Shaping Machine atau mesin skrap adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak
utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja
sesuai dengan yang dikehendaki, yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan
menggerakan benda kerja menyilang jejak dari pahat ini, maka ditimbulkan permukaan yang
rata, bagaimanapun juga bentuk pahatnya. Kesempurnaan tidak tergantung pada ketelitian
dari pahat. Dengan pahat khusus, perlengkapan dan alat untuk memegang benda kerja,
sebuah mesin skrap dapat juga memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi,
tanggem, celah-T dan berbagai bentuk lain.
Pahat bekerja pada saat gerakan maju, dengan gerakan ini dihasilkan pekerjaan,
seperti:
1. Meratakan bidang & baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang miring.
2. Membuat alur (alur pasak, alur V, alur ekor burung, dsb).
3. Membuat bidang bersudut atau bertingkat.
4. Membentuk yaitu mengerjakan bidang-bidang yang tidak beraturan.
Gambar 2.2 Hasil Pahatan
Mesin skrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai sepanjang 800 mm,
berpegang pada prinsip gerakan mendatar. Pada langkah pemakaian akan menghasilkan
beram (tatal logam) dari benda kerja, panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling
pasak engkol pada roda gigi penggerak, karenanya menambah atau mengurangi ayunan
engkol, pemindahan ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan memutar
roda gigi kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur penggerak blok engkol.
Mesin skrap menghasilkan permukaan-permukaan yang datar hal ini dicapai oleh
pahat yang bergerak horizontal ke depan dengan benda kerja dibawahnya tegak lurus
padanya, benda kerja tetap diam pada waktu pahat menyayat dan berpindah pada langkah
balik pahat, maka penyelesaian akhir tergantung pada bentuk pahat, kecepatan pahat
(tergantung pada jenis logam yang disekrap), dan penerapan cairan pendingin yang tepat.
Mesin yang juga bisa membentuk bidang-bidang tak beraturan ini memiliki
mekanisme kerja yang cukup sederhana. Pada mesin skrap, terdapat gerakan memutar yang
bersumber dari motor yang kemudian diubah menjadi gerak lurus ataukah gerak bolak-balik
melalui blok geser serta lengan penggerak. Letak langkah dapat diatur dengan spindle posisi.
Untuk mengatur panjang langkah, gunakan bantuan blok geser. Dalam menentukan
ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain panjang langkah maksimum,
jarak masimum tiap gerakan meja mesin ke arah mendatar serta jarak maksimal gerak meja
ke arah vertikal atau naik-turun meja mesin.
Dalam proses penyayatan menggunakan mesin skrap, ada beberapa faktor yang ikut
berperan yaitu derajat kehalusan, kapasitas mesin, kepadatan bahan yang dikerjakan,
kekerasan bahan yang dibentuk. Jika semua faktor tersebut terpenuhi dengan baik,maka
mesin sekrap akan bekerja secara optimal dalam memahat. Adapun bentuk pahatan yang bisa
dilakukan oleh mesin sekrap antara lain:
Mekanisme yang mengendalikan mesin sekrap ada dua macam yaitu mekanik dan
hidrolik. Pada mekanisme mekanik digunakan crank mechanism. Pada mekanisme ini roda
gigi utama (bull gear) digerakkan oleh sebuah pinion yang disambung pada poros motor
listrik melalui gear box dengan empat, delapan, atau lebih variasi kecepatan. RPM dari roda
gigi utama tersebut menjadi langkah per menit (strokes per minute/ SPM). Gambar skematik
mekanisme dengan sistem hidrolik. Mesin dengan mekanisme sistem hidrolik kecepatan
sayatnya dapat diukur tanpa bertingkat, tetap sama sepanjang langkahnya. Pada tiap saat dari
langkah kerja, langkahnya dapat dibalikkan sehingga jika mesin macet lengannya dapat
ditarik kembali. Kerugiannya yaitu penyetelen panjang langkah tidak teliti.
Dengan adanya elemen-elemen seperti yang dijelaskan di prinsip kerja tadi maka
dapat terjadi mekanisme sebagai berikut :
a. Tenaga dari motor penggerak disalurkan langsung ke puli yang terhubung langsung
dengan motor penggerak. Kemudian dari puli yang terhubung langsung dengan motor
penggerak disalurkan lagi ke puli yang terhubung dengan poros engkol dengan
menggunakan belt.
b. Setelah itu pada poros engkol yang terhubung dengan puli terdapat poros dengan
rangkaian roda gigi, dimana roda gigi tersebut berfungsi sebagai roda gigi pengatur
kecepatan.
c. Setelah itu di atas poros roda gigi pertama, terdapat rangkaian roda gigi II yang
berfungsi sebagai penyalur gerakan kerangkaian roda gigi yang ke III. Dimana
rangkaian roda gigi tersebut terhubung dengan roda gigi besar (roda gigi heliks) yang
berfungsi sebagai penggerak lengan ayun. Dimana ketiga rangkaian roda gigi ini
tersusun secara pararel.
d. Pada lengan ayun terdapat poros yang terhubung dengan roar gigi besar akan tetapi
tidak sesumbu, dimana pada poros tersebut terdapat pelat yang apabila poros tersebut
semakin menjauh dari sumbu maka gerakan ayun akan semakin besar dan begitupun
sebaliknya.
e. Selain itu, pada lengan ayun terdapat pula poros berulir yang tersusun melintang
(tegak lurus terhadap lengan ayun), yang berfungsi sebagai pembawa/penggerak
lengan luncur. Selain itu pada poros berulir tersebut terdapat pila roda gigi yang
berfungsi sebagai pengatur posisi langkah, serta baut pembuka dan pengunci posisi
langkah dan panjang langkah.
f. Gerakan melintang meja diatur oleh adanya poros yang terhubung dengan roda gigi,
dimana prinsip kerjanya yaitu poros mendorong roda gigi sehingga terjadi putaran
roda gigi yang menyebabkan terjadi gerakan melintang.
Gambar 2.3 Mekanisme Mesin sekrap
1) Mengetam datar
Mengetam datar adalah gerak pahat yang menyayatnya ke arah mendatar dari
kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut tergantung dari
bentuk sudut-sudut bebasnya, jika pahat tersebut berbentuk pahat kanan maka pahat
penyayatnya dimulai dari sebelah kanan ke arah kiri,tetapi jika sudut bebasnya netral
maka pahat ini dapat bergerak bebas dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
2) Mengetam tegak
Mengetam tegak adalah gerak penyayatan pahat berlangsung dari ataske
bawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakan sayatan pahat dilakukan dengan
memutar eretan pahat dengan tangan, kedudukan plat pahat pada penyayatan ini harus
dimiringkan secukupnya agar pemegang paha tidak mengenai bidang kerja dan pahat
tidak menekan benda kerja yang disekrap pada langkah ke belakang. Tebal
pemakanan hendaknya tipis saja kurang lebih 0.5 mm, pada taraf penyelesaian
pakailah pahat halus dengan sudut-sudut bebas yang kecil, usahakan agar ujung mata
pemotongnya mengenai benda kerja.
3) Mengetam sudut
Jika mengetam bagian yang bersudut maka gerak penyayatannya dilakukan
dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai dengan besarnya
sudut yang diketam, plat-plat pahat dimiringkan secukupnya dan ditahan oleh suatu
baji (pasak) sehingga pahat tidak menggaruk permukaan benda kerja pada langkah ke
belakang.
b. Planer
yakni mesin yang memahat diam (menyayat) benda kerja yang ada pada meja
mesin. Gerakan yang dibangun adalah bolak-balik. Digunakan untuk
mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat). Benda kerja dipasang
pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan pahat membuat
gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan oleh jarak antar
tiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai 200 sampai 1000
mm.
Gambar 2.5 Mesin Sekrap Planner
c. Sloting
yakni gerakan pahat secara vertical dengan cara naik dan turun. Mesin sekrap
jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan bersudut serta untuk
pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar dijangkau. Selain itu mesin ini juga
bisa digunakan untuk operasi yang memerlukan pemotongan vertikal. Gerakan
pahat dari mesin ini naik turun secara vertikal, sedangkan benda kerja bisa
bergeser ke arah memanjang dan melintang.
c. Jarak maksimum gerakan meja mesin arah vertical (naik turunnya meja).
a. Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur.
b. Meja mesin
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda
kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak.
Eretan lintang dapat diatur otomatis.
Meja mesin sekrap merupakan tempat untuk memegang atau menjepit benda
kerja. Di mana benda kerja tersebut dapat langsung dijepit pada meja dengan
menggunakan peralatan penjepit atau benda kerja tersebut dijepit dengan
menggunakan ragum yang dipasang diatas meja. Meja mesin dapat digerakkan naik-
turun secara vertikal maupun digerakkan ke kanan ke kiri secara mendatar. Untuk
menggerakkan meja mesin naik atau turun dapat dilakukan dengan cara pertama-tama
mengendorkan mur pengikat pada penopang meja, kemudian putar eretan meja arah
tegak dengan menggunakan tuas engkol. Apabila kedudukan meja yang diinginkan
telah tercapai, maka mur pengikatnya diketatkan kembali.
Untuk menggerakkan meja mesin dalam arah mendatar dapat dilakukan
secara manual ataupun secara otomatis. Menggerakkan meja dalam arah mendatar
secara manual dapat dilakukan sebagai berikut: putar eretan meja arah mendatar
dengan menggunakan tuas engkol. Jika tuas engkol diputar ke kanan, maka meja akan
bergerak mendekati operator. Dan sebaliknya bila tuas engkol diputar ke kiri
(berlawanan arah jarum jam) maka meja akan bergerak menjauhi operator.
Bagian-bagaian mesin yang melaksanakan gerakan meja arah mendatar secara
otomatis terdiri dari: pin eksentrik, batang pendorong, pal, rumah pal, dan roda racet
yang terdapat pada eretan meja arah mendatar. Untuk menggerakkan meja dalam arah
mendatar secara otomatis dapat dilakukan sebagai berikut.
Pada posisi netral, pal (pawl) berada di dalam rumah pal yang terletak di atas
roda racet. Untuk menggerakan meja menjauhi operator, maka pal diputar 90°
kemudian pal diturunkan sehingga masuk ke dalam celah antara gigi-gigi roda racet
dengan posisi pal ke arah depan. Dengan demikian gerakan batang pendorong akan
diteruskan ke roda racet melalui pal tersebut sehingga roda racet berputar. Dengan
berputarnya roda racet ke arah kiri maka meja mesin akan bergeser menjauhi
operator.
1. Poros meja,
2. Roda racet,
3. Batang pendorong
4. Pal
5. Roda gigi
6. Roda gigi
7. Pin eksentris
8. Batang penghubung
Untuk menggerakkan meja dalam arah mendatar mendekati operator, pertama-tama pal
ditarik keatas dan diputar 180° lalu pal diturunkan sehingga masuk ke dalam celah antara
gigi-gigi pada roda racet dengan posisi pal menghadap ke arah belakang. Dengan demikian
gerakan batang pendorong akan diteruskan ke roda racet melalui pal. Karena pal menghadap
ke arah belakang, maka sekarang roda racet akan berputar ke arah kanan (searah jarum jam)
sehingga meja mesin akan bergeser mendekati operator.
Bila pal diputar 90° kembali, maka pal akan tertahan di dalam rumah pal di atas roda
racet, sehingga pal berada dalam posisi netral (tidak menggerakkan roda racet) dan meja pun
tidak bergeser. Posisi pal dalam keadaan netral ini digunakan jika meja akan digerakkan
secara manual dengan menggunakan tuas engkol.
c. Lengan
Bila mesin dihidupkan maka motor penggerak melalui puli akan memutarkan
roda gigi penggerak. Putaran roda gigi penggerak akan memutarkan blok luncur yang
terdapat di dalam alur dari batang ayun, sehingga batang ayun akan bergerak secara
berayun. Gerakan batang ayun ini akan membuat lengan mesin bergerak maju-
mundur.
Gerakan lengan mesin akan membuat pahat yang terpasang pada rumah pahat
di bagian kepala lengan juga akan bergerak maju-mundur sesuai dengan panjang
langkah lengan.
Besarnya panjang langkah dari lengan dapat diatur dengan cara memutarkan
poros pengatur langkah (stroke regulator shaft). Dengan diputarnya poros pengatur
langkah ini, maka blok luncur (sliding block) yang terdapat di dalan alur batang
ayun (slotted link) akan bergeser. Jika blok luncur bergeser menjauhi titik pusat roda
gigi penggerak (bull gear), maka langkah lengan akan semakin panjang. Dan
sebaliknya bila blok luncur digeser mendekati titik pusat roda gigi penggerak, maka
langkah lengan akan semakin pendek. Selain mesin sekrap yang digerakkan secara
mekanis seperti dijelaskan di atas, ada juga mesin sekrap yang digerakan secara
hidrolik.
d. Eretan pahat / Tool Slide
alat potong
Mesin ini dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai dengan sepanjang
550 mm. Berpegangan pada prinsip gerakan utama mendatar, mesin ini juga disebut Mesin
Slotting Horizontal. Untuk menjalankannnya diperlukan gerakan utama, feed (langkah
pemakanan) dan penyetelan (dalamnya pemakanan).
Gerakan ini ditunjukkan oleh pahat. Ada perbedaan langkah kerja dan langkah bukan
kerja. Selama langkah kerja (gerak maju) chip akan terpotong dan selama langkah tidak kerja
(gerak mundur) pahat bergerak mundur tanpa memotong banda kerja. Kedua langkah ini
dibentuk oleh gerak lingkaran.
Gerakan ini akan menghasilkan chip. Untuk mensekrap datar benda kerja yang
terpasang pada ragum akan bergerak berlawanan dengan pahat.
Mesin sekrap menghasilkan permukaan-permukaan yang datar hal ini dicapai oleh
pahat yang bergerak horizontal kedepan dengan benda kerja dibawahnya tegak lurus
padanya, benda kerja tetap diam pada waktu pahat menyayat dan berpindah pada langkah
balik pahat. Sedangkan penyelesaian akhir tergantung pada bentuk pahat, kecepatan pahat
(tergantung pada jenis logam yang disekrap) dan penerapan cairan pendingin yang tepat
Beberapa cara pengerjaan sekrap antara lain adalah
Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur
buntu. Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur buntu.
Pahat-pahat sekrap yang besar dapat dipasang langsung pada penjepit (tool post), sedangkan
pahat-pahat yang dipasang pada tool post dengan perantaraan pemegang pahat (tool holder).
Dilihat dari bentuk dan fungsinya ada 3 macam tool holder, yaitu:
a. Tool holder lurus.
b. Tool holder bengkok (tool holder kiri atau kanan).
c. Universal tool holder, yaitu tool holder yang dapat menjepit pahat pada 5
kedudukan pahat. Dengan demikian universal tool holder lurus atau sebagai tool
holder kiri atau kanan.
Proses menyekrap meliputi beberapa tahap, mulai dari menjalankan mesin hingga
melakukan penyekrapan dengan jenis pahat yang digunakan. Berikut langkah proses sekrap:
a. Menjalankan mesin
Berikut ini langkah-langkah menjalankan mesin:
1. Dengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk melihat
kemungkinan tertabraknya lengan.
2. Menentukan banyak langkah per menit.
3. Motor mesin dihidupkan dengan cara memasukkan tuas kopling mesin mulai
bekerja. Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja, mulai dari langkah
halus sampai langkah kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin.
4. Menghentikan kerja mesin dilakukan dengan cara melepas tuas kopling kemudian
matikan motor.
b. Proses penyekrapan
1. Penyekrapan datar
Penyekrapan bidang rata adalah penyekrapan benda kerja agar menghasilkan
permukaan yang rata. Penyekrapan bidang rata dapat dilakukan dengan cara
mendatar (horizontal) dan cara tegak (vertikal). Pada penyekrapan arah mendatar
yang bergerak adalah benda kerja atau meja kearah kiri kanan. Pahat melakukan
langkah penyayatan dan ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat.
2. Penyekrapan tegak
Pengaturan ketebalan dilakukan dengan menggeser meja. Pahat harus diatur
sedemikian rupa (menyudut) sehingga hanya bagian ujung saja yang menyayat
dan bagian sisi dalam keadaan bebas. Tebal pemakanan diatur tipis kurang lebih
50 mm. Langkah kerja penyekrapan tegak sesuai dengan penyekrapan yang datar.
3. Penyekrapan menyudur
Penyekrapan bidang menyudut adalah penyekrapan benda kerja
agar menghasilkan permukaan yang miring/sudut. Pada penyekrapan ini yang
bergerak adalah eretan pahat maju mundur. Pengaturan ketebalan dilakukan
dengan memutar eretan pahat sesuai dengan kebutuhan sudut pemakanan.
4. Penyekrapan alur
Menurut alur penyekrapan, mesin sekrap dapat digunakan untuk membuat alur:
a. alur terus luar.
b. alur terus dalam.
c. alur terus buntu.
d. alur terus tembus.
2.13 Mengatur Panjang Langkah dan Kedudukan Langkah
Untuk mengatur panjang langkah dan kedudukan langkah kita harus memperhatikan
sebagai berikut & Hitung langkah yang diperlukan sesuai dengan panjang benda kerja yaitu
panjang benda kerja ditambah dengan kebebasan langkah kemuka dan kebelakang.
PL = L + x + 0.5 x…………………………………………………(2.1)
Keterangan:
Jalankan mesin kemudian matikan mesin pada kedudukan pahat paling belakang.
Kendorkan mur pengikat tuas, kemudian aturlah panjang langkah
(memperpanjang/memperpendek). Dengan jalan memutar tuas B dengan engkol pemutar b
kekanan/kekiri. Bacalah pada skala langkah. Kendorkan tuas pengikat A. Aturlah kedudukan
benda kerja dengan jalan mendorong lengan penumbuk kemuka atau kebelakang. Setelah
mendapatkan langkah yang dikehendaki kencangkan kembali tuas pengikat A. Jalankan
mesin dan periksalah apakah panjang dan kedudukan langkah sudah sesuai.
2.14 Kecepatan Langkah
Langkah pemakanan yaitu langkah maju pada mesin sekrap adalah lebih lambat dari
pada langkah mundur. Hal ini disebabkan karena jarak yang ditempuh pena engkol pada
waktu maju lebih jauh dari pada jarak yang ditempuh pada waktu mundur.
Langkah mundur = 3
Jumlah perbandingan = 3 + 2 = 5
Waktu yang digunakan untuk langkah maju dalam satu menit adalah 3/5 menit.
Besar kecepatan langkah mesin yang digunakan pada waktu menyekrap ditentukan oleh
a. kekerasan pahat
b. kekerasan bahan yang disekrap
c. Panjang langkah mesin (panjang bahan yang disekrap)
2.15 Sistematika Satuan Metrik
Jika panjang langkah = L mm dan banyak langkah dalam 1 menit n jarak yang
ditempuh oleh langkah maju dalam 1 menit adalah
Kecepatan pemotongan atau cutting speed (Cs) = Jarak tempuh dibagi waktu.
Keterangan :
N = jumlah langkah tiap menit
L = panjang langkah (dalam mm)
Cs = kecepatan potong (cutting speed )
Jika panjang langkah inchi dan banyak langkah dalam 1 menit = n, maka jarak yang
ditempuh dalam 1 menit = n x L /12 kaki.
Kecepatan Potong
N = Cs . 12/ L ……………………………………………………………………(2.7)
Keterangan :
Berapakah jumlah langkah yang diambil untuk menyekrap mild steel dengan pahat HSS jika
panjang langkah = 200 mm dan kecepatan potong Cs = 30 m/menit.
N = 600 Cs / L
N = 600. 30 / 200
N = 90 langkah /menit
Catatan
Dengan berbagai macam pahat yang telah diketahui, gambar bentuk pahat tersebut dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Pemeriksaan
2. Pembersihan
3. Pelumasan
4. Penggantian komonen
5. Penguncian
6. Penyetelan.
a. Perawatan rutin atau harian yang dilakukan selama jangka waktu perawatan yang
sudah terjadwal tetapi perawatan hendaknya tidak saja hanya dilakukan pada yang
terjadwal, sebaiknya dilakukan setiap saat. Yang dilaksanakan dalam peralatan
harian adalah
1. Sebelum memakai mesin jangan lupa memberikan oli pada katup-katup oli.
2. Mengontrol gelas ukuran oli, apakah permukaan oli sudah sesuai dengan
petunjuk mesin sekrap.
3. Sebelum memakai mesin, harus dibersihkan dahulu
4. Diharapkan dalam mengoperasikan mesin harus menurut petunjuk yang
benar, misalnya putaran yang sesuai pembebanan, banyaknya pemakaian dan
sebagainya.
5. Perawatan dan perbaikan yang terjadwal, yang terdiri dari perbaikan ringan,
perbaikan menengah, perbaikan besar-besaran.
1. Menjalankan mesin
Berikut ini langkah-langkah menjalankan mesin:
a. Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk melihat
kemungkinan tertabraknya lengan.
b. Menentukan banyak langkah per menit.
c. Motor mesin dihidupkan. Dengan cara memasukkan tuas kopling mesin mulai
bekerja. Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja, mulai dari langkah
halus sampai langkah kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin. Menghentikan kerja
mesin dilakukan dengan cara melepas tuas kopling kemudian matikan motor.
2. Proses penyekrapan
Proses penyekrapan dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut penjelasannya:
a. Penyekrapan datar
Penyekrapan bidang rata adalah penyekrapan benda kerja agar menghasilkan
permukaan yang rata. Penyekrapan bidang rata dapat dilakukan dengan cara
mendatar (horizontal) dan cara tegak (vertikal). Pada penyekrapan arah mendatar
yang bergerak adalah benda kerja atau meja ke arah kiri kanan. Pahat melakukan
langkah penyayatan dan ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat.
Adapun langkah persiapan penyekrapan bidang mendatar yaitu :
1. Pemasangan benda kerja pada ragum
2. Pemasangan pahat rata
3. Pengaturan panjang langkah pahat
4. Pengaturan kecepatan langkah pahat
5. Pengaturan gerakan meja secara otomatis
6. Setting pahat terhadap benda kerja.
b. Penyekrapan tegak
Pengaturan ketebalan dilakukan dengan menggeser meja. Pahat harus diatur
sedemikian rupa (menyudut) sehingga hanya bagian ujung saja yang menyayat
dan bagian sisi dalam keadaan bebas. Tebal pemakanan diatur tipis ± 50 mm.
Langkah kerja penyekrapan tegak sesuai dengan penyekrapan yang datar.
Langkah kerja penyekrapan tegak sesuai dengan penyekrapan yang
datar.
1. Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja.
2. Feeding dilakukan oleh gerakan eretan alat potong.
c. Penyekrapan menyudut
Penyekrapan bidang menyudut adalah penyekrapan benda kerja agar
menghasilkan permukaan yang miring/sudut. Pada penyekrapan ini yang
bergerak adalah eretan pahat maju mundur. Pengaturan ketebalan dilakukan
dengan memutar ereten pahat sesuai dengan kebutuhan sudut pemakanan. Pada
penyekrapan ini yang bergerak adalah eretan pahat maju mundur. Pengaturan
ketebalan dilakukan dengan memutar ereten pahat sesuai dengan kebutuhan
sudut pemakanan :
1. Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja
2. Feeding dilakukan oleh eretan alat pemotong.
d. Penyekrapan alur
Menurut alur penyekrapan, mesin sekrap dapat digunakan untuk membuat
alur:
1. Alur terus luar
2. Alur terus buntu
3. Alur terus dalam
4. Alut terus tembus
Alur terus luar di antaranya adalah alur “U”, alur “V”, dan alur ekor burung.
Alur “alur U” Alur “V” Alur ekor burung. Penyekrapan alur “V” dan ekor
burung merupakan penyekrapan yang paling rumit karena memerlukan
ketekunan dan kesabaran. Prinsip pengerjaannya merupakan gabungan dari
beberapa proses penyekrapan. Berhasil atau tidaknya pembuatan alur “V” dan
ekor burung tergantung dari pengaturan eretan pahat, pengasahan sudut pahat
dan pemasangan pahatnya. Pada penyekrapan alur ekor burung atau alur “V”
yaitu :
Alur tembus dalam umumnya untuk alur pasak pada roda gigi atau pully.
Untuk penyekrapan alur pasak memerlukan tangkai pemegang pahat (pemegang
pahat tambahan) yang memungkinkan pahat masuk ke dalam lubang yang akan
dibuat alur dalam. Penyekrapan alur pasak luar yang buntu lebih rumit karena
gerakan pahatnya terbatas. Untuk itu harus dibuat pengerjaan awal pada mesin
bor atau frais. Batas alur pasak harus di buat dengan cara membuat lubang
dengan end mill sesuai dengan ukuran lebar dan dalamnya alur. Agar pajang
langkah terbatas, maka harus diatur terlebih dahulu sesuai dengan panjang alur.
Penyekrapan dapat dilakukan bertahap apabila lebar alur melebihi lebar pahat
yang digunakan.