Anda di halaman 1dari 14

Osteosarkoma

Faizatul Ummah
131611133097
2

Definisi
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang
primer maligna yang paling sering dan paling fatal.
Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling
sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada
anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi
pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada anak laki-laki.
3

Etiologi
Penyebab pasti dari osteosarkoma tidak diketahui namun terdapat
berbagai faktor resiko untuk terjadinya osteosarkoma yaitu :
» Trauma
» Keturunan (genetik)
» Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
» Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat
» Sering mengkonsumsi zat-zat toksik
4

Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak
diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal
dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau
proses pembentukan tulang. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan
periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif
5

Manifestasi Klinis
» Nyeri pada ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada
malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
» Pembekakan pada atau di atas tulang atau persendian
» Keterbatasan gerak
» Kehilangan berat badan
» Masa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tidak bisa di gerakan, dengan
peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena
» Kelelahan, anoreksi dan anemia
» Lesi primer dapat mengenai semua tulang
» Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise
6

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Radiologi
a. Pemindaian radionuklida
b. CT-scan.
c. MRI
 Pemeriksaan Laboratorium : darah, urine
 Biopsi
a. Biopsi tertutup menggunakan jarum halus
b. Biopsi terbuka
7

Komplikasi
» Gangguan produksi anti-bodi, infeksi yang biasa disebabkan oleh
kerusakan sumsum tulang yang luas dan merupakan juga efek dari
kemoterapi, radioterapi, dan steroid yang dapat menyokong terjadinya
leucopenia dan fraktur patologis, gangguan ginjal dan system
hematologis, serta hilangnya anggota ekstremitas.
» Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda – tanda apatis dan
kelemahan .
8

Penatalaksanaan

Tindakan Medis Tindakan Keperawatan


» Pembedahan  Manajemen nyeri
» Kemoterapi  Mengajarkan
mekanisme koping
» Radiasi
efektif
» Analgesik atau
 Memberikan nutrisi
tranquiser
adekuat
» Diet tinggi protein
 Pendidikan kesehatan
tinggi kalori
9
GENETIKA VIRUS ONKOGENIK TERPAPAR RADIASI
TUMOR
KELAINAN GENETIK PADA LENGAN MASUK KEDALAM TUBUH
PANJANG KROMOSOM 13
TUMBUH KEDALAM JARINGAN METAFISIS
TERJADI DELESI PADA TULANG
MENGEROSI KORTEKS OSTEOLITIK
PERTUMBUHAN TULANG
ABNORMAL JARINGAN LUNAK TERSERANG
OSTEOBLASTIK OSTEOSARKOMA
TIMBUL LESI DESTRUKTIF
TULANG HUMERUS TULANG RUSAK IREGULAR
PARU
NYERI TULANG RAWAN
METASTASIS PARU
MK:GANGGUAN RASA
MK: INFEKSI
NYAMAN TIMBUL BENJOLAN

TERAPI MK:KERUSAKAN INTEGRITAS MK:KOMPLIKASI PENYAKIT


KULIT
RADIASI X-RAY
BEDAH
KEMOTERAPI
MK:KELETIHAN
ALOPESIA MUAL/MUNTAH
BIOPSI AMPUTASI
MK:

KERUSAKAN MK: BERAT BADAN MK:


INTEGRITAS KULIT MK:GANGGUAN CITRA TURUN
GANGGUAN RASA TUBUH PERUBAHAN NUTRISI
NYAMAN
MK:KERUSAKAN MOBILITAS FISIK
10

Kasus
Seorang laki-laki, 45 tahun, dirawat di RS A dengan keluhan nyeri pada
tungkai atas. Nyeri dirasakan memberat sejak 3 minggu lalu, seperti
ditusuk-tusuk, skala 8. Awalnya nyeri hanya dirasakan di daerah bahu
kemudian menjalar hingga ke siku. Terdapat benjolan lunak pada area
bahu dan axilla kanan. Semenjak sakit, pasien mengeluh nafsu makan
menurun, berat badan menurun ±8 kg. Pasien mengalami kesulitan
dalam menggerakkan tangannya dan sedih karena tidak bisa
beraktivitas seperti biasa. RR=28x/menit, nadi=82x/menit, TD=130/80
mmHg.
11
Intervensi
1 : Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf
NOC NIC
NOC: NIC:
1. Pain level Pain Manajement
2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan, seperti pasien
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab tampak meringis, dan memegangi bagian tubuh yang sakit.
nyeri,mampu menggunakan teknik non farmakologi 3. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
untuk mengurangi nyeri) pengalaman nyeri pasien.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan 4. Kontrol lingkungan yang dapat menpengaruhi nyeri seperti suhu
menggunakan manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
3. Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas,frekuensi, 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
dan tanda nyeri) 6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi (analgetik), dan
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang non – farmakologi (relaksasi nafas dalam)
7. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan 12
dengan hipermetabolik
NOC NIC
NOC : NIC :
Nutrision Management
1. Nutritional Status
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Nutritional Status : food and fluid intake
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
3. Nutritional Status : nutrient intake
dibutuhkan pasien
4. Weight control
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Kriteria Hasil :
4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai
5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
dengan tujuan
6. Kaji kemempuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Nutrition Monitoring
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
1. BB pasien dalam batas normal
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2. Monitor adanya penurunan berat badan
5. Menunjukkkan peningkatan fungsi
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang bisa dilakukan
pengecapan dari menelan
4. Monitor lingkungan selama makan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang
5. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
berarti
6. Monitor mual muntah
7. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
8. Monitor kalori dan intake nutrisi
13
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

NOC NIC
NOC : Exercise therapy : ambulation
1. Joint Movement : active 1. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan
2. Mobility level kemudian lihat respon klien
3. Self care : ADL’s 2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana
4. Transfer performance ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Kriteria Hasil : 3. Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
1. Klien meningkat dalam aktivitas 4. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
fisik secara mandiri sesuai kemampuan
2. Mengerti tujuan dari 5. Dampingin dan bantu pasien saat mobilisasi dan penuhi
peningkatan mobilitas fisik kebutuhan ADLs.
6. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika di perlukan.
14

Evaluasi
• Klien dapat mengontrol nyeri menggunakan manajemen nyeri
• Nyeri pada klien berkurang
• Klien merasa nyaman
• Berat badan klien bertambah
• Berat badan klien ideal
• Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
• Klien meningkat dalam aktivitas fisik
• Klien Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas fisik

Anda mungkin juga menyukai