Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN ANAK
PENCEGAHAN DEKUBITUS

Disusun Oleh :
Kelompok K3.2
Angkatan 2016
Praktik Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya

1. Neisya Nabila Pawestri NIM 131611133058


2. Mutiara Citra Dewi NIM 131611133078
3. Elyn Zoegestyn NIM 131611133088
4. Faizatul Ummah NIM 131611133097
5. Mochammad Nur Cahyono NIM 131611133094
6. Ardina Nadya Wahyuhermanto NIM 131611133120
7. Mitha Mulia Virdianty NIM 131611133135

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN DEKUBITUS
DI RUANG BEDAH HERBRA RSUD Dr. SOETOMO

Topik : Pecegahan Dekubitus


Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Bedah Herbra
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019
Tempat : Ruang Pertemuan Bedah Herbra
Waktu : 10.00-10.30
Pelaksana : Mahasiswa Pendidikan S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Kelompok 3.2

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat memahami
tentang cara pencegahan dekubitus. Diharapkan juga klien dapat melakukan
pencegahan dekubitus yang baik dan benar secara mandiri ketika di rumah sakit
ataupun di rumah.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian dekubitus
2. Menyebutkan tipe dekubitus
3. Menyebutkan faktor penyebab dekubitus
4. Menjelaskan tanda dan gejala dekubitus
5. Menjelaskan cara mencegah dekubitus

III. Materi
1. Pengertian dekubitus
2. Tipe dekubitus
3. Faktor penyebab dekubitus
4. Tanda dan gejala dekubitus
5. Cara mencegah dekubitus
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi (tanya-jawab)

V. Media
1. PowerPoint (PPT)
2. Leaflet

VI. Organisasi Kegiatan


Pembimbing Akademik : Dr. Yuni Sufyanti Arief S.Kp., M.Kes.
Pembimbing Klinik : Yuni Winarni,S.Kep,.Ns.
Moderator : Mutiara Citra Dewi
Pemateri : Mochammad Nur Cahyono
Fasilitator : Elyn Zoegestyn
Neisya Nabila Pawestri
Ardina Nadya Wahyuhermanto
Mitha Mulia Virdianty
Observer : Faizatul Ummah

VII. Setting
1. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Pelaksana

1. 5 menit Pembukaan : Pembukaan : Moderator


a. Membuka kegiatan a. Menjawab
dengan salam lalu salam
prolog b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Memperhatikan
dan tim
c. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi
penyuluhan yang
diberikan
e. Kontrak waktu
2. 20 Pelaksanaan : Pelaksanaan : Pemateri
menit a. Menggali informasi a. Mendengarkan dan
tentang dekubitus dan b. Menyimak Moderator
cara pencegahannya c. Memperhatikan
b. Menjelaskan tentang d. Mengajukan
pengertian, tipe, pertanyaan
faktor penyebab,
tanda dan gejala serta
cara pencegahan
dekubitus
c. Membuka sesi
diskusi (tanya-jawab)
3. 5 menit Evaluasi dan penutup : Evaluasi : Moderator
a. Mengevaluasi a. Mendengarkan
kembali materi yang b. Menjawab
telah disampaikan pertanyaan
dengan cara c. Menjawab salam
memberikan
pertanyaan kepada
peserta penyuluhan
b. Menutup kegiatan
penyuluhan dengan
salam
2. Setting Tempat

MEJA

Keterangan :

: Peserta : Pemateri

: Moderator : Fasilitator

: Observer : Media
penyuluhan

VIII. Job Description


1. Moderator
Uraian tugas :
a. Sebagai pembawa acara penyuluhan
b. Membuka acara penyuluhan
c. Memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
d. Menyampaikan kontrak waktu pelaksanaan penyuluhan
e. Mengatur proses dan durasi penyuluhan
f. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
g. Menutup acara penyuluhan
2. Pemateri
Uraian tugas :
a. Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk di antara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Menginterupsi pemateri tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta
d. Mengondusifkan peserta selama acara penyuluhan berlangsung
e. Memberikan leaflet kepada peserta di akhir acara penyuluhan
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mengamati jalannya acara penyuluhan
b. Memperhatikan kesesuaian kontrak waktu dengan pelaksanaan acara
penyuluhan
c. Mengingatkan moderator atau pemateri apabila waktu melebihi kontrak
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada pemateri yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan

IX. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Kesiapan SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
b. Kesiapan materi
c. Kesiapan media : PPT dan leaflet
d. Peserta yang hadir
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
2. Kriteria Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib dan tenang
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Kriteria Hasil
a. Acara berjalan sesuai dengan rencana dan waktu yang ditentukan
b. Peserta mampu menjawab minimal 75% pertanyaan evaluasi yang
diberikan oleh moderator
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN DEKUBITUS

PENGERTIAN DEKUBITUS
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu
area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Walaupun bagian tubuh semua mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang
terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus. Area yang biasa terjadi
dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan
lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokaner mayor dan spina ischiadica
superior anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Di Negara-negara maju, prosentase
terjadinya dekubitas mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama
dalam perawatan. Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitas karena
perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
1. Berkembangnya jaringan lemak subkutan
2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
3. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulot menjadi lebih
tipis dan rapuh

TIPE ULKUS DEKUBITUS

Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitas dan
perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitas dapat dibagi
menjadi tiga :
1. Tipe normal
Mempunyai tipe temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5 c dibandingkan kulit
sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena
iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh
darah sebenarnya baik.
2. Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1 c antara daerah ulkus dengan kulit sekitar.
Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah
(arteriskleroik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping factor tekanan.
Dengan perawatan, ulkis ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu
3. Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
FAKTOR PENYEBAB DEKUBITUS
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan
tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada
batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobli/terpancang
pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan darah
sakrum akan mencapai 60-70 mm Hg dan daerah tumit mencapai 30-45mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nikrosis
jaringan kulot. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapilet
masih bersifat reversible bila kurang dari 2 jam .seorang yang terpaksa berbaring
berminggu-minggu tidak akan mengalami dekubitus selama dapat mengganti posisi
beberapa kali perjamnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan
terjadinya dekubitus :
a. Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita
dengan posisi dengan setengah berbaring
b. Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan alas
tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainny
c. Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya
berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat
d. Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus
antara lain :

1. Faktor dari dalam


 Selama penemuan , regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga
kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990).
 Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit
berkurang segingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan .
 Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem
arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi
kulit secara progresif .
 Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan
insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler
seperti pada sistem pernafasan menyebabkan tingkat oksigenesis darah
pada kulit menurun.
 Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
 Anemia
 Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan
memperjelek menyembuhkan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus
akan menyebabkan kadar albumin darah menurun
 Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh
darah, juga mempermudah dan memperjelek dekubitus
 Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

2. Faktor dari luar


 Kebersian tempat tidur
 Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medic yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga
memudahkan terjadiannya dekubitus
 Duduk yang buruk
 Posisi yang tidak tepat
 Perubahan posisi yang kurang

TANDA DAN GEJALA DEKUBITUS

1. Terjadi perubahan warna dan tekstur kulit yang tidak biasa


2. Bengkak pada bagian luka
3. Muncul cairan seperti nanah
4. Terjadi perubahan suhu kulit dibandingkan bagian normal sekitarnya, dapat
terasa lebih dingin atau lebih hangat
5. Muncul infeksi pada daerah dekubitus
6. Luka terbuka pada kulit
7. Kulit terbuka pada kulit
8. Kulit yang menjadi lebih lunak atau lebih keras dibandingkan jaringan
sekitarnya
Karakter penampilan klinis dekubitus :
Derajat 1 : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampaksebagai
daerah kemerahan/eritema indurasi lecet.
Derajat 2 : Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemah subkutan. Tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan
tepi yang jlas dan perubahan warna pigmen kulit.
Derajat 3 : Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai
didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat 4 : Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus
yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi
LOKASI YANG BERESIKO DEKUBITUS

CARA MENCEGAH DEKUBITUS

Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini mungkin harus
dicegah dengan cara :
 Anjurkan pasien untuk merubah posisi untuk merenggangkan otot-otot setiap 2
jam sekali untuk mengurangi tekanan atau membantu pasien melakukannya.
 Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena kerusakan
kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika nutrisi pasien buruk.
 Segera membersikan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap
kulit.
 Infeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area kemerahan dengan
segera.
 Jaga agar kulit tetap kering menggunakan minyak topikal : minyak kelapa
 Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan
 Beri perhatian khusus pada daerah –daerah yang beresiko terjadi dekubitus
 Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan lotion/ minyak
topikal : minyak kelapa
 Jangan gunakan lotion pada kulit yang rusak
 Beri sedikit bedak tabur pada area pergessakan tapi jangan biarkan menumpuk
atau menggumpal
 Gunakan kain pengalas agar mudah memindahkan pasien tirah baring
 Lakukan latihan gerak minimal 2x sehari untuk mencegah kontraktur
 Gunakan kasur busa , kasur kulit atau kasur perubahan tekanan.

A. Perubahan posisi
Intervensi perubahan posisi mengurangi tekanan dan gaya geser pada kulit.
Menaikkan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau kurang akan mengurangi
kesempatan berkembangnya ulkus tekan akibat gaya dorong (WOCN, 2003). Lakukan
perubahan posisi pada klien imobilisasi berdasarkan tingkat aktivitas, kemampuan
perseptual, dan rutinitas harian (Braden, 2001). Oleh karena itu, interval pergantian
posisi yang standar setiap 1,5-2 jam tidak selalu dapat mencegah perkembangan ulkus
tekan pada beberapa klien. Klien perlu melakukan posisi ulang paling tidak 2 jam sesuai
jadwal. Saat mengganti posisi, gunakan alat yang membantu posisi untuk melindungi
kulit dibawah tonjolan tulang (WOCN, 2003). Perunjuk WOCN (2003)
Merekomendasikan posisi lateral 30 derajat. Posisi lateral 30 derajat mencegah posisi
tepat diatas penonjolan tulang. Untuk menceagah cedera geser dan tekanan, gunakan
alat transfer untuk mengangkat daripada menarik klien saat mengganti posisi.

B. Melibatkan keluarga
Menurut Mubarak (2005), pengetahuan keluarga dalam mencegah terjadinya
dekubitus sangat penting karena keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggotanya, serta pemeliharaan fisik anggotanya, pemeliharaan sumber-
sumber yang ada dalam keluarga. Dekubitus beresiko tinggi terjadi pada pasien yang
tidak mampu merasakan nyeri dan pasien yang terjadi kerusakan saraf seperti pada
pasien stroke, sehingga keluarga perlu tahu cara mencegah terjadinya dekubitus
sehingga tugas keluarga dapat terpenuhi. Hal ini dikarenakan, keluarga yang bertugas
untuk mendampingi pasien setiap saat dan setiap waktu. Oleh karena itu, dalam
pencegahan dekubitus ini, pelibatan keluarga sangatlah penting. Menurut Mukti (2005) .

Lakukan CETEK SIRA (Cegah, Deteksi, Antisipasi, Rawat)


1. Cegah
Cegah dengan rutin menjadwalkan perubahan posisi pasien, tiap 2 jam yaitu
dengan memiringkan ke kanan dan ke kiri
2. Deteksi Dini
Deteksi dini dengan memberikan perhatian dan kasih sayang dari keluarga
untuk anggota keluarga lain yang berisiko dekubitus
3. Antisipasi
Antisipasi dengan memiliki pengetahuan tentang tanda dan gejala, jika ada
indikasi sesuai gejala. Jika terdapat tanda dan gejala maka segera laporkan dan
periksakan ke dokter untuk penanganan yang baik.
4. Rawat
Jika sudah terjadi gejala, rawatlah dengan menjaga posisi pasien tetap kering,
jaga juga kebersihan pasien dan lingkungan di sekitarnya.
WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN MOBILISASI

