Anda di halaman 1dari 2

Selamat pagi Mam Irma dan Mam Lia, saya Jason kelas 9A nomor 16 akan bercerita tentang

perumpamaan talenta. Penonton saya anggap anak sekolah minggu.

Halo adik-adik, apa kabarnya hari ini? Pasti kalian merasa luar biasa. Perkenalkan kakak
namanya Jason. Adik-adik mempunyai talenta masing-masing kan? Setiap orang punya talenta,
mau dikit atau banyak. Dulu, talenta itu salah satu mata uang di zaman Yunani kuno. Tetapi
sekarang, talenta adalah bakat yang diberikan oleh Tuhan. Adik-adik tau penemu bola lampu,
tidak? Dia cacat sehingga pendengarannya tidak terlalu baik, tetapi ia tidak pernah putus asa
hanya karena ia cacat. Tetapi, ia mengembangkan talentanya dan menggunakannya untuk
membuat bola lampu. Karena ia tidak melihat hal yang buruk yang ia dapatkan, tetapi ia melihat
talentanya yang diberikan oleh Tuhan. Ia bersyukur atas talenta yang diberikannya.

Adik-adik, kakak mau cerita nih. Dulu ada seorang tuan yang mempunyai 3 hamba. Tuan ini
mau berpergian dari rumahnya, jadi ia memanggil 3 hambanya dan membagi masing-masing
uangnya. Hamba pertama diberi 5 talenta, hamba kedua diberi 2 talenta, namun hamba terakhir
hanya diberi 1 talenta. Saat tuan itu pergi, hamba pertama menjalankan uangnya dan
memperoleh 5 talenta lagi. Hamba kedua menjalankan uangnya dan memperoleh 2 talenta lagi.
Kemudian karena hamba terakhir marah kepada tuannya, ia menggali lubang dan mengubur
talentanya. Karena hamba pertama menjalankan uangnya, hartanya menjadi 10 talenta. Kalau
hamba kedua menjalankan uangnya dan hartanya menjadi 4 talenta. Karena hamba terakhir
mengubur talentanya dan kerjaannya bermalas-malasan doang talentanya masih cuma 1. Saat
tuannya datang kembali, 3 hamba itu datang kepadanya dan menunjukan harta yang diberi
tuannya. Hamba pertama menunjukan hartanya yaitu 10 talenta. Kemudian hamba kedua
menunjukan hartanya yaitu 4 talenta. Hamba pertama dan kedua memperoleh talenta dua kali
lipat karena mereka menjalankan talenta yang diberikannya. Kalau hamba terakhir talentanya
hanya diberi satu dan tidak dijalankan talentanya. Jadi hartanya tetap hanya 1. Sebenarnya, tuan
itu memberikan talenta sesuai dengan kemampuan hamba masing-masing. Tetapi, hamba
terakhir malah iri dan marah pada tuannya dan akhirnya hanya menganggur. Karena
kemalasannya, dia dihukum oleh tuannya.

Adik-adik, kita semua juga sudah diberi talenta oleh Tuhan. Mungkin talenta adik-adik berbeda
sama talenta teman adik-adik. Tapi kalau itu jadi alasan untuk bermalas-malasan dan tidak
menggunakan talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita, itu tidak menghargai berkat yang
Tuhan sudah berikan kepada kita. Tuhan sudah berikan kita talenta masing-masing yang sesuai
dengan kemampuan kita. Mungkin ada yang pintar matematika disini, tapi ada juga yang kurang
pintar matematika. Itu bukan berarti adik-adik harus menyerah, mungkin saja Tuhan
menggunakan adik-adik untuk yang lain. Mungkin saja adik-adik lebih pintar main alat musik
daripada pintar matematika. Apapun talentanya, adik-adik harus bisa tahu talenta adik-adik
sendiri dan harus bisa melakukan dan mengembangkan talenta adik-adik masing masing. Jadi
kalau adik-adik tidak lebih pintar dari teman-teman, jangan iri. Mungkin saja adik-adik lebih
berbakat dalam hal lain. Kita jangan mau seperti hamba terakhir yang hanya mengubur
talentanya dan bermalas-malasan.
Adik-adik, mulai sekarang kita harus lebih rajin. Karena anak rajin disayang Tuhan. Jadi adik-
adik, mari kita mulai rajin dan mengembangkan talenta kita agar kita bisa menjadi berkat untuk
orang lain dan memuji nama Tuhan. Karena Tuhan sudah memberikan kita masing-masing
talenta. Kita hanya perlu mengembangkan talenta kita agar kita dapat melakukan sesuatu yang
baik. Sebelum kita tutup, mari kita berdoa.
(doa penutup)

Adik-adik, kakak pergi dulu yah. Jangan lupa untuk selalu rajin dan tidak mudah putus asa.
Jangan lupa juga untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala berkat yang sudah diberikan.
Bye, adik-adik!

Anda mungkin juga menyukai