Anda di halaman 1dari 5

Metodologi-metodologi dalam penyusunan Teori Akuntansi

Sekarang dapat disimpulkan bahwa suatu teori akuntansi adalah mungkin apabila (1)
didalamnya terdapat suatu kerangka acuan, seperti yang diarahkan oleh Hendriksen, dan (2)
mengandung tiga element: penyandian fenomena ke dalam penyajian secara simbolis;
manipulasi atau penggabungan sesuai ketentuan; dan penerjemahan kembali kefenomena
yang sesungguhnya, seperti yang disarankan McDonald.

Sebagaiman bidang ilmu lainnya, suatu metodelogi juga diperlukan dalam


penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian diantara praktik dan
penelitian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi, deskriptif dan normatif. Dala
profesi akuntansi, ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak
dapat diformalkan dan bahwa metodelogi yang digunakan secara tradisional dalam
penyusunan teori akuntansi merupakan suatu upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui
penyusunan praktik-praktik akuntansi. Sejumlah teori dengan pendekatan ini yang dinamakan
akuntansi desktiptif atau teori akuntansi deskriptif atau teori akuntansi deskriptif.

Pendekatan akuntansi deskriptif telah dikritik oleh para pendukung metodologi


normatif. Teori akuntansi normatif berupaya untuk menyajikan lebih pada “apa yang
seharusnya” (ought to be), daripada “apa yang terjadi” (what is). Teori dengan pendekatan ini
dinamakan akuntansi normatif atau teori akuntansi normatif. Dengan adanya risiko
penyederhanaan yang berlebihan, dapat diasumsikan bahwa kompleksitas sifat fenomena dan
isu-isu yang ada, menyebabkan kedua metodologi diatas diperlukan dalam penyusunan teori
akuntansi. Metodologi deskriptif berupaya untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang
dianggap berguna dan metodologi normatif berupaya untuk menilai sejumlah praktik
akuntansi yang seharusnya dapat digunakan. Beberapa bentuk pendekatan deskriptif dalam
akuntansi seperti “inventory of Generally Accepted Accounting principles for Business
Enterprise” oleh Paul Grady, Accounting Principles Bourd (APB) Statement No.4, serta hasil
pekerjaan Skinner dan Ijiri. Buku Ijiri berbeda dengan usaha-usaha lain dalam penyusunan
suatu teori, dalam hal buku tersebut tidak hanya bersifat deskriptif namun juga melakukan
pengujian analitis terdapat akuntansi dengan melakukan (1) penyelidikan matematis untuk
menguji kandungan struktur logika, (2) penyelidikan ekonomis untuk menguji apa yang
diukur, dan (3) penyelidikan keperilakuan untuk menguji bagaimana akuntansi dipraktikan
dan digunakan. Ada suatu perbedaan yang diperoleh dari dua orientasi yang berbeda. Yang
satu disebut akuntansi operasional (operational accounting) yang dimaksudkan untuk
menyajikan informasi bermanfaat bagi keputusan menajemen dan investor, terutama
keputusan yang menyangkut alokasi sumber daya; lainnya disebut akuntansi ekuitas (equity
accounting) yang dimaksudkan untuk menyatukan para pemilik atau pemegang saham dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan dari dalam atau luar organisasi, guna mencapai
distribusi keuntungan operasi yang adil. Dari sejumlah teori-teori normatif di antaranya
adalah penelitian yang dilakukan Moonitz, A Statement of Basic Accounting Theory oleh
American Accounting Association, teori Edward dan Bell serta penelitian Chambers. Telaah
kritis yang bagus terhadap metodelogi deskriptif dan normatif maupun teori-teori lainnya
disajikan oleh McDonald dan American Accounting Association dalam Statement on
Accounting Theory dan Theory Accptance.

Pendekatan-pendekatan dalam Penyusunan Tori akuntansi

Walaupun belum ada satupun teori akuntansi yang komprensif, namun berbagai teori
akuntansi yang bersifat menengah atau setengah jadi telah dihasilkan melalui sejumlah
pendektan yang berbeda. Pendekatan-pendekatan ini telah mencapai suatu tahap penerimaan
dan perlengkapan yang lebih tinggi dibandingkan pendekatan baru, pendekatan-pendekatan
tradisional meliputi:

1. Non-teoretis, praktik, atau pragmatis (informal)


2. Teorities;
a. Deduktif
b. Induktif
c. Etis
d. Sosiologis
e. Ekonomis
f. Eklektif

Pendekatan-pendekatan Non- teoritis

Pendekatan-pendekatan non-teoritis biasanya merupakan pendektan pragmatis (praktik) dan


otoriter (otoritarian)

Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan tori yang ditandai dengan penyesuaian
terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk member saran solusi praktis menurut
pendapat ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya
bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembutan keputusan.
Kegunaan atau utititas mempunyai arti bahwa “segala sesuatu untuk menyajikan atau
memudahkan tujuan yang diinginkan.

Pendekatan otoritarian dalam penyusunan teori akuntansi, yang umumnya digunakan


oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi.
Karena pendekatan otoritarian juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, pendekatan ini
juga secara mudah dapat diidentifikasi sebagai pendekatan pragmatis harus didasarkan pada
pemanfaatan secara maksimal laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan memiliki
fungsi yang bermanfaat. Dengan kata lain, suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah teori
yang buruk.

Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif dalam penyusunan suatu teori akan dimulai dengan adanya asumsi-
asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan
sejumlah pertimbangan. Dalam penerapannya di bidang akuntansi,pendekatan deduktif
dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dengan konklusi logis yang diperoleh dari
sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik
akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi
dasar tentang lingkungan akuntansi) kekondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi,
dan kedua tehnik-tehnik akunatnsi). Apabila dalam kondisi ini asumsi dasar tentang
lingkungan akuntansi terdiri dari sejumlah tujuan maupun dalil, tahap-tahap yang digunakan
untuk pendekatan deduktif terdiri dari:

1. Penetapan tujuan-tujuan pelaporan akuntansi


2. Pemilihan dalil-dalil akuntansi
3. Penetapan prinsip-prinsip akuntansi
4. Pengembangan Teknik-teknik akuntansi

Dalam penentuan teori akuntansi secara deduktif, Teknik-teknik yang dikembangkan akan
berhubungan dengan prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan tujuan-tujuan melalui sejumlah cara, dan
apabila pendekatan tersebut dilakukan secara benar, maka Teknik-teknik tersebut seharusnya
juga benar. Pendefinisian struktur teoritis akuntansi yang dilakukan secara benar, maka
Teknik-teknik tersebut seharusnya juga benar. Pendefinisian struktur teoritis akuntansi yang
dilakukan melalui serangkaian tujuan, dalil, prinsip, dan Teknik-teknik, didasarkan pada
perumusan tujuan akuntansi yang semestinya. Untuk itu dilakukan pengujian yang memadai
terhadap setiap teori yang dihasilkan. Sesuai dengan pendapat Popper, pengujian terhadap
teori hasil pendekatan deduktif sebaiknya dilakukan dengan urutan:

1. Ada pembanding logis di antara konklusi-konklusi tersebut, sehingga dengan cara ini
konsistensi internal dari sistem dapat diuji.
2. Ada peneyelidikan terhadap bentuk logis dari teori tersebut dengan tujuan
menentukan apakah teori tersebut memiliki karakter sebagai teori dengan pendekatan
empiris atau ilmiah.
3. Ada perbandingan dengan teori-teori lain terutama untuk menentukan apakah teori
tersebut menyajikan keunggulan ilmiah yang dapat bertahan dalam berbagai
pengujian, dan
4. Ada pengujian terhadap hasil konklusi yang diperoleh dari teori tersebut.

Tahapan terakhir diperlukan untuk menetukan bagaimana teori tersebut memenuhi


tuntutan praktik. Apabila prediksi teori tersebut dapat diterima, maka teori tersebut dikatakan
telah diverifikasi akan dibuktikan kebenarannya untuk saat ini. Namun apabila prediksinya
tidak dapat diterima, maka teori tersebut dapat dikatakan telah benar. Walaupun tidak
menggunakan langkah-langkah proses deduktif seperti yang telah diuraikan diatas, sejumlah
penulis dibidang akuntansi yang telah membahas utama konsep-konsep dalam bidang
akuntansi, dapat dikategorikan sebagai peneliti teori dengan pendekatan deduktif.

Pendekatan induktif

Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dalam serangkaian pengamanan,


kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila
diterapkan dalam bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamanan
terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan
gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamanan tersebut dengan menggunakan dasar
hubungan yang terjadi secara terulang.

Pendekatan etis

Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice),
keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Konsep-konsep tersebut merupakan kriteria
utama dari konsep D.R. Scott dalam menyusun teori akuntansi. Scott dalam menyusun teori
akuntansi. Scott mendefinisikan “justice” sebagai perlakuan yang seimbang teradap seluruh
pihak yang berkepentingan, “truth” sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tampa
adanya kesalahan interpretasi, dan konsep “fairness” sebagai penyajian yang wajar , tidak
bias dan tidak memihak.

Pendekatan sosiologis

Pendekatan sosiologis yang dalam penyusuanan teori penekanan pada akibat-akibat social
yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendakatan ini merupakan suatu pendekatan etis
yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan
sosial. Dalam pendekatan secara implisit juga diharapkan bahwa data akuntansi akan
memberikan manfaat dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan sosial.

Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ekonomik dalam penyusunan teori akuntansi menekankan pendekatan perilaku


indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Jika
pendektan etis menekankan pada konsep ”fairness” dan pendektan sosiologis menekankan
pendekatan pada konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan ekonomik menekankan
pendekatan konsep kesejahteraan ekonomik secara umum pendekatan ini memilih teknik-
teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barang ekonomi
nasional.

Anda mungkin juga menyukai