Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TERSTRUKTUR

AGROGEOLOGI

“BATU GAMPING DALAM KAITANNYA SEBAGAI PENYEDIA UNSUR Ca”

Dosen Pengampu : Ir.Kharisun , Ph.,D.

DISUSUN OLEH :

1. Fikri Adry Brilliantona (H1C016031)

2. Risqi Budiyanto (H1C016033)

KEMENTERIAN RISET , TEKNOLOGI , DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

2018

1
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
a. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 3
b. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 3
c. TUJUAN MAKALAH...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK UNSUR KALSIUM (Ca) & BATU GAMPING
DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIA UNSUR HARA BAGI TANAMAN ......................... 5
B. GANESA BATU GAMPING ........................................................................................................... 6
C. KETERDAPATAN BATU GAMPING ........................................................................................... 8
D. FUNSI UNSUR HARA KALSIUM (Ca) BAGI TANAMAN ......................................................... 9
E. GEJALA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN UNSUR Ca BAGI TANAMAN ....................... 10
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG

Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup memadai
dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik . Tumbuhan membutuhkan
berbagai macam unsur karena digunakan untuk bahan pembangun dan pertumbuhan tubuhnya,
sekitar 15-20% tumbuhan tak berkayu terdiri dari berbagai unsur itu dan sisanya adalah air.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan
lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur
esensial yang cukup di dalam tanah. Unsur esensial bagi tanaman tersebut dibedakan lagi ke
dalam unsur makro dan mikro, dimana unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah besar, dan mikro merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.

Salah satu unsur hara makro esensial bagi tanaman yang akan dibahas pada makalah ini
adalah unsur hara Ca (Kalsium). Sedangkan fungsi unsur kalsium bagi tanaman adalah sebagai
pembentuk enzim. Fungsi utama Kalsium (Ca) ialah berperan dalam proses pembelahan dan
perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil fotosintesis. Apabila tanaman mengalami
kekurangan ataupun kelebihan unsur Ca (Kalsium)), maka tanaman tersebut akan mengalami
atau menimbulkan gejala-gejala ketidaknormalan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Unsur kalsium penyebarannya sangat banyak , salah satunya dalam batu gamping
(kalsium karbonat) atau lebih dikenal sebagai batukapur.Pada makalah ini akan dijelaskan
karakteristik unsur Ca dan batukapur sebagai salah satu sumber keterdapatannya

b. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut


1. Bagaimana pengertian dan karakteristik unsur Kalsium (Ca) dan Batu Gamping
(Kalsium karbonat)?
2. Bagaimanakah ganesa dan keterdapatan batugamping ?
3. Untuk mengetahui fungsi unsur hara Ca (Kalsium) bagi tanaman ?

3
4. Bagaimanakah gejala yang muncul ketika tanaman kekurangan atau kelebihan
Kalsium ?

c. TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui karakteristik batu
gamping sebagai penyedia unsur Ca dalam kaitannya dengan kebutuhan unsur hara bagi
tanah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK UNSUR KALSIUM (Ca) & BATU


GAMPING DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIA UNSUR HARA BAGI
TANAMAN

Kalsium (Ca) merupakan salah satu unsur hara makro sekunder yang memiliki peran
cukup penting dalam siklus hidup tanaman.Unsur hara ini menjadi komponen utama penyusun
struktur dinding sel dan membran tanaman.Untuk jangka pendek, Ca dibutuhkan untuk
meminimalisir terjadinya infeksi dari organisme penyebab penyakit yang bersinggungan dengan
bagian luar tanaman.Unsur Ca adalah yang paling berperan dalam pertumbuhan sel. Unsur ini
merupakan komponen yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel.
Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca, pembentukan
dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam
proses pembelahan dan perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

Batu gamping adalah batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh kalsium karbonat
yang berasal dari sisa- sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, dan koral yang sudah mati.
Batu gamping terbentuk secara organik, secara mekanik maupun secara kimia. Batu gamping
yang terjadi secara organik di alam yang merupakan pengendapan cangkang ataupun siput dan
ganggang yang berasal dari kerangka koral. Batu gamping yang terjadi secara mekanik tidak jauh
berbeda dengan jenis batu gamping yang terbentuk secara organik, perbedaannya yang terjadi
diantara keduanya adalah terjadinya perombakan bahan batu gamping yang kemudian terbawa
arus dan biasanya mengendap tidak jauh dari tempat semula. Batu gamping yang terjadi secara
kimia merupakan jenis dari batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan dalam suasana
lingkungan tertentu.

5
Gambar II.1 Kenampakan Batugamping (www.geologinesia.com)

B. GANESA BATU GAMPING

Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, mekanik, dan kimia.
Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari kumpulan
endapan cangkang kerang, siput, foraminifera, ganggang, atau berasal dari kerangka binatang
yang telah mati.

1. Secara Organik

Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organic jenis ini berasal
dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau
berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu
muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Mineral
karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3),
yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah
menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu
kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit
(Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3). Kalsium karbonat (CaCO3) dengan kemurnian
dan kehalusan yang tinggi banyak diperlukan dalam industri tapal gigi, cat, farmasi,
kosmetik, karet, kertas, dan lain lain, baik sebagai bahan dasar maupun bahan penolong.
Untuk kebutuhan itu, Indonesia masih mendatangkan CaCO3 dari luar negeri. Umumnya
bahan itu dibuat secara kimia dari suspense kapur padam dan gas karbon dioksida. Di

6
Indonesia banyak terdapat batu kapur atau marmer yang berupa serpihan atau butir kecil
yang dibuang sia sia. Di samping itu, gas CO2 juga banyak yang belum dimanfaatkan.

Pembuangan kedua jenis bahan itu dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, kalau
serbuk limbah marmer disuspensikan dalam air dan direaksikan dengan CO2 akan diperoleh
Ca(HCO) yang tidak banyak tercampur zat pengotor.Selanjutnya Ca(HCO3)2 mudah
berubah menjadi CaCO3 murni. Pada penelitan ini akan direaksikan suspensi batu kapur dan
gas CO2 seperti pembentukan stalakmit dan stalaktit di alam.

Mula jadi batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik secara
mekanik atau secara kimia sebagian batu kapur di alam terjadi secara organik. Jenis ini
berasal dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan siput

2. Secara Mekanik
Secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan batu
kapur secara organik. Hal yang membedakan adalah terjadinya perombakan bahan
batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan diendapkan tidak jauh
dari tempat semula.
3. Secara Kimia
Secara kimia jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar. Pada prinsipnya,
definisi batu gamping mengacu pada batuan yang mengandung setidaknya 50%
berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya, batu gamping dapat
mengandung beberapa mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit,
siderit dan mineral-mineral lainnya. Bahkan batu gamping juga dapat
mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul siderit. Kandungan
kalsium karbonat dari batu gamping memberikan sifat fisik yang sering digunakan
untuk mengidentifikasi batuan ini. Biasanya identifikasi batu gamping dilakukan
dengan meneteskan 5% asam klorida (HCl), jika bereaksi maka dapat dipastikan
batuan tersebut adalah batu gamping.

7
C. KETERDAPATAN BATU GAMPING

Batu gamping tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia dengan karakteristik yang
berbeda-beda, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi geologi masing-masing daerah.
Neraca sumberdaya mineral tahun 2013 menunjukkan sumberdaya batu gamping di Pulau Jawa
12.288,95 juta ton; Pulau Sumatera 103.198,08 juta ton; Pulau Kalimantan 36.076,83 juta ton;
Pulau Sulawesi 95.518,85 juta ton; Pulau Papua 244.082,73 juta ton; Pulau Bali 7.191,79 juta
ton; Kepulauan Maluku dan Halmahera 93.345,22 juta ton; Kepulauan Nusa Tenggara 55.393,04
juta ton.

Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat. Beberapa
daerah lain yang merupakan penghasil utama batu kapur adalah Jawa Timur. Berbagai wilayah di
daerah ini antara lain Pacitan, Trenggalek, Tulungagug, Ponorogo, ngawi, Bojonegoro, Tuban,
Lamongan, Nganjuk, Jember, Bondowoso,Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, pamekasan,
Sumenep dan Gresik. Bahkan di wilayah provinsi Jawa Timur sendiri, potensi yang saat ini
masih tersedia adalah sebesar ±1.259.438.298 M³. Selanjutnya di wilayah Kalimantan, potensi
batuan gamping atau batuan kapur ini yang terbesar adalah di provinsi Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur

Gambar II.2 Penambangan Batugamping di Gambar II.3 Penambangan Batugamping di


Lamongan Gunungkidul

8
D. FUNSI UNSUR HARA KALSIUM (Ca) BAGI TANAMAN

Kalsium / calcium (Ca) merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan
tanaman. Kalsium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Ca++. Kalsium sebagian besar
terdapat dalam daun berbentuk kalsium pektat yaitu pada bagian lamella pada dinding sel. Selain
itu, kalsium terdapat juga pada batang dan berpengaruh baik dalam pertumbuhan ujung dan bulu-
bulu akar. Kalsium terdapat pada tanaman yang banyak mengandung protein.
Fungsi kalsium bagi tanaman antara lain;
1. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
2. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman,
3. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji,
4. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme,
5. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau
suasana keasaman tanah
Mineral kalsium banyak didapatkan di dalam tanah, dan tumbuhan pada kondisi alami
jarang mengalami defisiensi terhadap elemen ini. Kalsium penting dalam sintesis pektin pada
lammela. Kalsium juga terlibat dalam metabolism atau pembentukan ini sel dalam mitokondria.
Kalsium sangat penting bagi kebanyakan tumbuhan dan kekurangan kalsium yang parah dapat
mengakibatkan kerusakan dan kematian tumbuhan.
Daerah meristematik merupakan daerah yang paling menderita, karena kekurangan
kalsium akan menghambat pembentukan dinding-dinding sel baru, sehingga pembelahan sel pun
terhambat. Pembelahan sel yang tidak sempurna atau mitosis tanpa pembentukan dinding sel
baru, menghasilkan sel-sel yang multinukleat dan merupakan gejala khas pada defisiensi
kalsium. Dinding sel, terutama dalam menyokong struktur batang dan petiol akan menjadi rapuh,
dan perluasan sel dihambat.
Terjadinya klorosis sepanjang tepi daun yang muda, ujung daun membengkok,
pembentukan akar yang tertahan, merupakan gejala defisiensi Ca yang berat. Kalsium hanya
sedikit berperan katalitik, yaitu sebagai aktivator beberapa enzim seperti fosfolipase. Disamping
itu kalsium berperan dalam detoksifikasi asam oksalat, membentuk Kristal Ca-oksalat yang
sering dijumpai dalam vakuola sel tumbuhan. Dibawah ini lebih jelasnya akan dibahas mengenai
defisiensi/kekurangan serta kelebihan unsure Ca.

9
Metabolisme Unsur Kalsium dalam Tanaman
Proses metabolisme Ca dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
dimana diketahui bahwa unsur Ca ini didapatkan pada batang dan daun tanaman dan bertugas
merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan merangsang pembentukan
biji (Lavon et al., 1995). Dengan tidak adanya Ca maka pembentukan bulu-bulu akar akan
terhambat, sehingga terhambat pula dalam menyerap unsur hara.
Menurut Marschner (1986) indikator defisiensi hara Ca pertama kali terlihat pada daun
yang masih muda, sedangkan untuk tanaman yang defisiensi hara N, K dan Mg akan tampak
pada daun yang telah dewasa. Hal itulah yang menyebabkan panjang dan lebar daun pada
tanaman defisiensi hara Ca lebih kecil-kecil karena sejak daun masih muda sudah menampakan
gejala terhambat pertumbuhannya. Hal itu sekaligus akan menghambat perkembangan tanaman
selanjutnya yang ditunjukkan oleh bobot kering tanaman yang sangat kecil.

E. GEJALA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN UNSUR Ca BAGI TANAMAN

 KEKURANGAN KALSIUM (Ca)


Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati,
pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda
banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna.
Gejala lain yaitu titik tumbuh lemah, terjadi perubahan bentuk daun, mengeriting, kecil,
dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek
langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga
terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.
Secara rinci gejala kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) yaitu:
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-
tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang
daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah
bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita

10
e. Akarnya pendek-pendek dan seringkali ujungnya busuk,
f. Batang kurang kuat,
g. Daun-daun salah bentuk, kadang-kadang keriting atau nekrotis.
Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite
(Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99%.

 KELEBIHAN UNSUR KALSIUM (Ca)


Kelebihan kalsium tidak berefek banyak, hanya mempengaruhi pH tanah. Kelebihan kalsium,
seperti pada tanah berkapur, dapat merangsang timbulnya kekurangan kalium dan unsur mikro,
seperti besi, boron, seng, tembaga dan mangan. Pemberian kapur yang berlebihan pada tanah
masam dapat menimbulkan masalah seperti tersebut di atas. Kelainan hara dapat timbul karena
kelebihan kalsium, seperti terjadi pada tanah berkadar kalsium karbonat tinggi, pengapuran yang
berlebihan pada tanah masam atau terjadinya akumulasi garam kalsium, baik melalui aliran
kapiler, maupun karena tidak adanya pencucian yang intensif.

Gambar II.4 Kekurangan Unsur Kalsium

11
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan dari makalah berjudul
“Batu gamping dalam kaitannya sebagai penyedia unsur Ca” adalah sebagai berikut
Unsur Ca (kalsium) merupakan salah satu dari beberapa jenis unsur essential dari
tanaman , dimana unsur ini termasuk kedalam unsur essensial jenis unsur makro karena
dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tanaman. Unsur Ca diserap oleh tanaman sebagai
unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman diantaranya
merangsang pembentukan bulu bulu akar , berperan dalam pengerasan batang tanaman
dan merangsang pembentukan biji , serta kalsium dalam batang dan daun dapat
menetralisir senyawa atau suasana keasaman tanah.
Kalsium jarang ditemukan dalam bentuk unsur, tetapi mudah ditemukan di seluruh bumi
sebagian besar dalam bentuk batuan dan mineral salah satunya sebagai batu gamping.Batu
gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dalam
bentuk mineral kalsit.Proses pembentukan batu gamping dapat secara organis , mekanis maupun
kimiwai. Di Indonesia, batu gamping sering disebut juga dengan istilah batu kapur, sedangkan
istilah luarnya biasa disebut "limestone".

12
DAFTAR PUSTAKA

Pellant, Chris. 1992. Eyewitness Handbooks : Rocks And Minerals. Dorling Kindersley :
London.
Tim Pengampu MK Agrogeologi, Jur. Geologi, Fakultas Teknik, UNSOED. 2018.
BATUAN DAN MINERAL SEBAGAI AMELIORAN. Unsoed : Purwokerto

Simon, EW. 1978. Gejala Kekurangan Kalsium Tanaman. New Phytologist 80 (1978) :1-
15.

Emirta, Yani. 2013. “ANALISA PENGARUH CALCIUM DAN MAGNESIUM TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN”. Diakses dari https://www.academia.edu/6608953/Ca_dan_Mg
pada Selasa 25 Desember 2018

Flysh Geost .2016. Pengertian, Jenis, dan Kegunaan Batu Gamping (Batu Kapur)
diakses dari www.geologinesia.compada hari Selasa 25 Desember 2018

Sedik,Manfret.2018. Ganesa Batu gamping . Diakses dari


https://www.scribd.com/document/372447193/Genesa-Batugamping pada hari Rabu , 26
Desember 2018

13

Anda mungkin juga menyukai