Anda di halaman 1dari 51

MS 3160 PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1


MODUL PM-05 PROSES SEKRAP DAN
MODUL PM-06 PROSES BROACHING

Kelompok : S21

Aggota Kelompok :Yosafat Rogika 13114084

Chairul Naufal R 13116022

Nahum Hotma Gerry 13116027

Yudha Cahyanindra 13116073

Ivan Giovanni P 13116077

Taufik Aditya P 13116078

Wawan Adi P 13116106

Tanggal Praktikum : 28 April 2018

Tanggal Penyerahan Laporan : 1 April 2018

Nama Asisten : Aditya Sagraha Wicaksono

NIM Asisten : 13115140

Laboratorium Teknik Produksi


Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses manufaktur memberikan jawaban atas kebutuhan manusia akan barang. Tentu
barang yang dibutuhkan tersebut beragam. Mulai dari jenis, bentuk, ukuran, dan spesifikasi
lainnya. Untuk komponen yang terbuat dari logam terkadang memerlukan spesifikasi
permukaan yang datar. Proses pemesinan yang sesuai untuk mewujudkannya adalah proses
sekrap dan freis. Dalam hal ini kami akan membahas proses sekrap dalam rangka mereduksi
penampang benda kerja yang rata hingga sesuai dengan spesifikasi gambar teknik. Selain itu
dibahas juga proses broaching dalam rangka membuat profil dalam dari suatu lubang.

1.2 Tujuan

a. Menentukan jenis pahat yang digunakan pada proses sekrap dan broaching
b. Menentukan fenomena yang terjadi dalam proses sekrap dan broaching
c. Menentukan parameter proses sekrap dan broaching
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Mesin Sekrap


Mesin sekrap (shaping) adalah jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni
bolak balik secara horizontal. Fungsi utama mesin ini adalah untuk mengubah bentuk serta
ukuran benda kerja seperti apa yang diinginkan. Mesin Sekrap ini bisa melakukan berbagai
fungsi seperti meratakan sebuah bidang datar, tegak maupun bidang miring, membuat bidang
yang bersudut atau bertingkat, membuat alur pasak, alur ekor burung bahkan alur V dengan
cara menggerakkan pahat maju mundur. Pahat potong digerakkan maju mundur oleh sebuah
ram yang bergerak pada bidang datar dengan gerakan bergantian. Pahat hanya menghasilkan
geram pada saat gerakan maju.

Bagian-bagian pada mesin sekrap:


1. Badan mesin
Adalah keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur
2. Meja mesin
Berfungsi sebagai tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin
didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur
otomatis
3. Lengan
Berfungsi untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkol
menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepit pelindung
lengan agar gerakannya lurus
4. Eretan pahat
Berfungsi untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar
maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan
pahat terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh dua buah mur baut
pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring.
Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan
5. Pengatur kecepatan
Berfungsi untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk
pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.
6. Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda
yang disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.
7. Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat
terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat
lengan.
8. Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol
yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan
demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).

Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah dengan menjepit benda kerja (benda yang
akan di perhalus / benda yang akan dipotong) pada ragum dan kemudian pahat bergerak
lurus maju mundur bulak-balik melakukan proses pemotongan. Hasil gerakan maju mundur
lengan mesin/pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui
sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan
ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol
melalui tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan
gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik
berubah dan berarti pula panjang langkah berubah. Letak langkah dapat diatur dengan
spindle posisi. Untuk mengatur panjang langkah, gunakan bantuan blok geser. Dalam
menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain panjang
langkah maksimum, jarak masimum tiap gerakan meja mesin ke arah mendatar serta jarak
maksimal gerak meja ke arah vertikal atau naik-turun meja mesin.

Gambar prinsip kerja mesin sekrap

Menurut designnya, mesin sekrap digolongkan ke beberapa tipe :


1. Pemotongan dorong Horizontal
a. Biasa (pekerjaan produksi)
Terdiri dari dasar dan rangka yang mendukung ram horisontal, kontruksinya agak
sederhana. Ram yang membawa pahat, diberi gerak ulak-alik sama dengan panjang
langkah yang diinginkan.
b. Universal (pekerjaan ruang perkakas).
Mesin skrap jenis ini dilengkapi dengan pengatur berputar dan condong untuk
memungkinkan pemesinan teliti pada sembarang sudut
2. Pemotongan tarik horizontal.
Dianjurkan digunakan untuk pemotongan berat dan dipakai secara luas untuk memotong
blok cetakan besar dan mesin-mesin suku besar dalam bengkel kereta api.
3. Vertikal
a. Pembuat celah (slotter)
Terutama digunakan untuk pemotongan dalam dan menyerut bersudut serta untuk
operasi yang memerlukan pemotongan vertikal karena kedudukan yang diharuskan
untuk memegang benda kerja. Operasi dari bentuk ini sering dijumpai pada pekerjaan
cetakan, cetakan logam dan pola logam.
b. Pembuat dudukan pasak (key seater)
Dirancang untuk memotong alur pasak pada roda gigi, puli mok dan suku cadang
yang serupa.
4. Kegunaan khusus, misalnya untuk memotong roda gigi.
Daya yang digunakan kepada mesin dengan motor tersendiri, baik melalui roda gigi
maupun sabuk atau dengan menggunakan sistem hidrolik. Pergerakan bulak-balik pahat
dapat diatur dengan beberapa cara yaitu mesin skrap yang lebih tua digerakkan dengan
roda gigi atau ulir hantaran, tetapi pada umumnya sekarang mesin skrap digerakkan
dengan lengan osilasi dan mekanisme engkol.
Dalam menjalankan mesin untuk praktikum mesin skrap ini, yang perlu diatur adalah
putaran engkol dan panjang langkah pengirisannya. Pengirisan benda kerja dilakukan
ketika alat iris bergerak maju. Panjang langkah alat iris disesuaikan dengan panjang
bidang yang akan diiris. Biasanya panjang langkah alat iris sama dengan panjang benda
kerja ditambah panjang awalan kurang lebih 20 mm dan panjang sisa kurang lebih 10
mm. Jumlah langkah maju mundur per menit tergantung pada kecepatan potong dari
bahan yang diserut dan panjang langkahnya.

Pada proses sekrap ada berbagai bentuk permukaan benda kerja yang dikerjakan mulai
dari mendatar, beralur, menyudut, atau bentuk profil. Untuk menunjang pengerjaan tersebut
ada beberapa jenis pahat yang bisa digunakan pada proses sekrap. Pahat-pahat tersebut
antara lain:
a. Pahat kasar lurus

b. Pahat kasar lengkung


c. Pahat sekrap datar

d. Pahat sekrap runcing

e. Pahat sekrap sisi

f. Pahat sekrap sisi kasar

g. Pahat sekrap profil

2.2 Mesin Broaching


Jenis-Jenis Mesin Broaching
1. Berdasarkan Cara Kerjanya
a. Push – broaching
Tipe operasi seperti ini menggunakan pahat yang didorong/tekan baik vertical maupun
horizontal menembus/melintasi benda kerja yang diam/stasioner. Hanya digunakan
untuk internal brouching pada umumnya
b. Pull – broaching
Metode ini menggunakan brouch yang ditarik terhadap benda kerja yang
diam/stasioner secara horizontal melintasi benda kerja. Biasanya metode ini digunakan
untuk membuat cylinder block dan head menjadi faced flat
c. Continuous – broaching
Benda kerja digerakkan kontinu terhadap brouch yang stasioner (diam), arah gerak
benda kerja tersebut dapat lurus maupun melingkar
d. Surface - broaching
2. Berdasarkan Arah Gerak Pahat
a. Mesin brouching vertikal
Mesin brouch yang paling umum digunakan karena hanya membutuhkan space yang
sempit, konstruksi mesin vertikal sangat sesuai untuk pembesar lubang permukaan.
Mesin brouching vertikal dapat berupa mesin push/tekan, mesin pull ke atas atau ke
bawah
b. Mesin brouching horizontal
Mesin yang tidak terlalu umum digunakan karena membutuhkan space yang besar.
Biasanya digunakan untuk membuat gear atau sekrup, juga digunakan untuk pembesar
lubang di sebelah dalam maupun permukaan
c. Mesin brouching rotasi
Mesin ini memanfaatkan benda kerja yang berputar sehingga pahat hanya diam saja

Broaching adalah mesin operasi yang menggunakan alat bergigi, yang disebut broach,
atau juga ada yang menyebutnya mesin pembesar lubang yang biasa digunakan untuk
menghilangkan material. Broach yang digunakan ini digunakan untuk pekerjaan presisi,
terutama untuk bentuk-bentuk aneh. Proses broaching selesai dalam satu kali tinggi. Pahat
berbentuk mirip dengan gergaji, dengan ukuran makin membesar/meluas. Selain itu, broach
berisi tiga bagian yang berbeda: roughing teeth, semi-finishing teeth, dan finishing teeth.

Macam - Macam Pahat Profil Gigi Pahat


Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Mesin Broaching
1. Kelebihan
a. Pemotongan kasar maupun penyelesaian akhir (finishing) dilakukan hanya dalam
satu langkah
b. Waktu penyelesaian pekerjaan sangat cepat, hanya dalam hitungan detik
c. Dapat digunakan untuk penyelesaian permukaan luar maupun dalam
d. Bentuk benda kerja tidak harus tertentu
e. Hasil pengerjaan memiliki permukaan halus, keakuratan tinggi, dan toleransi yang
baik (good dimensional)
f. Tidak membutuhkan skill/kemampuan yang tinggi untuk mengoperasikan mesin
g. Laju produksi sangat tinggi
h. Dapat menghasilkan profil dan alur tertentu
2. Kekurangan
a. Harga alat dan mesin serta perawatan relatif mahal
b. Tidak ekonomis untuk produksi skala kecil/jangka pendek
c. Permukaan benda kerja harus rata
d. Benda kerja yang besar tidak dapat dikerjakan dengan broaching
e. Penyokong benda kerja harus kaku, tahan terhadap gaya dorong yang besar
f. Tidak dianjurkan untuk menghilangkan material dalam jumlah besar
BAB III

DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Gambar Proses

A. Persiapan Mesin Sekrap

Mempersiapkan mesin sebelum benda kerja


diletakkan. Untuk meratakan dan menaikkan
posisi benda kerja pada ragum, pasang
paralel blok.

B. Menentukan titik nol (reference


point)

Penentuan titik nol (reference point) berguna


sebagai acuan untuk menentukan kedalaman
potong.
C. Mengoperasikan Mesin Sekrap

Mengendalikan mesin dengan tombol hidup


mati dan tuas kopling, untuk menyalakan
tekan tombol paling kiri. setelah menyala
masukan tuas kopling untuk menjalankan
ram. untuk mematikan mesin dapat menekan
tombol merah

D. Proses Sekrap

Mesin dihidupkan dan pahat mulai memakan


bagian dari benda kerja secara translasi
menerapkan quick return mechanism.

Quick Return Mechanism


E. Pembuatan lubang awal

Pembuatan lubang menggunakan mesin gurdi


untuk nantinya dilanjutkan dengan proses
broaching.

6. Pemasangan benda kerja dan pahat


broaching

.
7. Proses Boacing

Pahat bergerak mundur dan mata pahat memakan


benda kerja.
Selesai
BAB 4

ANALISIS

Nama : Yosafat Rogika P S

NIM : 13114084

4.1 Prosedur Sekrap

1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses sekrap beserta benda kerja
yang akan digunakan

2. Lakukan pengecekan pada mesin sekrap serta mempelajari setiap bagian yang akan
digunakan untuk proses broaching agar tidak terjadi kesalahan pengoprasian

3. Ukurlah dimensi awal benda kerja dengan jangka sorong dan tandai benda kerja
sesuai dimensi dan geometri pada gambar teknik sebagai acuan selama proses sekrap

4. Pasanglah benda kerja pada ragum yang terletak di atas meja mesin sekrap dengan
disertai penyangga agar benda kerja lebih tinggi dibandingkan dengan ragum dan
kencangkan ragum dengan memutar poros ragum sambil memukul benda dengan palu
pada bagian benda kerja yang dianggap sebagai referensi

5. Lakukan setup mesin sekrap, tentukan titik nol / zero point pada benda kerja dengan
cara menjalankan mesin terlebih dahulu dan memposisikan meja kerja hingga pahat
sedikit menyentuh/ menggores benda kerja. Titik nol/zero point akan dijadikan patokan
dalam proses sekrap

6. Aturlah kecepatan potong pahat dan kecepatan makan benda kerja. Hal ini dilakukan
dengan mengubah banyak roda gigi yang dilompati oleh rachet setiap cycle

7. Aturlah kedalaman potong pahat terhadap benda kerja, kedalaman ini tidak boleh
terlalu tebal karena dapat mengakibatkan patahnya pahat, atau rusaknya benda kerja oleh
karena itu proses harus dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kedalaman tertentu
8. Tekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menjalankan pahat.

9. Putar tombol indikator gerak makan otomatis. Arah tombol ini sesuai gerak meja kerja
yang kita inginkan

10. Lakukan pengulangan prosedur hingga terbentuk hasil akhir yang


diinginkan

11. Ukur dimensi akhir benda kerja

12. Bersihkan mesin sekrap dari geram

4.2. Prosedur Broaching


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Pahami bagian-bagian mesin yang akan digunakan beserta fungsinya

3. Buat lubang sesuai diameter yang diinginkan dengan menggunakan mesin drill,
pembuatan diameter ini sesuai dengan diameter ujung pahat yang tidak memiliki profil
(silinder).

4. Bawalah benda kerja kembali ke mesin broaching kemudian memasangkan pahat


dengan menembus lubang yang baru saja dibuat pada benda kerja

5. Pasanglah pahat yang telah dimasukkan melalui benda kerja pada mesin
broaching dengan penempatan sesuai bentuk lubang yang telah ditentukan

6. Lepaskan tombol Emergency kemudian menyalakan mesin broaching, lalu


menekan tombol mundur bersamaan (kanan-kiri) untuk menjalankan mesin sambil
menahan benda kerja agar tidak mengalami rotasi. Namun saat profil pahat telah
mengalami kontak dengan benda kerja, benda kerja dapat dilepaskan.

7. Setelah selesai, ambil dan bersihkan benda kerja dari geram yang terbentuk

8. Tekan tombol maju bersamaan (kiri dan kanan) untuk mengembalikan posisi pahat
9. Matikan mesin dan ambil kembali pahat yang terpasang

10. Bersihkan mesin dari geram yang terbentuk

4.3. Analisis Benda kerja Proses Sekrap

Sebelum dan sesudah praktikum, benda kerja memiliki bentuk yang sama. Perbedaan
terletak pada dimensi dan kehalusan permukaan. Dimensi setelah proses sekrap adalah
dimensi yang benar-benar sesuai dengan gambar teknik. Permukaan yang dihasilkan
seharusnya lebih halus. Namun, pahat mesin sekrap yang digunakan pada praktikum ini
sudah aus sehingga harus melanjutkan finishing dengan proses freis. Hal ini menyebabkan
permukaan benda kerja tidak sehalus yang diharapkan (dengan menggunakan mesin
sekrap).

4.4. Analisis Benda Kerja Proses Broaching

Sebelum praktikum, benda kerja (akrilik) sudah memiliki lubang-lubang yang merupakan
hasil praktikum dari kelompok-kelompok sebelumnya. Sebelum broaching, lubang masih
berbentuk lingkaran akibat pahat gurdi. Setelah broaching, lubang memiliki profil seperti
penampang pahat broaching.

4.5. Parameter Proses Sekrap

1. Kecepatan potong
Kecepatan potong adalah besar dari jumlah material yang terbuang selama 1 satuan waktu.
Jika kecepatan potong semakin besar, maka jumlah material yang terbuang akan semakin
besar dan laju produksi akan semakin tinggi. Namun akan memperbesar gesekan antara
pahat dan benda kerja.
2. Gerak makan
Gerak makan adalah banyaknya material yang dibuang dalam satu putaran spindel. Sama
seperti kecepatan potong, jika nilainya semakin besar, maka laju produksi akan semakin
tinggi namun beban pahat akan semakin besar tetapi permukaan yang dihasilkan akan
semakin kasar dan gesekan akan semakin besar sehingga memperpendek umur pahat.
3. Kedalaman potong
Kedalaman potong adalah setengah dari selisih antara diameter awal lubang dengan
diameter pahat. Kedalaman potong yang semakin besar akan membuat geram semakin
tebal dan laju produksi suatu produk akan semakin tinggi. Namun di saat yang bersamaan,
pahat akan menjadi lebih cepat aus karena gesekan yang semakin besar.

4.6. Parameter Proses Broaching


1. Kecepatan gerak pahat
Semakin cepat gerak pahat, laju produksi akan semakin besar dan gaya yang dibutuhkan
untuk menahan benda kerja juga akan semakin besar. Gesekan pun akan semakin besar
dengan membesarnya kecepatan gerak pahat.
2. Jenis Pahat
Jenis pahat dibedakan berdasarkan profil penampang pahat sehingga pemilihannya akan
mempengaruhi bentuk lubang yang dihasilkan.
3. Diamater awal lubang
Diameter awal lubang akan menentukan ukuran pahat broaching yang digunakan
4. Material Benda Kerja
Material benda kerja harus dipertimbangkan agar mesin broaching yang digunakan masih
mampu untuk menghasilkan profil lubang yang diinginkan tanpa adanya crack pada benda
kerja.

4.7. Fenomena Sekrap

Geram yang dihasilkan tipis dan diskontinu dan hanya dihasilkan pada saat gerak potong
(gerak maju).

Quick return mechanism dimana gerak balik lebih cepat daripada gerak maju. Hal ini
terjadi karena desain lengan-lengan mekanisme dibuat sedemikian rupa agar
memungkinkan terjadinya mekanisme ini.

Panasnya benda kerja yang disebabkan oleh gesekan antara pahat dan benda kerja

Gesekan benda kerja dengan pahat juga mengubah energi mekanik menjadi energi bunyi
sehingga terdengar bunyi aneh saat proses sekrap

4.8 Fenomena Broaching

1. Adanya bau aneh saat proses broaching yang disebabkan karena akrilik yang terkena
panas
2. Adanya self locking pada pahat sehingga pahat tidak lepas saat broaching namun bisa
dilepas saat proses selesai
Nama : Chairul Naufal Rizdiawardana

NIM : 13116022

4.1. Prosedur
4.1.1 Prosedur Proses Sekrap
Prosedur dalam praktikum proses sekrap ini melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
- Menyiapkan benda kerja yang digunakan (dalam hal ini balok aluminium)
- Untuk mengetahui sejauh mana benda kerja akan dipotong, tandai bagian yang
ingin dilakukan proses sekrap dengan menggunakan alat penggores/tipe-x
sesuai dimensi yang diinginkan.
2. Tahap Pengaturan Mesin Sekrap
- Simpan benda kerja pada ragum, cekam dengan rapat
- Atur posisinya hingga ujung bawah pahat sekrap sejajar dengan permukaan atas
benda kerja
- Atur kecepatan langkah, kecepatan makan, dan kecepatan potong pada mesin
sekrap sesuai kebutuhan/arahan asisten.
3. Tahap Proses Sekrap
- Nyalakan mesin dengan memencet tombol start pada mesin dan menggeser tuas
kopling
- Tentukan titik nol dimana ujung bawah pahat dan permukaan benda kerja baru
akan bersentuhan (biasanya diukur dari ujung benda kerja)
- Atur kedalaman potong pahat sehingga meja naik sesuai kedalaman potong
yang diinginkan. Proses memotong ini harus bertahap, tidak boleh langsung
tebal tebal
- Masukkan pena rachet pada gigi ratchet agar meja dapat secara otomatis
bergeser secara perlahan ke arah yang terdapat pada kepala pena ratchet.
- Ulangi proses ini sampai didapatkan kedalaman potong dan dimensi yang
sesuai.Analisis Benda Kerja
4.1.2. Prosedur Proses Broaching
Prosedur dalam praktikum proses broaching ini melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
- Menyiapkan benda kerja yang digunakan (dalam hal ini papan dengan material
plastik)
2. Tahap Drilling
- Pasang pahat drill pada chuck dengan diameter yang sesuai
- Atur posisi benda kerja hingga sejajar dengan pahat drill, tahan supaya lubang
yang terbentuk tidak miring
- Nyalakan mesin dengan menekan tombol ON
- Putar tuas yang ada di sebelah kanan mesin untuk menggerakkan pahat agar
bisa melubangi benda kerja
- Setelah benda kerja selesai dilubangi, matikan mesin drill
3. Tahap Broaching
- Posisikan pahat broaching pada lubang benda kerja yang sudah dibuat dan
pasang pada broach chuck
- Tahan benda kerja agar benda tidak bergerak saat proses broaching dilakukan

Hidupkan mesin dengan memutar tombol IN-OUT dan tekan kedua tombol mundur
(yang hitam) secara bersamaan

4.2. Analisis Benda Kerja


4.2.1 Analisis Benda Kerja Proses Sekrap
Pada proses ini, hasil yang diharapkan adalah permukaan yang rata. Untuk
menghasilkan permukaan yang rata dibutuhkan beberapa kali proses karena
ketidakmampuan pahat untuk memotong lebih dalam. Untuk itu perlu diatur kedalaman
potong, kecepatan potong, dan jarak potong agar waktu yang dilakukan tidak
membutuhkan waktu lama.
4.2.2. Analisis Benda Kerja Proses Broaching
Benda yang sudah dilakukan proses drilling diperbesar diameter lubangnya dengan
proses broaching. Proses dilakukan dengan cara pahat broaching menyayat lubang
tersebut menggunakan mata potong yang diameternya semakin membesar jika ditarik.
Bentuk lubang yang dihasilkan tergantung dari bentuk mata pahat broaching.
4.3. Parameter Proses
4.3.1. Parameter Proses Sekrap
a. Kedalaman potong
Semakin dalam proses sekrap yang dilakukan, akan menghasilkan gram yang
semakin besar.
b. Dimensi benda kerja
Bila dimensi yang diberikan kepada mesin sekrap panjang, maka bentuk geram
akan semakin panjang.
c. Kecepatan langkah ram
Langkah ram menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses sekrap suatu
bidang. Namun juga perlu diperhatikan bahwa semakin cepat langkah ram yang
dilakukan akan mempecerpat juga umur fatigue pahat.
d. Besar pergeseran langkah ram
Bila pergesaran langkah ram semakin besar, yang terjadi adalah permukaan akan
semakin kasar dimana hal ini berkebalikan dengan tujuan proses sekrap dilakukan.
4.3.2. Parameter Proses Broaching
a. Material Benda Kerja
Jenis material yang dipahat harus lebih lunak dibanding pahat, agar pahat tidak
mudah aus bahkan patah. Material yang brittle juga tidak bisa mengalami proses
broaching yang sangat cepat sehingga patah.
b. Dimensi Benda Kerja dan Pahat
Pahat yang digunakan harus sesuai dengan alur atau profil yang akan dibentuk.
Jangan sampai pada pembuatan profil dalam, ukuran lubang lebih kecil dibanding
diameter pahat.
4.4. Fenomena
4.4.1 Fenomena Proses Sekrap
1. Kenaikan suhu pada benda kerja, dikarenakan adanya gaya gesek yang terjadi
antara pahat dan benda kerja sehingga menimbulkan kalor dan kedua benda
tersebut menjadi panas. Bahkan geramnya pun terasa panas.
2. Permukaan yang dihasilkan jadi tidak rata karena pahat aus yang menyebabkan
ketidakmampuan pahat untuk memotong benda kerja.

4.4.2. Fenomena Proses Broaching


1. Pada Mesin broaching dijumpai self-locking yaitu sistem yang secara otomatis akan
mengunci pahat ketika mesin broaching dijalankan. Hal ini terjadi karena adanya
pegas pada pengunci dan adanya ram dibalik pencekam benda kerja.

Banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat dan benda kerja. Hal ini karenabenda kerja
merupakan material polimer (akrilik) sehingga geramnya seperti serat.
Nama : Nahum Hotma Gerry

NIM : 13116027

4.1.a. Prosedur Sekrap

1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses sekrap


beserta benda kerja yang akan digunakan
2. Lakukan pengecekan pada mesin sekrap serta mempelajari setiap
bagian yang akan digunakan untuk proses broaching agar tidak
terjadi kesalahan pengoprasian
3. Ukurlah dimensi awal benda kerja dengan jangka sorong dan
tandai benda kerja sesuai dimensi dan geometri pada gambar
teknik sebagai acuan selama proses sekrap
4. Pasanglah benda kerja pada ragum yang terletak di atas meja mesin
sekrap dengan disertai penyangga agar benda kerja lebih tinggi
dibandingkan dengan ragum dan kencangkan ragum dengan
memutar poros ragum sambil memukul benda dengan palu pada
bagian benda kerja yang dianggap sebagai referensi
5. Lakukan setup mesin sekrap, tentukan titik nol / zero point pada
benda kerja dengan cara menjalankan mesin terlebih dahulu dan
memposisikan meja kerja hingga pahat sedikit menyentuh/
menggores benda kerja. Titik nol/zero point akan dijadikan patokan
dalam proses sekrap
6. Aturlah kecepatan potong pahat dan kecepatan makan benda
kerja. Hal ini dilakukan dengan mengubah banyak roda gigi yang
dilompati oleh rachet setiap cycle
7. Aturlah kedalaman potong pahat terhadap benda kerja, kedalaman
ini tidak boleh terlalu tebal karena dapat mengakibatkan patahnya
pahat, atau rusaknya benda kerja oleh karena itu proses harus
dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kedalaman tertentu
8. Tekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menjalankan
pahat.
9. Putar tombol indikator gerak makan otomatis. Arah tombol ini sesuai
gerak meja kerja yang kita inginkan
10. Lakukan pengulangan prosedur hingga terbentuk hasil
akhir yang diinginkan
11. Ukur dimensi akhir benda kerja
12. Bersihkan mesin sekrap dari geram
4.1.b. Prosedur Broaching
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pahami bagian-bagian mesin yang akan digunakan beserta fungsinya
3. Buat lubang sesuai diameter yang diinginkan dengan menggunakan
mesin drill, pembuatan diameter ini sesuai dengan diameter ujung
pahat yang tidak memiliki profil (silinder).

4. Bawalah benda kerja kembali ke mesin broaching kemudian


memasangkan pahat dengan menembus lubang yang baru saja
dibuat pada benda kerja

5. Pasanglah pahat yang telah dimasukkan melalui benda kerja


pada mesin broaching dengan penempatan sesuai bentuk
lubang yang telah ditentukan

6. Lepaskan tombol Emergency kemudian menyalakan mesin


broaching, lalu menekan tombol mundur bersamaan (kanan-kiri)
untuk menjalankan mesin sambil menahan benda kerja agar
tidak mengalami rotasi. Namun saat profil pahat telah
mengalami kontak dengan benda kerja, benda kerja dapat
dilepaskan.

7. Setelah selesai, ambil dan bersihkan benda kerja dari geram yang
terbentuk
8. Tekan tombol maju bersamaan (kiri dan kanan) untuk
mengembalikan posisi pahat

9. Matikan mesin dan ambil kembali pahat yang terpasang


10. Bersihkan mesin dari geram yang terbentuk
4.2.a. Analisis Benda kerja Proses Sekrap

Sebelum dan sesudah praktikum, benda kerja memiliki bentuk yang sama.
Perbedaan terletak pada dimensi dan kehalusan permukaan. Dimensi
setelah proses sekrap adalah dimensi yang benar-benar sesuai dengan
gambar teknik. Permukaan yang dihasilkan seharusnya lebih halus.
Namun, pahat mesin sekrap yang digunakan pada praktikum ini sepertinya
sudah aus sehingga kami harus melanjutkan praktikum ini dengan proses
freis. Hal ini menyebabkan permukaan benda kerja tidak sehalus yang
diharapkan (dengan menggunakan mesin sekrap).

4.2.b. Analisis Benda Kerja Proses Broaching

Sebelum praktikum, benda kerja (akrilik) sudah memiliki lubang-lubang


yang merupakan hasil praktikum dari kelompok-kelompok sebelumnya.
Sebelum broaching, lubang masih berbentuk lingkaran akibat pahat gurdi.
Setelah broaching, lubang memiliki profil seperti penampang pahat
broaching.

4.3.a. Parameter Proses Sekrap

1. Kecepatan potong
Kecepatan potong adalah besar dari jumlah material yang terbuang selama
1 satuan waktu. Jika kecepatan potong semakin besar, maka jumlah
material yang terbuang akan semakin besar dan laju produksi akan
semakin tinggi. Namun akan memperbesar gesekan antara pahat dan
benda kerja.
2. Gerak makan
Gerak makan adalah banyaknya material yang dibuang dalam satu putaran
spindel. Sama seperti kecepatan potong, jika nilainya semakin besar, maka
laju produksi akan semakin tinggi namun beban pahat akan semakin besar
tetapi permukaan yang dihasilkan akan semakin kasar dan gesekan akan
semakin besar sehingga memperpendek umur pahat.
3. Kedalaman potong
Kedalaman potong adalah setengah dari selisih antara diameter awal
lubang dengan diameter pahat. Kedalaman potong yang semakin besar
akan membuat geram semakin tebal dan laju produksi suatu produk akan
semakin tinggi. Namun di saat yang bersamaan, pahat akan menjadi lebih
cepat aus karena gesekan yang semakin besar.

4.3.b. Parameter Proses Broaching


1. Kecepatan gerak pahat
Semakin cepat gerak pahat, laju produksi akan semakin besar dan gaya
yang dibutuhkan untuk menahan benda kerja juga akan semakin besar.
Gesekan pun akan semakin besar dengan membesarnya kecepatan gerak
pahat.
2. Jenis Pahat
Jenis pahat dibedakan berdasarkan profil penampang pahat sehingga
pemilihannya akan mempengaruhi bentuk lubang yang dihasilkan.
3. Diamater awal lubang
Diameter awal lubang akan menentukan ukuran pahat broaching yang
digunakan
4. Material Benda Kerja
Material benda kerja harus dipertimbangkan agar mesin broaching yang
digunakan masih mampu untuk menghasilkan profil lubang yang
diinginkan tanpa adanya crack pada benda kerja.

4.4.a Fenomena Sekrap

Geram yang dihasilkan tipis dan diskontinu dan hanya dihasilkan pada
saat gerak potong (gerak maju).

Quick return mechanism dimana gerak balik lebih cepat daripada gerak
maju. Hal ini terjadi karena desain lengan-lengan mekanisme dibuat
sedemikian rupa agar memungkinkan terjadinya mekanisme ini.

Panasnya benda kerja yang disebabkan oleh gesekan antara pahat dan
benda kerja

Gesekan benda kerja dengan pahat juga mengubah energi mekanik


menjadi energi bunyi sehingga terdengar bunyi aneh saat proses sekrap
4.4.b. Fenomena Broaching

1. Adanya bau aneh saat proses broaching yang disebabkan karena akrilik
yang terkena panas
2. Adanya self locking pada pahat sehingga pahat tidak lepas saat broaching
namun bisa dilepas saat proses selesai

Nama : Yudha Cahyanindra


NIM : 13116073
4.1 Prosedur

4.1.1 Prosedur Proses Sekrap

1. Mempersiapkan benda kerja, kerja mesin sekrap, dan alat-alat bantu pada proses
sekrap.
2. Mengukur dimensi benda kerja dan menentukan bagian sisi benda kerja yang akan
disekrap agar sesuai dengan benda kerja.
3. Memasang benda kerja pada ragum yang terletak pada meja kerja mesin sekrap.
Pada pemasangan digunakan alat bantu berupa penyangga agar posisi benda kerja
lebih tinggi.
4. Membuat titik acuan pada benda kerja.
5. Mengatur besarnya pergeseran antara potongan pertama dan selanjutnya.
6. Mengatur kedalaman pengerjaan mesin sekrap pada benda kerja.
7. Mengatu kecepatan mesin sekrap bekerja.
8. Menekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menyalakan mesin sekrap.
9. Melakukan kembali dari prosedur 2 hingga tercapainya bidang yang di sekrap agar
sesuai gambar Teknik

4.1.2 Prosedur Proses Broaching

1. Menentukan lubang yang akan diberi bentuk pahat dan melubanginya


menggunakan mesin gurdi.
2. Menyiapkan pahat yang sesuai kebutuhan serta alat bantu.
3. Pahat dimasukan melewati benda kerja dan langsung terkunci oleh mesin.
4. Mesin akan menarik pahat dan perlahan memberi bentuk pada lubang.
5. Setelah pahat telah melalui lubang tersebut secara keseluruhan, benda akan
terlepas dari pahat.
4.2 Analisis Benda Kerja

4.2.1 Analisis Benda Kerja Proses Sekrap

Hasil dari proses ini ialah bidang permukaan benda kerja yang menjadi
rata. Pada proses ini untuk menghasilkan suatu bidang yang rata diperlukan
beberapa kali proses sekrap serta jarak antar potongan pertama dengan potongan
selanjutnya yang tidak terlalu jauh. Namun untuk menghemat waktu, jarak
potongan juga tidak bias terlalu jauh. Selama prosesnya perlu ada pengukuran
berulang agar benda sesuai dengan gambar teknik.

4.2.2 Analisis Benda Kerja Proses Broaching

Benda kerja yang dihasilkan dari proses broaching yaitu membesarnya


lubang yang telah dibentuk saat proses drilling. Selain itu, dimensi lubang akan
membesar karena bentuk pahat yang memiliki gradien diameter. Serta benda kerja
yang akan memiliki bentuk pahat pada bagian luar lingkaran.

4.3 Parameter Proses

4.3.1 Parameter Proses Sekrap


• Kedalaman potong
Semakin dalam proses sekrap yang dilakukan, akan menghasilkan gram yang
semakin besar.
• Dimensi benda kerja
Bila dimensi yang diberikan kepada mesin sekrap panjang, maka bentuk geram
akan semakin panjang.
• Kecepatan langkah ram
Langkah ram menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses sekrap suatu
bidang. Namun juga perlu diperhatikan bahwa semakin cepat langkah ram yang dilakukan
akan mempecerpat juga umur fatigue pahat.
• Besar pergeseran langkah ram
Bila pergesaran langkah ram semakin besar, yang terjadi adalah permukaan akan
semakin kasar dimana hal ini berkebalikan dengan tujuan proses sekrap dilakukan.

4.3.2 Parameter Proses Broaching

• Kecepatan Gerak Pahat


Semakin cepat gerak pahat maka akan semakin cepat juga berarti gerak potong
dan gerak makannya. Hal ini berbanding lurus dengan kehalusan bekas pengerjaan dan
semakin kuatnya gaya yang dibutuhkan untuk menahan benda kerja.
• Material Benda Kerja
Semakin getas material yang digunakan pada benda kerja maka semakin besar
juga gesekan antara benda kerja dengan pahat. Sehingga harus diperhatikan kecepatan
potong dan makan dari pahat agar tetap menghasilkan hasil pengerjaan yang halus

4.4 Fenomena
4.4.1 Fenomena Proses Sekrap
1. Pada proses sekrap perbedaan kecepatan pahat ketika maju yang lebih lambat
dibandingkan ketika mundur akibat quick return mechanism.. Hal ini disebabkan
ketika pahat maju, pahat melakukan proses pemakanan benda. Sedangkan pada saat
mundur, pahat tidak melakukan proses pemakanan sehingga tidak ada gaya yang
menahan dan kecepatan mundur menjadi lebih cepat.
2. Bentuk geram kontinu setiap 1 langkah, karena pahat hanya memotong lurus translasi
saja.
3. Sewaktu praktikum, pahat tidak memakan benda kerja secara halus. Benda kerja
malah menjadi semakin kasar

4.4.2 Fenomena Proses Broaching

1. Pada Mesin broaching dijumpai self-locking yaitu sistem yang secara otomatis akan
mengunci pahat ketika mesin broaching dijalankan. Hal ini terjadi karena adanya
pegas pada pengunci dan adanya ramp dibalik pencekam benda kerja.

Banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat dan benda kerja. Hal ini karenabenda kerja
merupakan material polimer (akrilik) sehingga geramnya seperti serat.
Nama : Ivan Giovanni Purnomo

NIM : 13116077

4.1. Prosedur

4.1.1. Proses Sekrap

Berikut adalah tahapan yang dilakukan :

1. Mempersiapkan benda kerja, kerja mesin sekrap, dan alat-alat bantu pada proses
sekrap.

2. Mengukur dimensi benda kerja dan menentukan bagian sisi benda kerja yang akan
disekrap agar sesuai dengan benda kerja.

3. Memasang benda kerja pada ragum yang terletak pada meja kerja mesin sekrap.
Pada pemasangan digunakan alat bantu berupa penyangga agar posisi benda kerja
lebih tinggi.

4. Membuat titik acuan pada benda kerja.

5. Mengatur besarnya pergeseran antara potongan pertama dan selanjutnya.

6. Mengatur kedalaman pengerjaan mesin sekrap pada benda kerja.

7. Mengatu kecepatan mesin sekrap bekerja.

8. Menekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menyalakan mesin sekrap.

9. Melakukan kembali dari prosedur 2 hingga tercapainya bidang yang di sekrap


agar sesuai gambar teknik.

4.1.2. Proses Broaching

Berikut adalah tahapan yang dilakukan :

1. Menentukan lubang yang akan diberi bentuk pahat. Lubang tidak dibuat pada proses
broaching.
2. Menyiapkan pahat yang sesuai kebutuhan serta alat bantu.
3. Pahat dimasukan melewati benda kerja dan langsung terkunci oleh mesin.
4. Mesin akan menarik pahat dan perlahan memberi bentuk pada lubang.
5. Setelah pahat melalui lubang tersebut secara keseluruhan, benda kerja akan terlepas
dari pahat.

4.2. Analisis Benda Kerja

4.2.1. Proses Sekrap


Hasil dari proses ini ialah bidang permukaan benda kerja yang menjadi
rata. Pada proses ini untuk menghasilkan suatu bidang yang rata diperlukan
beberapa kali proses sekrap serta jarak antar potongan pertama dengan potongan
selanjutnya yang tidak terlalu jauh. Namun untuk menghemat waktu, jarak
potongan juga tidak bisa terlalu jauh. Selama prosesnya perlu ada pengukuran
berulang agar benda sesuai dengan gambar teknik.

4.2.2. Proses Broaching


Benda kerja yang dihasilkan dari proses broaching yaitu membesarnya
lubang yang telah dibentuk saat proses drilling. Selain itu, dimensi lubang akan
membesar karena bentuk pahat yang memiliki gradien diameter. Serta benda kerja
yang akan memiliki bentuk pahat pada bagian luar lingkaran.

4.3. Parameter Proses


4.3.1 Proses Sekrap

1. Kedalaman potong
Semakin dalam proses sekrap yang dilakukan akan menghasilkan gram
yang semakin besar.

2. Panjang langkah
Bila dimensi yang diberikan kepada mesin sekrap panjang, maka bentuk
geram akan semakin panjang.

3. Kecepatan translasi ram


Langkah ram menentukan waktu yang dibutuhkan untuk proses sekrap
suatu bidang. Perlu diperhatikan bahwa semakin cepat langkah ram yang
dilakukan akan mempecerpat tercapainya umur fatigue pahat.

4.3.2. Proses Broaching


1. Kecepatan makan
Semakin cepat gerak pahat maka akan semakin cepat juga berarti gerak
potong dan gerak makannya. Hal ini berbanding lurus dengan kehalusan bekas
pengerjaan dan semakin kuatnya gaya yang dibutuhkan untuk menahan benda
kerja.

2. Profil pahat
Terdapat beberapa jenis pahat broaching yang memiliki profil masing-
masing. Lubang pada benda kerja setelah melalui proses broaching akan
mengikuti bentuk profil pahat yang dipilih.

3. Material pahat dan benda kerja


Semakin getas material yang digunakan pada benda kerja maka semakin
besar juga gesekan antara benda kerja dengan pahat. Sehingga harus
diperhatikan kecepatan potong dan makan dari pahat agar tetap menghasilkan
hasil pengerjaan yang sesuai.

4.4. Fenomena
4.4.1 Proses Sekrap

Adanya quick return mechanism yang terjadi pada proses sekrap yang membuat
kecepatan langkah potong lebih cepat daripada langkah balik. Pada saat langkah balik,
pahat tidak melakukan gerak potong pada benda kerja (saat melewati benda kerja lagi,
ujung pahat mengalami gerak ke atas) sehingga geram tidak dihasilkan. Geram hanya
dihasilkan dari langkah maju (potong). Ketebalan geram yang dihasilkan kecil namun
lebar. Ukuran geram bisa divariasikan dengan cara mengatur kecepatan putar spindel.

4.4.2 Proses Broaching

Pada proses broaching, ketika pahat mulai bergerak melewati lubang pada plat
akrilik, plat akrilik yang awalnya ditahan oleh praktikan dapat dilepas saat profil pahat
telah mengalami kontak dengan benda kerja. Hal ini dikarenakan gaya antara plat akrilik
dengan pahat cukup besar sehingga cukup untuk menahan plat akrilik sampai seluruh
mata pahat telah melalui lubang benda kerja. Selain itu karena proses pemotongan
berlangsung sangat cepat maka timbul bau seperti akrilik yang terbakar. Hal ini
disebabkan karena kenaikan temperatur yang cepat pada proses pemotongan tersebut.
Ukuran geram yang dihasilkan memanjang dan berwarna putih susu.
Fenomena lainnya sistem self-locking. Sistem ini secara otomatis mengunci pahat
ketika mesin broaching dijalankan. Hal ini terjadi karena adanya pegas pada pengunci
dan adanya ramp dibalik pencekam benda kerja.

Nama : Taufik Aditya Pradana


NIM : 13116078
4.1 Prosedur

4.1.1 Sekrap

Untuk melakukan proses sekrap, kami melakukan prosedur sebagai berikut :


1. Pratikan melaukan persiapan dengan jaslab, kacamata pelindung dan sarung tangan
2. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan untuk proses pengerjaan (palu,
kuas, paralel blok, jangka sorong)
3. Melihat kondisi mesin dan mengeceknya pada saat praktikum akan dilaksanakan
oleh praktikan.
4. Pemahaman mengenai kondisi mesin yang akan digunakan, mengatur
kecepatan langkah pada mesin sekrap, mengatur kecepatan makan dan mengatur
kecepatan potong pada mesin sekrap tersebut (dalam praktikum kali ini,
kecepatan potong tidak diatur – atur sehingga menggunakan kecepatan potong
otomatis yang bekerja pada mesin sekrap tersebut). Gerak potong mesin adalah
gerakan pahat, sedangkan gerak makan adalah gerak meja yang tegak lurus gerak
pahat.
5. Perhitungan terhadap kondisi dan dimensi awal pada benda kerja yang akan
digunakan. Kemudian menandai sesuai dimensi yang akan dipotong.
6. Peletakan benda kerja pada ragum dan penguncian benda kerja terhadap ragum
tersebut dengan menggunakan tuas ragum dengan ditumpuan paralel blok.
7. Mengatur pahat dan rumah luncur sedemikian rupa.
8. Pengesett-an zero (setting nol) pada mesin sekrap ini dengan langkah awal yaitu
menghidupkan mesin sekrap dan penyetelan pahat hingga mengenai sedikit
bagian dari benda kerja, lalu melakukan setting nol pada pahat yang akan
digunakan.
9. Memulai proses penyekrapan dengan dimulai dari salah satu tepi benda kerja
10. Penyekrapan dilakukan dengan menggunakan kecepatan makan yang telah
ditentukan hingga menghasilkan permukaan benda yang rata dan dengan dimensi
yang diinginkan.
11. Melepas benda kerja dari ragum
12. Mematikan mesin (pada saat langkah mundur), membersihkan sisa gam dan
mengembalikannya seperti semula
4.1.2 Broaching

Untuk melakukan proses broaching, kami melakukan prosedur sebagai berikut :

1. Pratikan melakukan persiapan dengan jaslab, kacamata pelindung dan sarung


tangan
2. Mempersiapkan benda kerja yang akan digunakan, material polimer yang terlebih
dilubangi dengan diameter 12mm menggunakan mesin drill
3. Melihat kondisi mesin dan mengeceknya pada saat praktikum akan dilaksanakan
oleh praktikan.
4. Pemahaman mengenai pengoperasian mesin broaching
5. Memasangkan benda kerja sedemikian rupa sehingga tepat pada lubang untuk
memasangkan pahat (dengan di tahan manual dengan tangan dua orang)
6. Memasangkan pahat pada mesin, melewati lubang pada benda kerja yang telah
dipasangkan pada mesin.
7. Menghidupkan mesin dengan menekan tombol on pada kedua panel penggerak
8. Setelah tombol on ditekan maka secara otomatis pahat akan bergerak dan proses
broaching berlangsung
9. Mematikan mesin broaching
10. Menarik/melepas pahat dari mesin dan benda kerja yang telah terbentuk
11. Membersihkan sisa gram pada benda kerja dan mesin broaching
12. Mengembalikan mesin broaching seperti semula
4.2 Analisis Benda Kerja

4.2.1 Sekrap

Sebelum praktikum maupun sesudah praktikum benda kerja memiliki bentuk


yang sama yakni bentuk L. Yang membedakan adalah dimensi dan kehalusan
permukaan. Tujuan dari proses sekrap sendiri adalah untuk mengurangi material
agar sesuai dengan dimensi gambar teknik dan mengratakan serta memperhalus
permukaan. Akan tetapi dikarenakan mata pahat dari mesin sekrap sudah aus
sehingga permukaan dari benda kerja cukup kasar, dan lebih kasar dari mesin freis.

4.2.2 Broaching

Material benda kerja pada proses broaching adalah akrilik. Awalnya akrilik
berpenampang persegi pejal akan tetapi sudah ada beberapa bagian yang terbentuk
karena proses broaching oleh kelompok lain. Kemudian, kami melakukan proses
drilling pada benda kerja kami. Proses ini mencetak penampang lingkaran pada
benda kerja. Setelah itu, kami melakukan proses broaching pada benda kerja yang
kemudian memiliki penampang sesuai dengan profil pahat broaching. Pahat yang
kami gunakan memiliki profil seperti bentuk awal roda gigi. Kami menggunakan
pahat broaching dengan ukuran lebih kecil daripada penampang lingkaran hasil
drilling, agar pahat broaching masuk ke profil sebelum broaching.

4.3 Parameter Proses

4.3.1 Sekrap

1. Kecepatan Makan

Pada kecepatan makan proses sekrap di atur oleh tuas di bawah ragum, yang
mengatur kecepatan makan pada proses ini. Semakin cepat kecepatan makan,
ketidakrataan permukaan pada benda kerja semakin besar akibat pergesaran
melintang ragum yang cepat membuat kemungkinan ada permukaan yang belum
terpotong makin besar.

2. Kecepatan Potong

Semakin cepat kecepatan potong, permukaan benda kerja semakin halus, namun
tegangan pada pahat semakin besar akibat gesakan yang terjadi antara pahat dengan
benda kerja.
3. Kecepatan Langkah

Kecepatan langkah pemotongan dilakukan dengan kalibrasi mengenai tuas


pengaturan kecepatan langkah pada mesin sekrap yang digunakan. Semakin besar
parameter ini, toleransi kerataan permukaan dan kekasaran akan semakin besar
karena gesekan, sehingga akan menghabat proses pemotongan. Parameter ini
sendiri sangat bergantung pada dimensi benda kerja

4. Material yang Digunakan

Material yang digunakan meruapakan material yang memiliki yang getas,


sehingga pada proses ini kecepetan makan diatur sepelan mungkin dengan
kedalaman tertentu. Ketika benda kerja merupakan material yang getas, maka
ketika kecepatan pahat sangat cepat, maka dapat mengakibatkan patahnya pahat.

5. Kedalaman potong

Semakin dalam kedalaman potong, semakin tebal dan panjang geram yang
dihasilkan. Jika pemotongan dilakukan terlalu dalam torsi yang akan ditahan oleh
ragum akan semakin besar dan dapat mengakibatkan cacat pada benda kerja

4.3.2 Broaching

1. Kecepatan Gerak Pahat

Semakin cepat gerak pahat maka akan semakin cepat juga gerak potong dan gerak
makannya. Hal ini berbanding lurus dengan kehalusan bekas pengerjaan dan
semakin kuatnya gaya yang dibutuhkan untuk menahan benda kerja.

2. Jenis Pahat

Terdapat beberapa jenis pahat broaching yang memiliki profil masing-masing.


Lubang pada benda kerja setelah melalui proses broaching akan mengikuti bentuk
profil pahat yang dipilih.

3. Material benda kerja

Semakin getas material yang digunakan pada benda kerja maka semakin besar juga
gesekan antara benda kerja dengan pahat. Hal ini akan mempengaruhi kekasaran
pada benda kerja.

4.4 Fenomena

4.4.1 Sekrap

1. Profil permukaan yang terbentuk memiliki pola yang khas, berbeda dengan benda
kerja sebelum proses pengerjaan yang terlihat halus dan tidak berpola
2. Terbentuknya gram yang kontinu (tidak terputus ) setiap 1 langkah, karena pahat
hanya melaukan satu gerakan saat melaukan pemotongan yaitu hanya lurus
3. Pada saat proses langkah mundur lebih cepat dari pada langkah maju. Dikarenakan
percepatan tangensial yang terjadi pada sistem gerak mesin dan perbedaan panjang
lengan ketika langkah maju ataupun mundur.
4. Geram yang dihasilkan tidak berubah warna menandakan bahwa kalor yang terjadi
akibat kontak benda kerja dan pahat tidak terlalu besar.

4.4.2 Broaching

1. Banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat. dikarenakan benda kerja
merupakan material polimer (akrilik) sehingga geramnya seperti serat serat.
2. Bentuk pahat dari mesin broaching yang dalam satu pahat memiliki dimensi dan
bentuk yang berbeda beda sesuai dengan fungsi masing masing bagiannya
3. Sistem self-locking pada pahat broaching menyebabkan pahat tidak lepas saat
broaching namun bisa dilepas saat proses selesai atau saat posisi di ujung awal.
4. Dimensi lubang pada benda kerja. Dimensi lubang pada benda kerja sebelum
dilakukan proses broaching harus disesuaikan dengan diameter terbesar pada pahat.
Hal ini bertujuan agar pahat bisa bergerak melalui benda kerja dengan baik dan
tidak merusak benda kerja
Nama : Wawan Adi Pratama
NIM : 13116106
4.1 Prosedur
4.1.1 Prosedur Proses Sekrap
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses sekrap adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan benda kerja yang akan disekrap dan peralatan bantu yang dibutuhkan.
2. Mempersiapkan mesin sekrap yang akan digunakan. Praktikan harus memahami cara
pengoperasian mesin sekrap sebelum memulai proses sekrap. Pahat yang akan digunakan
untuk proses sekrap telah terpasang pada mesin sekrap.
3. Mengukur dimensi benda kerja dan menyesuaikannya dengan dimensi yang ada pada
gambar teknik. Pada benda kerja diberi tanda pada batas pengerjaan supaya memudahkan
dalam proses sekrap.
4. Meletakkan benda kerja pada ragum yang berada di meja mesin sekrap. Agar posisi
bagian benda kerja yang akan disekrap berada diatas rahang atas ragum, dapat
ditambahkan parallel blok dibawah benda kerja sebagai penyangga.
5. Mengencangkan ragum dan memukul benda kerja menggunakan palu agar posisi benda
kerja tetap datar.
6. Memposisikan benda kerja dan pahat mesin sekrap (zero setting). Posisi benda kerja
diatur sedemikian rupa sehingga pahat mesin sekrap sedikit menggores bagian atas benda
kerja.
7. Mengatur kecepatan potong pahat dan kecepatan makan benda kerja dengan mengubah
banyak roda gigi yang dilompati oleh rachet setiap cycle.
8. Mengatur kedalaman potong pahat terhadap benda kerja. Kedalaman potong pahat tidak
boleh terlalu besar.
9. Memutar tombol gerak makan otomatis. Pada tombol tersebut terdapat tanda berupa anak
panah yang menunjukkan arah gerak meja kerja.
10. Menghidupkan mesin sekrap dengan menekan tombol start kemudian menarik tuas
kopling untuk menjalankan pahat.
11. Melakukan proses sekrap sampai benda kerja memiliki dimensi sesuai dengan yang
diinginkan.
12. Setelah proses sekrap selesai, mesin sekrap dibersihkan dari geram.

4.1.2 Prosedur Proses Broaching


Langkah-langkah pada proses broaching adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan benda kerja, peralatan, dan mesin yang akan digunakan. Praktikan harus
memahami cara pengoperasian mesin yang akan digunakan, yaitu mesin broaching dan
mesin drilling.
2. Sebelum digunakan mesin broaching, terlebih dahulu menggunakan mesin drilling untuk
pembuatan lubang pada benda kerja. Pahat dengan diameter tertentu dipasang pada mesin
drilling. Setelah itu dilakukan proses drilling pada benda kerja.
3. Memasukkan pahat broaching pada lubang yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian
pahat broaching dipasangkan pada mesin broaching.
4. Menghidupkan mesin broaching kemudian menekan dua tombol mundur secara
bersamaan untuk menjalankan mesin. Pada saat pahat bergerak mundur, benda kerja
harus ditahan secara manual menggunakan tangan agar posisinya tetap.
5. Setelah profil lubang yang diinginkan telah terbentuk, Benda kerja diambil dan
dibersihkan dari geram.
6. Menekan dua tombol maju secara bersamaan sehingga pahat dapat bergerak maju.
7. Mematikan mesin dan mengambil pahat yang terpasang.
8. Membersihkan mesin broaching dari geram.
4.2 Analisis Benda Kerja
4.2.1 Analisis Benda Kerja Proses Sekrap
Benda kerja yang telah melalui proses sekrap mengalami perubahan pada dimensinya.
Dimensi benda kerja menjadi sesuai dengan gambar teknik. Idealnya, benda kerja hasil
proses sekrap memiliki permukaan yang rata, halus, dan mengkilap. Proses perataan tersebut
dilakukan secara berulang. Pada benda kerja kami, tidak didapatkan hasil permukaan yang
rata, halus, dan mengkilap. Hal itu disebabkan pahat mesin sekrap yang telah aus.

