Anda di halaman 1dari 11

SMART MIDWIFERY

The Journal of Midwifery


Volume 2 Nomor 2 November-April 2014

Ketua Penyunting
Lutfi Evanurari, SST, MM

Wakil Ketua Penyunting


Rizki Fitrianingtyas, SST, MM

Bendahara
Endang Liftchatulaillah, SE, MM

Penelaah Ahli
Moh. Wildan, M. Pd
Lulut Sasmito, M. Kes

Penyunting Pelaksana
Ernawati Anggraeni, SST, MM
Lia Sawitri, SST, MM
Melati Puspita Sari, SST, MM
Veronika Vestine, SST
Koni Rosyala, SST, MM
Nurlita Indah Pratiwi, SST, MM
Yusi Septyane Nurita, SST, MM
Ririn Handayani, SST, MM
Asri Iman Sari, SST

Pelaksana Tata Usaha


Fitri Widiawati, SST, MM
Yuningsih, SST, MM
Rujuana Handayani
Yati Hariyati, SE
Devika Dea Orchela, Amd. Keb
Nurika Santi, SST
Yuni Handayani, SST, MM
Riza Umami, SST, M. Keb

Alamat Redaksi SMART MIDWIFERY


Akademi Kebidanan dr. Soebandi Jember
Sekretariat: Redaksi Jurnal Ilmu Kebidanan
Jalan dr. Soebandi No. 99 Jember
Telp. (0331) 425446, 484000
Website: http.//www.akbidplus-drsoebandi.com
DAFTAR ISI

1. HUBUNGAN IBU HAMIL SEBAGAI PEROKOK PASIF DENGAN BERAT BADAN BAYI
BARU LAHIR DI RSD. KALISAT KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013
Sutrisno, Jamhariyah, Syiska Atik Maryanti

2. HUBUNGAN PEMBERIAN MgSO4 PADA IBU DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT


TERHADAP KONTRAKSI UTERUS di RSD KALISAT KABUPATEN JEMBER TAHUN
2013
Moh.Wildan, Yuniasih Purwaningrum, Susilawati

3. KEPATUHAN ORANGTUA DALAM MEMBERIKAN TERAPI DIET PADA ANAK AUTIS


Sutrisno, Jenie Palupi, Dian Aby Restanty

4. PENGARUH PEMBERIAN KAPSUL BAWANG PUTIH TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KENCONG
Kiswati, Eni Subiastutik, Dian Aby Restanty

5. PENGARUH PEMIJATAN PERINEUM TERHADAP RUPTUR PERINEUM PADA


PRIMIGRAVIDA DI BPS Ny. “R” DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN
JEMBER
Riningsih Hidayati, Sultanah Zahariah

6. STUDI EVALUASI RESPON ANAK RETARDASI MENTAL PADA PROSES


KOMUNIKASI DALAM PROGRAM ADL (ACTIFITY OF DAILY LIVING) DI SDLB “C”
TPA KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Lutfi Evanurari

7. STUDI KOMPARASI SUHU BAYI BARU LAHIR SEBELUM DAN SESUDAH


INISIASI MENYUSU DINI DI KABUPATEN JEMBER 2012
Rizki Fitrianingtyas

8. HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SEKSUAL ORANG TUA PADA REMAJA


DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMA “K” DAN SMK
“K” JEMBER
Asri Iman Sari
PENGARUH PEMIJATAN PERINEUM TERHADAP RUPTUR PERINEUM
PADA PRIMIGRAVIDA DI BPS Ny. “R”
DI KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER

Riningsih Hidayati1, Sultanah Zahariah2


1
Poli Hamil dan Kandungan
RSUD dr. Soebandi Jember
2
Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKES dr. Soebandi Jember

Abstract
Objective: To determine the effect of perineal massage to perineal rupture in
primigravida in BPS ny. "R" District Sumbersari Jember.
Methode: correlation with the cohort approach / prospective sample of 30
respondents who met the inclusion criteria. Sampling technique that used was purposive
sampling and consecutive sampling.
Result: By chi square test (x2) with dk = 1 and 5% error rates, calculated chi square
value = 4.800. Apparently the value of calculate chi square was greater than the table
(4.800> 3.841), It mean Ho was refused and Ha was received.
Conclusion: Perineal massage was very effective in preventing the incidence of
ruptured perineum. Important to be informed and apply that massage is one non
farmakologik intervention to prevent perineal rupture in different order to better health
services in hospitals, clinics, health centers and community.

Keyword: Massage the Perineum, Ruptured Perineum


Pendahuluan menahan perineum pada saat ekspulsi
Berdasarkan Survey Demografi kepala, episiotomi dan posisi meneran.
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun Sedangkan Faktor maternal meliputi
2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di primigravida, kelenturan perineum, odema
Indonesia yaitu 228 per 100.000 kelahiran perineum, kesempitan pintu bawah
hidup. Penyebab utama dari kematian ibu panggul, kelenturan jalan lahir, mengejan
di Indonesia tersebut adalah perdarahan terlalu kuat, partus presipitatus, persalinan
(28%), dimana salah satunya dapat dengan tindakan seperti ekstraksi vakum,
disebabkan oleh rupture jalan lahir ekstraksi forsep, versi ekstraksi dan
termasuk didalamnya ruptur perineum embriotomi, varikosa pada pelvis maupun
Error! Reference source not found.. jaringan parut pada perineum dan vagina.
Perineum adalah area diantara vulva dan Error! Reference source not found..
anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Dalam Perineum, walaupun bukan alat
persalinan sering mengalami laserasi, kelamin, namun selalu terlibat dalam
kecuali dilakukan episiotomi yang adekuat proses persalinan. Apabila perineum
(Rachimhadhi, 2008). Angka kejadian cukup lunak dan elastis, maka lahirnya
ruptur perineum pada primipara (73,53%) kepala tidak mengalami kesukaran.
dan multipara (57,14%) (Didi, 2008). Dari Biasanya perineum robek dan paling
studi pendahuluan yang dilakukan pada sering terjadi ruptur perineumderajat I dan
bulan Januari 2012 di BPS Ny. “R” derajat II Error! Reference source not
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember found.. Sedangkan perineum yang kaku
dari 10 ibu bersalin, terdapat 5 ibu (50%) dapat menghambat persalinan Kala II
memerlukan tindakan episiotomi karena yang meningkatkan resiko kematian bayi
mengalami perineum kaku, 3 ibu (30%) dan menyebabkan kerusakan – kerusakan
mengalami robekan perineum derajat jalan lahir yang luas. Perineum kaku
kedua, sedangkan 20% lainnya tidak adalah tidak elastisnya lantai falfis dan
mengalami laserasi perineum. struktur sekitarnya yang menempati pintu
Laserasi perineum merupakan bawah panggul di sebalah anterior dibatasi
robekan yang terjadi pada perineum oleh simpisis pubis, disebelah posterior
sewaktu proses persalinan. Persalinan oleh OS cogcigis. Keadaan demikian
dengan tindakan seperti ekstraksi forsep, dapat dijumpai pada primigravida yang
ekstraksi vakum, versi ekstraksi, kristeller umurnya lebih dari 35 tahun yang lazim
(dorongan pada fundus uteri) dan disebut primitua. Dengan adanya
episiotomi dapat menyebabkan robekan perineum kaku maka robekan sewaktu
jalan lahir. Laserasi perineum dapat kepala lahir tidak dapat dihindarkan,
diklasifikasikan berdasarkan derajat dengan membuat episiotomi mediolateral
laserasi yaitu derajat I, derajat II, derajat yang cukup luas 5-6 cm ruptur perineum
III dan derajat IV. Perdarahan postpartum derajat III dan derajat IV dapat dihindari..
sering terjadi pada laserasi perineum Error! Reference source not found..
derajat III dan IV. Untuk meminimalkan kejadian
Laserasi perineum dipengaruhi laserasi perineum perlu dilakukan
oleh beberapa faktor yaitu faktor maternal, pencegahan salah satunya dengan
faktor janin, dan faktor penolong. Faktor pemijatan perineum. Pemijatan perineum
janin meliputi janin besar, posisi abnormal adalah salah satu cara yang paling kuno
seperti oksipitoposterior, presentasi muka, dan paling pasti untuk meningkatkan
presentasi dahi, presentasi bokong, kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan
distosia bahu dan anomali kongenital relaksasi otot-otot dasar panggul .
seperti hidrosefalus. Faktor penolong Pemijatan perineum adalah teknik
meliputi cara memimpin mengejan, cara memijat perineum pada saat hamil dengan
berkomunikasi dengan ibu, ketrampilan usia Kehamilan >34 minggu atau 6
minggu sebelum persalinan. Pemijatan primigravida dengan usia kehamilan > 34
perineum dapat meningkatkan elastisitas minggu pada bulan Maret 2012 dan
perineum. Manfaat pemijatan perineum bersedia diteliti. Melalui teknik sampling
adalah perineum tidak ruptur baik spontan non probability sampling dengan teknik
maupun episiotomy, bila sampai ruptur purposive sampling dan consecutive
perineum tidak sampai melebihi derajat 2 sampling, didapatkan sampel penelitian
(selaput lendir vagina, kulit perineum dan sejumlah 30 responden.
otot perineum). Pengumpulan data pada penelitian
Pemijatan perineum membantu ini dilakukan setelah mendapat ijin dari
menyiapkan mental ibu pada saat responden. Responden diberi lembar
dilakukan pemeriksaan dalam (VT) dan persetujuan Informed Consent kemudian
mempersiapkan jaringan perineum responden diajarkan teknik pemijatan
menghadapi situasi saat proses persalinan perineum. Pemijatan perineum selanjutnya
terutama pada saat kepala janin crowning dilakukan sendiri oleh responden di
perineum lebih rileks (Beckmann and rumah, dipantau oleh peneliti melalui
Andrea J, 2006). Jika sampai terjadi ruptur wawancara terstruktur dengan
perineum, pemijatan perineum dapat menggunakan quesioner. Selanjutnya pada
mempercepat proses penyembuhan saat persalinan, dinilai kejadian ruptur
perineum. Penelitian yang diterbitkan di perineum melalui lembar observasi.
Amerika Journal Obstetrician and Analisa data yang dilakukan
Gynecology menyimpulkan bahwa dengan menggunakan teknik analitik yang
pemijatan perineum selama kehamilan disesuaikan dengan skala pengukuran dan
dapat melindungi fungsi perineum paling jenis penelitian. Dalam penelitian ini
tidak dalam 3 bulan pascamelahirkan. The peneliti menggunakan klasifikasi skala
Cochrane Review merekomendasikan pengukuran nominal, Uji statistik yang
bahwa pemijatan perineum ini harus digunakan adalah Chi-Kuadrat satu
selalu dijelaskan pada ibu hamil agar sampel.
mereka mengetahui keuntungan dari
pemijatan perineum ini. Pemijatan Hasil dan Pembahasan
perineum ini sangat aman dan tidak A. Karakteristik sampel penelitian
berbahaya Error! Reference source not Karakteristik usia subjek penelitian
found.. Namun Ibu hamil dengan infeksi di BPS Ny. “R” Kecamatan Sumbersari
herpes aktif di daerah vagina, infeksi Kabupaten Jember
saluran kemih, infeksi jamur, atau infeksi
menular yang dapat menyebar dengan
kontak langsung dan memperparah
penyebaran infeksi, tidak dianjurkan Tabel 1. Karakteristik usia responden
melakukan pemijatan perineum.
Usia Jumlah %
Metode < 20 tahun 9 30%
Penelitian ini menggunakan design
penelitian corelasional dengan 21-35 tahun 21 70%
pendekatan cohort/ prospektif. Subyek > 35 tahun 0 0%
penelitian adalah seluruh ibu primigravida
Jumlah 30 100%
dengan usia kehamilan > 34 minggu yang
diberikan pemijatan perineum di BPS Ny.
“R” di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Berdasarkan tabel tersebut
Jember pada bulan Maret 2012 yaitu diketahui bahwa sebagian besar
sejumlah 30 ibu hamil. Pemilihan sampel responden berada pada usia 21-35
berdasarkan kriteria inklusi yaitu: Ibu tahun, yang mana kelompok usia
tersebut merupakan kelompok usia Jumlah 30 100%
reproduktif sehat.
Karakteristik pendidikan responden
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
di BPS Ny. “R” Kecamatan Sumbersari
100% responden mendapatkan
Kabupaten Jember.
dukungan dari suami/ keluarga. Secara
Tabel 2. Karakteristik pendidikan
psikologis, ibu bersalin yang
responden
didampingi oleh suami/ keluarga
Pendidikan Jumlah %
terdekat, memiliki kesiapan lebih baik
SD 5 17% menghadapi persalinannya.
SMP 6 20%
Tabel 5. Karakteristik cara meneran
SMA 15 50% responden di BPS Ny. “R” Kecamatan
S1 4 13% Sumbersari Kabupaten Jember
Jumlah 30 100%
Cara meneran Jumlah %
Benar 30 100%
Diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan menengah ke Jumlah 30 100%
atas, sehingga lebih kooperatif untuk
menjalankan prosedur yang telah
ditentukan peneliti. Berdasarkan tabel di atas, diketahui
Karakteristik responden 100% responden meneran dengan cara
berdasarkan berat lahir bayi di BPS Ny. yang benar. Cara meneran yang baik
“R” Kecamatan Sumbersari Kabupaten sangat penting saat kelahiran bayi,
Jember karena akan membantu kelancaran
Tabel 3. Karakteristik Berat bayi yang persalinan. Hal ini didapatkan melalui
dilahirkan edukasi dan bimbingan bidan selama
Berat badan Jumlah % ibu tersebut hamil.
Cara menunjang perineum juga
lahir
merupakan salah satu faktor penting
<3500 29 97% yang dapat mempengaruhi kejadian
>3500 1 3% ruptur perineum. Penunjangan
perineum secara benar dapat
Jumlah 30 100% mengendalikan saat kepala bayi
defleksi. Tabel berikut menunjukkan
Dari 30 responden, didapatkan cara bidan menunjang perineum
97% melahirkan dengan berat bayi < responden saat bersalin.
3500 gr. Hal ini menyingkirkan faktor Tabel 6. Karakteristik cara menunjang
predisposisi bayi besar yang dapat perineum responden di BPS Ny. “R”
menyebabkan ruptura perineum. Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember
Tabel 4. Karakteristik dukungan
suami/keluarga responden di BPS Ny. Cara menunjang Jumlah %
“R” Kecamatan Sumbersari Kabupaten perineum
Jember Benar 30 100%
Dukungan Jumlah %
Jumlah 30 100%
suami/keluarga
Ya 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui santai di saat pemeriksaan vagina
100% responden mendapat cara (Vaginal Touche); (3) membantu
menunjang perineum yang benar. menyiapkan mental ibu terhadap
tekanan dan regangan perineum di kala
B. Pemijatan Perineum kepala bayi akan keluar; (4)
Kepatuhan responden terhadap menghindari kejadian episiotomi atau
pelaksanaan pemijatan perineum di robeknya perineum di kala melahirkan
BPS Ny. “R” Kecamatan Sumbersari dengan meningkatkan elastisitas
Kabupaten Jember ditunjukkan pada perineum; (5) membantu otot-otot
tabel berikut: perineum dan vagina jadi elastis
Tabel 7. Pelaksanaan sehingga memperkecil risiko perobekan
pemijatan perineum dan episiotomy; (6) melancarkan aliran
Pemijatan Jumlah % darah di daerah perineum dan vagina,
Perineum serta aliran hormon yang membantu
Rutin 30 100% melemaskan otot-otot dasar panggul
sehingga proses persalinan jadi lebih
Tidak Rutin 0 0% mudah; (7) mempercepat pemulihan
Jumlah 30 100% jaringan dan otot-otot di sekitar jalan
lahir setelah bersalin; (8) membantu ibu
mengontrol diri saat mengejan, karena
Berdasarkan tabel di atas, “jalan keluar” untuk bayi sudah
menunjukkan bahwa 100% responden disiapkan dengan baik; (9)
melakukan pemijatan perineum secara meningkatkan kedekatan hubungan
rutin. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan pasangan, bila kita melibatkan
edukasi yang diberikan oleh tenaga suami untuk melakukan pemijatan
kesehatan mengenai pemijatan perineum ini.
perineum cukup mampu memberikan Pemijatan perineum sebaiknya
kesadaran akan manfaat pemijatan sudah mulai dilakukan sejak enam
perineum kepada ibu-ibu hamil, minggu sebelum hari-H persalinan, ibu
sehingga semua responden bersedia bisa mulai memijat daerah perineum,
melakukan pemijatan perineum secara area di antara vagina dan anus.
rutin dan mandiri di rumah. Hal ini Pemijatan yang dilakukan selama 6
mungkin juga ditunjang dengan tingkat minggu atau dilakukan pada
pendidikan sebagaimana disebutkan primigravida dengan usia kehamilan
sebelumnya sehingga responden lebih >34 minggu sangat berpengaruh sekali
mudah menerima informasi baru yang terhadap kondisi perineum.
diberikan.
Herdiana (2007) menyebutkan C. Ruptura Perineum
bahwa pemijatan perineum merupakan Kejadian ruptur perineum pada
teknik memijat perineum di kala hamil responden penelitian di BPS Ny. “R”
atau beberapa minggu sebelum Kecamatan Sumbersari Kabupaten
melahirkan guna meningkatkan aliran Jember di tunjukkan pada tabel berikut:
darah ke daerah ini dan meningkatkan Tabel 8. Tingkat Kejadian ruptura
elastisitas perineum. Pemijatan perineum
perineum memiliki beberapa Ruptur Jumlah %
keuntungan diantaranya (1) perineum
menstimulasi aliran darah ke perineum
yang akan membantu mempercepat Tidak ruptur 21 70%
proses penyembuhan setelah Ruptur 9 30%
melahirkan; (2) membantu ibu lebih
Jumlah 30 100% menghambat persalinan Kala II yang
meningkatkan resiko kematian bayi dan
menyebabkan kerusakan – kerusakan
Berdasarkan tabel di atas
jalan lahir yang luas.
menunjukkan bahwa sebagian besar
Dari hasil penelitian didapatkan 9
responden tidak mengalami ruptura
responden yang mengalami ruptur
perineum yaitu sejumlah 21 responden
perineum (30%). Responden yang
(70%) dan hanya 9 responden yang
100% adalah primigravida
terjadi ruptur perineum (30%).
berkontribusi terhadap kejadian ruptura
Kejadian ini mungkin berkaitan
perineum walaupun nilainya tidak
dengan pijat perineum yang dilakukan
terlalu besar. Hal ini sesuai dengan
secara rutin oleh seluruh responden.
teori yang menyatakan bahwa pada
Teori menyebutkan bahwa dengan
primipara robekan perineum hampir
melakukan pemijatan perineum secara
selalu terjadi dan tidak jarang berulang
rutin setelah usia kehamilan 34
pada persalinan berikutnya .
minggu, dapat membantu otot-otot
perineum dan vagina menjadi elastis
D. Pengaruh Pemijatan Perineum
sehingga memperkecil risiko robekan
terhadap Ruptura Perineum
dan episiotomi. Hal ini mungkin juga
Distribusi frekuensi Pengaruh
didukung oleh karena 100% responden
pemijatan perineum terhadap ruptur
meneran dengan benar dan
perineum pada primigravida di BPS
mendapatkan cara menunjang
Ny. “R” Kecamatan Sumbersari
perineum secara tepat saat persalinan.
Kabupaten Jember di perlihatkan pada
Disamping itu berat badan bayi yang
tabel berikut:
dilahirkan juga mempengaruhi kejadian
Tabel 9. Pengaruh pemijatan perineum
ruptur perineum, yang mana sebagian
terhadap ruptura perineum
besar atau 97% dari responden Ruptur
fo fh fo - fh ( fo–fh)2 (fo-fh)2
melahirkan bayi dengan berat < 3500 perineum fh
gram. Hal ini sesuai dengan pendapat Tidak 21
Prawirohardjo (2010) yang menyatakan 15 6,00 36,00 2,400
Ruptur
bahwa berat badan bayi lahir, cara Ruptur 9 15
-6,00 36,00 2,400
meneran dengan benar dan cara
menunjang perineum dengan benar, Jumlah 30 30 0 72,00 4,800
akan mempengaruhi kejadian ruptur
perineum pada saat persalinan.
Pada penelitian ini, sebagian besar Dari hasil pengujian dengan uji
responden berada pada rentang usia statistik chi square (x2) 1 sampel dan
reproduktif antara 20-35 tahun yaitu berdasarkan dk = 1 dan kesalahan 5 %
sejumlah 21 responden. Hal ini juga maka didapatkan harga chi kuadrat
yang mungkin menyebabkan prevalensi hitung = 4,800. Ternyata harga chi
kejadian ruptura perineum jauh lebih square hitung lebih besar dari chi
rendah dibandingkan dengan yang square tabel ( 4,800 > 3,841 ). Karena
tidak ruptur. Hal ini menguatkan x2 hitung > x2 tabel, maka Ho ditolak
pendapat Prawiroharjo (2005) yang dan Ha diterima yang artinya ada
menyebutkan bahwa pada primigravida pengaruh pemijatan perineum terhadap
yang umurnya lebih dari 35 tahun ruptur perineum pada primigravida di
(primitua) sering ditemui kondisi BPS Ny. “R” Kecamatan Sumbersari
perineum yang kaku, yang mana Kabupaten Jember.
kondisi perineum berkontribusi Hal ini membuktikan manfaat
terhadap kejadian ruptura perineum, pemijatan perineum yang dapat
dimana perineum yang kaku
membantu melunakkan jaringan pemijtan perineum selama 6 minggu dan
perineum sehingga jaringan tersebut teratur 1 hari 1 x dengan lama pemijatan 5
akan membuka tanpa resistensi saat – 10 menit untuk mencegah terjadinya
persalinan, untuk mempermudah ruptur perineum.
lewatnya bayi. Pemijatan perineum ini
memungkinkan untuk melahirkan bayi Daftar Pustaka
dengan perineum tetap utuh. Arifia, M. (2012). Pijat Perineum Untuk
Pemijatan perineum adalah teknik Bebas Robekan Saat Persalinan.
memijat perineum di kala hamil atau http://www.babyorchestra.wordpress
beberapa minggu sebelum melahirkan .com: diakses tanggal 29 Januari
guna meningkatkan aliran darah ke 2012.
daerah ini dan meningkatkan elastisitas
perineum. Peningkatan elastisitas Aziz, A. (2007). Metode Penelitian
perineum akan mencegah kejadian Kebidanan & Teknik Analisis Data.
robekan perineum maupun episiotomi . Jakarta: Salemba Medika.
Pemijatan perineum apabila
dilakukan selama 6 minggu dan teratur Cunningham, F. (2005). Obstetri Williams.
1 hari l x lama 5 — 10 menit, maka Jakarta: EGC.
kejadian ruptur perineum dapat
dihindari. Menurut Labrecque Depkes. (2008). Panduan Pelayanan
didukung riset serupa oleh dr. Richard Antenatal. Jakarta: Depkes RI.
Johanson, MRCOG, dokter kandungan
Depkes. (2007). Perawatan Kehamilan.
dari North Staffordshire Maternity
Jakarta: Depkes RI.
Hospital, Inggris. Ia mencatat, ibu-ibu
yang rajin melakukan pemijatan Depkes RI. (2004). Panduan Lengkap
perineum sejak 3 bulan sebelum hari-H Pencegahan Infeksi. Jakarta:
persalinan, terbukti hampir tidak ada Diknakes bekerjasama dengan
yang memerlukan tindakan episiotomi. JHPIEGO/MNH, JNPK-KR.
Kalaupun terjadi perobekan perineum
secara alami, maka luka pulih dengan Dorland. (1998). Kamus Kedokteran
cepat . Dorland. Jakarta: EGC.

Friedman, M. M. (2003). Keperawatan


Keluarga Teori dan Praktek. Jakarta:
Penutup EGC.
Penelitian ini dilakukan pada
sampel yang terbatas yaitu 30 responden. Herdiana. (2007). Tips Pijat Perineum.
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan http://www.klikdokter.com: diakses
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya tanggal 29 Januari 2012.
dengan sampel yang lebih besar sehingga
lebih representatif untuk Herdiana. (2009). Tips Pijat Perineum.
digeneralisasikan. Berdasarkan hasil http://www.klikdokter.com: Diakses
penelitian ini, efektifitas pemijatan tanggal 25 Januari 2012.
perineum terhadap pencegahan ruptura
perineum dapat diterapkan oleh bidan Jhonson, R. (2004). Buku Ajar Praktik
untuk pemberian sosialisasi/ penyuluhan Kebidanan, Edisi I. Jakarta: EGC.
baik bagi ibu hamil maupun kelompok
Mansjoer, A. (2002). Kapita Selekta
seperti kelompok pengajian, PKK, BKB,
Dasawisma, Kelas ibu hamil serta Kedokteran. Jakarta: EGC.
melakukan sosialisasi akan pentingnya
Mochtar, R. (1998). Sinopsis obstetri Jilid
1. Jakarta: EGC.

Mongan. (2007). Hypnobrithing. Jakarta:


PT. Bhuana Ilmu Popular.

Nolan, M. (2003). Kehamilan dan


Kelahiran. Jakarta: Arcan.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi


penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Oxorn, H. (2003). Ilmu Kebidanan


Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Jakarta: Yayasan Essential Medika.

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan


. Jakarta: PT. Bina Pustaka .

Rayburn, W. (2001). Obstetri dan


Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Saifudin, A. (2007). Standar Pelayanan


Medik Obstetri dan Ginekologi,
Bagian I. Jakarta: Gaya Baru.

Sugiyono. (2009). Statistik Non


Parametrik. Jakarta: CV. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai