Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENELITIAN

“ANALISIS KUANTITATIF SURFAKTAN DI LABORATORIUM


TEMPAT BEKERJA”
Disusun untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian

Disusun oleh :
Nama : Indra Subagja
NPM : 41155010160046

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan
gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air
dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki
bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka
akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat
bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan
surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada
fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat
ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik)
adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu surfaktan
yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
1. Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah
korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu
surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter
yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.

1.2 Tujuan Percobaan


2. Menerangkan arti surfaktan
3. Menentukan pengaruh surfaktan terhadap air
4. Menentukan dengan metode anova
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipotesis
Dalam kehidupan nyata sehari-hari, hampir setiap saat kita
dihadapkan pada suatu keharusan untuk menentukan sikap atau mengambil
keputusan terhadap suatu tindakan yang akan kita lakukan. Tergantung pada
bobot masalah yang hendak diputuskan, sebelum sampai pada pengambilan
keputusan suatu proses telah terjadi pada kita dan proses tersebut akan
melibatkan data atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang
hendak diputuskan.
Apabila keputusan tersebut merupakan keputusan bersifat ilmiah,
tentunya kita harus menerapkan metode ilmiah, dimulai dari pengumpulan
data atau fakta sampai dengan pengambilan keputusan itu sendiri. Metode
ilmiah itu sendiri secara garis besar adalah penerapan logika dan obyektivitas
dalam mempelajari atau memahami fenomena-fenomena. Pengumpulan data
tersebut dapat melalui percobaan maupun pengamatan ( survey, studi
kasusdan lain sebagainya ). Selanjutnya data yang terkumpul kita analisis,
kita uji keserasiannya dengan hipotesis yang kita ajukan untuk kemudian
ditarik kesimpulannya, dengan resiko yang kita tetapkan sebelumnya.

2.1.1 Pengertian Hipotesis


Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya.
Dalam statistika kita mengenal 2 hipotesis yaitu hipotesis nol (𝐻0 ) yang
merupakan hipotesis pegangan sementara, sehingga memungkinkan kita
untuk memutuskan apakah sesuatu yang kita uji masih sebagaimana
dispesifikasikan oleh 𝐻0 atau tidak. Sedangkan hipotesis alternatif ( 𝐻1 )
merupakan alternatif dari 𝐻0 yaitu keputusan apa yang harus kita tentukan
bila apa yang kita uji tidak sebagaimana yang kita spesifikasikan oleh 𝐻0 . (
suntoyo, 1990 ; 289 ).
2.1.2 Pengujian Hipotesis
Setiap hipotesis yang dibuat dalam penelitian perlu diuji kebenarannya.
Sehingga kita bisa menentukan apakah hipotesis itu di tolak atau diterima.
- Tipe-tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis

Kesalahan jenis I adalah kesalahan yang dibuat pada waktu menguji


hipotesis dimana kita menolak 𝐻0 padahal sesungguhnya 𝐻0 itu benar.
Dengan kata lain adalah peluang menolak 𝐻0 yang benar.
Kesalahan jenis II adalah kesalahan yang dibuat pada waktu menguji
hipotesis dimana kita menerima 𝐻0 padahal sesungguhnya 𝐻0 itu salah.
Dengan kata lain adalah peluang menolak 𝐻0 yang salah.

2.1.3 Analisis ragam klasifikasi 1 arah ( one way ANOVA )


Analisis ragam atau analisis of variance (anova) adalah suatu metode
untuk menguraikan keragaman total data menjadi komponen-komponen
yang mengukur berbagai sumber keragaman. Secara aplikatif, anova
digunakan untuk menguji rata-rata lebih dari 2 sampel berbeda secara
signifikan atau tidak.
Anova 1 arah hanya memperhitungkan 1 faktor ( perlakuan ) yang
menimbulkan variasi. Analisis ragam satu arah biasa digunakan untuk
menguji rata-rata/pengaruh perlakuan dari suatu percobaan yang
menggunakan 1 faktor. Dimana 1 faktor tersebut memiliki 3 atau lebih
variabel. Disebut satu arah karena peneliti dalam penelitiannya hanya
berkepentingan dengan satu faktor saja. Misalnya pengaruh bentuk kemasan
pada tingkat penjualan. Data hasil percobaan dalam one way anova biasanya
bertipe interval dan penelitiannya biasanya dilakukan dalam laboratorium
supaya mudah dalam pengontrolan dan menjaga homogenitasnya.
Analisis varians relatif mudah dimodifikasi dan dapat dikembangkan
untuk berbagai bentuk percobaan yang lebih rumit. Akibatnya,
penggunaanya lebih luas dalam berbagai bidang. Mulai dari eksperimen
laboratorium hingga eksperimen periklanan, psikologi dan kemasyarakatan.
2.1.4 Manfaat one way anova
Analisis varians banyak digunakan pada penelitian-penelitian yang
banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu menguji variabel terikat
dengan cara membandingkannya pada kelompok-kelompok sampel
independen yang diamati. Analisis varians saat ini banyak digunakan dalam
penelitian survey dan penelitian eksperimen. One way anova dilakukan
untuk menguji perbedaan tiga kelompok atau lebih berdasarkan satu variabel
independen.
2.1.5 Pola sampel
Sampel yang digunakan adalah sampel yang homogen untuk semua
perlakuan. Contoh penyusunan pola sampel dari 6 perlakuan dengan masing-
masing 5 ulangan:

P2 P1 P2 P4 P3 P5
P5 P5 P3 P1 P4 P2
P3 P1 P6 P3 P4 P6
P5 P4 P2 P6 P1 P6
P2 P6 P4 P3 P3 P5
2.1.6 Sumber keragaman
Dalam one way anova keragaman dipengaruhi oleh perlakuan atau
antar x dan galat( uncontroled variabel) atau dalam x.

2.1.7 Asumsi-asumsi dasar dalam anova


 Kenormalan
Setiap harga dalam sampel berasal dari distribusi normal.
Sehingga distribusi skor sampel dalam kelompokpun hendaknya
normal. Kenormalan dapat diatasi dengan memperbanyak sampel
dalam kelompok. Karena semakin banyak n maka distribusi akan
mendekati normal. Apabila sampel tiap kelompok kecil dan tidak
dapat pula diatasi dengan jalan melakukan transformasi.
 Kesamaan variansi
Masing-masing kelompok hendaknya berasal dari populasi
yang mempunyai variansi yang sama. Untuk sampel yang sama pada
setiap kelompok, kesamaan variansi dapat diabaikan. Tetapi, jika
banyaknya sampel pada setiap kelompok tidak sama maka
kesamaaan variansi sangat diperlukan.
 Pengamatan bebas
Sampel hendaknya diambil secara acak(random). Sehingga
setiap pengamatan merupakan informasi yang bebas.
2.1.8 Keuntungan menggunakan one way anova
 membuat lay out mudah
 analisisnya mudah
 ulangan masing-masing perlakuan tidak perlu sama
 missing data tidak perlu diduga sekalipun terdapat keragaman yang
berbeda antar masing-masing perlakuan
 derajat bebas galat yang tersedia maksimum.
2.1.9 Langkah-langkah uji one way anova
 Membuat hipotesis statistik
 Menentukan taraf nyata ( α )
 Menghitung jumlah kuadrat dan kuadrat tengah
 Mencari F hitung
 Mencari F tabel
 Membuat tabel anova
 Menentukan kriteria pengujian: jika F hitung > F tabel maka tolak
𝐻0
 Membuat kesimpulan
Hipotesis yang digunakan
 𝐻0 : µ1 = µ2 = ......= µ𝑛
 𝐻1 : paling sedikit ada satu pasang µ yang berbeda
Model dari one way anova
Model yang digunakan pada one way anova adalah:
𝑌𝑖𝑗 = µ + 𝛼𝑖 + 𝜀𝑖𝑗 untuk i = 1,2,....,n dan j = 1.2,.....,n
Dimana:
𝑌𝑖𝑗 = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
µ = nilai tengah umum
𝛼𝑖 = pengaruh perlakuan ke-i
𝜀𝑖𝑗 = kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
Tabel anova
Sumber Derajat Jumlah kuadrat Kuadrat F hitung
keragama bebas tengah
n
Perlakuan p-1 JKp JKp /db Ktp/ktg
𝑝
Galat JKg = Jkt – Jkp JKg /db
∑(𝑛𝑖 − 1)
𝑖
𝑝
Total JKt
∑ 𝑛𝑖 − 1
𝑖
𝑝 𝑛
JKp=∑𝑖 (∑𝑗 𝑖 𝑋𝑖𝑗 )2 /𝑛𝑖 − 𝐹𝐾
𝑝 𝑛 2
JKt=∑𝑖 ∑𝑗 𝑖 𝑋𝑖𝑗 − 𝐹𝐾
𝑝 𝑛𝑖 𝑝
FK = (∑𝑖 ∑𝑗 𝑋𝑖𝑗 )2 / ∑𝑖 𝑛𝑖
F tabel = 𝐹 (𝛼) (𝑝−1,∑𝑝(𝑛𝑖−1) )
𝑖
F hitung > F tabel maka 𝐻0 ditolak
2.2 Pengertian Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan
gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air
dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki
bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka
akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat
bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan
surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada
fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat
ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik)
adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.

Surfaktan banyak digunakan dalam berbagai bidang industri, farmasi,


eksplorasi minyak bumi dan juga rumah tangga. Surfaktan dapat dihasilkan
beraneka produk komersial, seperti bahan baku pembersih berupa detergen
dan pelembut pakaian, kosmetika yang meliputi sabun, sampo, perawatan
kulit, pasta gigi, bahan pewarna tekstil, pelumas, bahan baku farmasi untuk
obat dan pembuatan vaksin, serta aditif bagi bahan bakar minyak.
1.2.1 Klasifikasi Surfaktan dan Jenis – Jenis Surfaktan
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu
surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
· Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini yaitu senyawa polar
berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
· Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah,
zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah
korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu
surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter
yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.
Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan
emulsi dengan cara menurunkan tegangan antar muka, antara fasa minyak
dan fasa air. Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam
air maupun berbentuk emulsi air dalam minyak.
Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat
golongan yaitu:

1. Surfaktan anionic
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Surfaktan ini
membentuk kelompok surfaktan yang paling besar dari jumlahnya. Sifat
hidroliknya berasal dari bagian kepala ionik yang biasanya merupakan gugus
sulfat atau sulfonat. Pada kasus ini, gugus hidrofob diikat ke bagian hidrofil
dengan ikatan C-O-S yang labil, yang mudah dihidrolisis. Beberapa contoh
dari surfaktan anionik adalah linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol
sulfat (AS), alpha olefin sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane
sulfonat (SAS).
2. Surfaktan kationik
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya
garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan
garam alkil dimethil benzil ammonium.
C12H25Cl+ N(CH3)3 →[C12H25N-(CH3)3]+Cl-
3. Surfaktan nonionik
Surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Surfaktan sejenis ini
tidak berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada struktur (bukan keadaan
ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas yang membuat zat tersebut larut dalam
air. Surfaktan nonionik biasanya digunakan bersama-sama dengan surfaktan
aniomik. Jenis ini hampir semuanya merupakan senyawa turunanpoliglikol,
alkiloamida atau ester-ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester
gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak,
polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina,
dialkanol amina dan alkil amina oksida.
Pentaeritritit palmitat : CH3(CH2)14COO-CH2- C(CH2OH)3
Polioksietilendodekileter : C12H25-O-(CH2-CH2O)2H
4. Surfaktan amfoter
Surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif.
Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain,
fosfobetain. Surfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi,
seperti linier alkilbensen sulfonat (LAS), alkil sulfonat (AS), alkil etoksilat
(AE) dan alkil etoksilat sulfat (AES).
Surfaktan dari turunan minyak bumi dan gas alam ini dapat
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, karena surfaktan ini setelah
digunakan akan menjadi limbah yang sukar terdegradasi. Disamping itu,
minyak bumi yang digunakan merupakan sumber bahan baku yang tidak
dapat diperbaharui. Masalah inilah yang menyebabkan banyak pihak
mencari alternatif surfaktan yang mudah terdegradasi dan berasal dari bahan
baku yang dapat diperbaharui (Herawan, 1998; Warwel, dkk. 2001).
· Klasifikasi surfaktan berdasarkan unsur dan gugus fungsi Pembagian ini
disusun khusus untuk keperluan analisis surfaktan, teyapi dapat pula
diterapkan untuk untuk meliputi secara praktis semua jenis surfaktan yang
ada. Kelas unsur unsur tambahan yang ada (N,S,P,atau logam)
BAB III
METODOLOGI

Penggunaa Software

Analisis ragam dengan menggunakan software GenStat Discovery versi


4.0 Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Buka program GenStat dan Klik Run Discovery untuk memulai

2. Lalu window GenStat akan muncul seperti gambar berikut:

3. Untuk melakukan analisis ragam klasifikasi satu arah data sama (𝐻0 : µ1
= µ2 = µ3 = µ4 = µ5 vs 𝐻1 ∶ paling sedikit ada satu pasang µ yang
berbeda.
3.1 Memasukan data
 Pilih menu file
 Klik new
 Pilih spreadsheet
Sehingga akan muncul gambar berikut:

 Pada kolom sheet type pilih vector


 Masukkan jumlah baris yang dibutuhkan pada kolom rows
 Masukan jumlah kolom yang diinginkan pada kolom columns
 Centang set as active sheet untuk langsung mengaktifkan data
tersebut
 Pilih new book pada kolom create in book
 Kemudian masukan data-datanya
3.2 Mencari F hitung ANOVA
 Pilih spread
 Pilih manipulate
 Klik stack
Kemudian akan muncul gambar berikut:
 Masukan banyaknya perlakuan pada kolom stack together
 Masukan nama jenis faktor yang ingin diuji pada record column
source ( dalam hal ini yaitu produk sepatu )
 Klik double tiap jenis variabel yang diuji pada kolom available
data
 Masukan kata hasil pada kolom stacked column names dengan
mengklik double kata pada kolom tersebut
 Jangan centang create unique column names
 Centang set as active sheet
 Pada add to book pilih new book
Sehingga gambarnya akan terlihat seperti berikut:

 Kemudian klik ok
Sehingga akan terlihat gambar seperti berikut:

 Klik kanan pada kolom produk sepatu


 Klik columns attributes
Sehingga terlihat gambar berikut:
 Klik labels
Sehingga terlihat gambar berikut:

 Pilih analysis of variance


 Pilih one- and two-way
Sehingga akan terlihat gambar berikut:

 Pilih one way pada kolom design


 Kilk double hasil sehingga masuk ke kolom y-variate
 Klik double produk_sepatu sehingga masuk ke kolom treatments
 Klik run
 Maka akan muncul output
3.3 Mencari titik kritis sebaran F sebagai pembanding F hitung
 Klik data
 Klik calculations
Kemudian terlihat gambar berikut:
 Klik functions
Sehngga terlihat gambar berikut:
 Masukan inverse probability pada kolom function class
 Masukan F distribution pada kolom function
 Masukan 0.95 ( jika a = 5% ) pada kolom cumulative probability
 Masukan 4 pada kolom numerator degrees of freedom
 Masukan 20 pada kolom denominator degrees of freedom
Seperti terlihat pada gambar berikut:
 Klik ok
 Centang print in output
 Klik run
 Maka akan muncul output
Bandingkan F hitung dengan titik kritis ( 𝐹ℎ𝑖𝑡 > 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 maka
𝐻0 ditolak ).


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis ragam klasifikasi satu arah


4.1.1 Data sama
Dari 5 sampel surfactant yang dilarutkan terhadap air dengan 25
macam konsentrasi, dilakukan pencatatan tentang berapa larutan
tersebut tahan jenuh. Ke-25 larutan itu dibagi secara acak kedalam
5 group. Data yang diperoleh dicantumkan dalam percobaan
sebagai berikut:

Lakukanlah analisis ragam atau anova dan uji hipotesis pada taraf
nyata 0.05, bahwa nilai tengah dari kelima sampel tersebut adalah
sama/tidak beda !
Penyelesaian:
1. Pengujian secara manual
Hipotesisnya (𝐻0 : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5 vs 𝐻1 ∶ paling sedikit ada
satu surfactant µ yang berbeda.
 Menghitung jumlah kuadrat perlakuan (JKp)
𝑝 𝑛 𝑝
FK = (∑𝑖 ∑𝑗 𝑖 𝑋𝑖𝑗 )2 / ∑𝑖 𝑛𝑖
= (5 + 4 + 8 + 6 + 3 + 9 + 7 + 8 + 6 + 9 + 3 + 5 + 2 + 3 + 7 +
2 + 3 + 4 + 1 + 4 + 7 + 6 + 9 + 4 + 7)2 / 25
= 17424 / 25 = 696.96
𝑝 𝑛
JKp=∑𝑖 (∑𝑗 𝑖 𝑋𝑖𝑗 )2 /𝑛𝑖 − 𝐹𝐾
= ( 262 + 392 + 202 + 142 + 332 ) /5 – 696.96
= 776.4 – 696.96 = 79.44
 Menghitung jumlah kuadrat total ( JKt)
𝑝 𝑛 2
JKt=∑𝑖 ∑𝑗 𝑖 𝑋𝑖𝑗 − 𝐹𝐾
= (5 + 4 + 82 + 62 + 32 + 92 + 72 +82 +62 + 92 + 32 + 52 +
2 2

22 + 32 + 72 + 22 + 32 +42 + 12 + 42 + 72 + 62 + 92 + 42 +
72 ) – 696.96 = 834 – 696.96 = 137.04
 Menghitung jumlah kuadrat galat ( JKg )
JKg = Jkt – Jkp
= 137.04 – 79.44 = 57.6
 Membuat tabel ANOVA
Sumber Derajat Jumlah kuadrat Kuadrat F hitung
keragaman bebas tengah

Perlakuan 4 79.44 19.86 6.90


Galat 20 57.6 2.88

Total 24 137.04

 Menentukan F tabel
F tabel = 𝐹 0.05 (4,20) = 2.87
 Keputusan : F hitung > F tabel maka 𝐻0 ditolak
 Berikut kurvanya

2. Pengujian menggunakan genstat


 Memasukan data
Lakukan langkah-langkah pada metodologi sehingga datanya
akan terlihat seperti gambar berikut:
 Mencari F hitung ANOVA
Lakukan langkah-langkah seperti pada metodologi sehingga
outputnya akan terlihat seperti gambar berikut:

 Mencari titik kritis sebaran F sebagai pembanding F hitung


Lakukan langkah-langkah pada metodologi sehingga outputnya
akan terlihat seperti gambar berikut:

 Karena F hitung > titik kritis maka 𝐻0 ditolak


 Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95% sudah cukup
bukti untuk menyatakan bahwa terdapat perbedaan ketahanan
antara larutan surfactant.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada pegujian hipotesis dengan analisis


ragam klasifikasi satu arah antara perhitungan manual dengan menggunakan
GenStat Discocery 4 dengan secara umum mempunyai keputusan yang
sama. Walaupun ada sedikit perbedaan pada angka-angka desimal
dibelakang koma. Namun itu dikarenakan proses pembulatan. Pada kedua
pengujian tersebut sama-sama menolak 𝐻0 .

Perhitungan menggunakan GenStat discovery 4 lebih cepat dan mudah.


Sangat cocok untuk soal-soal yang sukar. Selain itu, perhitungan
menggunakan Genstat Discovery 4 memungkinkan pengguna
meminimalkan kekeliruan.

5.2 Saran dan Evaluasi

Dikarenakan analisa yang digunakan adalah kuantitatif dan hasil


pembahasan yang hanya menunjukan data angka, supaya kedepannya dosen
bisa mengajarkan bagaimana menggunakan software metodologi yang benar
dalam pengujian statistika dan dapat membimbing dalaam penggunaan
software yang disebutkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, M.A. M.Sc. 2002. Metoda Statistika edisi ke-6. PT Tarsito:


Bandung

Nasoetion, hakim, andi. 1975. Pengantar ke Teori Statistika. Bharatara:


Jakarta

Yitnosumarto, suntoyo. 1990. Dasar-Dasar Statistika. Rajawali: Jakarta

Handout Prof loekito

http://www.slideshare.net/Ferich18/makalah-statistika-one-way-anava

http://www.scribd.com/doc/43468471/anava-1-jalur

http://ineddeni.wordpress.com/2007/11/10/one-way-anova/

http://intanint.blogspot.com/2013/12/makalah-surfaktan.html

http://sosiologis.com/laporan-penelitian

Anda mungkin juga menyukai