Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan, dan diagnosa penyakit, serta pemulihan kesehatan.

Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan komponen penting dalam


pelayanan kesehatan untuk penetapan diagnostic, pemberian pengobatan dan
pemantauan hasil pengobatan. Oleh karena itu, hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya dan bisa di pertanggung jawabkan.

Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu


dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu yang mencakup berbagai komponen
kegiatan, salah satu komponen kegiatan adalah praktek laboratorium yang
benar (Good Laboratory Practice). Good Laboratory Practice (GLP) adalah
suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan
pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar
pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar
nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja.

Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang
dihasilkan telah mempertimbangkan perencanaan dan pelaksanaan yang
benar (Good Planning and execution), praktek pengambilan sampel yang
baik (Good Sampling Practice), praktek melakukan analisa yang baik (Good
Analytical Practice), praktek melakukan pengukuran yang baik (Good
Measurement Practice), praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang

1
baik (Good Dokumentation Practice), praktek menjaga akomodasi dan
lingkungan kerja yang baik (Good Housekeeping Practice). Laboratorium
pengujian yang menerapkan GLP dapat menghindari kekeliruan atau kesalahan
yang mungkin timbul, sehingga menghasilkan data yang tepat, akurat dan tak
terbantahkan, yang pada akhirnya dapat dipertahankan secara ilmiah maupun
secara hukum.

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat


berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
merupakan Suatu sarana kesehatan masyarakat yang berada di Kabupaten
Buton dan sekitarnya.

Tentunya masukan dan saran dibutuhkan untuk menjadikan Laboratorium


RSUD Kabupaten Buton benar – benar sesuai dengan standar GLP (Good
Laboratory Practice).

2
BAB II
ORGANISASI LABORATORIUM

A. Kualifikasi Tenaga Laboratorium

Laboratorium RSUD Kabupaten Buton mempunyai 3 orang petugas


dengan 1 (satu) orang Penanggung Jawab sebagai Kepala Laboratorium.

Kualifikasi pendidikan tenaga laboratorium RSUD Kabupaten Buton, yaitu:


1. Penanggung jawab : D4 Analis Kesehatan (Kepala Laboratorium)
2. Pelaksana : D3 Analis kesehatan (3 orang)

Administrasi di kerjakan secara bersama oleh anggota laboratorium di


bawah pengawasan Kepala Laboratorium.

Kesimpulan : Kualifikasi tenaga laboratorium di Laboratorium RSUD


Kab. Buton telah memenuhi syarat Good Laboratory
Practice (GLP) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

B. Komunikasi

1. Komunikasi intern:

a. Komunikasi dan saling tukar pikiran dengan sesama Petugas


laboratorium terjalin dengan baik;
b. Petugas laboratorium berkonsultasi dengan Kepala laboratorium
terjalin dengan baik.

3
2. Komunikasi ekstern:

Petugas laboratorium selalu berkomunikasi dan bertukar pikiran


dengan Dokter, perawat ataupun petugas lain.

3. Komunikasi ekspertif / keahlian / konsultatif:

Ada petugas laboratorium yang menjelaskan kepada pasien tentang


pemeriksaan yang di jalaninya.

Kesimpulan : Komunikasi di Laboratorium RSUD Kab. Buton telah


memenuhi syarat Good Laboratory Practice (GLP)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

C. Diklat / Pelatihan

Diklat ataupun pelatihan yang ada pada petugas Laboratorium RSUD Kab.
Buton, yaitu:
1. Pelatihan Malaria;
2. Pelatihan Kader Anti Narkoba;
3. Pelatihan TB DOTS.

Kesimpulan : Pelatihan di Laboratorium RSUD Kab. Buton telah


memenuhi syarat Good Laboratory Practice (GLP)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

4
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM

Kepala Laboratorium

(D4 Analis Kesehatan)

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Hematologi Bakteriologi Parasitologi
(D3 Analis Kesehatan) (D3 Analis Kesehatan) (D3 Analis Kesehatan)

Kesimpulan : Struktur Organisasi di Laboratorium RSUD Kab. Buton telah


memenuhi syarat Good Laboratory Practice (GLP)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

5
BAB IV
RUANGAN LABORATORIUM

A. Ruangan

Ruangan Laboratorium RSUD Kabupaten Buton, ialah sebagai berikut:

1. Ukuran ruang laboratorium 10 x 15 m.


2. Dinding terbuat dari keramik setinggi 1,50 m dari atas lantai sisanya di cat
putih.
3. Tinggi langit-langit 3,50 m dari lantai.
4. Lebar pintu 1,5 m dan tinggi 2,10 m.
5. Lantai terbuat dari keramik bewarna putih yang mudah di bersikan dan
tahan terhadap bahan kimia.
6. Meja beton sudah dilapisi keramik dengan tinggi 1,0 m dari lantai.
7. Ruang sampling dan ruang pemeriksaan terpisah.

Kesimpulan : Ruangan di Laboratorium RSUD Kab. Buton telah


memenuhi syarat Good Laboratory Practice (GLP)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

B. Fasilitas Penunjang Laboratorium

Fasilitas Penunjang Laboratorium RSUD Kab. Buton adalah sebagai


berikut:

1. Kamar mandi pasien dan petugas terpisah.


2. Pengolahan limbah : sampah umum dan medis diberi label dan dibuang di
tempat terpisah kemudian di bakar.
3. Tanpa AC.

6
4. Memiliki Ventilasi.
5. Penerangan 25 watt.
6. Air bersih mengalir lancar.

Kesimpulan : Fasilitas Penunjang di Laboratorium RSUD Kab. Buton


telah memenuhi syarat Good Laboratory Practice
(GLP) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai