Kelompok : S21
Proses manufaktur memberikan jawaban atas kebutuhan manusia akan barang. Tentu
barang yang dibutuhkan tersebut beragam. Mulai dari jenis, bentuk, ukuran, dan spesifikasi
lainnya. Untuk komponen yang terbuat dari logam terkadang memerlukan spesifikasi
permukaan yang datar. Proses pemesinan yang sesuai untuk mewujudkannya adalah proses
sekrap dan freis. Dalam hal ini kami akan membahas proses sekrap dalam rangka mereduksi
penampang benda kerja yang rata hingga sesuai dengan spesifikasi gambar teknik. Selain itu
dibahas juga proses broaching dalam rangka membuat profil dalam dari suatu lubang.
1.2 Tujuan
a. Menentukan jenis pahat yang digunakan pada proses sekrap dan broaching
b. Menentukan fenomena yang terjadi dalam proses sekrap dan broaching
c. Menentukan parameter proses sekrap dan broaching
BAB II
TEORI DASAR
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah dengan menjepit benda kerja (benda yang
akan di perhalus / benda yang akan dipotong) pada ragum dan kemudian pahat bergerak
lurus maju mundur bulak-balik melakukan proses pemotongan. Hasil gerakan maju mundur
lengan mesin/pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui
sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan
ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol
melalui tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan
gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik
berubah dan berarti pula panjang langkah berubah. Letak langkah dapat diatur dengan
spindle posisi. Untuk mengatur panjang langkah, gunakan bantuan blok geser. Dalam
menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain panjang
langkah maksimum, jarak masimum tiap gerakan meja mesin ke arah mendatar serta jarak
maksimal gerak meja ke arah vertikal atau naik-turun meja mesin.
Pada proses sekrap ada berbagai bentuk permukaan benda kerja yang dikerjakan mulai
dari mendatar, beralur, menyudut, atau bentuk profil. Untuk menunjang pengerjaan tersebut
ada beberapa jenis pahat yang bisa digunakan pada proses sekrap. Pahat-pahat tersebut
antara lain:
a. Pahat kasar lurus
Broaching adalah mesin operasi yang menggunakan alat bergigi, yang disebut broach,
atau juga ada yang menyebutnya mesin pembesar lubang yang biasa digunakan untuk
menghilangkan material. Broach yang digunakan ini digunakan untuk pekerjaan presisi,
terutama untuk bentuk-bentuk aneh. Proses broaching selesai dalam satu kali tinggi. Pahat
berbentuk mirip dengan gergaji, dengan ukuran makin membesar/meluas. Selain itu, broach
berisi tiga bagian yang berbeda: roughing teeth, semi-finishing teeth, dan finishing teeth.
D. Proses Sekrap
.
7. Proses Boacing
ANALISIS
NIM : 13114084
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses sekrap beserta benda kerja
yang akan digunakan
2. Lakukan pengecekan pada mesin sekrap serta mempelajari setiap bagian yang akan
digunakan untuk proses broaching agar tidak terjadi kesalahan pengoprasian
3. Ukurlah dimensi awal benda kerja dengan jangka sorong dan tandai benda kerja
sesuai dimensi dan geometri pada gambar teknik sebagai acuan selama proses sekrap
4. Pasanglah benda kerja pada ragum yang terletak di atas meja mesin sekrap dengan
disertai penyangga agar benda kerja lebih tinggi dibandingkan dengan ragum dan
kencangkan ragum dengan memutar poros ragum sambil memukul benda dengan palu
pada bagian benda kerja yang dianggap sebagai referensi
5. Lakukan setup mesin sekrap, tentukan titik nol / zero point pada benda kerja dengan
cara menjalankan mesin terlebih dahulu dan memposisikan meja kerja hingga pahat
sedikit menyentuh/ menggores benda kerja. Titik nol/zero point akan dijadikan patokan
dalam proses sekrap
6. Aturlah kecepatan potong pahat dan kecepatan makan benda kerja. Hal ini dilakukan
dengan mengubah banyak roda gigi yang dilompati oleh rachet setiap cycle
7. Aturlah kedalaman potong pahat terhadap benda kerja, kedalaman ini tidak boleh
terlalu tebal karena dapat mengakibatkan patahnya pahat, atau rusaknya benda kerja oleh
karena itu proses harus dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kedalaman tertentu
8. Tekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menjalankan pahat.
9. Putar tombol indikator gerak makan otomatis. Arah tombol ini sesuai gerak meja kerja
yang kita inginkan
3. Buat lubang sesuai diameter yang diinginkan dengan menggunakan mesin drill,
pembuatan diameter ini sesuai dengan diameter ujung pahat yang tidak memiliki profil
(silinder).
5. Pasanglah pahat yang telah dimasukkan melalui benda kerja pada mesin
broaching dengan penempatan sesuai bentuk lubang yang telah ditentukan
7. Setelah selesai, ambil dan bersihkan benda kerja dari geram yang terbentuk
8. Tekan tombol maju bersamaan (kiri dan kanan) untuk mengembalikan posisi pahat
9. Matikan mesin dan ambil kembali pahat yang terpasang
Sebelum dan sesudah praktikum, benda kerja memiliki bentuk yang sama. Perbedaan
terletak pada dimensi dan kehalusan permukaan. Dimensi setelah proses sekrap adalah
dimensi yang benar-benar sesuai dengan gambar teknik. Permukaan yang dihasilkan
seharusnya lebih halus. Namun, pahat mesin sekrap yang digunakan pada praktikum ini
sudah aus sehingga harus melanjutkan finishing dengan proses freis. Hal ini menyebabkan
permukaan benda kerja tidak sehalus yang diharapkan (dengan menggunakan mesin
sekrap).
Sebelum praktikum, benda kerja (akrilik) sudah memiliki lubang-lubang yang merupakan
hasil praktikum dari kelompok-kelompok sebelumnya. Sebelum broaching, lubang masih
berbentuk lingkaran akibat pahat gurdi. Setelah broaching, lubang memiliki profil seperti
penampang pahat broaching.
1. Kecepatan potong
Kecepatan potong adalah besar dari jumlah material yang terbuang selama 1 satuan waktu.
Jika kecepatan potong semakin besar, maka jumlah material yang terbuang akan semakin
besar dan laju produksi akan semakin tinggi. Namun akan memperbesar gesekan antara
pahat dan benda kerja.
2. Gerak makan
Gerak makan adalah banyaknya material yang dibuang dalam satu putaran spindel. Sama
seperti kecepatan potong, jika nilainya semakin besar, maka laju produksi akan semakin
tinggi namun beban pahat akan semakin besar tetapi permukaan yang dihasilkan akan
semakin kasar dan gesekan akan semakin besar sehingga memperpendek umur pahat.
3. Kedalaman potong
Kedalaman potong adalah setengah dari selisih antara diameter awal lubang dengan
diameter pahat. Kedalaman potong yang semakin besar akan membuat geram semakin
tebal dan laju produksi suatu produk akan semakin tinggi. Namun di saat yang bersamaan,
pahat akan menjadi lebih cepat aus karena gesekan yang semakin besar.
Geram yang dihasilkan tipis dan diskontinu dan hanya dihasilkan pada saat gerak potong
(gerak maju).
Quick return mechanism dimana gerak balik lebih cepat daripada gerak maju. Hal ini
terjadi karena desain lengan-lengan mekanisme dibuat sedemikian rupa agar
memungkinkan terjadinya mekanisme ini.
Panasnya benda kerja yang disebabkan oleh gesekan antara pahat dan benda kerja
Gesekan benda kerja dengan pahat juga mengubah energi mekanik menjadi energi bunyi
sehingga terdengar bunyi aneh saat proses sekrap
1. Adanya bau aneh saat proses broaching yang disebabkan karena akrilik yang terkena
panas
2. Adanya self locking pada pahat sehingga pahat tidak lepas saat broaching namun bisa
dilepas saat proses selesai
Nama : Chairul Naufal Rizdiawardana
NIM : 13116022
4.1. Prosedur
4.1.1 Prosedur Proses Sekrap
Prosedur dalam praktikum proses sekrap ini melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
- Menyiapkan benda kerja yang digunakan (dalam hal ini balok aluminium)
- Untuk mengetahui sejauh mana benda kerja akan dipotong, tandai bagian yang
ingin dilakukan proses sekrap dengan menggunakan alat penggores/tipe-x
sesuai dimensi yang diinginkan.
2. Tahap Pengaturan Mesin Sekrap
- Simpan benda kerja pada ragum, cekam dengan rapat
- Atur posisinya hingga ujung bawah pahat sekrap sejajar dengan permukaan atas
benda kerja
- Atur kecepatan langkah, kecepatan makan, dan kecepatan potong pada mesin
sekrap sesuai kebutuhan/arahan asisten.
3. Tahap Proses Sekrap
- Nyalakan mesin dengan memencet tombol start pada mesin dan menggeser tuas
kopling
- Tentukan titik nol dimana ujung bawah pahat dan permukaan benda kerja baru
akan bersentuhan (biasanya diukur dari ujung benda kerja)
- Atur kedalaman potong pahat sehingga meja naik sesuai kedalaman potong
yang diinginkan. Proses memotong ini harus bertahap, tidak boleh langsung
tebal tebal
- Masukkan pena rachet pada gigi ratchet agar meja dapat secara otomatis
bergeser secara perlahan ke arah yang terdapat pada kepala pena ratchet.
- Ulangi proses ini sampai didapatkan kedalaman potong dan dimensi yang
sesuai.Analisis Benda Kerja
4.1.2. Prosedur Proses Broaching
Prosedur dalam praktikum proses broaching ini melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
- Menyiapkan benda kerja yang digunakan (dalam hal ini papan dengan material
plastik)
2. Tahap Drilling
- Pasang pahat drill pada chuck dengan diameter yang sesuai
- Atur posisi benda kerja hingga sejajar dengan pahat drill, tahan supaya lubang
yang terbentuk tidak miring
- Nyalakan mesin dengan menekan tombol ON
- Putar tuas yang ada di sebelah kanan mesin untuk menggerakkan pahat agar
bisa melubangi benda kerja
- Setelah benda kerja selesai dilubangi, matikan mesin drill
3. Tahap Broaching
- Posisikan pahat broaching pada lubang benda kerja yang sudah dibuat dan
pasang pada broach chuck
- Tahan benda kerja agar benda tidak bergerak saat proses broaching dilakukan
Hidupkan mesin dengan memutar tombol IN-OUT dan tekan kedua tombol mundur
(yang hitam) secara bersamaan
Banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat dan benda kerja. Hal ini karenabenda kerja
merupakan material polimer (akrilik) sehingga geramnya seperti serat.
Nama : Nahum Hotma Gerry
NIM : 13116027
7. Setelah selesai, ambil dan bersihkan benda kerja dari geram yang
terbentuk
8. Tekan tombol maju bersamaan (kiri dan kanan) untuk
mengembalikan posisi pahat
Sebelum dan sesudah praktikum, benda kerja memiliki bentuk yang sama.
Perbedaan terletak pada dimensi dan kehalusan permukaan. Dimensi
setelah proses sekrap adalah dimensi yang benar-benar sesuai dengan
gambar teknik. Permukaan yang dihasilkan seharusnya lebih halus.
Namun, pahat mesin sekrap yang digunakan pada praktikum ini sepertinya
sudah aus sehingga kami harus melanjutkan praktikum ini dengan proses
freis. Hal ini menyebabkan permukaan benda kerja tidak sehalus yang
diharapkan (dengan menggunakan mesin sekrap).
1. Kecepatan potong
Kecepatan potong adalah besar dari jumlah material yang terbuang selama
1 satuan waktu. Jika kecepatan potong semakin besar, maka jumlah
material yang terbuang akan semakin besar dan laju produksi akan
semakin tinggi. Namun akan memperbesar gesekan antara pahat dan
benda kerja.
2. Gerak makan
Gerak makan adalah banyaknya material yang dibuang dalam satu putaran
spindel. Sama seperti kecepatan potong, jika nilainya semakin besar, maka
laju produksi akan semakin tinggi namun beban pahat akan semakin besar
tetapi permukaan yang dihasilkan akan semakin kasar dan gesekan akan
semakin besar sehingga memperpendek umur pahat.
3. Kedalaman potong
Kedalaman potong adalah setengah dari selisih antara diameter awal
lubang dengan diameter pahat. Kedalaman potong yang semakin besar
akan membuat geram semakin tebal dan laju produksi suatu produk akan
semakin tinggi. Namun di saat yang bersamaan, pahat akan menjadi lebih
cepat aus karena gesekan yang semakin besar.
Geram yang dihasilkan tipis dan diskontinu dan hanya dihasilkan pada
saat gerak potong (gerak maju).
Quick return mechanism dimana gerak balik lebih cepat daripada gerak
maju. Hal ini terjadi karena desain lengan-lengan mekanisme dibuat
sedemikian rupa agar memungkinkan terjadinya mekanisme ini.
Panasnya benda kerja yang disebabkan oleh gesekan antara pahat dan
benda kerja
1. Adanya bau aneh saat proses broaching yang disebabkan karena akrilik
yang terkena panas
2. Adanya self locking pada pahat sehingga pahat tidak lepas saat broaching
namun bisa dilepas saat proses selesai
1. Mempersiapkan benda kerja, kerja mesin sekrap, dan alat-alat bantu pada proses
sekrap.
2. Mengukur dimensi benda kerja dan menentukan bagian sisi benda kerja yang akan
disekrap agar sesuai dengan benda kerja.
3. Memasang benda kerja pada ragum yang terletak pada meja kerja mesin sekrap.
Pada pemasangan digunakan alat bantu berupa penyangga agar posisi benda kerja
lebih tinggi.
4. Membuat titik acuan pada benda kerja.
5. Mengatur besarnya pergeseran antara potongan pertama dan selanjutnya.
6. Mengatur kedalaman pengerjaan mesin sekrap pada benda kerja.
7. Mengatu kecepatan mesin sekrap bekerja.
8. Menekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menyalakan mesin sekrap.
9. Melakukan kembali dari prosedur 2 hingga tercapainya bidang yang di sekrap agar
sesuai gambar Teknik
Hasil dari proses ini ialah bidang permukaan benda kerja yang menjadi
rata. Pada proses ini untuk menghasilkan suatu bidang yang rata diperlukan
beberapa kali proses sekrap serta jarak antar potongan pertama dengan potongan
selanjutnya yang tidak terlalu jauh. Namun untuk menghemat waktu, jarak
potongan juga tidak bias terlalu jauh. Selama prosesnya perlu ada pengukuran
berulang agar benda sesuai dengan gambar teknik.
4.4 Fenomena
4.4.1 Fenomena Proses Sekrap
1. Pada proses sekrap perbedaan kecepatan pahat ketika maju yang lebih lambat
dibandingkan ketika mundur akibat quick return mechanism.. Hal ini disebabkan
ketika pahat maju, pahat melakukan proses pemakanan benda. Sedangkan pada saat
mundur, pahat tidak melakukan proses pemakanan sehingga tidak ada gaya yang
menahan dan kecepatan mundur menjadi lebih cepat.
2. Bentuk geram kontinu setiap 1 langkah, karena pahat hanya memotong lurus translasi
saja.
3. Sewaktu praktikum, pahat tidak memakan benda kerja secara halus. Benda kerja
malah menjadi semakin kasar
1. Pada Mesin broaching dijumpai self-locking yaitu sistem yang secara otomatis akan
mengunci pahat ketika mesin broaching dijalankan. Hal ini terjadi karena adanya
pegas pada pengunci dan adanya ramp dibalik pencekam benda kerja.
Banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat dan benda kerja. Hal ini karenabenda kerja
merupakan material polimer (akrilik) sehingga geramnya seperti serat.
Nama : Ivan Giovanni Purnomo
NIM : 13116077
4.1. Prosedur
1. Mempersiapkan benda kerja, kerja mesin sekrap, dan alat-alat bantu pada proses
sekrap.
2. Mengukur dimensi benda kerja dan menentukan bagian sisi benda kerja yang akan
disekrap agar sesuai dengan benda kerja.
3. Memasang benda kerja pada ragum yang terletak pada meja kerja mesin sekrap.
Pada pemasangan digunakan alat bantu berupa penyangga agar posisi benda kerja
lebih tinggi.
8. Menekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menyalakan mesin sekrap.
1. Menentukan lubang yang akan diberi bentuk pahat. Lubang tidak dibuat pada proses
broaching.
2. Menyiapkan pahat yang sesuai kebutuhan serta alat bantu.
3. Pahat dimasukan melewati benda kerja dan langsung terkunci oleh mesin.
4. Mesin akan menarik pahat dan perlahan memberi bentuk pada lubang.
5. Setelah pahat melalui lubang tersebut secara keseluruhan, benda kerja akan terlepas
dari pahat.
1. Kedalaman potong
Semakin dalam proses sekrap yang dilakukan akan menghasilkan gram
yang semakin besar.
2. Panjang langkah
Bila dimensi yang diberikan kepada mesin sekrap panjang, maka bentuk
geram akan semakin panjang.
2. Profil pahat
Terdapat beberapa jenis pahat broaching yang memiliki profil masing-
masing. Lubang pada benda kerja setelah melalui proses broaching akan
mengikuti bentuk profil pahat yang dipilih.
4.4. Fenomena
4.4.1 Proses Sekrap
Adanya quick return mechanism yang terjadi pada proses sekrap yang membuat
kecepatan langkah potong lebih cepat daripada langkah balik. Pada saat langkah balik,
pahat tidak melakukan gerak potong pada benda kerja (saat melewati benda kerja lagi,
ujung pahat mengalami gerak ke atas) sehingga geram tidak dihasilkan. Geram hanya
dihasilkan dari langkah maju (potong). Ketebalan geram yang dihasilkan kecil namun
lebar. Ukuran geram bisa divariasikan dengan cara mengatur kecepatan putar spindel.
Pada proses broaching, ketika pahat mulai bergerak melewati lubang pada plat
akrilik, plat akrilik yang awalnya ditahan oleh praktikan dapat dilepas saat profil pahat
telah mengalami kontak dengan benda kerja. Hal ini dikarenakan gaya antara plat akrilik
dengan pahat cukup besar sehingga cukup untuk menahan plat akrilik sampai seluruh
mata pahat telah melalui lubang benda kerja. Selain itu karena proses pemotongan
berlangsung sangat cepat maka timbul bau seperti akrilik yang terbakar. Hal ini
disebabkan karena kenaikan temperatur yang cepat pada proses pemotongan tersebut.
Ukuran geram yang dihasilkan memanjang dan berwarna putih susu.
Fenomena lainnya sistem self-locking. Sistem ini secara otomatis mengunci pahat
ketika mesin broaching dijalankan. Hal ini terjadi karena adanya pegas pada pengunci
dan adanya ramp dibalik pencekam benda kerja.
4.1.1 Sekrap
4.2.1 Sekrap
4.2.2 Broaching
Material benda kerja pada proses broaching adalah akrilik. Awalnya akrilik
berpenampang persegi pejal akan tetapi sudah ada beberapa bagian yang terbentuk
karena proses broaching oleh kelompok lain. Kemudian, kami melakukan proses
drilling pada benda kerja kami. Proses ini mencetak penampang lingkaran pada
benda kerja. Setelah itu, kami melakukan proses broaching pada benda kerja yang
kemudian memiliki penampang sesuai dengan profil pahat broaching. Pahat yang
kami gunakan memiliki profil seperti bentuk awal roda gigi. Kami menggunakan
pahat broaching dengan ukuran lebih kecil daripada penampang lingkaran hasil
drilling, agar pahat broaching masuk ke profil sebelum broaching.
4.3.1 Sekrap
1. Kecepatan Makan
Pada kecepatan makan proses sekrap di atur oleh tuas di bawah ragum, yang
mengatur kecepatan makan pada proses ini. Semakin cepat kecepatan makan,
ketidakrataan permukaan pada benda kerja semakin besar akibat pergesaran
melintang ragum yang cepat membuat kemungkinan ada permukaan yang belum
terpotong makin besar.
2. Kecepatan Potong
Semakin cepat kecepatan potong, permukaan benda kerja semakin halus, namun
tegangan pada pahat semakin besar akibat gesakan yang terjadi antara pahat dengan
benda kerja.
3. Kecepatan Langkah
5. Kedalaman potong
Semakin dalam kedalaman potong, semakin tebal dan panjang geram yang
dihasilkan. Jika pemotongan dilakukan terlalu dalam torsi yang akan ditahan oleh
ragum akan semakin besar dan dapat mengakibatkan cacat pada benda kerja
4.3.2 Broaching
Semakin cepat gerak pahat maka akan semakin cepat juga gerak potong dan gerak
makannya. Hal ini berbanding lurus dengan kehalusan bekas pengerjaan dan
semakin kuatnya gaya yang dibutuhkan untuk menahan benda kerja.
2. Jenis Pahat
Semakin getas material yang digunakan pada benda kerja maka semakin besar juga
gesekan antara benda kerja dengan pahat. Hal ini akan mempengaruhi kekasaran
pada benda kerja.
4.4 Fenomena
4.4.1 Sekrap
1. Profil permukaan yang terbentuk memiliki pola yang khas, berbeda dengan benda
kerja sebelum proses pengerjaan yang terlihat halus dan tidak berpola
2. Terbentuknya gram yang kontinu (tidak terputus ) setiap 1 langkah, karena pahat
hanya melaukan satu gerakan saat melaukan pemotongan yaitu hanya lurus
3. Pada saat proses langkah mundur lebih cepat dari pada langkah maju. Dikarenakan
percepatan tangensial yang terjadi pada sistem gerak mesin dan perbedaan panjang
lengan ketika langkah maju ataupun mundur.
4. Geram yang dihasilkan tidak berubah warna menandakan bahwa kalor yang terjadi
akibat kontak benda kerja dan pahat tidak terlalu besar.
4.4.2 Broaching
1. Banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat. dikarenakan benda kerja
merupakan material polimer (akrilik) sehingga geramnya seperti serat serat.
2. Bentuk pahat dari mesin broaching yang dalam satu pahat memiliki dimensi dan
bentuk yang berbeda beda sesuai dengan fungsi masing masing bagiannya
3. Sistem self-locking pada pahat broaching menyebabkan pahat tidak lepas saat
broaching namun bisa dilepas saat proses selesai atau saat posisi di ujung awal.
4. Dimensi lubang pada benda kerja. Dimensi lubang pada benda kerja sebelum
dilakukan proses broaching harus disesuaikan dengan diameter terbesar pada pahat.
Hal ini bertujuan agar pahat bisa bergerak melalui benda kerja dengan baik dan
tidak merusak benda kerja
Nama : Wawan Adi Pratama
NIM : 13116106
4.1 Prosedur
4.1.1 Prosedur Proses Sekrap
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses sekrap adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan benda kerja yang akan disekrap dan peralatan bantu yang dibutuhkan.
2. Mempersiapkan mesin sekrap yang akan digunakan. Praktikan harus memahami cara
pengoperasian mesin sekrap sebelum memulai proses sekrap. Pahat yang akan digunakan
untuk proses sekrap telah terpasang pada mesin sekrap.
3. Mengukur dimensi benda kerja dan menyesuaikannya dengan dimensi yang ada pada
gambar teknik. Pada benda kerja diberi tanda pada batas pengerjaan supaya memudahkan
dalam proses sekrap.
4. Meletakkan benda kerja pada ragum yang berada di meja mesin sekrap. Agar posisi
bagian benda kerja yang akan disekrap berada diatas rahang atas ragum, dapat
ditambahkan parallel blok dibawah benda kerja sebagai penyangga.
5. Mengencangkan ragum dan memukul benda kerja menggunakan palu agar posisi benda
kerja tetap datar.
6. Memposisikan benda kerja dan pahat mesin sekrap (zero setting). Posisi benda kerja
diatur sedemikian rupa sehingga pahat mesin sekrap sedikit menggores bagian atas benda
kerja.
7. Mengatur kecepatan potong pahat dan kecepatan makan benda kerja dengan mengubah
banyak roda gigi yang dilompati oleh rachet setiap cycle.
8. Mengatur kedalaman potong pahat terhadap benda kerja. Kedalaman potong pahat tidak
boleh terlalu besar.
9. Memutar tombol gerak makan otomatis. Pada tombol tersebut terdapat tanda berupa anak
panah yang menunjukkan arah gerak meja kerja.
10. Menghidupkan mesin sekrap dengan menekan tombol start kemudian menarik tuas
kopling untuk menjalankan pahat.
11. Melakukan proses sekrap sampai benda kerja memiliki dimensi sesuai dengan yang
diinginkan.
12. Setelah proses sekrap selesai, mesin sekrap dibersihkan dari geram.
4.4 Fenomena
4.4.1 Fenomena Proses Sekrap
1. Adanya Quick Return Mechanism sehingga gerak balik lebih cepat daripada gerak maju.
Pada gerak balik, pahat tidak melakukan gerak potong pada benda kerja sehingga tidak
dihasilkan geram pada gerak balik.
2. Geram yang dihasilkan melalui proses sekrap relatif tipis dan tidak kontinu. Geram
dihasilkan saat pahat melakukan gerak maju (gerak potong).
3. Timbulnya bunyi ketika pahat melakukan gerak potong pada benda kerja (terjadi kontak
antara pahat dan benda kerja). Hal ini disebabkan geram tersangkut pada pahat.
4. Adanya ketidakrataan permukaan setelah proses sekrap. Hal ini disebabkan pahat yang
telah aus.
4.4.2 Fenomena Proses Broaching
1. Adanya sistem self-locking yang akan mengunci pahat secara otomatis ketika mesin
broaching dijalankan. Hal ini dikarenakan adanya pegas pada pengunci dan ramp.
2. Adanya bau pada geram yang dihasilkan melalui proses broaching.
BAB V
NIM : 13114084
5.1. Kesimpulan
1. Pahat yang dipilih untuk sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan pahat broaching
yang dipilih adalah pahat yang sesuai dengan profil lubang.
2. Fenomena pada sekrap adalah geram yang tipis, quick-return mechanism, bedna kerja
yang panas, dan bunyi yang aneh. Sedangkan pada broaching adalah self-locking pahat dan bau
aneh.
Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, gerak makan, dan kedalaman potong.
Sedangkan parameter proses broaching adalah kecepatan gerak pahat, jenis pahat, dan diameter
awal lubang
NIM : 13116022
5.1 Kesimpulan
Pahat yang digunakan untuk proses sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan
pahat broaching yang digunakan adalah pahat internal gear.
Fenomena yang terjadi pada proses sekrap yaitu kenaikan suhu benda kerja dan
tidak ratanya permukaan akibat pahat yang aus. Sedangkan fenomena pada proses
broaching yaitu adanya self-locking dan adanya sisa geram pada pahat dan benda
kerja.
Parameter proses dalam proses sekrap adalah kedalaman potong, dimensi benda
kerja, kecepatan langkah ram, dan besar pergeseran langkah ram. Parameter proses
pada proses broaching yaitu kecepatan gerak pahat dan dimensi benda kerja dan pahat.
5.2 Saran
1. Mengganti pahat pada mesin sekrap agar tidak aus
2. Modul ini dapat dilakukan sebelum proses freis dan drilling agar tidak susah dalam
menentukan dimensi.
3. Pada proses sekrap, material yang direduksi sebaiknya sedikit saja karena proses
ini hanya untuk meratakan permukaan.
NIM : 13116027
5.1. Kesimpulan
1. Pahat yang dipilih untuk sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan pahat
broaching yang dipilih adalah pahat yang sesuai dengan profil lubang.
2. Fenomena pada sekrap adalah geram yang tipis, quick-return mechanism, bedna
kerja yang panas, dan bunyi yang aneh. Sedangkan pada broaching adalah self-
locking pahat dan bau aneh.
3. Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, gerak makan, dan kedalaman
potong. Sedangkan parameter proses broaching adalah kecepatan gerak pahat, jenis
pahat, dan diameter awal lubang.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1934
http://arsyananda-desain.blogspot.com/2011/12/mengenal-proses-
sekrap.html
http://mesin-teknik.blogspot.com/2011/11/elemen-dasar-proses-
sekrap.html
http://referensimesin16.blogspot.com/2015/05/mesin-sekrap-
kelengkapannya.html
http://belajarmachining.blogspot.com/2012/06/broaching.html
http://hasanedukasi.blogspot.com/2013/06/mesin-pembesarlubang-
broaching-machine.html
NIM : 13116073
5.1.Kesimpulan
Pahat yang digunakan untuk proses sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan
pahat broaching yang digunakan adalah pahat internal gear.
Fenomena yang terjadi dalam praktikum proses sekrap yaitu terdapat perbedaan
kecepatan pahat saat maju dan mundur, bentuk geram yang kontinu, dan pahat tidak
memakan benda kerja secara halus. Pada proses broaching dijumpai fenomena self-
locking system dan tersangkutnya geram pada pahat dan benda kerja.
Parameter proses dalam proses sekrap adalah kedalaman potong, dimensi benda
kerja, kecepatan langkah ram, dan besar pergeseran langkah ram. Parameter proses pada
proses broaching yaitu kecepatan gerak pahat dan material benda kerja.
5.2.Saran
1. Sebaiknya praktikum modul sekrap dilakukan sebelum modul freis dan modul
gurdi.
2. Pergeseran langkah sekrap usahakan kecil mungkin supaya halus.
3. Pasang benda kerja pada ragum secara kuat dan rata supaya hasil maksimal.
Nama : Ivan Giovanni Purnomo
NIM : 13116077
5.1. Kesimpulan
1. Jenis pahat yang digunakan pada proses sekrap adalah pahat lurus sedangkan pada
proses broaching adalah pahat broaching dengan enam alur key
2. Fenomena yang terjadi pada proses sekrap adalah langkah mundur yang lebih cepat
dari langkah maju (potong) dan ukuran geram sedangkan pada proses broaching
adalah benda kerja yang dapat dilepas oleh praktikan ketika sisi pemotong pahat mulai
melewati lubang, ukuran dan warna geram, timbul bau seperti akrilik terbakar, dan
sistem self locking.
3. Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, panjang langkah, dan kecepatan
translasi ram sedangkan pada proses broaching adalah kecepatan makan, profil pahat,
material pahat, dan benda kerja
5.2. Saran
Pada praktikum modul sekrap, mata pahat yang diigunakan telah aus dan tidak
ada mata pahat pengganti saat praktikum. Hal ini menyebabkan kualitas permukaan benda
kerja yang dihasilkan kurang baik sehingga masih perlu dilakukan proses freis dan
gerinda meja. Solusinya perlu dilakukan pengadaan mata pahat mesin sekrap.
NIM : 13116078
5.1 Kesimpulan
1. Pahat yang digunakan untuk proses sekrap adalah pahat lurus kanan, sedangkan pahat
broaching yang digunakan adalah pahat internal gear.
2. Fenomena yang terjadi pada proses sekrap adalah geram yang kecil dan kontinu, quick-
return mechanism, permukaan benda kerja yang berpola, dan geram yang tidak berubah
warna karena kalor yang tidak terlalu besar. Sedangkan pada broaching adalah self-
locking pahat, banyak sisa geram yang tersangkut pada pahat dan bentuk pahat dalam
satu pahat yang memiliki dimensi yang berbeda.
3. Parameter proses sekrap adalah kecepatan potong, kecepatan makan, kecepatan langkah,
material yang digunakan, dan kedalaman potong. Sedangkan parameter proses broaching
adalah kecepatan gerak pahat, jenis pahat, material benda kerja dan dimensi lubang pada
benda kerja.
5.2 Saran
1. Besar pergeseran langkah pada ram diusahakan kecil agar permukaan yang didapat pada
hasil benda kerja dapat lebih halus.
2. Ragum harus dipasang sangat kuat, atau kedalaman pemotongan harus sedikit demi
sedikit. Agar benda kerja yang sedang dalam proses tidak terlepas dan tidak mengalami
cacat.
3. Praktikan harus tetap fokus selama praktikum berlangsung agar benda kerja yang didapat
hasilnya maksimal dan sesuai dengan gambar teknik yang diberikan.
4. Mengganti pahat sekrap yang sudah aus.
NIM : 13116106
5.1 Kesimpulan
1. Pahat yang digunakan pada proses sekrap ialah pahat lurus kanan. Pahat yang digunakan
pada proses broaching adalah pahat dengan profil sesuai dengan bentuk profil lubang
yang diinginkan.
2. Fenomena yang terjadi pada proses sekrap yaitu adanya quick return mechanism,
dihasilkannya geram yang tipis dan tidak kontinu, timbulnya bunyi, dan adanya
ketidakrataan permukaan. Pada proses broaching, fenomena yang terjadi adalah adanya
sistem self-locking, dan adanya geram yang berbau.
3. Parameter proses sekrap yaitu kecepatan potong, kecepatan makan, dan kedalaman
pemotongan. Sedangkan pada proses broaching, parameter prosesnya yaitu kecepatan
gerak pahat, jenis pahat, material benda kerja, dan diameter lubang awal.
5.2 Saran
Pada proses sekrap, sebaiknya digunakan pahat yang tidak aus agar menghasilkan
permukaan benda kerja yang rata dan halus. Pada proses broaching, sebaiknya tidak
menggunakan tangan untuk menahan benda kerja selama proses broaching, agar tetap
terjaminnya keselamatan kerja.
LAMPIRAN
I. SEKRAP
1. Bagaimana cara pencekaman benda kerja untuk proses perataan permukaan?
Jelaskan dengan gambar!
Jawab:
benda kerja
silinder
parallel pad
Benda kerja dijepit oleh kedua bagian mulut pencekam. Apabila benda kerja memiliki
tinggi yang lebih rendah daripada tinggi mulut pencekam, maka digunakan parallel pad
sebagai alas. Namun, parallel pad harus berukuran lebar lebih kecil dibanding benda kerja,
agar yang digigit oleh pencekam adalah benda kerja, bukan parallel pad-nya. Bila permukaan
samping benda kerja miring, maka gunakan silinder sebagai alas samping benda kerja.
Kencangkan ragum, dan pukul benda kerja dengan ragum agar benda kerja serata mungkin
dan siap untuk disekrap.
2. Gambarkan mekanisme pemegang pahat agar pada saat gerak balik pahat tidak
masuk ke benda kerja!
menit? Jawab:
Jumlah langkah per menit diatur dengan menggunakan kedua tuas pengubah gigi. Tuas
bawah mengatur range dari gigi tersebut. Range tersebut terdiri dari “low” dan “high”. Tuas
atas mengatur gigi yang diperlukan untuk mengatur langkah per menit. Gigi yang ada yaitu
gigi 1, 2, dan 3. Jika range yang dipilih adalah “high”, gigi 1, 2, dan 3 dapat dianggap sebagai
gigi 4, 5, dan 6. Semakin besar angka gigi, semakin cepat langkah per menit. Jumlah langkah
per menit untuk setiap gigi dan range tertera pada mesin sekrap.
5. Bagaimana cara membuat produk balok yang benar-benar siku antar sisinya dari
row material berupa balok yang belum tentu siku antar sisinya? Jelaskan langkah-
langkahnya dengan gambar
Jawab:
Letakkan benda kerja pada ragum, pastikan gigitan ragum sangat kuat, tambahkan
silinder dan parallel pad secukupnya agar gigitan ragum kuat. Ratakan salah satu sisi raw
material. Setelah rata, jadikan sisi tersebut menjadi alas acuan. Kemudian, dengan metode
sekrap yang biasa, ratakan semua sisi raw material tersebut.
3. Bagaimana cara kerja mesin dan proses beoaching? Jelaskan dengan gambar!
Pada mesin broaching, benda kerjanya diam dan pahatnya yang bergerak, baik
pengerjaan permukaan luar (eksternal broaching) maupun pengerjaan permukaan
dalam (internal broaching). Permukaan benda kerja akan mengikuti bentuk pahat
yang digunakan. Dengan ketinggian pahat yang semakin bertambah akan membuat
lubang benda kerja semakin besar (internal broaching) atau lapisan yang semakin
tipis (eksternal broaching).
Geometri pahat broaching dari bagian depan sampai belakang semakin tinggi dan
fungsinya berbeda. Pada bagian awal pahat, benda kerja akan dibentuk oleh pahat
sehingga akan terbentuk banyak geram. Pada tahap selanjutnya, pembentukan profil
sudah hampir selesai dan mulai tahap penyelesaian. Pada tahap terakhir, pembentukan
profil sudah selesai dan dilakukan finishing, yaitu pembersihan geram dari benda kerja.
4. Jelaskan mengenai mekanisme gerak makan dan gerak potong dari proses
broaching, gambarkan!
a. Gerak Potong
Gerak potong adalah gerakan relatif antara pahat dan benda kerja untuk
membentuk profil benda kerja. Pada mesin broaching gerak potong adalah
gerak maju/mundur pahat terhadap benda kerja.
b. Gerak Makan
Gerak makan adalah gerak relatif antara pahat dan benda kerja yang bertujuan
untuk memperluas area gerak potong. Pada mesin broaching gerak makan
terjadi akibat pembesaran diameter pahat dari bagian awal ke akhirnya,
sehingga area kerjanya semakin luas.