“MESIN SHAPING”
Oleh:
Marcell Francesco (C13210051)
DASAR TEORI
1.1 Pengertian Mesin Shaping (Mesin Sekrap)
Prinsip kerja mesin sekrap ini adalah dengan gerakan berputar dari
motor yang diubah menjadi gerak lurus atau bolak balik melalui blok geser
dan lengan penggerak. Untuk posisi langkah dapat diatur dengan spindle
posisi dan untuk mengatur panjang langkah dengan bantuan blok besar.
Gerakan bolak-balik atau maju mundur ini memiliki fungsi yaitu pada saat
gerakan maju berfungsi untuk menyayat sedangkan mundur berfungsi untuk
tanpa sayatan.
Gerakan maju mundur atau bolak balik ini ditimbulkan dari motor yang
terhubung dalam roda bertingkat melalui sabuk (belt). Gerakan dari roda
bertingkat ini akan berlanjut ke roda gigi lalu menuju roda gigi penggerak
pada engkol besar. Roda gigi ini mempunyai alur yang dipasang pada engkol
dengan tap. Ketika roda gigi berputar, tap engkol ini akan menghasilkan
putaran yang dimana putaran eksentrik serta gerakan lengan maju mundur.
Tap dapat digeser untuk mengubah dan menyesuaikan panjang eksentrik dan
panjang langkah.
Mesin sekrap memiliki satu alat potong berupa pahat. Pemotongan pada
mesin sekrap ini terjadi pada saat ketika pahat bergerak maju. Pada saat pahat
bergrak mundur, maka pahat tidak akan melakukan pemotongan. Pahat dari
mesin sekrap ini dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Pahat Sekrap Kasar Lurus
TUJUAN
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Mesin Sekrap (Shiping)
2. Jangka sorong
3. Palu Karet
4. Mata Pahat (HSS)
5. Plat penyangga
6. Kunci pemutar
7. Kuas
3.2 Bahan
1. Baja ST-32 (Panjang 100mm ; lebar 50 mm)
2. Coolant/pullen (cairan pendingin)
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan sebelum memulai
praktikum.
2. Mengukur panjang dan lebar awal dari baja ST-32 dan mencatatnya.
3. Melonggarkan kunci ragum pada meja kerja dengan menggunakan
kunci pemutar untuk meletakkan benda kerja yang akan dijempit.
4. Meletakkan plat penyanggga diantara ragum dan meletakkan benda
kerja secara horizontal.
5. Mengencangkan kunci ragum dengan memutarnya menggunakan
kunci pemutar.
6. Memastikan kembali kekencangan kunci ragum dengan memukul
benda kerja beberapa kali dengan menggunakan palu karet.
7. Memeriksa kekencangan ragum dengan menggoyang-goyangkan
benda kerja apadah sudah cukup kencang atau tidak.
8. Bila sudah selesai, maka atur posisi meja kerja baik secara vertikal
maupun horizontal dengan menyesuaikan pisau pahatnya apakah
bagian tajamnya berada di sisi kiri atau kanan.
9. Mencari titik tertinggi pada benda kerja dan menyentuhkan mata
pahat (memakan) pada titik tertinggi benda (untuk mencari titik 0).
10. Mengatur tata letak pisau pahat untuk proses pemakanan atau
pemerataan benda kerja.
11. Memutar tuas yang akan menggerakan meja kerja sepanjang
permukaan benda (searah jarum jam) dengan pemakanan benda
sebanyak ± 0,025 mm.
12. Memutar tuas otomatis pada mesin sebanyak ¼ putaran dari kondisi
netral ke arah kiri atau kanan sesuai dengan bagian tajamnya.
13. Sebelum menyalakan mesin sekrap, membuat bahan pendingin
(pullen) yang terbuat dari oli khusus dan air. Agar pada saat proses
pemakanan benda kerja tidak terlalu panas saat terkenak gesekan.
14. Menyalakan mesin sekrap dengan tuas untuk proses pemakanan pada
benda kerja.
15. Pada saat proses pemakanan pada benda kerja terjadi pergesekan yang
menyebabkan benda kerja tersebut menjadi panas. Oleh karena itu
diberi pendingin atau disebut pullen.
16. Matikan mesin sekrap pada saat pisau pahat tidak menyentuh benda
kerja atau sudah selesai.
17. Memutar kembali tuas otomatis ke arah netral dan mengatur kembali
meja kerja sesuai yang dinginkan.
18. Mengulang kembali langkah percobaan 9 sampai 17 sampai benda
kerja menjadi rata atau halus.
19. Pada saat sudah selesai, lepaskan benda kerja dari ragum dengan
menggunakan kunci pemutar.
20. Mengatur posisi benda kerja menjadi sejajar untuk menjalani proses
pemakanan.
21. Mengulang kembali langkah percobaan 3 sampai 18 sampai ukuran
lebar menjadi 50 mm dengan menggunakan jangka sorong.
22. Bersihkan baja ST-32 dari sisa-sisa geram dan pullen dengan
menggunakan kain lap.
23. Bersihkan juga ragum dari sisa-sisa geram dan pullen agar tidak
terjadi permukaan yang tidak rata akibat dari sisa-sisa percobaan
sebelumnya.
24. Posisikan benda kerja secara vertika pada ragum dan melihat garis
cekram ragum agar benda kerja dapat naik satu garis.
25. Mengulang kembali langkah ke 5 sampai 7 agar benda kerja tetap stabil
26. Mengulang kembali langkah ke 8 sampai 9 untuk mencari titik 0.
27. Mengulang kembali langkah ke 10 sampai 17 sampai benda kerja
tersebut menjadi rata atau halus.
28. Mengemablikan posisi awal benda kerja seajar.
29. Mengulang langkah ke 24 mengukur sisi benda kerja menjadi 100
mm dengan menggunakan jangka sorong
30. Melepaska benda kerja dari ragum dan kemudian bersihkan hingga
bersih.
31. Bersihkan sisa-sisa pulen dan geram pada mesin sekrap hingga bersih.
32. Menyimpan benda kerja.
BAB V
HASIL PEKERJAAN
Gambar 5.2 Hasil lebar benda kerja setelah di shaping dari tampak
atas
BAB VI
2. Jelaskan cara men-setting benda kerja yang baik dan benar pada
ragam!
Bersihkan benda kerja dan meja mesin skrap dari debu dan kotoran.
Pasang benda kerja pada meja mesin skrap dan kencangkan klem pengikat
dengan kuat.
Gunakan alat ukur, seperti penggaris, untuk memastikan bahwa benda kerja
benar-benar sejajar dengan meja mesin skrap.
Atur posisi benda kerja sehingga bagian yang akan diukur berada pada
jarak yang cukup dari poros penggerak dan ragum mesin skrap.
Pasang ragum mesin skrap pada poros penggerak dan posisikan alat ukur
pada bagian benda kerja yang akan diukur.
Gerakkan ragum mesin skrap secara perlahan hingga jarum ukur
menunjukkan kemiringan atau kelurusan permukaan benda kerja.
Jika hasil pengukuran tidak sesuai dengan yang diharapkan, lakukan
penyesuaian pada posisi benda kerja atau pengaturan mesin skrap dan
ulangi pengukuran hingga mendapatkan hasil yang akurat.
Setelah selesai melakukan pengukuran, lepaskan benda kerja dari mesin
skrap dan bersihkan alat ukur dan mesin skrap dari kotoran dan debu.
RPM dan padat benda kerja: RPM yang terlalu tinggi pada mesin shaping
dapat mengakibatkan benda kerja terlalu cepat dipotong dan mempercepat
keausan pahat. Selain itu, RPM yang terlalu tinggi juga dapat membuat
benda kerja menjadi terlalu panas dan berakibat pada deformasi atau
kerusakan pada benda kerja. Sebaliknya, RPM yang terlalu rendah dapat
membuat pemotongan benda kerja menjadi lambat dan mengakibatkan
benda kerja terlalu keras untuk dipotong. Oleh karena itu, RPM yang tepat
harus dipilih untuk menyesuaikan dengan kekerasan dan jenis benda kerja.
Semakin keras benda kerja, semakin rendah RPM yang harus digunakan
untuk memotong benda kerja tersebut.
BAB VII
KESIMPULAN
Proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis
atau tipe potongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah,
sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang atau waktu yang terbuang.
Mesin sekrap ini merupakan mesin yang relatif sederhana. Biasanya digunakan
untuk mengerjakan benda kerja yang jumlahnya satu atau dua buah untuk benda
percobaan. Selain itu mesin sekrap ini bisa diatur secara otomatis maupun
manual. Dalam pemakaian otomatis, benda kerja akan bergeser secara otomatis
yang dimana memberikan umpan pada pahat potong yang bergerak bolak-balik
secara horizontal. Sedangkan dalam pemakain manual yang dimana pergeseran
meja akan digerakkan secara manual untuk memberikan umpan pada pahat
potong.