4.2.2 Analisis Benda Kerja Proses Broaching


Benda kerja yang digunakan pada proses broaching ialah benda kerja berbahan akrilik.
Sebelum dilakukan proses broaching, benda kerja memiliki lubang berbentuk lingkaran.
Saat dilakukan proses broaching, lubang pada benda kerja mengalami perluasan. Hasil akhir
yang didapat yaitu benda kerja dengan bentuk profil lubang sesuai dengan profil pahat
broaching. Pada proses broaching terbentuk geram halus berwarna putih.

4.3 Parameter Proses


4.3.1 Parameter Proses Sekrap
1. Kecepatan potong
Semakin besar kecepatan potong, material yang terbuang akan semakin banyak. Gesekan
yang akan ditimbulkan antara pahat dan benda kerja juga akan semakin besar.
2. Kecepatan makan
Semakin besar kecepatan makan, permukaan benda kerja yang dihasilkan akan semakin
kasar. Ketidakrataan pada permukaan benda kerja juga akan semakin besar. Jika gerak
makan semakin lambat, permukaan yang dihasilkan akan lebih halus dan rata. Namun,
proses pemakanannya akan berlangsung lebih lama.
3. Kedalaman pemotongan
Semakin besar kedalaman pemotongan, geram yang dihasilkan akan semakin tebal dan
panjang. Pahat yang digunakan akan cepat aus bila kedalaman pemotongannya besar.

4.3.2 Parameter Proses Broaching


1. Kecepatan Gerak Pahat
Semakin cepat gerak pahat, gerak potong dan gerak makannya juga akan semakin cepat.
Gesekan yang ditimbulkan juga akan semakin besar.
2. Jenis Pahat
Jenis pahat mempengaruhi bentuk profil lubang benda kerja. Bentuk lubang setelah
dilakukan proses broaching akan mengikuti bentuk profil pahat yang digunakan.
3. Material benda kerja
Jenis material benda kerja harus ditentukan agar ketika pahat melalui benda kerja, tidak
terjadi crack pada benda kerja.
4. Diameter lubang awal
Diameter lubang awal menentukan ukuran diameter pahat broaching yang akan
digunakan.

4.4 Fenomena
4.4.1 Fenomena Proses Sekrap
1. Adanya Quick Return Mechanism sehingga gerak balik lebih cepat daripada gerak maju.
Pada gerak balik, pahat tidak melakukan gerak potong pada benda kerja sehingga tidak
dihasilkan geram pada gerak balik.
2. Geram yang dihasilkan melalui proses sekrap relatif tipis dan tidak kontinu. Geram
dihasilkan saat pahat melakukan gerak maju (gerak potong).
3. Timbulnya bunyi ketika pahat melakukan gerak potong pada benda kerja (terjadi kontak
antara pahat dan benda kerja). Hal ini disebabkan geram tersangkut pada pahat.
4. Adanya ketidakrataan permukaan setelah proses sekrap. Hal ini disebabkan pahat yang
telah aus.
4.4.2 Fenomena Proses Broaching
1. Adanya sistem self-locking yang akan mengunci pahat secara otomatis ketika mesin
broaching dijalankan. Hal ini dikarenakan adanya pegas pada pengunci dan ramp.
2. Adanya bau pada geram yang dihasilkan melalui proses broaching.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Nama : Yosafat Rogika

NIM : 13114084

5.1. Kesimpulan

1. Pahat yang dipilih untuk sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan pahat broaching
yang dipilih adalah pahat yang sesuai dengan profil lubang.

2. Fenomena pada sekrap adalah geram yang tipis, quick-return mechanism, bedna kerja
yang panas, dan bunyi yang aneh. Sedangkan pada broaching adalah self-locking pahat dan bau
aneh.

Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, gerak makan, dan kedalaman potong.
Sedangkan parameter proses broaching adalah kecepatan gerak pahat, jenis pahat, dan diameter
awal lubang

Nama : Chairul Naufal Rizdiawardana

NIM : 13116022

5.1 Kesimpulan
Pahat yang digunakan untuk proses sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan
pahat broaching yang digunakan adalah pahat internal gear.
Fenomena yang terjadi pada proses sekrap yaitu kenaikan suhu benda kerja dan
tidak ratanya permukaan akibat pahat yang aus. Sedangkan fenomena pada proses
broaching yaitu adanya self-locking dan adanya sisa geram pada pahat dan benda
kerja.
Parameter proses dalam proses sekrap adalah kedalaman potong, dimensi benda
kerja, kecepatan langkah ram, dan besar pergeseran langkah ram. Parameter proses
pada proses broaching yaitu kecepatan gerak pahat dan dimensi benda kerja dan pahat.
5.2 Saran
1. Mengganti pahat pada mesin sekrap agar tidak aus
2. Modul ini dapat dilakukan sebelum proses freis dan drilling agar tidak susah dalam
menentukan dimensi.
3. Pada proses sekrap, material yang direduksi sebaiknya sedikit saja karena proses
ini hanya untuk meratakan permukaan.

Nama : Nahum Hotma Gerry

NIM : 13116027

5.1. Kesimpulan

1. Pahat yang dipilih untuk sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan pahat
broaching yang dipilih adalah pahat yang sesuai dengan profil lubang.

2. Fenomena pada sekrap adalah geram yang tipis, quick-return mechanism, bedna
kerja yang panas, dan bunyi yang aneh. Sedangkan pada broaching adalah self-
locking pahat dan bau aneh.

3. Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, gerak makan, dan kedalaman
potong. Sedangkan parameter proses broaching adalah kecepatan gerak pahat, jenis
pahat, dan diameter awal lubang.

5.2. Saran

1. Pahat mesin sekrap harus diganti karena sudah aus


2. Benda kerja proses broaching sebaiknya sering diganti agar tidak kesulitan
menentukan letak lubang

DAFTAR PUSTAKA

http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1934
http://arsyananda-desain.blogspot.com/2011/12/mengenal-proses-
sekrap.html

http://mesin-teknik.blogspot.com/2011/11/elemen-dasar-proses-
sekrap.html

http://referensimesin16.blogspot.com/2015/05/mesin-sekrap-
kelengkapannya.html

Setyobudi, Agung. 2013. Teknologi Mekanik. Malang. Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan

Kalpakjian, Manufacturing Engineering and Technology 3rd edition,


Addison- Wesley Publishing Company, 1995

http://belajarmachining.blogspot.com/2012/06/broaching.html

http://hasanedukasi.blogspot.com/2013/06/mesin-pembesarlubang-
broaching-machine.html

Nama : Yudha Cahyanindra

NIM : 13116073

5.1.Kesimpulan
Pahat yang digunakan untuk proses sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan
pahat broaching yang digunakan adalah pahat internal gear.

Fenomena yang terjadi dalam praktikum proses sekrap yaitu terdapat perbedaan
kecepatan pahat saat maju dan mundur, bentuk geram yang kontinu, dan pahat tidak
memakan benda kerja secara halus. Pada proses broaching dijumpai fenomena self-
locking system dan tersangkutnya geram pada pahat dan benda kerja.

Parameter proses dalam proses sekrap adalah kedalaman potong, dimensi benda
kerja, kecepatan langkah ram, dan besar pergeseran langkah ram. Parameter proses pada
proses broaching yaitu kecepatan gerak pahat dan material benda kerja.

5.2.Saran
1. Sebaiknya praktikum modul sekrap dilakukan sebelum modul freis dan modul
gurdi.
2. Pergeseran langkah sekrap usahakan kecil mungkin supaya halus.
3. Pasang benda kerja pada ragum secara kuat dan rata supaya hasil maksimal.
Nama : Ivan Giovanni Purnomo
NIM : 13116077

5.1. Kesimpulan

1. Jenis pahat yang digunakan pada proses sekrap adalah pahat lurus sedangkan pada
proses broaching adalah pahat broaching dengan enam alur key
2. Fenomena yang terjadi pada proses sekrap adalah langkah mundur yang lebih cepat
dari langkah maju (potong) dan ukuran geram sedangkan pada proses broaching
adalah benda kerja yang dapat dilepas oleh praktikan ketika sisi pemotong pahat mulai
melewati lubang, ukuran dan warna geram, timbul bau seperti akrilik terbakar, dan
sistem self locking.
3. Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, panjang langkah, dan kecepatan
translasi ram sedangkan pada proses broaching adalah kecepatan makan, profil pahat,
material pahat, dan benda kerja
5.2. Saran

Pada praktikum modul sekrap, mata pahat yang diigunakan telah aus dan tidak
ada mata pahat pengganti saat praktikum. Hal ini menyebabkan kualitas permukaan benda
kerja yang dihasilkan kurang baik sehingga masih perlu dilakukan proses freis dan
gerinda meja. Solusinya perlu dilakukan pengadaan mata pahat mesin sekrap.

Nama : Taufik Aditya Pradana

NIM : 13116078

5.1 Kesimpulan

1. Pahat yang digunakan untuk proses sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan pahat
broaching yang digunakan adalah pahat internal gear.
2. Fenomena yang terjadi pada proses sekrap adalah geram yang kecil dan kontinu, quick-
return mechanism, permukaan benda kerja yang berpola, dan geram yang tidak berubah
warna karena kalor yang tidak terlalu besar. Sedangkan pada broaching adalah self-
locking pahat, banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat dan bentuk pahat dalam
satu pahat yang memiliki dimensi yang berbeda.
3. Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, kecepatan makan, kecepatan langkah,
material yang digunakan, dan kedalaman potong. Sedangkan parameter proses broaching
adalah kecepatan gerak pahat, jenis pahat, material benda kerja dan dimensi lubang pada
benda kerja.
5.2 Saran
1. Besar pergeseran langkah pada ram diusahakan kecil agar permukaan yang didapat pada
hasil benda kerja dapat lebih halus.
2. Ragum harus dipasang sangat kuat, atau kedalaman pemotongan harus sedikit demi
sedikit. Agar benda kerja yang sedang dalam proses tidak terlepas dan tidak mengalami
cacat.
3. Praktikan harus tetap fokus selama praktikum berlangsung agar benda kerja yang didapat
hasilnya maksimal dan sesuai dengan gambar teknik yang diberikan.
4. Mengganti pahat sekrap yang sudah aus.

Nama : Wawan Adi Pratama

NIM : 13116106

5.1 Kesimpulan
1. Pahat yang digunakan pada proses sekrap ialah pahat lurus kanan. Pahat yang digunakan
pada proses broaching adalah pahat dengan profil sesuai dengan bentuk profil lubang
yang diinginkan.
2. Fenomena yang terjadi pada proses sekrap yaitu adanya quick return mechanism,
dihasilkannya geram yang tipis dan tidak kontinu, timbulnya bunyi, dan adanya
ketidakrataan permukaan. Pada proses broaching, fenomena yang terjadi adalah adanya
sistem self-locking, dan adanya geram yang berbau.
3. Parameter proses sekrap yaitu kecepatan potong, kecepatan makan, dan kedalaman
pemotongan. Sedangkan pada proses broaching, parameter prosesnya yaitu kecepatan
gerak pahat, jenis pahat, material benda kerja, dan diameter lubang awal.
5.2 Saran
Pada proses sekrap, sebaiknya digunakan pahat yang tidak aus agar menghasilkan
permukaan benda kerja yang rata dan halus. Pada proses broaching, sebaiknya tidak
menggunakan tangan untuk menahan benda kerja selama proses broaching, agar tetap
terjaminnya keselamatan kerja.
LAMPIRAN

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

I. SEKRAP
1. Bagaimana cara pencekaman benda kerja untuk proses perataan permukaan?
Jelaskan dengan gambar!

Jawab:

benda kerja

silinder

parallel pad
Benda kerja dijepit oleh kedua bagian mulut pencekam. Apabila benda kerja memiliki
tinggi yang lebih rendah daripada tinggi mulut pencekam, maka digunakan parallel pad
sebagai alas. Namun, parallel pad harus berukuran lebar lebih kecil dibanding benda kerja,
agar yang digigit oleh pencekam adalah benda kerja, bukan parallel pad-nya. Bila permukaan
samping benda kerja miring, maka gunakan silinder sebagai alas samping benda kerja.
Kencangkan ragum, dan pukul benda kerja dengan ragum agar benda kerja serata mungkin
dan siap untuk disekrap.
2. Gambarkan mekanisme pemegang pahat agar pada saat gerak balik pahat tidak
masuk ke benda kerja!

Pada gerak balik terdapat engsel yang


menghubungkan pahat dengan mesin sehingga ketika
gerak balik pahat tidak melakukan kerja terhadap
benda kerja.

3. Bagaimana cara mengatur langkah ayun? Jelaskan dengan


gambar! Jawab:
Cara mengaturnya yaitu dengan
mengatur tuas panjang langkah seperti
pada gambar di bawah ini. Pengaturan
tuas untuk menentukan kecepatan,
dapat dilihat dari table pada table
kecepatan mesin sekrap. Kecepatan
diatur sesuai dengan kedalaman
pemotongan yang akan dilakukan

4. Bagaimana cara menentukan jumlah langkah per

menit? Jawab:

Jumlah langkah per menit diatur dengan menggunakan kedua tuas pengubah gigi. Tuas
bawah mengatur range dari gigi tersebut. Range tersebut terdiri dari “low” dan “high”. Tuas
atas mengatur gigi yang diperlukan untuk mengatur langkah per menit. Gigi yang ada yaitu
gigi 1, 2, dan 3. Jika range yang dipilih adalah “high”, gigi 1, 2, dan 3 dapat dianggap sebagai
gigi 4, 5, dan 6. Semakin besar angka gigi, semakin cepat langkah per menit. Jumlah langkah
per menit untuk setiap gigi dan range tertera pada mesin sekrap.
5. Bagaimana cara membuat produk balok yang benar-benar siku antar sisinya dari
row material berupa balok yang belum tentu siku antar sisinya? Jelaskan langkah-
langkahnya dengan gambar

Jawab:

Letakkan benda kerja pada ragum, pastikan gigitan ragum sangat kuat, tambahkan
silinder dan parallel pad secukupnya agar gigitan ragum kuat. Ratakan salah satu sisi raw
material. Setelah rata, jadikan sisi tersebut menjadi alas acuan. Kemudian, dengan metode
sekrap yang biasa, ratakan semua sisi raw material tersebut.

6. Bagaimana cara membuat Roda gigi dengan mesin

sekrap! Cara membuat roda gigi dengan mesin sekrap:

1. Persiapkan mesin sekrap dengan meja kerja yang berbentuk shaft


2. Ukur dimensi awal benda kerja
3. Atur jarak langkah mesin dan kecepatan langkah mesin
4. Setting titik awal atau (zero point) sebagai patokan antara pahat dan benda kerja
5. Tentukan kedalaman pahat dan jenis pahat sesuai dengan spesifikasi roda gigi
yang diinginkan
6. Nyalakan mesin dan atur kecepatan makan benda kerja
7. Matikan mesin dan lepas benda kerja
8. Ukur dimensi akhir roda gigi
II. BROACHING
1. Gambarkan benda kerja beserta dimensinya (sebelum dan sesudah dilakukannya
permesinan)!

2. Gambarkan geometri pahat yang dipakai beserta keterangan gambar!

Tampak Samping Pahat


Bentuk Pahat

3. Bagaimana cara kerja mesin dan proses beoaching? Jelaskan dengan gambar!

Pada mesin broaching, benda kerjanya diam dan pahatnya yang bergerak, baik
pengerjaan permukaan luar (eksternal broaching) maupun pengerjaan permukaan
dalam (internal broaching). Permukaan benda kerja akan mengikuti bentuk pahat
yang digunakan. Dengan ketinggian pahat yang semakin bertambah akan membuat
lubang benda kerja semakin besar (internal broaching) atau lapisan yang semakin
tipis (eksternal broaching).

Geometri pahat broaching dari bagian depan sampai belakang semakin tinggi dan
fungsinya berbeda. Pada bagian awal pahat, benda kerja akan dibentuk oleh pahat
sehingga akan terbentuk banyak geram. Pada tahap selanjutnya, pembentukan profil
sudah hampir selesai dan mulai tahap penyelesaian. Pada tahap terakhir, pembentukan
profil sudah selesai dan dilakukan finishing, yaitu pembersihan geram dari benda kerja.
4. Jelaskan mengenai mekanisme gerak makan dan gerak potong dari proses
broaching, gambarkan!
a. Gerak Potong
Gerak potong adalah gerakan relatif antara pahat dan benda kerja untuk
membentuk profil benda kerja. Pada mesin broaching gerak potong adalah
gerak maju/mundur pahat terhadap benda kerja.
b. Gerak Makan
Gerak makan adalah gerak relatif antara pahat dan benda kerja yang bertujuan
untuk memperluas area gerak potong. Pada mesin broaching gerak makan
terjadi akibat pembesaran diameter pahat dari bagian awal ke akhirnya,
sehingga area kerjanya semakin luas.

5. Gambarkan jenis-jenis pahat broaching yang Anda ketahui!


6. Apakah jenis pembuatan lubang yang Anda anjurkan untuk hal-hal berikut :
a. Melebarkan alur pasak roda gigi?
Lubang untuk alur pasak dikerjakan dengan cara internal broaching dengan
bentuk pahat yang berbentuk keyway (pasak) baik pasak tunggal maupun
pasak ganda. Pahat broaching yang semakin besar akan dapat memperlebar alur
pasak.

b. Pembuatan spline pada blank roda gigi?


Spline pada blank roda gigi dapat dibuat dengan internal broaching dengan
pahat yang berbentuk spline dengan jumlah gigi sesuai dengan yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai