Kartu Soal X Indo
Kartu Soal X Indo
Petunjuk Umum:
1. Isilah identitas anda pada Lembar Jawaban Komputer (LJK) dengan benar.
2. Periksalah jumlah soal, soal ini sebanyak 50 soal pilihan ganda.
3. Jawablah soal dengan menghitamkan bulatan pada lembar Jawaban komputer (LJK) yang telah disediakan.
4. Kerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahul, kemudian lebih sukar.
5. Laporkan kepada pengawas ulangan jika terdapat tulisan yang kurang jelas, rusak atau jumlah soal kurang
dan jangan sekali-kali bertanya kepada teman.
6. Mintalah kertas buram kepada pengawas jika diperlukan.
7. Penilaian diatur dengan rentang nilai : 0,00 sampai dengan 10,00.
8. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian.
9. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, tabel matematika, HP dengan cara SMS kepada teman lainnya atau
alat bantu lainnya.
Petunjuk Khusus:
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
SELAMAT MENGERJAKAN!!
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
1) Pro dan kontra mengenai obat generik “Walaupun dengan sedih hati, tetapi
selalu menjadi isu menarik dibidang terpaksa hamba akan membawa tuan ke dalam
kesehatan. 2) tidak pernah diketahui siapa penjara, atas kemauan Datuk Maringgih.”
yang mendengungkan. 3) akan tetapi “Dan hamba terpaksa pula menyita rumah
sebagian masyarakat bahkan dokter sudah dan sekalian harta tuan hamba,” kata pegawai
terlanjur menganggap bahwa obat generik yang lain.
adalah obat untuk orang miskin. 4) peresepan Ayahku tiada dapat menyahut apa-apa
obat generik dianggap tidak ber-gengsi, lain daripada, “Lakukan kewajiban tuan-tuan!”
murah, diragukan kemanfaatannya, dan Tatkala kulihat ayah akan dibawa ke dalam
kandungan zat aktifnya di bawah standar. 5) penjara, sebagai seorang penjahat yang
harga obat generik yang murah juga tidak bersalah besar, gelaplah mataku dan hilanglah
jarang dijadikan alasan penolakan. pikiranku dan dengan tiada kuketahui,
1. Ide pokok paragaraf tersebut adalah . . . . keluarlah aku, lalu berteriak, “Jangan
A. peresapan obat generik oleh dokter dipenjarakan Ayahku! Biarlah aku jadi istri
B. pandangan mengenai obat generik Datuk Maringgih!”
C. pro dan kontra mengenai obat generik Mendengar perkataanku tersenyum-lah
D. obat generik dan obat merek dagang Datuk Maringgih dengan senyum, yang pada
E. penolakan terhadap obat generik penglihatanku, sebagai senyum seekor
harimau yang hendak menerkam mangsanya,
2. Kalimat utama dalam paraagraf tersebut dan terbanglah sukacitanya dan birahi serta
adalah kalimat nomor . . . . hawa nafsu hewan pada matanya sehingga aku
A. 5) D. 2) menutup mataku.
B. 4) E. 1) Ayahku tiada berkata apa-apa melainkan
C. 3) datang memeluk aku, sambil bertanya,
“Benarkah katamu itu?” Seperti suatu
3. perkakas mengangguklah akau, karena
Semakin dekat ke kota kecamatan, mengeluaran perkataaan tak dapat lagi.
semakin seru diskusi mereka. Hamparan (Siti Nurbaya, Marah Rusli)
sawah yang siap ditanami dengan air yang
melimpah dari saluran irigasi, tidak
menjadi perbincangan mereka. Bahkan 5. Konflik pada tokoh atau dalam kutipan
ketika berpapasan dengan orang-orang tersebut adalah . . . .
yang dikenalnya, mereka tak benar-benar A. Mata si aku menjadi gelap dan pikiran-nya
menyapa. Paling-paling cukup dengan hilang.
hanya saling me-ngacungkan tangan salah B. Ketidaksanggupan si aku melihat nasib
seorang dari mereka kembali berseru, ayahnya.
“siapa yang sudah mengenal camat baru C. Si aku menyimpan rasa dendam yang sangat
itu?” besar.
“Ah, itu soal gampang. Kita tanya saja D. Si aku menahan rasa sedih yang sangat
nanti di sana.” dalam.
E. Ketidaksanggupan si aku mengeluarkan
kata-kata.
Latar yang tergambar pada kutipan cerpen
tersebut adalah . . . . 6. Penyebab konflik pada pada tokoh aku
A. di kecamatan adalah . . . .
B. di pesawat A. Si aku dipaksa menikah oleh ayahnya
C. di perjalanan dengan Datuk Maringgih sebagai pelunas
D. di daerah irigasi utangnya.
E. di pedesaaan B. Si aku dipaksa menutup matanya oleh
Datuk Maringgih sewaktu Datuk Maringgih
4. Berikut kalimat yang mengandung majas memandang si aku.
eufemisme adalah . . . . C. Rumah si aku disita secara kasar dan paksa
A. Dia pergi naik Garuda. untuk membayar utangnya kepada Datuk
B. Saya hanya mempunyai dua ekor sapi. Maringgih.
C. Berilah dia jalan yang penuh bunga, D. Ayah si aku akan dibawa ke penjara oleh
nyanyian merdu. Datuk Maringgih sebagai seorang penjahat
D. Orang itu berubah akal semenjak mengalami yang bersalah besar.
kecelakaan yang parah. E. Si aku kasihan melihat ayahnya tidak dapat
E. Pintu-pintu pun terbuka sambil tersenyum berkata-kata sewaktu dibentak dan ditanya
menyambut sang pemilik rumah. oleh Datuk Maringgih
8.
Diana sangat berhati-hati dalam bergaul
ketika ia sudah berada di sekolah barunya. Ia
khawatir ada tingkah lakunya yang tidak
sesuai dengan kebiasaan teman-temannya. Ia
pun tahu bahwa setiap tempat ataupun tiap
sekolah mempunyai kebiasaan masing-
masing yang boleh jadi berbeda dengan
kebiasaan teman-temannya terdahulu.
Kalimat keputusan rapat dalam notula yang sesuai Kalimat tanggapan yang sesuai dengan isi
dengan usulan-usulan tersebut adalah . . . . bacaan diatas adalah . . . .
A. sebaiknya yang merusak diberi pekerjaan
baru yang mereka inginkan.
B. seharusnya perusak terumbu karang harus
segera diamankan karena mengancam
kepunahan biota.
C. tidak heran kalau biota-biota itu telah punah
karena merusak terumbu karang.
D. boleh saja mereka mengambil terumbu itu
asal untuk membantu perekonomian mereka.
E. pihak yang seharusnya bertanggungjawab
terhadap perusakan itu adalah orang atau
nelayan yang tinggal di sekitar lau.
Kalimat yang berisi fakta terdapat pada kalimat
nomro . . . .
18.
Sikapnya sudah kembali seperti dulu, seperti A. 1) D. 4)
ketika pertama kali Damila mengenalnya. B. 2) E. 5)
Tenaang, anggun, pandai menguasai diri, C. 3)
wajahnya masih tetap cantik, meskipun
tampak lebih tua. Wajah seorang wanita 21. Bersyukur akan ketidaksempurnaanmu ber-
berumur tiga puluh delapan tahun yang hati-hatilah dalam kelengkapanmu
masih tetap menarik walaupun memendam sesungguhnya:
kesepian. Sebentuk wajah yang menyimpan Setiap langit ada atapnya
kesegihan. Membendung penderitaan, tetapi Setiap telaga ada dasarnya
tidak menampilkan dendam. Risalah, Parnami Azmi