Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi


disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi
tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama
saat musim kemarau disaat air mulai berubah warna atau berbau. Ironis
memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis.
Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi
keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih
dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air
bersih yang layak pakai.

Pesatnya pembangunan wilayah dan laju pertumbuhan penduduk yang


tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang sering kali tidak
tersedia untuk penduduk, dan juga akibat penggunaan teknologi produksi
yang mana sering tidak atau kurang ramah terhadap lingkungan atau
kesehatan masyarakat. Meskipun demikian telah terbukti bahwa penyediaan
air bersih untuk masyarakat memainkan peran penting dalam hal
meningkatkan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit,
khususnya yang behubungan dengan air dan berperan dalam meningkatkan
standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat.

Belanda merupakan Negara dengan 70 persen wilayah memang berada


di bawah permukaan laut dan dilewati tiga sungai besar yaitu Sungai Rhien,
Waal, dan Maas (Meuse) yang berpotensi menyebabkan banjir. Selain itu,
aliran air Sungai Rhien memang sudah diprediksikan akan meningkat 12,5
persen dalam beberapa tahun ke depan. Hingga saat ini, Belanda terus
melakukan kreativitasnya dalam penanggulangan tentang perairan.

1
B. Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu
“Bagaimana Teknik Pengelolaan Air di Belanda?”

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu “Untuk Mengetahui Teknik


Pengelolaan Air di Belanda”.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta
mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga
dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan
tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, yaitu satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan


banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti
ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi

3
tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri
sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.

Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia


terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan
(air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami
terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan
sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,
yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

B. Karakteristik Air

1. Karakteristik Fisik Air

a. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan


anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur
dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

b. Temperatur

Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar


oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic
ynag mungkin saja terjadi.

4
c. Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-


bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-
senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

d. Solid (Zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat


meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

e. Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam


air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk
dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa
organik tertentu.

2. Karakteristik Kimia Air

a. pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,


korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan
basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi
senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

b. DO (Dissolved Oxygent)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari


fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah
DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya
dinyatakan dalam persentase saturasi.

5
c. BOD (Biological Oxygent Demand)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh


mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat
pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD
dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification
badan air penerima.

d. COD (Chemical Oxygent Demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk


mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

e. Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas


pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang
segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin,
atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu
terlarut yang tinggi dalam air.

f. Senyawa-senyawa Kimia yang Beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah


merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan
yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih
akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan
warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut
yang dapat menjadi racun bagi manusia.

6
C. Teknik Pengelolaan Air di Belanda

Belanda
(bahasa Belanda:
Nederland) adalah
sebuah negara
peserta Kerajaan
Belanda, yang
terdiri dari dua
belas provinsi di
Eropa Barat Laut
dan tiga pulau di
Karibia. Kata Belanda dalam bahasa Indonesia adalah pinjaman yang cacat
dari kosakata Portugis: holanda, olanda, wolanda, bolanda, dan terakhir
menjadi Belanda. Belanda Eropa berbatasan dengan Laut Utara di utara dan
barat, Belgia di selatan, dan Jerman di timur, dan berbagi perbatasan bahari
dengan Belgia, Jerman, dan Britania Raya. Belanda menganut demokrasi
parlementer yang disusun sebagai negara kesatuan. Ibu kotanya adalah
Amsterdam, sedangkan pusat pemerintahan dan kedudukan monarkinya
berada di Den Haag. Belanda sebagai keseluruhan seringkali disebut
"Holland", meskipun Holland Utara dan Selatan hanyalah dua dari dua belas
provinsinya.

Belanda secara geografis merupakan negara berpermukaan rendah,


dengan kira-kira 20% wilayahnya dan 21% populasinya berada di bawah
permukaan laut, dan 50% tanahnya kurang dari satu meter di atas
permukaan laut. Kenyataan yang unik ini terabadikan dalam namanya:
Nederland (bahasa Belanda), yang artinya "negeri-negeri berdaratan
rendah", nama ini pun digunakan dengan beberapa variasi dalam bahasa-
bahasa Eropa lainnya.

Belanda negeri berpenduduk sekitar 15,8 juta orang dengan luas hanya
41.548 km² dimana sekitar 27 persen wilayahnya berada di bawah
permukaan laut merupakan kiblat dalam teknologi pengelolaan air dan

7
konstruksi bendungan. Pengalaman lebih dari 2000 tahun menghadapi
gempuran ombak telah membentuk budaya inovatif masyarakat Belanda &
mendorong berkembangnya teknologi konstruksi yang kini menjadi acuan
berbagai negara.

Meski Belanda memiliki luas area yang tergolong kecil dibandingkan


dengan negara-negara lainnya di Eropa (dan dunia), industri dan agrikultur di
Belanda memiliki porsi besar dan karbondioksida yang dihasilkan dari
aktivitas tersebut menempatkan Belanda di jajaran 30 besar negara dengan
jumlah emisi karbondioksida terbanyak di dunia.

Selain polusi udara, agrikultur juga menyebabkan banyak sumber dan


aliran air di Belanda tercemar oleh logam berat, senyawa-senyawa organik,
nitrogen, dan phosphate. Di tahun 1960an, paparan pada senyawa-senyawa
ini menyebabkan banyak sumber air ditutupi alga dan tidak bisa digunakan
sebagai sumber air minum. Tingginya tingkat polusi ini kemudian mendorong
pemerintah Belanda untuk mengeluarkan Dutch Law Pollution Surface
Water, yang berkonsentrasi pada pengolahan limbah dan penyelamatan
lingkungan. Tidak hanya terbatas pada hukum, pemerintah juga banyak
mendukung universitas dan institusi penelitian untuk ikut serta menangani
permasalahan polusi air di Belanda. Tidak heran, Belanda dikenal sebagai
negara dengan penelitian tentang water and wastewater treatment yang
maju. Karenanya, meski bermarkas di London, Global Operations Office dari
International Water Association (IWA), yang mengatur sebagian besar
kegiatan IWA di seluruh dunia, terletak di The Hague, Belanda.

“God schiep de Aarde, maar de Nederlanders schiepen Nederland”


adalah sebuah pepatah yang berarti “Tuhan menciptakan Bumi, tetapi orang
Belanda lah yang menciptakan (daratan) Belanda”. Pribahasa ini
menggambarkan bagaimana bangsa Belanda mampu bertahan hidup di
lingkungan yang ekstrim. Secara topografis, sekitar 20% wilayah negara ini
berada di bawah permukaan laut dan dihuni oleh kurang lebih 21% rakyat
Belanda. Selain itu, sekitar 50% daratan Belanda berada kurang dari 1 meter
di atas permukaan laut. Di masa lalu, Belanda pernah dilanda beberapa kali

8
bencana banjir yang sangat mematikan. Pengalaman buruk inilah yang
membuat hampir seluruh rakyat Belanda paham benar bahwa menjaga
keseimbangan lingkungan dan hidup serasi dengan alam adalah hal krusial
untuk melindungi diri dan anak cucu mereka. Kondisi alam yang tidak
menguntungkan juga mendorong rakyat Belanda untuk berjuang lebih keras
agar kaki mereka tetap dapat menginjak daratan.

Negara lain seperti AS dan Rusia boleh berbangga dengan keunggulan


teknologi militer dan anatariksanya, atau Jepang dan Jerman dengan industri
otomotifnya, namun Belanda tetap menjadi juara dunia dalam pengelolaan
air dan lingkungan. Di kerajaan yang didirikan oleh Willem van Oranje ini,
terdapat banyak bendungan yang dibuat untuk memproteksi daratan dari
luapan air laut dan sungai. Sistem pertahanan air ini dibuat secara berlapis-
lapis sehingga jika satu bendungan jebol, masih ada bendungan lainnya
yang menahan air. Selain bendungan, di Belanda juga terdapat ribuan kanal
yang berfungsi untuk mengaliri air dan daerah resapan air berupa danau-
danau alami dan buatan. Kanal dan danau sangat dijaga kebersihannya,
tidak ada seorang pun yang berani mencemari dan mengotorinya karena
diancam denda yang sangat besar. Adapun air hujan dan air buangan yang
menggenangi daratan dipompa ke laut dengan energi angin yang dikonversi
oleh ribuan kincir angin di seluruh penjuru negeri, sehingga menjadikan
Belanda dikenal dengan sebutan “Negeri Kincir Angin”. Kemampuan
Belanda dalam mengelola energi angin yang murah dan tanpa emisi ini
adalah keunggulan lain negara ini. Kincir angin tidak hanya digunakan dalam
sistem pertahanan air, tetapi juga untuk mengolah lahan pertanian,
pembangkit listrik, dan lain-lain.

Keunggulan Belanda dalam mengelola air tidak hanya dibuktikan


dengan kecanggihan sistem pertahanan airnya. Di negara yang identik
dengan warna oranye ini, minum air langsung dari keran sangat dianjurkan
daripada membeli air minum kemasan. Hal ini karena air keran di Belanda
yang diproses dengan teknologi membran tercanggih di dunia, berkualitas
lebih baik daripada air minum kemasan. Selain itu, minum air keran juga
berarti mengurangi sampah botol plastik yang dihasilkan oleh air minum

9
kemasan. Banyak teknik yang digunakan Belanda dalam mengelola air,
teknik-teknik pengelolaan air di Belanda, yaitu:

1. Eco-drainage (Ekodrainase)

Contoh implementasi ekodrainase ini dapat dilihat di Utrecht. Air


hujan yang turun (English: stormwater) dipilah menjadi 2 yaitu air yang
dianggap kotor dan air yang dianggap bersih. Air yang dianggap bersih
itu contohnya air hujan yang mengalir dari atap rumah, sedangkan air
kotor itu air yang jatuh dari permukaan jalan apalagi jalan yang penuh
kendaraan bermotor. Air yang tergolong bersih tadi dialirkan ke suatu
tanah rerumputan yang bernama “wadi” (Wadi adalah rerumputan untuk
resapan dan infiltrasi air hujan). Di sana air disaring rerumputan
sehingga dapat langsung terserap ke dalam tanah. Pemerintah Utrecht
sadar bahwa tidak semua air harus langsung dialirkan ke kanal dan
sungai kemudian ke laut. Volume air buangan mengalir (run-off) harus
dikurangi agar tidak terlalu membebani sistem bendungan di tepi laut.

Selain memanfaatkan Wadi, Pemerintah Kota Utrecht di Leidsche


Rijn (sebuah area perumahan di tepi barat kota) memanfaatkan median
jalan dari bahan paving. Tujuannya agar air-air yang turun tadi bisa
langsung terserap ke dalam tanah.

10
2. Water From The Tap

Inovasi konservasi air di


Belanda sangat luar biasa.
Belanda melakukan
reklamasi lahan dengan
membangun bendungan
terbaik didunia. Di negara
maju seperti Belanda, warga
dapat meminum air langsung
dari keran, atau istilahnya
water from the tap. Pengelolaan air minum yang telah mapan itu hasil
pembangunan sejak 150 tahun lalu. Tahun 1850, angka kematian akibat
penyakit yang disebabkan kurangnya ketersediaan air bersih seperti
thypoid dan kolera sangat tinggi. Seiring dengan dibangunnya
pengelolaan air bersih, angka kematian tersebut menurun.

Sumber air di negeri kincir angin itu umumnya sumber air tanah
(ground water), air permukaan (surface water), dan di beberapa wilayah
utara menggunakan air laut dengan proses desalinasi.

Penggunaan sumber air tanah masih menjadi favorit di Belanda


mengingat air tanah di kawasan tersebut minim patogen atau parasit
sehingga dapat digunakan tanpa disinfektan. Pengelolaan air tanah juga
lebih mudah. Air dipompa dari sumur kemudian disaring berkali-kali.
Hanya saja, ketersediaan air tanah tidak cukup sehingga lalu digunakan
air permukaan seperti dari sungai dan danau. Air tersebut dapat dikelola
secara langsung atau dirancang menjadi air tanah artifisial.

Guna menghasilkan air tanah artifisial itu, air permukaan “diinjeksi”


ke dalam tanah. Proses itu terbilang unik di dunia. Air permukaan seperti
air sungai setelah melalui rangkaian proses penyaringan awal kemudian
diresapkan kembali ke dalam tanah di sebuah area tertentu sehingga
menjadi “air tanah”.

11
Air yang sudah menjalani proses penyaringan secara alami itu lalu
dipompa kembali ke dalam saluran untuk proses lanjutan. Pengelolaan
air permukaan sampai akhirnya layak minum, umumnya melalui
rangkaian panjang sistem penyaringan ganda dan penggunaan butiran
karbon aktif untuk menyerap pestisida dan polutan mikro. Terkadang
dilakukan pula sedimentasi atau pengendapan. Air kemudian
didisinfektan.

Sebagai pengganti chlorine yaitu ozonisasi,—ozon atau O³ yang


larut dalam air akan memecah bahan organik pengganggu dan
membunuh bakteri, menggunakan hydrogen peroxide, serta dengan
radiasi sinar ultraviolet (UV). Gelombang UV menonaktifkan
mikroorganisme patogen. Air minum akan bebas dari pestisida dan
rendah kadar materi organik sehingga tak perlu chlorine dalam proses
distribusi.

3. Nereda

Salah satu proyek


terbaru dari Negeri
Van Orange ini adalah
Nereda, pemurnian air
limbah domestic dan
komersial menjadi air
bersih menggunakan
bakteri dengan prinsip
hemat energi. Teknologi ini dikembangkan oleh Prof.dr.ir. M.C.M. Mark
van Loosdrecht dari TU Delft. Nereda merupakan teknologi pengolahan
limbah menggunakan metode bioremediasi menggunakan bakteri
aerobik. Teknologi ini dikembangkan secara komprehensif, karena
dikembangkan oleh 3 pihak penting, perusahaan terkait, pemerintah dan
universitas di Belanda.

12
Nereda adalah teknologi baru menggunakan bakteri dalam air
limbah untuk membersihkan air. Selain itu, teknologi ini juga tidak
membutuhkan ruang yang besar. Seperti yang kita tahu umumnya
pabrik pemurnian air membutuhkan area yang luas. Tidak dengan
Nereda karena pengolahan air limbah dapat dilakukan pada luas area
air lainnya, dan juga biaya konstruksi yang lebih rendah sekitar 20%.

4. SHARON-ANAMMOX

SHARON-ANAMMOX
merupakan teknologi murah dan
berkelanjutan untuk menghilangkan
kandungan ammonium dari air
limbah. Proses biologis 2 langkah ini
juga menggunakan bakteri yang
mampu mengubah ammonia menjadi gas nitrogen dengan cara yang
sangat efisien energi. Hasilnya sangat mengagumkan, menggunakan
60% energi lebih sedikit dibandingkan metode penghilangan nitrogen
secara konvensional. Selain itu, teknologi ini juga menghasilkan limbah
lebih sedikit dan tidak membutuhkan bahan kimia lainnya. Sebagai
tambahan, teknologi ini juga membutuhkan peralatan yang lebih sedikit,
sehingga tentunya costnya pun lebih murah. Teknologi ini
dikembangkan bersama oleh perusahaan teknologi, konsultan dan 2
universitas di Belanda.

5. BIOPAQ

Teknologi BIOPAQ,
merupakan teknologi yang
menggunakan bakteri anaerobik
untuk mengubah limbah organik
di air menjadi biogas yang dapat
digunakan sebagai energi hijau

13
yang ramah lingkungan. Teknologi BIOPAQ dapat memenuhi kebutuhan
gas alam untuk 1,4 juta rumah tangga di seluruh Belanda. Teknologi ini
juga berperan langsung dalam pengurangan 5,5 megaton emisi CO2
tahunan di bumi ini.

6. Deltawerken

Suatu pekerjaan
konstruksi modern besar
setelah Afsluitdijk adalah
dengan membangun
bendungan berseri
secara berturut-turut
yang dinamakan proyek
‘deltawerken’. Hal itu
juga dipicu oleh bencana pada tahun 1953 yang menewaskan 1800
penduduk. Proyek ini sebenarnya sudah direncanakan oleh
Rijkswaterstaat (Departemen Pekerjaan Umum Belanda) sejak 1937
melalui proposal 'the Deltaplan'. Pada waktu itu direncanakan untuk
membangun beberapa seri bendungan secara bertahap dalam
beberapa dekade ke depan. Terjadinya bencana air tahun 1953
mempercepat pelaksanaannya.

Proyek Delta Plan yang bertujuan untuk membentengi daratan dari


ancaman Laut Utara ini terdiri dari sepuluh bendungan besar dan tiga
penahan gelombang yang dibangun secara bertahap selama 39 tahun.
Bendungan pertama selesai dibangun pada 1958 di Sungai The
Hollandse Ijssel, sebelah timur Rotterdam. Kemudian dibangun
bendungan The Ooster Dam (The Oosterschelde Stormvloedkering),
yang panjangnya hampir mencapai 11 kilometer. Bendungan terakhir
yang selesai dibangun adalah The Maeslantkering pada 1997.
Maeslantkering dibangun di muara Nieuwe Waterweg, yaitu kanal yang
menjadi gerbang masuk ke Pelabuhan Rotterdam. Tanggul ini
merupakan tanggul terbuka yang melalui program komputer dapat

14
tertutup ketika terjadi badai dari Laut Utara mencapai ketinggian di atas
tiga meter.

Delta works merupakan sebuah pencapaian tertinggi dalam


konstruksi besar di lautan karena dibangun dengan menghadapi arus
laut, gelombang dan karakter tanah yang bervariasi. Design dan teknik
yang digunakan khususnya di area persiapan fondasi dan penggunaan
matras-matras fondasi perlindungan menggambarkan inovasi dan
kerjasama yang kuat antara para geologist dan insinyur yang
memberikan penerapan penting dalam berbagai aspek dari konstruksi
yang berhubungan dengan pantai dan lepas pantai. Penggunaan
komponen yang telah dibentuk sebelumnya (prefabricated) untuk
kemudian ditempatkan melalui metode penempatan material-
materialnya mencerminkan sebuah terobosan dalam konstruksi di laut
terbuka (open water construction). Aspek lingkungan dan sosial pun
sangat diperhatikan agar ekologi pantai sekitarnya tidak terganggu dan
kehidupan nelayan dan kelancaran arus lalu lintas pelabuhan tidak
terganggu. Inovasi yang luar biasa tersebut merupakan hasil dari
budaya inovatif masyarakat Belanda yang konon terbentuk dari interaksi
ribuan tahun dengan laut.

Raja Perancis Louis XIV di abad 17 pernah menyebutkan bahwa


budaya Belanda berasal dari perjuangannya dalam melawan lautan.
Louis XIV melihat bahwa budaya kebebasan, toleransi, kebebasan
bicara, kebiasaan masyarakat Belanda untuk terus bernegosiasi tanpa
akhir berasal dari pertarungan mereka dengan air. Pertarungan selama
2000 tahun membendung lautan telah membentuk budaya masyarakat
Belanda yang terus mencari dan melakukan perbaikan tanpa henti.

Melalui berbagai bencana air yang terjadi diBelanda ini, masyarakat


Belanda membuat apa yang kini disebut dengan public-private
partnership. Dimulai sejak abad ke 11, kerjasama semacam itu mulai
terbentuk. Dewan lokal yang yang disebut water board di setiap desa
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan air di wilayah mereka

15
melalui suatu forum yang mengumpulkan masyarakat disekitar wilayah
untuk membahas pengelolaan air secara demokratis. Water Board
bukan merupakan eksperimen pertama dalam demokrasi karena Athena
telah memulai jauh sebelumnya, tetapi yang membedakan dengan
demokrasi ala Athena adalah adanya jaminan kebebasan berpendapat
dimana penduduk disana mempunyai posisi yang setara dan tidak ada
perbudakan seperti terjadi di Athena.

Kebebasaan ini menjadi fondasi yang kuat dalam karakter inovatif


masyarakat Belanda sehingga kemudian melahirkan banyak kreasi-
kreasi besar yang mendapat pengakuan dunia mulai dari karya lukisan
dari Rembrandt yang sangat indah, hingga jam pendulum dan navigasi
kapal hasil karya Cristiaan Huygens. Bahkan bunga Tulip dengan
berbagai warna yang menjadi ciri khas Belanda juga merupakan hasil
pengembangan botani para peneliti Belanda yang membawanya dari
kawasan Asia Tengah yang kondisi tanah dan cuacanya jauh berbeda
dengan Belanda.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta
mil³) tersedia di Bumi.

Belanda adalah negara yang berpenduduk sekitar 15,8 juta orang


dengan luas hanya 41.548 km² dimana sekitar 27 persen wilayahnya berada
di bawah permukaan laut merupakan kiblat dalam teknologi pengelolaan air
dan konstruksi bendungan. Pengalaman lebih dari 2000 tahun menghadapi
gempuran ombak telah membentuk budaya inovatif masyarakat Belanda &
mendorong berkembangnya teknologi konstruksi yang kini menjadi acuan
berbagai negara.

Keunggulan Belanda dalam mengelola air dibuktikan dengan


kecanggihan sistem pertahanan airnya. Di negara yang identik dengan
warna oranye ini, minum air langsung dari keran sangat dianjurkan daripada
membeli air minum kemasan. Hal ini karena air keran di Belanda yang
diproses dengan teknologi membran tercanggih di dunia, berkualitas lebih
baik daripada air minum kemasan. Selain itu, minum air keran juga berarti
mengurangi sampah botol plastik yang dihasilkan oleh air minum kemasan.
Banyak teknik yang digunakan Belanda dalam mengelola air, yaitu
Ekodrainase, Water From The Tap, Nereda, SHARON-ANAMMOX,
BIOPAQ, dan Deltawerken.

17
B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap agar sistem pengelolaan air
harus dilakukan sebaik mungkin agar kualitas air terjamin, dan dengan
adanya makalah ini kita bisa banyak belajar dari Belanda tentang cara
pengelolaann air, karena belanda merupakan salah satu negara dengan
sistem pengelolaan air terhebat di dunia.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://citraningrum.wordpress.com/2012/05/02/Belanda-dan-airnya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/04/15/011-tata-kelola-air-yang-
ramah-lingkungan-Belanda-jagonya/
http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/05/14/412-zandmotor-dan-nereda-
bukti-kehebatan-Belanda/
http://kompetiblog2013.wordpress.com/2013/05/16/499-nereda-sulap-air-limbah-
jadi-air-bersih-dengan-bakteri/
http://market-insight.blogspot.com/2010/04/dibalik-bendungan-Belanda.html
http://raisamelia.blogspot.com/2013/05/Belanda-berhasil-taklukkan-banjir.html
http://rakataonline.wordpress.com/2013/12/17/pengelolaan-lingkungan-di-
belanda/

19

Anda mungkin juga menyukai