Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah

ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin penyusun tidak akan

sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Ekologi” yang kami

sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh

penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun

yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk

saran dan kritiknya. Terima kasih.

Pabuaran, Februari 2018

Penyusun

Page | i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Sejarah Ekologi ................................................................................... 2

B. Pengertian Ekologi .............................................................................. 2

C. Hubungan Ekologi dengan Ilmu – Ilmu lain ........................................ 3

D. Pembagian Ekologi ............................................................................. 4

E. Ruang Lingkup Ekologi ...................................................................... 5

F. Aplikasi Ekologi ................................................................................. 16

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 19

B. Saran .................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ..................................................................................... 20

Page | ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan
lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang
mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap
manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta
sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi
manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang,
maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah
guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada
di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat
baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.

Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya,
apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah,
begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan
merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-
prinsip ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan
peranan ekologi semakin menonjol.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekologi?
2. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lain?
3. Apa saja ruang lingkup ekologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ekologi
2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi

Page | 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Ekologi

Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof
lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi,
meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang
timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang
sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu
EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang
bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.

Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah
menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan.
Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis
dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan
“pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.

Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus
dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam
mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang
mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

B. Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada
juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.

Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada
dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya

Page | 2
ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-
balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-
proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya
mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam,
telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut Odum
(1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara
(materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi
pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.

Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah
tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara
makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian
seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan
spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara
keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju
sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai
memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek
rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek
yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang
merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani
antara ilmu alam dan ilmu sosial.

C. Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain

Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu


semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu
lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya
harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti
hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan
tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan.

Page | 3
Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau
pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya.
Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir
semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami
ekologi.

Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari


setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang
menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi
bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak
ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.

Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat
menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut
mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara
teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk satu
kesatuan secara keseluruhan.

Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu
yang dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan.
Penyebaran, adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak
dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya
seperti taksonomi, morfologi, fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah,
geologi, dan fisika memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi
pengetahuan dan biologi sangat diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk dapat
mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan.

D. Pembagian Ekologi

Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-


sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan
biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus
hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme
yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam

Page | 4
suatu daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis
pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi
itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh,
pendekatannya bersifat sinekologi.

Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang akan
melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat,
lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat
sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi
lingkungan.

E. Ruang Lingkup Ekologi

Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.

1. Populasi

Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan


berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita
bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang
sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain
selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.

a. Alelopati

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat


yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati
dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

b. Kompetisi

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan


yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi
di padang rumput.

Page | 5
2. Komunitas

Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan
waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat
menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di dalam suatu
ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau
komunitas tanaman dan sebagainya.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya
pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :

a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator
lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan
Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan
sklerofil.
b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut
hutan hujan tropik.

Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang


secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :

a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di


sungai, di parit atau di kolam.
b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan,
di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.

Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali,
sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total,
menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya
terjadilah habitat baru.
2. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi
primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi

Page | 6
awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak
total, masih ada komunitas yang tersisa.

Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antarkomunitas.

a. Interaksi antarorganisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis,
baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam
komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat


yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
2. Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan
ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya,
predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa
dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan tikus.
3. Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium
dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
4. Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
Contohn yang grek dengan pohon yang ditumpanginya.
5. Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

Page | 7
b. Interaksi Antarpopulasi

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung
atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di
sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal
sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi merupakan interaksi
antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi
persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

c. Interaksi Antar Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan
saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai.
Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang,
burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi
dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme
hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena
tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan
ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

d. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.


Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran
energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur
atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan


keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka
akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.

Page | 8
3. Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati
yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu
peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer..
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang
beragam. Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa
komponen sebagai berikut :

1. Komponen autotrof

Autotrof berasaldari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

2. Komponen heterotrof

Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti
makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh
organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

3. Bahan tak hidup (abiotik)

Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara,
sinar matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

4. Pengurai (dekomposer)

Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik
yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah
bakteri dan jamur.

Page | 9
a. Macam-macam Ekosistem

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air
Laut.

1. Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.


Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

 Bioma gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah
(bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun
dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau
tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal,
katak, dan kalajengking.

 Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan
turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air)
cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikusdanular.

 Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.

Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan


relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung
letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon

Page | 10
tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah
tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau,
dan burung hantu.

 Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah


curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat
musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakoon (sebangsaluwak).

 Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.

 Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki
rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan
insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

Page | 11
2. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar
pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai
berikut.

Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan
tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air
dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan
kebiasaan hidup.

3. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

 Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan
ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi
dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Page | 12
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air
dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.

 Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.


 Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari
sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
 Batialmerupakandaerah yang dalamnyaberkisarantara 200-2500 m.
 Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai
(1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut
semakin ketengah, laut dibedakan sebagai berikut.
 Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air
sekitar 200 m.
 Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an
200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
 Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500
m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
 Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m;
tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak
mampu menembus daerah ini.
 Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih
dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang
dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri
yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air
dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan
melalui insang secara aktif.

Page | 13
4. Ekosistem pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat
pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska,
dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.

4. Biosfer

Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk
hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam
ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan
sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500
meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman
beberapa kilometer.

Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan factor abiotik
lainnya.

Faktor abiotik utama :

a. Suhu

Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena


pengaruhnya pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme
untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di
dalamnya membeku pada suhu di bawah 0o C, dan protein pada sebagian besar
organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di atas 45o C. Selain itu jumlah
organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang
sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.

Page | 14
b. Air

Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat
penting bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai
habitat. Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan
akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika
tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya.
Organisme di lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir konstan
dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air
dalam jumlah yang mencukupi.

c. Cahaya Matahari

Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun


hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi
secara langsung. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi
persebaran organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri
menyerap banyak cahaya yang menembus air yang selanjutnya akan mengurangi
intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya.

d. Angin

Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara


meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin
juga menyebabkan hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan laju
penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat
menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan.,
yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada
sisi arah tiupan angin, anggota tubuh pohon yang berada pada arah yang berlawanan
dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang menghasilkan suatu
penampakan “lambaian bendera”.

e. Batudan Tanah

Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada
ekosistem terrestrial adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta
tanah yang akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya.
Pada aliran sungai, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam
air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni
ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut

Page | 15
dan dasar laut menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang
dalam habitat seperti itu.

f. Gangguan Periodik

Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan
gunung merapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya
gangguan yang merusak, daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang
selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu
suksesi perubahan selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan
gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi
menurut dan ruang, sehingga organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk
menghadapinya. Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka
pendek tidak dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada
beberapa komunitas, dan banyak tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan
periodic seperti ini. Pada kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya
bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk mempertahankan
hidupnya.

g. Iklim

Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi
organisme. 4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen
utama iklim (climate) yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita
dapat melihat dampak besar iklim pada persebaran organisme dengan cara
membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu
daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.

Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma
yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu
berhati-hati untuk membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan
kausal, yaitu suatu hubungan sebab akibat.

F. Aplikasi Ekologi

Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang
kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan
jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif,
pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat
mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan

Page | 16
kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini merasa
makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada mulanya
bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang terhadap hidupnya
bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.

Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami
lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang
dapat dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi
harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat
pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.

Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis
lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan,
penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka,
koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya
masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak
mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.

Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan
yang lain. Yaitu:

1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
2. Semua proses pengubahan energy tidak cermat.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber
alam.
4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang
penggunaan sumber alam tersebut.
6. Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai
pada generasi berikutnya.
7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.
10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.

Page | 17
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan
relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu.
13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku
dalam ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi
lebih jauh lagi.
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah
populasi itu sebelumnya.

Page | 18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbalbalik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua,
yaitu pembagian berdasarkan “lapisanvertikal” dan pembagian berdasarkan
“taksonomi”
3. Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari
tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan
organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ,
organism, populasi, komunitas, dan ekosistem.
4. Ekologi masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat
dikelompokkan berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi,
berdasarkan habitatnya, dan berdasarkan taksonomi.
5. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen
lingkungan yang ada di sekitarnya.
6. Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu
dengan asas yang lain.
B. Saran

Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.

Page | 19
DAFTAR PUSTAKA

 DjamalIrwa, Zoer’aini. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi


Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.
 Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali.
 Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah
Mada University.
 Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta : Djambatan

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai