Anda di halaman 1dari 13

HARGA SAHAM

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Dalam investasi saham, investor sering dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang
terkait dengan harga saham. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika
perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak
diminati oleh para investor. Nilai perusahaan akan tercermin dalam nilai pasar sahamnya.
Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan bagi perusahaan yang
sudah go public karena nilai perusahaan dapat menunjukkan nilai aset yang dimiliki
perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh
kondisi emiten (Husaini,2012).
Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, yakni seluruh yang terkait dengan
pasar dan bisa berpengaruh pada harga. Karena banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi
harga saham, dengan sendirinya kapan saham naik dan kapan saham turun tak bisa ditentukan
tepat. Paling tidak investor hanya bisa memprediksi harga saham. Prediksipun berdasarkan
kecenderungan (trend), yang bekalnya adalah kinerja historical dari pergerakan harga saham.
Dan lagi-lagi faktor belum pasti benar.
Lantaran sulitnya memprediksi harga saham, investor diharapkan dapat melakukan
analis tentang saham. Analisa saham ini diperlukan karena dalam investasi saham investor
selalu berhadapan dengan pasar. Akibatnya mau tidak mau investor harus memahami risiko
yang "dibawa" pasar terlebih lagi sering terjadi kondisi pasar tidak bisa dijelaskan secara
ekonomi.
Dalam kontek perdagangan saham, ketika ekspektasi saham secara jangka panjang
naik, maka boleh jadi ekspektasi pasar atas saham justru turun. Karenanya bagi investor
saham yang perlu dipahami bahwa investasi saham adalah investasi jangka panjang,
sedangkan penciptaan harga saham yang dibuat pasar adalah harga yang terjadi pada saat
selama pasar berlangsung. Karena rumitnya memprediksi pasar itu, mau tidak mau agar
berinvestasi investor lebih percaya diri, investor perlu memahami analisa tentang saham.
Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai perusahaan, dimana jika
pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik, maka biasanya harga
saham perusahaan akan naik. Demikian pula sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh
pasar maka harga saham perusahaan dinilai rendah oleh pasar sehingga akan berdampak pula
pada harga saham perusahaan yang akan ikut menurun bahkan bias lebih rendah dari harga di
pasar perdana. Dengan demikian, kekuatan tawar menawar di pasar sekunder antara investor
yang satu dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Saham
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. Seperti yang telah
diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham
tersebut.Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor
disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan
mendapatkan deviden dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah
masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap
paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam
penghasilan yaitu deviden dan capital gain.
Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai
buku-buku teks, antara lain:
1. Menurut Jonathan dkk. (2017) Saham adalah surat bukti kepemilikan seseorang terhadap
suatu perusahaan.
2. Menurut Rusli dan Dasar (2014) Saham adalah salah satu aset yang diperdagangkan oleh
perusahaan dalam pasar modal.
3. Menurut Anisma (2012) Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
berbentuk Perseroan Terbatas.
4. Menurut Fahmi (2012:81) “Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang
paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian
yang menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yangtelah dijelaskan kepada setiap
pemegangnya”.
5. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:5) “Saham (stock) merupakan tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut”.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan saham merupakan
surat bukti tanda kepemilikan suartu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal,
nama perusahaan, dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.

B. Jenis-Jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), ada beberapa jenis saham yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan
tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini
dikehendaki oleh investor.
2. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:
a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa
pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapt dikategorikan menjadi:
a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industry sejenis, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan
pada tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu
saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri
growth stock.
d. saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa
secra konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun
belum pasti.
e. saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

C. Harga saham
Menurut Sulia dan Rice (2013) Harga saham adalah nilai suatu saham yang
mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Sedang menurut
Widiatmodjo (2012) menyebutkan bahwa harga saham adalah nilai dari penyertaan atau
kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Semakin banyak investor yang ingin
membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya
jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada
turunnya harga saham.
Menurut Brigham dan Houston (2010:7) Harga saham menentukan kekayaan pemegang
saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga
saham perusahaan. Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas
yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor “ratarata” jika investor membeli
saham.
Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai
prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor.
Prestasi yang baik yang di capai perusahan dapat di lihat di dalam laporan keuangan yang di
publikasikan oleh perusahaan (emiten).Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan
keuangan pada periode tertentu.Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk
membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam
saham.
Menurut Gordon (2009) Variasi harga antara saham biasa adalah cukup menarik untuk
penemuan peluang investasi yang menguntungkan, untuk bimbingan kebijakan keuangan
perusahaan, dan untuk memahami psikologi perilaku investasi. Menurut Henrique dkk.
(2018) mekanisme prediksi harga saham merupakan dasar bagi pembentukan strategi
investasi dan pengembangan model manajemen risiko. Sebagian investor sebelum
berinvestasi mereka terlebih dahulu melakuakan analisa terhadap informasi keuangan emiten.
Dalam melakukan analisa, investor sering kali menggunakan informasi laba bersih, karena
laba bersih di pandang sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam membayar
deviden.Namun demikian laporan laba bersih belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya
dari perusahaan.Faktor-faktor lain ayng juga penting adalah ketersediaan kas dalam
perusahaan.Laporan laba rugi hanya menyajikan perubahan keuangan yang terjadi karena
kegiatan perusahaan.Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat memberikan informasi
yang lebih lengkap, yaitu mengenai jumlah kas yang tersedia dalam perusahaan.Laporan arus
kas menyajikan posisi keuangan dari segi aliran kas keluar dan lairna kas masuk pada suatu
periode.Dengan laporan arus kas, maka informasi arus kas dapat membantu melengkapi
keberadaan sebagai indikator keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Wibisono (2011) Harga saham suatu perusahaan, terutama nilai pasarnya
(market value), dapat berubah dari waktu ke waktu. Pergerakan saham diakibatkan oleh
beberapa hal diantaranya : (1) Laporan perusahaan mengenai pengembalian yang telah
diperoleh dan sentiment pasar, baik sentiment positif maupun sentimen negatif, yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, (2) laporan perusahaan lain pada sektor industri sejenis, (3)
laporan analis pada perusahaan dan sektor yang spesifik, pandangan investor lain dan aksi
yang berhubungan dengan masa depan sektor tersebut, (4) laporan wartawan, (5) prospek
ekonomi dari berbagai negara dan benua tempat perusahaan tersebut beroperasi dan laporan-
laporan sejenis.
Menurut Widoatmojo (2012) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):
1) Harga Nominal
Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai
setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting
saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2) Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa efek. Harga saham
pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwrite) dan emiten.
Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya untk menentukan harga perdana.
3) Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka
harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini
terjadi setelah saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten
dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah
yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar
sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
4) Harga pembukaan
Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam
bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari nursa itu sudah terjadi transaksi atas
suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam
keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga
pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan. Namun tidak selalu terjadi.
5) Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir
hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi
transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang
terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap
menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.
6) Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi pada hari bursa.
Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang
sama.
7) Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari
bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali
tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga
tertiggi.
8) Harga Rata-Rata
Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham


Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar
modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi oleh faktor eksternal dari
perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan
harga saham:
1) Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas
saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan
perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor
untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan
meningkat. Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah :“Earning
Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of
company’s outstanding common stock.” Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per
lembar saham (EPS), adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of
all the items of on the income statement.”
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang
saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indicator tingkat nilai
perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.
Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham
Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga
saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan
menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain
menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba
perlembar.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau
tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
b) Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
c) Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
2) Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas
Hutang perusahaan sangat berpengaruh pada harga saham. Karena jika perusahaan itu
banyak berhutang maka otomatis penghasilan perusahaan itu pun kecil/sedikit maka harga
sahamnya pun akan rendah.
3) Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku
bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal
ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apbila tingkat bunga
mengalami penurunan.
b) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi
suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi
kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
4) Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan
dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu
factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas
deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
5) Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai
profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik
untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
6) Tingkat Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat
maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka
semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.
Menurut Brigham dan Houston (2010:33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa
factor utama yaitu:
1. Faktor internal
a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian
kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan,
dan laporan penjualan.
b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan
hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director ann
nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur
organisasi.
d. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi
ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan
lainnya.
e. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan
penutupan usah lainnya.
f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kotrak
baru, pemogokan dan lainnya.
g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba sebelum akhir tahun
viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning per share (EPS), dividen per shere (DPS),
Price Earning Ratio, Net profit margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.
2. Faktor eksternal
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs
valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
b. Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading,
volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading.
Sedangkan yang mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan
Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat
resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan
pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengarahi pergerakan harga saham
adalah kendala eksternai seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan
bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh
keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga
saham rnerapakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya
kondisi (performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksteraal, kekuatan penawaran dan
permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham.
Menurut Widoatmodjo (1996:81) : "Faktor utama yang menyebabkan harga saham
adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang
didapat".
Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan
antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Abdul Halim, 2005:31). Dalam hal
penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga pasar
saham melampaui nilai instrinsik (nilai sebenarnya atas saham) saham, maka saham tersebut
dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya
dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan
datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar saham
sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam
kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan
transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. Ketiga, apabila harga pasar
saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued
(harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena
besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.

E. Menghitung Harga Saham


Dalam menghitung harga saham terdapat dua macam pendekatan yang digunakan untuk
menghitung harga saham yang seharusnya (nilai intrisik) yaitu analisis fundamental yang
menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan dan
analisis teknikal yang menggunakan data pasar dari saham untuk menentukan nilai saham.
1. Analisis Fundamental
Analisa fundamental merupakan sebuah analisis berdasarkan indikator keuangan di tubuh
perusahaan serta menganalisa faktor ekonomi secara umum. Untuk informasi financial
perusahaan khususnya yang berkaitan dengan penampilan perusahaan, seperti volume
penjualan, kekayaan, keuntungan, dan sebagainya. Sedangkan yang terkait dengan ekonomi
secara umum adalah mencakup pertumbuhan ekonomi, data inflasi dan sebagainya.
Analisa fundamental bertujuan menjawab pertanyaan apakah harga suatu saham murah
atau mahal. Sehingga kalau harga saham sangat murah maka pemodal dapat mengambil
keputusan untuk membeli saham tersebut, menyimpannya dan menunggu harga naik.
1) Pendekatan Dividen/ Nilai Sekarang
a) Pembayaran dividen tidak teratur

b) Dividen dengan tidak bertumbuh/jumlah tetap

c) Dividen dengan pertumbuhan konstan


2) Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini menunjukan berapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan
earning.

2. Analisis Teknikal
Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke
waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga saham ditentukan oleh permintaan dan
penawaran terhadap saham. Analisa tehnikal ini sangat berguna untuk mengetahui kapan
(timing) saatnya membeli dan menjual saham.
a) Teori Dow
Teori ini berupaya untuk menyelidiki tren yang terjadi dipasar saham, baik saham
individual maupun secara keseluruhan dengan melihat pergeseran yang terjadi.
b) Grafik Batang
Pendekatan ini menggunakan tiga tipe dasar diagram. Yaitu diagram garis, diagram
batang dan diagram titik, ketiganya menggunakan grafik batang yang menunjukan volume
saham yang diperdagangkan pada masing-masing perubahan harga.
KESIMPULAN
Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan public yang
memperdagangkan sahamnya. Investasi dalam bentuk saham banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan keuntungan yang menarik. Didalam saham sendiri
mempunyai beberapa jenis tersendiri Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau
klaim, cara peralihan, perdagangan. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Konsep
nilai ini merupakan hal yang berguna Karena digunakan untuk mengetahui saham-saham
yang tumbuh dan murah. Nilai saham bisa dibagi atas nilai buku, nilai pasar, dan nilai
intrinsic. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan
eksternal perusahaan. Oleh karena itu berinvestasi saham merupakan salah satu alternative
dalam mengamankan dan meningkatkan kekayaan yang kita miliki. Ada timbal balik
setimbang antara hasil dan resiko, umumnya apabila hasil suatu jenis investasi tinggi maka
resikonya pun tinggi. Begitu juga dengan investasi saham yang pada umumnya memiliki
resiko dan hasil yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.Alfabeta
Anisma, Yuneita. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan
Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fakultas Ekonomi
Universitas Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan . Tahun II No. 5, Maret
2012.
Besley. Scott and Eugene F. Brigham. 2001. Principles of Finance. The Dryden Press.
Harcourt Brace Colleges Publishers.
Brigham dan Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1 : Edisi 11. Jakarta
: Salemba Empat.
Darmadji T. dan Hendy M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Dahlan Siamat. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.
Gordon B. Davis. 2009. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, PT.Midas Surya
Grafindo. Jakarta.
Henrique, Bruno Miranda; Vinicius Amorim Sobreiro; Herbert Kimura. 2018. Stock Price
Prediction Using Support Vector Regression On Daily And Up To The Minute
Prices. The Journal of Finance and Data Science 4 (2018) 183-201.
Husaini, Achmad. 2012. Pengaruh Variabel ROA, ROE, NPM, Earning per Share
Terhadap Harga Saham. Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB. Jurnal Profit, Volume
6, Nomor 1, Juni 2012.
Jonathan Hasudungan, Dwiatmanto, dan Zahroh ZA. 2017. Pengaruh Struktur Modal Dan
Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas
Brawijaya . Malang . Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 46 No. 1 Mei 2017.
Larson, E.W dan Gray. C.F. 2000. Project Management. First Edition. Bosyo: Irwin
McGraw-Hill.
Rusli, Adika dan Dasar, Tarsan. 2014. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan BUMN Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi , Vol. 01 No. 02 Juli 2014. Halaman 10-17. ISSN 2339-1502
Sulia dan Rice. 2013. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Program Studi Akuntansi STIE
Mikroskil. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Volume 3, Nomor 01, April 2013.
Weston J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2,
Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga
Wibisono, D. 2011. Manajemen Kinerja Korporasi dan Organisasi: Panduan Penyusunan
Indikator. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Teknik Memetik Keuntungan di Bursa Efek. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
. 2012. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT. Elex Media.

Anda mungkin juga menyukai