Ujin CBT UKMMPD Batch I 2019

Sistem Saraf:

1. Gambar CT-SCAN abses otak (ring enhanching lesion). Apakah Diagnosisnya?

2. Soal tentang anak yang bengong? Epilepsis Petit Mal
3. Soal tentang anak bengong tipe kejang  absance
4. Terapi HNP  NSAID atau Neuropatik? Pregabalin
5. Soal tentang Kejang Demam  Diagnosis KDS
6. Terapi kejang di UGD? Diazepam i.v 0,3-0,5
7. Tetanus Neonatorum?
8. Terapi Pasien nyeri kepala dengan nyeri ulu hati: Asetaminofen
9. Terapi Neuralgia trigeminal: Carbamazepin
10. Diagnosis pusing berputar, tinitus, penurunan kesadaran: Meniere
11. Anak kaki lumpuh spastik, keluar liur, ukuran kaki dan tangan tidak sama: Cerebral Palsy
12. Orang gangguan memeori ada riwayat HT: Demensia vaskuler
13. CTS
14. TTS
15. Jatuh terduduk: Cauda Equina Syndrome
16. Orang tua kalau bicara terputus  Myastenia Gravis
17. Radicular Syndrome
18. Ensefalopati Hiponatremia  Nilai Na+: 102 mEq

Muskulo:

19. Benjolan di jidat: Lipoma

20. Fraktur klavikula  benjolan bahu
21. Spondilolistesis  foto rontgen
22. Vid D  etiologi Ricketsia
23. Otot gastrocnemius dan soleus  ototo yang kena pada ruptur tendo achilles
24. Osteoartritis
25. Gout Artritis
26. Ulkus Verikosum

Hemato

27. ADB  ditanya pemeriksaan selanjutnya  profil besi (SI, TIBC)

28. HSP
29. DHF gr III  20 cc/kgBB  1000-1500 cc dalam 30 mnt
30. AIHA  coomb test (+)
31. Obat SLE  Prednison atau NSAID
32. Syok anfilaksis  epinefrin/adrenalin i.m
33. Malaria  Golden standar  apus darah
Endokrin:

34. Hipotiroid
35. Terapi hipertiroid, tdk bisa tidur, ada riwayat asma  Metimazol + diazepam
36. KAD
37. Chusing disease
38. Akromegali  Def GH
39. Sidrome metabolik

Ginjal dan SK

40. Obat ISK dewasa cipro

41. Fimosis
42. Parafimosis
43. Striktura uretra
44. Torsio testis
45. Batu ginjal  BNO-IVP
46. Pria duh bening  klamidiosis

Respirasi

47. Bronkiolitis
48. Terapi pneumonia  Ceftriakson
49. Aspirasi bakso: Hemlic Manuver
50. Terapi TB anak: pilih yg tidak ada etambutol
51. TB Ibu Hamil: Lanjutkan sampai habis
52. TB dewasa pasien baru (baru minum obat 3 minggu) kategori 1
53. Gambaran rontgen massa menutup sudutcostofrenikus  Efusi pleura
54. Needle thoracosintesi (kasus tension pneumothoraks)
55. Abses paru
56. Karsinoma nasofaring  riwayat ikan bakar
57. Hematothoraks

Kardio

58. EKG  AF
59. Vagal manuver
60. Terapi pilihan pertama pada HT gr I  Tiazid
61. Gagal jantung dengan udem paru sudah diberi furosemid  captopril
62. STEMI Lateral  Nitrat
63. Hipertensi emergensi
64. Tromboflebitis
65. Merokok  dingin biru  Burger disease (troboangitis obliterans)
66. Ulkus di betis, tambah besar  insifusiensi arteri kronsi

Jiwa

67. Skizoafektif atau bipolar tipe manik dengan gejala psikotik

68. Bipolar kini depresi
69. PTSD
70. Trikotilomania
71. Obat skizofrenia: Risperidon
72. Somatisasi
73. Agorafobia dengan panik
74. Skizofrenia paranoid
75. Bulimia Nervosa
76. Intoksikasi

Reproduksi

77. Abortus imminens

78. CPD
79. Eklamasi
80. Suporimpose
81. Hamil 36 PEB  terminasi
82. Abrupsio plasenta
83. Cervisitis gonore
84. Ruptur servik
85. Ca Ovarium
86. Puting susu lecet  Oleskan ASI
87. Gemelli  keturunan
88. Prolapsus uteri
89. Hamil 33 minggu dengan tanda partus prematurus  tokolitik
90. Ibu Hamil dg HBSAg (+) cukup bulan  tatalaksana
91. Kista Naboti  tdk perlu tatalaksana
92. Retensio plasenta  manual
93. Endometritis
94. Veginosis bakterial
95. Trikomoniasis  metronidazol
96. Pasien cukup bulan, kontraksi bagus, ketuban intak  observasi

Gastro :

97. Glossitis atropik  Terapi?

98. Akalasia
99. Atresia intestinal
100. Abses hepar amoba terapi  metro
101. Diare  syok hipovolumik
102. Omphalokel
103. PPI
104. Hematemesis + melena  Gastroduodenoskopi
105. Anak 7 bulan + MPASI  BAB berdarah  fisura
106. Hemoroid III
107. Hernia inguinal
108. Javonicum  Prazikuantel
109. Demam Thypoid  Peritonitis
110. Tatalaksana ank  kloramfenikol
111. Kolesititis
112. Sirosis hepatis
113. Hepatatis C
114. Edukasi pada pasien GERD  Kurangi kopi coklat teh
115. Pasien mutah-muntah  TTV rendah  resusitasi
116. Pasien sindrom metabolik  obat yang dikurangi? Sitagliptid
117. Proktitis

Kulit:

118. Panu
119. Moluscum
120. Alopecia areata
121. Lentigo
122. Albino
123. Tinea facial
124. Lepra  BTA
125. Condyloma acuminata pada HIV
126. Psoriasis vulgaris
127. Alergi bulu kucing  kortikosteroid
128. Tomcat  Hiperpigmentasi pasca inflamasi
129. Xantelesma
130. Hemangioma
131. Herpes simplex
132. Herpes Zoster  5x800
133. Folikulitis
134. Tinea  KOH
135. Sifilis  Penicillin G
136. Cutaneus larva migran  albendazol
137. Neurodermatitis

Organ Indera Telinga, Hidung, Leher

138. OMA stadium spurasi

139. Terapi mabuk Perjalanan  dimenhidrinat
140. Presbiakusis
141. Ekstraksi serumen
142. Rhinitis medikamentosa
143. Sinusitis frontalis

Mata

144. Kalazion
145. Dakrioadenitis
146. Traura kornea
147. Sindroma mata kering  schrimer test (+)
148. Hipermetropia
149. Ambliopia
150. Konjunctivitis alergi
151. Lensa Add +1
152. Mata kanan kena tanaman  kerok KOH
153. Fluoresin test (+)  keratitis
154. Horedeolum  kompres hangat + AB
155. Peningkatan TIO

Forensik:

156. Pasien 15 th di perkosa minta VeR (sudah ada permintaan dari polisi): Pemeriksaan Vagina
didampingi orang tua
157. Lebam mayar cerry red  keracunan CO
158. Terpukul Besi  trauma mekanik (karena ada opsi trauma tumpul dan blunt injury)
159. Pasien di perkosa: Trauma tumpul vagina

Non sistem:

160. Legal tapi tidak etis

161. Tetam menyampaikan hasil diagnosis
162. Menignkatnya status kesehatan masyarakat
163. Spesifitas
164. Kapitasi
165. Pekerja penerima upah
166. Cohort Retrispectiv