POSISI LATERAL
Pengertian : Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh
dengan kepala menoleh ke samping.
Tujuan :
 Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
 Baik untuk posisi tidur dan istirahat
Persiapan Alat :
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (jika diperlukan)
Prosedur Pelaksanaan :
 Pastikan kebutuhan klien akan posisi lateral
 Persiapan klien
- Sampaikan salam
- Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
 Persiapan lingkungan
- Tutup gorden / pasang sampiran
- Dekatkan alat-alat
 Perawat cuci tangan, gunakan sarung tangan jika diperlukan
 Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
 Letakkan lengan klien yang dekat dengan anda di atas dada
 Letakkan kaki di sisi yang dekat dengan tepi tempat tidur ke atas kaki yang lain
 Naikkan pagar tempat tidur yang dekat dengan pasien sebelum ke sisi tempat
tidur yang lain
 Atur posisi sedekat mungkin pada sisi tempat tidur yang akan berhadapan
dengan klien
 Tarik dan gulingkan klien menghadap anda
 Letakkan bantal yang datar dan padat dibawah kepala dan leher klien
 Letakkan bantal dibawah punggung
 Sangga kaki dan lengan dengan bantal
 Lepaskan sarung tangan
 Cuci tangan
 Evaluasi respon klien
 Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

MENAIKKAN POSISI KEPALA DENGAN SPREI PEMINDAH


 Letakkan sprei utuh yang dilipat dua dibawah klien
 Bentangkan dari bahu hingga kepala
 Memegang dan menggulung sprei mendekati tubuh klien
 Pegang sprei mendekati tubuh klien
 Pegang sprei dekat bahu dan bokong
 Pindahkan sprei ke atas hingga mencapai posisi yang sesuai
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVER
PENCEGAHAN DEKUBITUS

Topik : Pencegahan Dekubitus


Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Bedah Herbra
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019
Tempat : Ruang Bedah Herbra
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Pendidikan S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Kelompok 3.2
No Evaluasi Ya Tidak

1. Pembukaan :
a. Membuka kegiatan dengan salam lalu prolog
b. Memperkenalkan diri dan tim
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi penyuluhan yang diberikan
e. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan :
a. Menggali informasi tentang dekubitus dan
perawatannya
b. Menjelaskan tentang pengertian, tipe, faktor penyebab,
tanda dan gejala serta cara pencegahan dekubitus
c. Membuka sesi diskusi (tanya-jawab)
3. Evaluasi dan penutup :
a. Mengevaluasi kembali materi yang telah disampaikan
dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta
penyuluhan
b. Menutup kegiatan penyuluhan dengan salam
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN PENCEGAHAN DEKUBITUS
RUANG BEDAH HERBRA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

No. Nama Alamat TTD


DAFTAR PUSTAKA
Syapitri,H.,Siregar,L.M., & Ginting,D. 2017. Metode Pencegahan Luka Dekubitus Pada
Pasien Bedrest Total Melalui Perawatan Kulit. Idea Nursing Journal. Vol. VIII
No. 2 ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445. Diambil dari :
http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/8827/7423
Atiqoh,M.N. 2017. Gambaran Pengetahuan dan Persepsi Family Caregiver tentang
Pncegahan Dekubitus pada Anggota Keluarga yang Berisiko Dekubitus di
wilayah Kerja Puskesmas Pisangan dan Ciputat. Skripsi. Diambil dari :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36397/2/MAULIDAH
%20NUR%20ATIQOH-FKIK.pdf
Mukti,E, N. 1997. Penelusuran Hasil Penelitian tentang Intervensi Keperawatan dalam
Pencegahan Terjadinya Luka Dekubitus pada Orang Dewasa. Vol. 1 No. 3. Jurnal
Keperawatan Indonesia UI. Diambil dari :
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/82
Oktarianti O, Sitorus, R. E. & Tsuwabeh, D. 2013. Risiko Terjadinya Dekubitus
Berdasarkan Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi. Jurnal
Keperawatan Padjajaran. Vol. 1 No. 3. Diambil dari :
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/66

Anda mungkin juga menyukai