Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKAN

Ilmu eoloi merupakan ilmu yan menkaji seala al yan berkaitan denan tatanan bumi dan control
control baik tenaa endoen maupun eksoen yan membentuk tatanan eoloi suatu wilaya itu sendiri .Ilmu
eoloi dalam penerapannya sanat diperlukan untuk menetaui kondisi eoloi suatu wilaya atau regional .
Melalui informasi eoloi yan didapat dari penamatan eoloi , seseoran akan dapat menkaji potensi ,
tatanan batuan serta control eoloi baik endo ataupun ekso yan membentuk kondisi eoloi suatu wilaya
yan ada. Sala satu keiatan untuk menamati kondisi eoloi dan kontol control eoloi yan ada pada suatu
wilaya adala keiatan ekskursi eoloi.

Kegiatan Ekskursi Geologi ini meliputi kegiatan pengamatan terhadap aspek stratigrafi dan
aktivitas aktivitas tektonik secara umum.Aspek stratirafi membahas mengenai jenis batuan, urutan
lapisan atau formasi batuan serta umur batuan yang ada di daerah penamatan yaitu di wilaya
Karansambun-Karanbolon. Aktivitas tektonik sebaai kaitannya denan Struktur geologi membahas
mengenai pengaruh struktur yang bekerja serta hubungannya dengan stratigrafi di daerah tersebut,
serta dapat menceritakan sejarah geologi daerah penamatan.

Karangsambung memiliki ciri khas geologi yang sangat menarik untuk dipelajari. Pada daerah ini
terdapat batuan Pra-Tersier dengan jenis batuan yang beragam serta tatanan dan struktur geologi yang
kompleks. Kondisi geologi yang kompleks ini terbentuk karena pada daerah Karangsambung merupakan
zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng (subduksi) yang terangkat. Lempeng yang saling
bertabrakan tersebut membentuk boudin- boudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing
dengan jenis batuan yang beragam. Sebelum palung subduksi tersebut terangkat, banyak jenis batan
yang terendapkan dengan batuan domiannya berupa batu lempung. Pada daerah ini juga ditemukan
batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona palung subduksi tersebut

Selain itu daera Karanbolon jua memiliki informasi eoloi yan menarik yan dapat dikaitkan denan
tatanan stratirafi regional yan menyusun baian selatan pulau jawa tepatnya pada daera Kebumen , Jawa
tena . Daera Karanbolon merupakan asil aktivitas eoloi berupa keiatan volkanik serta control tektonik
pada puluan sampai jutaan taun silam.

TUJUAN PENELITIAN

Maksud dan Tujuan Maksud dari dilakukannya ekskursi geologi regional ini adalah untuk
melakukan penamatan geologi permukaan secara umum sebagai salah satu upaya untuk menyajikan
informasi geologi yang ada, serta melakukan suatu analisa berdasar atas data pada daerah telitian.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui kondisi geologi yang meliputi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah
geologi

LOKASI

Geopark Karangsambung – Karangbolong secara administrasi berada di Kabupaten Kebumen,


ProvinsiJawa Tengah. Geopark Karangsambung-Karangbolong meliputi kawasan seluas 543.599 Km2
yangmencakup 12 Kecamatan dengan 117 Desa mempunyai morfologi yang bervariasi mulai dari
perbukitan,
lembah, pedataran sampai pantai. Morfologi yang terbentuk hasil proses geologi Jaman Kapur sampai
Kuarter dan tersebar dari mulai dari utara sampai selatan kawasan geopark.

FISIORAFI

Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah,


Indonesia. Batas wilayah di sebelah utara daerah ini adalah dengan wilayah Banjarnegara, di
timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah
Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah Gombong
Secara geografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 7⁰34’00” - 7⁰36’30” LS dan
109⁰37’00” - 109⁰44’00” BT. Secara administratif, daerah pemetaan Gunung Paras termasuk
kedalam Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen,
Provinsi Jawa Tengah. Secara fisiografis, daerah Karangsambung termasuk ke dalam Zona
Pegunungan Serayu Selatan.

