Anda di halaman 1dari 4

PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga


Pengkajian keperawatan keluarga adalah mengumpulkan data yang akurat dari klien
dan keluarga, sehingga diketahui berbagai masalah kesehatan yang terjadi. Seorang perawat
harus memiliki pengetahuan di antaranya pengetahuan tentang kebutuhan dasar manusia
sebagai sistem biopsikososial dan spiritual. Selama proses pengkajian, perawat memandang
manusia dari aspek biologis, psikologis, sosial, dan aspek spiritual. Kemampuan lain yang
harus dimiliki juga oleh perawat adalah melakukan observasi secara sistematis pada klien dan
keluarga, kemampuan dalam membangun suatu kepercayaan, kemampuan mengadakan
wawancara, serta melakukan pemeriksaan fisik keperawatan.
Friedman, dkk (2003) berpendapat bahwa komponen pengkajian keluarga terdiri atas
kategori pertanyaan, yaitu :
a. Data pengenalan keluarga
Data yang perlu dikumpulkan adalah nama kepala keluarga, alamat lengkap,
komposisi keluarga, tipe keluarga, latar belakang budaya, identitas agama, status
sosial, dan rekreasi keluarga.
b. Data perkembangan dan sejarah keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini, diisi berdasarkan umur anak pertama dan
tahap perkembangan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti, riwayat keluarga
sebelumnya dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan.
c. Data lingkungan
Data yang perlu dikaji yaitu karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan
komunitas. Data Komunitas terdiri atas tipe penduduk, tipe hunian rumah, sanitasi
jalan, dan pengangkutan sampah. Karakteristik demografi tetangga dan komunitas
meliputi kelas sosial, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-hari. Selanjutnya mobilitas
geografis keluarga, data yang perlu dikaji adalah berapa lama keluarga tinggal di
tempat tersebut, adakah riwayat pindah rumah, perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat, penggunaan pelayanan di komunitas, dan keikutsertaan keluarga
di komunitas. Data berikutnya adalah sistem pendukung keluarga yaitu siapa yang
memberikan bantuan, dukungan, dan konseling di keluarga, apakah teman, tetangga,
kelompok sosial, pegawai, atau majikan, hubungan keluarga dengan pelayanan
kesehatan dan agensi.
d. Data struktur keluarga
Data struktur keluarga, antara lain pola komunikasi, meliputi penggunaan komunikasi
antaranggota keluarga, bagaimana anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam
menyampaikan pendapat, dan perasaannya selama berkomunikasi dan berinteraksi.
Berikutnya struktur kekuatan keluarga, yang terdiri atas data siapa yang membuat
keputusan dalam keluarga, seberapa penting keputusan yang diambil. Selanjutnya,
adalah data struktur peran, meliputi data peran formal dan informal dalam keluarga
yang meliputi peran dan posisi setiap anggota keluarga, tidak ada konflik dalam
peran, bagaimana perasaan dalam menjalankan perannya, apakah peran dapat berlaku
fleksibel. Data selanjutnya adalah nilai-nilai keluarga, yaitu nilai kebudayaan yang
dianut keluarga, nilai inti keluarga.
e. Data fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga : fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan
kesehatan, fungsi ekonomi, dan fungsi reproduksi.
f. Data Koping Keluarga
Meliputi data tentang stresor yang dialami keluarga berkaitan dengan ekonomi dan
sosialnya.
2. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasinya digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi. Ketepatan dalam merumuskan diagnosis keperawatan keluarga
sangat menentukan keberhasilan perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien
sebagai keluarga. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga mempunyai empat kategori,
yaitu diagnosis keperawatan aktual, risiko, promosi kesehatan dan sejahtera.
1. Diagnosis keperawatan aktual
Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah terjadi
pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat ditemukan
oleh perawat berdasarkan hasil pengkajian keperawatan.
2. Diagnosis keperawatan risiko
menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan
yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, dan komunitas. Hal
ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi pada peningkatan
kerentanan. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (Nanda,
2011).
3. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Kategori diagnosis keperawatan keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan
keluarga sudah baik dan mengarah pada kemajuan. Meskipun masih ditemukan data
yang maladaptif, tetapi klien dan keluarga sudah mempunyai motivasi untuk
memperbaiki kondisinya, maka diagnosis keperawatan promosi kesehatan ini sudah
bisa diangkat. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase:
“Kesiagaan meningkatkan”…… (Nanda, 2010).
4. Diagnosis keperawatan sejahtera
menggambarkan respon manusia terhadap level kesejahteraan individu, keluarga, dan
komunitas, yang telah memiliki kesiapan meningkatkan status kesehatan mereka.
Sama halnya dengan diagnosis promosi kesehatan, maka diagnosis sejahtera diawali
dengan frase: “Kesiagaan Meningkatkan”…..(Nanda, 2011).
3. Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh
perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan
anggota keluarga.
Memprioritaskan masalah keperawatan
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan skoring.
Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga adalah kriteria, bobot, dan
pembenaran.
Merumuskan tujuan
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang
terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen
sebagai berikut. S (subjek), P (predikat), K (kriteria), K (kondisi), W (waktu) dengan
penjabaran sebagai berikut. S : Perilaku pasien yang diamati. P : Kondisi yang melengkapi
pasien. K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan. K :
Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan. W : Waktu yang ingin dicapai.
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) adalah standar evaluasi yang merupakan gambaran
tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan
digunakan dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus dapat diukur,
dilihat, dan didengar. Penulisan kriteria hasil, menggunakan kata-kata positif bukan
menggunakan kata negatif.
Menyusun rencana tindakan
Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas kesehatan
keluarga tersebut adalah kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan
keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.
4. Implementasi Keperawatan Keluarga
Perawatan keluarga merupakan suatu pelayanan yang komprehensif dan memerlukan
pengetahuan serta keterampilan mendalam bagi perawat. Implementasi keperawatan yang
dilakukan, berfokus pada upaya untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan klien
dan keluarga. Tahapan implementasi keperawatan keluarga adalah persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi, sedangkan tipe implementasi keperawatan keluarga terdiri atas tiga tipe, yaitu
independen, dependen, dan interdependen. Setiap implementasi keperawatan yang dilakukan
membutuhkan partisipasi dari klien dan keluarga. Selain tindakan mandiri perawat, kerja
sama dengan tim kesehatan lain juga merupakan unsur penting dalam menyelesaikan
masalah kesehatan klien dan keluarga.
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Setelah melakukan implementasi keperawatan keluarga, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan umum dan khusus yang
telah dirumuskan dan bila belum atau tidak berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesediaan keluarga. Evaluasi dapat dilaksanakan secara formatif dan sumatif. Metode
evaluasi yang digunakan hendaknya bervariasi, sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
Hasil evaluasi dapat ditindaklanjuti dengan modifikasi atau terminasi. Terminasi dilakukan
jika keluarga telah mampu atau mandiri dan terminasi harus benar-benar disepakati antara
keluarga, perawat, dan tim kesehatan lainnya.

Sumber :
Kholifah, Siti Nur. 2016. Modul bahan ajar cetak keperawatan : keperawatan keluarga dan
komunitas. Diakses dari : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Keluarga-dan-Komunitas-Komprehensif.pdf
pada 5 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai