Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FITOFARMASETIKA
ISOLASI MINYAK ATSIRI SKALA INDUSTRI

DISUSUN OLEH:
1. Ade Al Faruq (20144205A)

2. Muhamad Nur Aswadi (20144208A)

3. Yanuar Puspita Mentari (20144216A)

4. Evyta Dwi Yuliana (20144234A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2018
DASAR TEORI

Bunga, daun, dan akar dari berbagai tumbuhan mengandung bahan yang mudah
menguap dan berbau wangi yang disebut minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan bahan yang
mudah menguap sehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat pada
tumbuhan. Cara yang umum digunakan untuk memisahkan minyak atsiri adalah destilasi uap.
Cara ini dilakukan dengan mengalirkan uap air kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga
minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Minyak atsiri bukan senyawa murni,
akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang terdiri dari berbagai macam komponen
yang berlainan. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian komponen minyak atsiri adalah
senyawa yang mengadung atom C dan atom H atau atom C, H, dan O yang tidak bersifat
aromatik dan secara umum disebut terpenoid (Anonim, 1990).
Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap
(flavoring). Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau
eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai anti zymatik, sebagai sedativ,
stimulatis, untuk obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai sifat membius,
merangsang, atau memuakkan. Industri minyak atsiri merupakan suatu sektor yang dapat
menunjang ekonomi suatu negara. Dalam setahun, sirkulasi penjualan minyak atsiri dapat
mencapai hasil beberapa juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang menggunakan
minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa milyar per tahun (Guenther, 1987).
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak
atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam
campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Berdasarkan kontak antara uap air dan bahan yang
akan disuling, metode penyulingan minyak atsiri dibedakan atas tiga cara, yaitu:
(1) Penyulingan dengan air,
Bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Mengapung atau
terendamnya bahan tersebut tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling.
Metode ini dilakukan dengan panas langsung,mantel uap,pipa uap yang berlingkar tertutup
tatau dengan memakai pipa uap berlingkar terbuka atau berlubang
(2) Penyulingan dengan uap dan air,
Bahan olah diletakkan di ata rak-rak atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air
sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Air juga dapat dipanaskan dengan
ap jenh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas metode ini yaitu uap selalu dalam keadaan
basah, jenuh, dan tidak terlalu panas;bahan yang disulng hanya berhubungan dengan uap dan
tidak dengan air panas.
(3) Penyulingan dengan uap.
Air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas
pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa uap berlingkar yang berpori dan
terletak di bawah bahan dan uap bergeerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan.
Proses utama yang terjadi pada peristiwa hidro destilasi yaitu :
- difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman (hidrodifusi)
- Hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri
- Dekomposisi yang biasanya disebabkan oleh panas (Guenther,1987).
Penyulingan dengan air serta penyulingan dengan uap dan air lebih sesuai bagi industri
kecil karena lebih murah dan konstruksi alatnya sederhana. Namun penyulingan dengan uap
dan air memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan uap air yang cukup besar. Hal ini karena
sejumlah besar uap akan mengembun dalam jaringan tanaman sehingga bahan bertambah basah
dan mengalami aglutinasi. Untuk mengatasi kelemahan ini, telah dikembangkan model pe-
nyulingan uap dan air yang dikombinasikan dengan sistem kohobasi. Pada sistem ini
pemanasan air dalam ketel penyulingan dilakukan secara langsung terhadap dasar ketel.
Dengan sistem ini, bahan bakar dapat dihemat sampai 25%, karena air yang digunakan hanya
40% dari yang normal. Untuk penyulingan minyak atsiri dengan kapasitas 1.000 liter, sistem
pemanasan air dalam ketel harus ditambah dengan pemanasan air semiboiler. Pemanasan air
semi- boiler dapat dilakukan dengan cara memasang pipa-pipa kecil yang mengalirkan panas
dari asap sisa bakar (flue gas) pada air dalam ketel.
Minyak atsiri mengandung bermacam-macam komponen kimia yang berbeda, namun
komponen-komponen tersebut dapat digolongkan ke dalam empat kelompok besar yang
dominan menentukan sifat minyak atsiri, yaitu:
1. Terpen, yang ada hubungan dengan iso prena atau iso pentana
2. Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang
3. Turunan benzena
4. Bermacam-macam persenyawaan lain (Guenther, 1987).
Kandungan yang terdapat dalam essential oil dari Alpinia purpurata antara lain adalah

Anda mungkin juga menyukai