Daerah Karangsambung memiliki elevasi ± 11m dpl dengan morfologi yang disebut
sebagai amphitheatre, merupakan suatu antiklin raksasa yang memiliki sumbu yang menunjam
(inclined anticline) ke arah Timur Laut yang telah mengalami erosi. Morfologi yang khas ini
memanjang ke arah Barat mulai dari daerah Klepoh hingga Kali Larangan. Sayap-sayap dari
antiklin raksasa tersebut membentuk morfologi berupa perbukitan di bagian utara (G. Paras) dan
Selatan (G.Brujul dan Bukit Selaranda) dari daerah pemetaan. Perbukitan ini memiliki arah
memanjang Timur-Barat. Sumbu antiklin tersebut mengalami proses erosi yang membentuk
morfologi berupa lembah di daerah Karangsambung dengan adanya perbukitan-perbukitan
terisolasi yang berupa tubuh batuan beku (intrusi) dan batu gamping (Jatibungkus) serta
konglomerat (Pesanggrahan).
Daerah Karangsambung dilewati oleh sungai besar yang disebut Sungai Luk
Ulo dan sungai-sungai kecil yang bermuara di Luk Ulo. Sungai Luk Ulo mengalir dari Utara
hingga ke Selatan daerah pemetaan (membelah perbukitan Waturanda dan Gunung Brujul) dan
merupakan sungai yang telah memasuki tahap sungai tua dicirikan oleh bentuk Luk Ulo yang
meander. Sungai Luk Ulo dan sungai-sungai kecil yang mengalir di daerah Karangsambung juga
memiliki peran penting dalam pembentukan morfologi di daerah ini berkaitan dengan proses
erosi dan sedimentasi

TEKTONIK REIONAL

Struktur Geologi Regional Proses tektonik yang terjadi di Pulau Jawa sangat dipengaruhi oleh
subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Mikro Sunda. Berdasarkan berbagai macam
data (data foto udara, penelitian lapangan, citra satelit, data magnetik, data gaya berat, data
seismik, dan datapemboran migas) dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya di pulau Jawa ada 3
(tiga) arahkelurusan struktur dominan yaitu arah Meratus, arah Sunda, dan arah Jawa. Arah yang
pertamaadalah arah timurlaut-baratdaya (NE-SW) yang disebut dengan arah Meratus. Pola
strukturdengan arah Meratus ini merupaka pola dominan yang berkembang di Pulau Jawa
(Pulunggono
dan Martodjojo, 1994) terbentuk pada 80 sampai 53 juta tahun yang lalu (Kapur Akhir-Eosen
Awal). Arah yang kedua adalah pola struktur yang dijabarkan oleh sesar-sesar yang berarah
utara-selatan. Arah ini diwakili oleh sesar-sesar yang membatasi Cekungan Asri, Cekungan
Sunda, dan Cekungan Arjuna. Pola ini disebut dengan Pola Sunda. Pola Sunda berarah
utaraselatan (N-S) terbentuk 53 sampai 32 juta tahun yang lalu (Eosen Awal-Oligosen Awal).
Arah yang ketiga adalah arah barat-timur yang umumnya dominan berada di dataran Pulau Jawa
dan dinamakan dengan Pola Jawa. Pola Jawa berarah barat-timur (E-W) terbentuk sejak 32 juta
tahun10 yang lalu dan diwakili oleh sesar-sesar naik seperti Baribis dan sesar-sesar di dalam
Zona Bogor

Sujanto (1975) membuat peta pola struktur Jawa Tengah berdasarkan interpretasi Foto
ERTS-1 menyatakan bahwa pola umum struktur sesar di Jawa Tengah adalah barat laut-tenggara
dan timur laut-barat daya dan beberapa pola struktur sesar mempunyai arah barat-timur. Di
daerah luk ulo dimana batuan pra-tersier dan tersier tersingkap dapat dibedakan menjadi 2 pola
struktur utama yaitu arah Timurlaut-Baratdaya, dan Barat-Timur. Hubungan antar satu batuan
dengan yang lainnya mempunyai lingkungan dan ganesa pembentukan yang berbeda yang
terdapat didalam melange. dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pola yang arah
timurlaut- baratdaya yang sangat dominan didaerah ini. Data gaya berat dari Untung dan Sato
1979, sepanjang penampang Utara-Selatan melalui bagian tengah jawa tengah dan dilengkapi
dengan data geologi permukaan memperlihatkan perbedaan yang sangat mencolok pada
uruturutan lapisan miosen antara bagian utara dan bagian selatan jawa tengah. Bagian utara Jawa
Tengah urut-urutan lapisan miosen sebagian besar terdiri dari endapan laut dalam yang berupa
kipas-kipas turbidit. Jenis endapan tersebut menyebar sampai hampir dekat cilacap. Tetapi
keselatannya stratigrafinya berubah dan didominasi oleh endapan laut dangkal dengan11
lingkungan yang tenang seperti batupasit dan batugamping sekitar Nusa Kambangan-muara
Sungai Opak di Parang Triti

proses tektonik saat tumbukan antara lempeng menyebabkan batuan-batuan lantai samudera
menjadicampur aduk membentuk Satuan Blok !elange "ok #lo yang terdiri dari bongkah sekis, filit,rijang,
dan batugamping merah yang terkumpul menjadi satuan melange tektonik. tertanamdalam massa dasar
batulempung hitam dan batulempung bersisik. diendapkan satuan batuantertua yaitu satuan
batulempung Karangsambung pada Kala $osen %engah, dan hinggadiendapkannya material endapan
alu&ial pada Kala 'olosen

Anda mungkin juga menyukai