PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Adapun pengertian dari konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai
yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu gambaran diri,
ideal diri, haraga diri, penampilan peran dan identitas. Tanda dan gejala seseorang
dengan gangguan konsep diri yaitu cenderung kurang percaya diri, malu
memandang dirinya sendiri, menganggap dirinya kurang berharga dan cenderung
menarik diri dari kontak sosial. Bila hal tersebut tidak segera ditangani akan
berdampak yang sangat negatif, seperti malas melakukan aktifitas perawatan diri,
resiko mencederai diri bahkan perilaku bunuh diri.
Melihat dampak yang diakibatkan sangat berbahaya, maka dalam hal ini dibutuhkan
peran perawat baik sebagai pendidik dan pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada kebutuhan bio-psiko-sosial-
spiritual. Dalam fungsinya perawat juga berorientasi sebagai team kesehatan serta
mampu menempatkan keluarga klien sebagai support system dalam mencapai
tujuan yang maksimal.
1
Berdasarkan hal di atas maka kelompok tertarik untuk mengangkat kasus fiktif yaitu
”Asuhan Keperawatan pada Tn. T. dengan Gangguan Konsep Diri: Peran di Ruang
1 RSUP Fatmawati” sebagai judul makalah kelompok.
B. Tujuan penulisan
Tujuan Umum
Berdasarkan dari kasus fiktif mengenai gangguan konsep diri: peran pada Tn. T di
ruang melati kamar 1 RSUP Fatmawati dengan post operasi kaki kiri.
2. Metode Kepustakaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konsep Diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 1991, hal. 372).
Secara umum disepakati bahwa konsep diri belum ada saat lahir. Konsep
diri t d secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan
orang lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara.
Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu
perkembangan indentitas. Dengan memanggil nama, anak mengartikan dirinya
istimewa, unik, dan mandiri.
3
4. Penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai
Suasana keluarga yang saling menghargai dan mempunyai pandangan yang positif
akan mendorong kreatifitas anak, menghasilkan perasaan yang positif dan berarti.
Penerimaan keluarga akan kemampuan anak sesuai kemampuan anak sesuai dengan
perkembangannya sangat mendorong aktualisasi diri dan kesadaran akan potensi
dirinya.
Sikap, keyakinan, dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar
terhadap tubuhnya: ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek
yang kontak secara terus-menerus (make-up, lensa mata, pakaian, kursi roda) baik
masa lalu maupun masa sekarang.
Misalnya :
4
Masalah keperawatan yang mungkin muncul :
5
inginkan. Ideal diri hendaknya ditetapakna tidak terlalu tinggi tapi masih lebih
tinggi dari kemamuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai.
Gangguan ideal diri : ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak
realistis. Ideal diri yang samar dan cenderung menuntut.
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (stuart dan sundeen, 1991 .
hal 376).
Frekuensi pencapaian dan tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah
atau yang tinggi. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
dicintai dan menerima penghargaan dari orng lain. Manusia cenderung bersikap
negatif walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun jarang
mengekpresikannya. Sebagai seorang perawat sikap negatif harus dikontrol
sehingga setiap orang yang bertemu perawat dengan sipatnya yang positif merasa
6
dirinya berharga. Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain.
Situasional ➔ rauma yang terjadi secara tiba-tiba misalnya : harus operasi, cerai,
PHK, malu akibat diperkosa, dipenjara tiba-tiba.
Kronik à perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung lama. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Prasaan malu terhadap diri nya sendiri akibat penyakit atau tindakan dari
penyakit.
Menyalahkan diri,mengejek,mengkritik diri sendiri
Merendahkan martabat
Gangguan hubungan sosial:menarik diri
Kurang Pe De
Mencederai diri
7
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
4. Identitas (identity)
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi
dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh (stuart dan sundeen, 1991, hal 378).
Meier (dikutip oler stuart dan sundeen, 1991, hal 389) mengidentipikasi enam ciri
identitas ego:
1. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang
lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri
3. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasaan.
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaiaian masyarakat .
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang
6. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.
8
Kesadaran akan keunikan diri sendiri yang bersumber dari penilaian dan observasi
diri, ditandai dengan kemampuan memandang diri sendiri berbeda dengan orang
lain, mempunyai percaya diri, mengontrol diri, mempunyai persepsi tentang peran
serta citra diri.
5. Peran (role)
Ada lima faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran (stuart
dan sundeen, 1991), yaitu :
9
1. Kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
2. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
3. Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4. Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5. Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran
1. Aktualisasi diri adalah Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman yang sukses.
2. Konsep diri yang positif Apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam peerwujudan dirinya.
3. Harga diri rendah Perasaan yang negatif terhadap diri sendri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
4. Kerancuan identitas suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa kanak-kanak dalam kepribadian psikososial
dewasa yang harmonis.
10
5. Depersonalisasi adalah suatu perasan tidak realistis dan keasingan dengan
diri sendiri à mengalami kesulitan untuk membedakan diri sendiri dari orang
lain dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.
6. -----------------------ASKEP-----------------
11
BAB III
ASKEP
A. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. Harga diri : penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis,
gagal berulang kali, ideal diri yang tidak realistis
b. Peran : streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, harapan peran kultural
Peran sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh
masyarakat, misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri. Kurang
objektif dan kurang rasional dibandingkan pria. Pria dianggap kurang sensitif,
kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar
tersebut, jika waninta atau pria berperan tidak seperti lazimnya maka dapat
menimbulkan konflik didalam diri maupun hubungan sosial. Misalnya, wanita yang
secara tradisional harus tinggal dirumah saja, jika ia mulai ke luar rumah untuk
sekolah atau kerja akan menimbulkan masalah.
12
Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul dari faktor biologis dan harapan
masyarakat terhadap wanita atau pria. Peran yang berlebihan muncul pada wanita
yang mempunyai sejumlah peran.
Orang tua selalu curiga pada anak akan menyebabkan kurang percaya diri pada
anak. Anak akan ragu apakah yang ia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan
orang tua maka timbul rasa bersalah. Kontrol orang tua yang tetap pada anak remaja
akan menimbulkan perasaan benci anak pada orang tua. Teman sebaya merupakan
faktor lain yang mempengaruhi identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan, di
inginkan dan dimiliki oleh kelompoknya.
2. Faktor presipitasi
trauma
ketegangan peran :
13
c. transisi peran sehat – sakit
3. Perilaku
Data yang dikumpulkan oleh perawat hendaknya data yang objektif dan
dapat diamati. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah, identitas
diri yang kacau, dan depersonalisasi yang dapat dilihat (stuart dan Sundeen, 1991)
14
t. ketegangan pera
2. perilaku yang berhubungan dengan identitas yang kacau terjadi karena
kegagalan mengintegrasikan berbagai identifikasi pada masa kanak-kanak
secara selaras dan harmonis. perilaku yang berhubungan dengan identitas
kabur adalah hubungan interpersonal yang kacau atau masalah hubungan
intim. Klien mengalami kesukaran tampil sesuai dengan jenis kelaminnya.
4) Tidak realistis
5) Merasa terisolasi
15
7) Tidak ada rasa puas
Persepsi
Kognitif
1) Kacau
2)Disorientasi waktu
3) Disorientasi pikiran
5) Gangguan penilaian
Perilaku
1) Afek tumpul
4) Tidak spontan
16
4. Mekanisme koping
Mekanisme koping pada gangguan konsep diri dapat dibagi dua, yaitu koping
jangka pendek dan koping jangka panjang (stuart dan sundeen , 1991, hlm. 391).
Logan { dikutip dari stuart dan Sundeen } membagi empat katagori koping jangka
pendek, khususnya pada krisis identitas, yaitu :
pelarian sementara dari krisis identitas. Misalnya, pemakaian obat, ikut musik
rock, balap motor atau mobil, olah raga berat atau obsesi nonton televisi.
memberikan identitas pengganti sementara. Misalnya ikut kelompok tertentu
untuk mendapatkan identitas yang sudah dimiliki kelompok.
menguatkan perasaan diri sementara. Misalnya, aktivitas yang kompetisi yaitu
olah raga, prestasi akademik, kontes.
Aktivitas yang memberi atri dari kehidupan. Misalnya penjelasan tentang
keisengan akan menurunkan kegairahan dan tidak berarti pada diri sendiri atau
pada orang lain.
pertahanan jangka panjang
penutupan identitas à adposi identitas permatur yang diinginkan oleh orang
yang penting bagi indivudu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan
potensi.
Identitas negatif à asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh
nilai dan harapan masyarakat.
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan gambaran diri
2. Gangguan Harga diri
3. Gangguan penampilan peran
4. Gangguan identitas
17
C. Perencanaan
Tujuan umum:
Tujuan khusus :
Tindakan keperawatan:
Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari
kemajuan klien meningkat dari satu tingkat ketingkat berikutnya.
18
4. Perencanaan realistis (realistic planning)
5. Tangguan jawab bertindak (commitment to action)
19
Menyelidiki Diri
20
Mengevaluasi Diri
Perencanaan Realistis
21
2. Jika klien mempunyai
persepsi yang tidak konsisten,
bantu ia melihat bahwa ia dapat
merubahnya sebagai berikut:
a. Keyakinan dan ide dapat
membawa ia pada kenyataan
b. Lingkungan dapat
membuat konsisten karena
keyakinan klien
3. Jika konsep diri tidak
konsisten dengan prilaku, ia
akan berubah sebagai berikut:
a. Perilakunya disesuaikan
dengan konsep diri
b. Keyakinan yang melatar
belakangi konsep diridisertakan
pada prilaku
4. Bersama memandang
bagaimana sumber koping
dapat lebih baik dipergunakan
2. Bantu klien Menetapkan tujuan termasuk 1. Dorong klien merumuskan
mengkonseptualisasi mendefinisikan dengan jelas tujuannya sendiri
tujuan yang realistis harapan berubah 2. Bersama mendiskusikan
konsekuensi emosi, prakteknya,
dasar realitas dari tiap tujuan
3. Bantu klien untuk
menetapkan dengan jelas
perubahan yang diharapkan
4. Dorong klien untuk
memulai pengalaman baru
22
untuk berkembang secara
potensial
D. Evaluasi
Beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam asuhan keperawatan pasien dengan
gangguan konsep diri adalah :
1. Apakah perasaan aman pasien terhadap ancaman integritas fisik, atau harga
dirinya telah kembali ketarap normal, baik dalam integritas maupun
waktunya.
23
2. Apakah perilaku klien menunjukan bahwa harga diri, penerimaan dirinya
sudah meningkat, serta perasaan bersalahnya sudah hilang.
3. Apakah pasien telah mampu memperluas kesadaran dirinya serta
mengevaluasi dirinya dengan tepat
4. Apakah pasien mempunyai sumber koping yang kuat dan sudah
dimobilisasi
5. Apakah pasien telah memiliki koping yang adaptif
6. Apakah pasien telah memanfaatkan peningkatan pemahaman dirinya untuk
meningakatkan perubahan dan pertumbuhan kepribadiannya.
24
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan
semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk
memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri
sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi
konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar
fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan
intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi
suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam
masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri sendiri,
mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang
lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami
konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat
beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
25
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 1992. Gangguan Konsep Diri. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
Stuart G.W, dkk. 1995. Keperawatan Jiwa, Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
26