Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Taksonomi Tumbuhan

Dosen Mata Kuliah: Dr. Violita, M.Si.

Oleh Kelompok 1

Carry de Fitri Danhas/15177004


Dara Mutiara Aswan/15177005
Delvita Karlinda/15177006
Desnita/15177007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi
untuk memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai
sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan
menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan
dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu.
Hampir semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan ciri
tumbuhan beserta variasinya. Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan orang
menggambarkan konsep dan mengenal sesuatu takson. Sifat secara umum
dapat diartikan sebagai petanda yang mengacu pada bentuk, susunan atau
kelakuan tumbuhan yang dapat digunakan untuk membandingkan,
mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu tumbuhan dari yang
lainnya.
Ciri taksonomi adalah setiap atribut yang dimiliki oleh makhluk hidup
seperti bentuk, struktur yang dianggap terpisah dari makhluk hidup secara
keseluruhan. Ciri suatu makhluk hidup merupakan sesuatu yang melekat pada
diri makhluk hidup. Sifat ciri taksonomi adalah kondisi atau ekspresi dari ciri
taksonomi (sesuatu yang menjelaskan ciri / kondisi ekspresi).

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini membahas tentang:
1. Pencirian dan sifat taksonomi tumbuhan
2. Sumber bukti taksonomi tumbuhan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENCIRIAN DAN SIFAT TAKSONOMI TUMBUHAN


1. Pencirian Taksonomi Tumbuhan
Ciri didefinisikan sebagai wujud yang merupakan pernyataan
(ekspresi) sifat yang dapat diukur, dihitung atau diberi penilaian lain.
Hampir semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan ciri
tumbuhan beserta variasinya. Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan
orang menggambarkan konsep dan mengenal sesuatu takson. Sifat secara
umum dapat diartikan sebagai petanda yang mengacu pada bentuk,
susunan atau kelakuan tumbuhan yang dapat digunakan untuk
membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan
suatu tumbuhan dari yang lainnya. Pernyataan atau keadaan variasi sifat
disebut ciri suatu sifat. Contoh sifat: tinggi pohon, pinggir daun. Tinggi
pohon 5m, pinggir daun rata, beringgit, merupakan ciri daripada sifat
tinggi pohon dan pinggir daun itu.
Sedangkan Sifat secara umum didefinisikan sebagai petanda atau
candra yang mengacu kepada bentuk, susunan, tingkah laku yang
digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi dan
memisahkan antara organisme satu dengan organisme lainnya. Sifat sering
dibedakan dengan ciri. Ciri lebih ditekankan kepada ekspresi dari suatu
sifat. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi
berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan
yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Organisme yang sama
dengan pemilihan sifat yang berbeda dapat mengakibatkan hasil versi
klasifikasi yang berbeda pula.
Macam-macam ciri taksonomi:
a. Ciri Kuantitatif:
Ciri yang dapat dinyatakan dengan angka. Contoh: panjang daun,
jumlah putik.

3
b. Ciri Kualitatif:
Ciri yang tidak dapat dinyatakan dengan angka, Contoh : bentuk daun,
kepala putik.
2. Sifat Taksonomi Tumbuhan
Kegunaan sifat dalam taksonomi tumbuhan adalah:
a. Sebagai bahan untuk menyusun deskripsi tumbuhan.
b. Sebagai bahan untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan tertentu.
c. Sebagai bahan untuk pembatasan suatu taksa.
d. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun klasifikasi tumbuhan.

Sifat taksonomi dapat dibagi sebagai berikut:


a. Sifat kuantitatif dan Sifat Kualitatif
Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai
secara langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan
dinyatakan dalam angka. Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan
yang dinyatakan dalam cm atau jumlah benang sari, jumlah lembar
mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka. Sifat kualitatif
digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam angka.
Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah
kotak.
Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat
kuantitatif, sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran
yang luas terutama pada sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang
seringkali dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Sifat taksonomi juga
dapat digolongkan atas sifat yang baik dan sifat yang jelek. Sifat yang
baik untuk keperluan botani sistematik adalah tidak mudah
terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif stabil
dalam populasi taksa itu.
b. Sifat Analisis dan sintesis
Sifat analisis adalah sifat yang digunakan untuk identitas, pencirian
dan batas takson. Sifat sintesis adalah sifat yang terdapat secara serba

4
sama dan luas merata pada seluruh anggota suatu takson bertingkat
lebih tinggi. Sifat sitesis merupakan sifat alami yang konstan yang
tidak serupa dengan sifat analisis yang disediakan untuk pengakuan
suatu kelompok yang dalam penggunaannya untuk menyatukan
kelompok-kelompok kecil menjadi kelompok yang tinggi
tingkatannya.
Sifat analisis sering disebut ula sefat diagnostik yaitu sifat yang
terdapatnya terbatas dan khas karena dipilihkan dari sifat yang
mempunyai kisaran variasi yang lebih luas dengan bermacam-macam
pola variasi.
c. Sifat Mikro Dan Sifat Makro
Sifat ini diacu berdasarkan perspektif skala agak benar sebenarnya dari
keadaan dan kadang juga pada tipe metode mendapatkan data,
misalnya dengan menggunakan TEM atau SEM, kromatografi,
elektroforesis, dan sebagainya.
d. Sifat Biologik
Sifat biologik mempunya sifat yang jelas atau peranan penting dalam
organisme. Sifat ini dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sifat fungsional
(yang berkaitan erat dengan beberapa fungsi khusus), sifat “
epharmonic” yang nampaknya berhubungan dengan cara hidup
tumbuhan dan sifat adaktif (variasi sesuai dengan kondisi lingkungan
luar/eksternal)
e. Sifat baik dan sifat tidak baik untuk taksonomi
Sifat yang baik untuk taksonomi memiliki persyaratan yaitu:
1) Bukan sifat yang memiliki variabilitas genetika interinsik tinggi.
2) Sifat yang tidak mudah mengalami perubahan oleh modifikasi
lingkungan sederhana.
3) Menunjukkan konsistensi, yaitu sesuai dengan korelasi dari sifat-
sifat yang ada dalam suatu system alam klasifikasi yang disusun.

5
f. Sifat Filetik
Sifat filetik merupakan suatu sifat yang pertama-tama diduga
menunjukkan informasi tentang filogeni dari golongan dan akhirnya
berhubungan dengan perkembangan sifat.
g. Sifat Kladistik
Sifat kladistik yaitu merupakan sifat yang mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan asal evolusinya. Sesuatu keturunan dari populasi
organisme yang dianggap sebagai nenek moyang yang tetap
mempertahankan identitasnya dari keturunan tadi, dan mereka
mempunyai kecenderungan secara evolusi dan kenyataan historik. Jadi
merupakan suatu studi hipotesis akan evolusi suatu organisme.
h. Sifat Fenetik
Fenetik adalah suatu studi yang mengklasifikasikan berbagai macam
organisme berdasarkan kesamaan atau kemiripan morfologi dan sifat
lainnya yang bisa diobservasi tidak tergantung pada asal evolusi
organisme bersangkutan.

B. SUMBER BUKTI TAKSONOMI


Berikut ini akan diungkapkan beberapa cabang biologi yang dapat
dijadikan sebagai sumber bukti taksonomi:
1. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah
diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap
pada data morfologi adalah organ generatif, buah dan bunga. Data
morfologi berupa organ vegetatif yang sering dipakai antara lain habitat,
akar, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan. Data morfologi
sering menunjukkan cara-cara tumbuhan beradaptasi dengan lingkungan
dan evolusinya. Contoh: penggunaan Melastomataceae ditentukan
berdasarkan bentuk morfologi daunnya. Cucurbitaceae ditentukan
berdasarkan sulurnya.

6
2. Embriologi
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan
masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang
berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit
jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, dan
poliembrio. Pembagian utama dikotil dan monokotil didasarkan pada satu
sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan.
3. Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau
kekerabatan secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk
mendeterminasi kayu-kayu ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data
anatomi dalam taksonomi:
a. Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat
dengan tidak adanya pembuluh tapis, sifat ini juga dimiliki
Gymnospermae dan Pteridophyta.
b. Kerapatan stomata bisa membantu sampai klasifikasi jenis.
c. Anatomi bunga, adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga
tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas
mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku
tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitif.
4. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi
sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari
antara lain adalah jumlah letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk
ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya.
Serbuk sari dapat untuk menentukan jenis, marga atau suku.
5. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi
menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi,
pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya.
Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu:

7
jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis, diambil kariotipe
(keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis),
meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya
sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.
Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:
a. Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya pinus, seluruh
jenisnya mempunyai n=12.
b. Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada
anggota suatu golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum
(Compositae): 2n=16, 24, 32, 40, 48. Dalam deret ini 8 merupakan
jumlah dasar.
c. Jumlah kromosom tidak beraturan disebut aneuploid, misalnya
Brassica: n=6, 7, 8, 9, atau 10.
6. Fisiologi
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-
bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan,
penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis
tumbuhan.
7. Fitokimia
a. Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya
serta susunan kimia senyawa cadangan makanan.
b. Adanya kandungan morfin dalam Papaver.
c. Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae.
d. Kristal kalsium oksalat (rapid) dapat membantu dalam penyusunan
klasifikasi Rubiaceae, Liliaceae, dan Compositae serta kekerabatan
antara Cactaceae dengan anggota Centrosperma.
8. Penyebaran geografis
a. Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu
kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau
cukup sebagai sub spesies atau varietas.

8
b. Erat hubungannya dengan faktor ekologi yang menentukan beberapa
sifat biologi.
c. Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson.
d. Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling
banyak jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang
dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap tempat
asal evolusi takson itu.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan:
1. Ciri taksonomi adalah setiap atribut yang dimiliki oleh makhluk hidup
seperti bentuk, struktur yang dianggap terpisah dari makhluk hidup secara
keseluruhan. Ciri suatu makhluk hidup merupakan sesuatu yang melekat
pada diri makhluk hidup. Sifat ciri taksonomi adalah kondisi atau ekspresi
dari ciri taksonomi (sesuatu yang menjelaskan ciri / kondisi ekspresi).
2. Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi
untuk memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang
dipakai sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan
menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian
dan dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu.

B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam proses
pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis dengan terbuka menerima saran
atau kritikan dari rekan-rekan serta pembaca yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini dan menambah wawasan baru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Pencirian. https://cahscient.files.wordpress.com/2008/09/


pencirian.pdf. Diunduh tanggal 7 September 2015.

Anonimus. 2012. Sumber Bukti Taksonomi. http://ocw.usu.ac.id. Diunduh


tanggal 7 September 2015.

Irawan, Budi. 2010. Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan.


http://blogs.unpad.ac.id/budiirawan/files/2010/11/DASAR-DASAR-
TAKSONOMI-TUMBUHAN.pdf. Diunduh tanggal 7 September 2015.

Rideng, I made. 1989. Taksonomi Tumbuhan Biji. Jakarta: FKIP Universitas


Udayana.

Tjiprosoepomo, G. (1991). Taksonomi Umum. Gajah Mada University Press:


Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai