatif, dibagi menjadi 3 :
a) Simple Random Sampling
b) Stratified Random Sampling
c) Cluster Random Sampling
 Non Probabilitu Sampling biasa digunakan pada penelitian kualitatif, dibagi menjadi 3:
a) Systematic Sampling
b) Snowball Sampling
c) Purposive Sampling
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi

Mahasatya

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Nasution, S. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Suryabrata, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai