Anda di halaman 1dari 18

11/24/2014

TKS 4008
Analisis Struktur I

TM. XXII :
METODE CROSS
Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT.
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Outline
Metode Distribusi
Momen

Momen Primer
(M’ij)
Faktor Kekakuan
(Kij)
Faktor Distribusi
(FDij)

Tabel Distribusi
Momen (Cross)

1
11/24/2014

Pendahuluan
• Pertama kali diperkenalkan oleh Hardy Cross (1993)
dalam bukunya yang berjudul Analysis of Continuous
Frames by Distributing Fixed End Moments.
• Sebagai penghargaan, metode distribusi momen juga
dikenal dengan metode Cross.
• Salah satu metode yang digunakan dalam analisis
struktur balok dan portal statis tak tentu.

Pendahuluan (lanjutan)
Metode distribusi momen didasarkan pada asumsi sebagai
berikut :
1. Perubahan bentuk (deformasi) akibat gaya normal dan
gaya geser diabaikan, sehingga panjang batang-
batangnya tidak berubah (konstan).
2. Semua titik simpul (buhul) dianggap kaku sempurna.

2
11/24/2014

Pendahuluan (lanjutan)
• Proses analisis dilakukan dengan distribusi momen dan
induksi (carry over) terhadap momen primer (fixed end
moment) sebanyak beberapa putaran (iterasi) sehingga
diperoleh keseimbangan di setiap titik simpul.
• Hal ini dilakukan karena momen primer yang bekerja
di setiap simpul suatu struktur tidak sama besar
nilainya, sehingga simpul dalam keadaan tidak
seimbang.

Pendahuluan (lanjutan)
• Untuk mencapai kondisi seimbang, simpul melakukan
perputaran sehingga momen primer di masing-masing
simpul sama dengan nol.
• Proses distribusi dan induksi secara manual biasanya
dilakukan sebanyak 4 putaran (iterasi), sehingga semua
simpul dianggap sudah dalam keadaan seimbang atau
mendekati nol.

3
11/24/2014

Definisi
Ada beberapa definisi yang digunakan dalam metode
distribusi momen, yaitu :
1. Momen Primer (M’ij)
2. Faktor Kekakuan (Kij) dan Momen Induksi (MIij)
3. Faktor Distribusi (FDij)

M’ij
1. Momen Primer
• Momen primer adalah momen yang terjadi pada
ujung batang sebagai akibat dari beban-beban yang
bekerja di sepanjang batang.
• Besarnya momen primer sama dengan momen jepit
(momen reaksi) dengan tanda atau arah yang
berlawanan (dengan kata lain, momen jepit atau
momen rekasi merupakan kebalikan dari momen
primer dan disebut juga dengan momen perlawanan).

4
11/24/2014

M’ij (lanjutan)
• Momen primer biasanya digambarkan melengkung ke
luar pada bagian dalam ujung batang dengan arah
tertentu sesuai dengan pembebanan.
• Arah momen primer didasarkan pada kecenderungan
melenturnya batang (seolah-olah batang akan patah
akibat momen yang bekerja di ujung batang), untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

M’ij (lanjutan)

Gambar 1. Momen Primer dan Momen Reaksi

5
11/24/2014

Kij
2. Faktor Kekakuan dan Momen Induksi
• Untuk mengetahui faktor kekakuan dan momen
induksi, dapat diuraikan berdasarkan persamaan
slope deflection (sudut kemiringan lendutan) pada
masing-masing jenis batang seperti ditunjukkan pada
Gambar 2 untuk kondisi jepit-jepit dan Gambar 3
untuk kondisi jepit-sendi.

Kij (lanjutan)

Gambar 2. Batang Jepit-Jepit

6
11/24/2014

Kij (lanjutan)
• Gambar 2, batang prismatis AC dengan tumpuan
jepit-jepit.
• Di ujung A (simpul) bekerja momen distribusi momen
sebesar MAC dengan sudut kemiringan lendutan
sebesar A.
• Sedangkan ujung B (tumpuan jepit) berhak menerima
momen induksi sebesar MCA dengan arah yang sama.
• Sehingga diperoleh persamaan :
A2 - A1 = A dan C2 - C1 = 0

Kij (lanjutan)
• Akibat pengaruh momen distribusi MAC akan
menimbulkan rotasi dengan sudut kemiringan lendutan
pada kedua ujung batang sebesar :
𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂 𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂
𝛉𝐀𝟏 = dan 𝛉𝐂𝟏 =
𝟑𝐄𝐈 𝟔𝐄𝐈
• Selanjutnya pengaruh momen induksi MCA akan
menimbulkan rotasi dengan sudut kemiringan lendutan
pada kedua ujung batang sebesar :
𝐌𝐂𝐀 𝐋𝐀𝐂 𝐌𝐂𝐀 𝐋𝐀𝐂
𝛉𝐀𝟐 = dan 𝛉𝐂𝟐 =
𝟔𝐄𝐈 𝟑𝐄𝐈

7
11/24/2014

Kij (lanjutan)
• Dengan demikian :
C2 - C1 = 0
𝐌𝐂𝐀 𝐋𝐀𝐂 𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂 𝟏
− = 𝟎 → 𝐌𝐂𝐀 = 𝐌𝐀𝐂
𝟑𝐄𝐈 𝟔𝐄𝐈 𝟐
A1 - A2 = A
𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂 𝐌𝐂𝐀 𝐋𝐀𝐂
− = 𝛉𝐀
𝟑𝐄𝐈 𝟔𝐄𝐈
𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂 𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂
− = 𝛉𝐀
𝟑𝐄𝐈 𝟏𝟐𝐄𝐈
𝟑𝐌𝐀𝐂 𝐋𝐀𝐂 𝟒𝐄𝐈
= 𝛉𝐀 → 𝐌𝐀𝐂 = 𝛉𝐀
𝟏𝟐𝐄𝐈 𝐋𝐀𝐂

Kij (lanjutan)
• Jika A = 1 rad, maka :
𝟒𝐄𝐈
𝐌𝐀𝐂 =
𝐋𝐀𝐂
• Nilai momen ini disebut kekakuan batang AC yang
diberi notasi KAC.
• Dengan demikian kekakuan batang untuk tumpuan
jeit-jepit dapat dihitung dengan rumus :
𝟒𝐄𝐈
𝐊 𝐢𝐣 =
𝐋𝐢𝐣

8
11/24/2014

Kij (lanjutan)

Gambar 3. Batang Jepit-Sendi

Kij (lanjutan)
• Gambar 3, batang prismatis AD dengan tumpuan
jepit-sendi.
• Di ujung A (simpul) bekerja momen distribusi momen
sebesar MAD dengan sudut kemiringan lendutan
sebesar A.
• Sedangkan ujung D tidak berhak menerima momen
induksi karena tumpuan sendi atau MDA = 0.
• Sehingga diperoleh persamaan :
A2 - A1 = A

9
11/24/2014

Kij (lanjutan)
• Akibat pengaruh momen distribusi MAD akan
menimbulkan rotasi dengan sudut kemiringan lendutan
pada ujung batang A sebesar :
𝐌𝐀𝐃 𝐋𝐀𝐃
𝛉𝐀 =
𝟑𝐄𝐈
• Jika A = 1 rad, maka :
𝟑𝐄𝐈
𝐌𝐀𝐃 =
𝐋𝐀𝐃
• Nilai momen ini disebut kekakuan batang AD yang
diberi notasi KAD.

Kij (lanjutan)
• Dengan demikian kekakuan batang untuk tumpuan
jepit-sendi dapat dihitung dengan rumus :
𝟑𝐄𝐈
𝐊 𝐢𝐣 =
𝐋𝐢𝐣

Sehingga dapat disimpulkan bahwa :


1. Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-jepit adalah :
𝟒𝐄𝐈
𝐊= .
𝐋
2. Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-sendi adalah :
𝟑𝐄𝐈
𝐊= .
𝐋

10
11/24/2014

FDij
3. Faktor Distribusi
• Jika pada struktur portal bekerja momen primer
sebesar M’ di simpul A (lihat Gambar 4), maka
masing-masing ujung batang simpul A akan terjadi
distribusi momen sebesar MAB, MAC, dan MAD
dengan arah berlawanan dengan momen primer M’.
• Hal ini akibat simpul A dianggap kaku sempurna
(perfect rigid), sehingga batang-batang berputar
menurut garis elastisnya untuk mendapatkan kondisi
keseimbangan (equilibrium).

FDij
• Untuk mencari besarnya faktor distribusi dan momen
distribusi dapat dihitung berdasarkan Gambar 4.

Gambar 4. Distribusi Momen

11
11/24/2014

FDij (lanjutan)
Dari Gambar 4 :
• Pada batang AB terjadi rotasi sebesar A akibat
pengaruh MAB.
• Pada batang AC terjadi rotasi sebesar A akibat
pengaruh MAC.
• Pada batang AD terjadi rotasi sebesar A akibat
pengaruh MAD.
• Jadi keseimbangan simpul A adalah :
M’ = MAB + MAC + MAD

FDij (lanjutan)
Jika KAB, KAC, dan KAD merupakan faktor kekakuan
masing-masing batang AB, AC, dan AD, maka :
MAB = KABA ; MAC = KACA ; MAD = KADA
Jadi :
𝐌 ′ = 𝐊 𝐀𝐁 + 𝐊 𝐀𝐂 + 𝐊 𝐀𝐃 𝛉𝐀
𝐌 ′ = 𝐊 𝐀 𝛉𝐀
𝐌′
𝛉𝐀 =
𝐊𝐀

12
11/24/2014

FDij (lanjutan)
Dengan demikian akan diperoleh :
𝐊 𝐀𝐁
𝐌𝐀𝐁 = 𝐌′
𝐊𝐀
𝐊 𝐀𝐂
𝐌𝐀𝐂 = 𝐌′
𝐊𝐀
𝐊 𝐀𝐃
𝐌𝐀𝐃 = 𝐌′
𝐊𝐀

FDij (lanjutan)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor distribusi (FD) adalah perbandingan kekakuan
batang (K) dengan kekakuan batang total di titik
simpul (K).
𝐊
 𝐅𝐃 =
𝐊
2. Momen distribusi (MD) adalah hasil perkalian faktor
distribusi (FD) dengan momen primer (M’).
 MD = M’FD

13
11/24/2014

Prosedur
Langkah-langkah analisis struktur dengan metode Cross :
1. Carilah momen primer, M’ untuk masing-masing
bagian batang.
2. Tentukan faktor kekakuan, K (stiffness factor).
3. Tentukan faktor distribusi, FD (distribution factor).
4. Buat tabel Cross.
5. Sebagai kontrol, momen pada satu titik berlawanan
tanda atau jumlahnya sama dengan 0.

Prosedur (lanjutan)
6. Pada penggambaran bidang momen, tanda
penggambaran berlawanan dengan hasil perhitungan
momen untuk sebelah kiri titik dukung.
7. Sedangkan untuk daerah momen sebelah kanan titik
dukung , pada gambar selalu bertanda sama dengan
hasil perhitungannya.

14
11/24/2014

Contoh
Diketahui struktur balok menerus 3 bentang seperti pada
gambar berikut :

Contoh (lanjutan)

1. Momen Primer :
𝐌𝐀𝐁 = −𝐌𝐁𝐀
𝟏 𝟏
= 𝐪𝐋𝟐 = 𝟒. 𝟔𝟐 = 𝟏𝟐 kNm
𝟏𝟐 𝟏𝟐
𝐌𝐁𝐂 = −𝐌𝐂𝐁
𝐏𝐚𝐛𝟐 𝟏 𝐏𝐚𝟐 𝐛
= + 𝐪𝐋𝟐 +
𝐋𝟐 𝟏𝟐 𝐋𝟐
𝟒.𝟑.𝟗𝟐 𝟏 𝟒.𝟑𝟐 .𝟗
= + 𝟏. 𝟏𝟐𝟐 + = 𝟐𝟏 kNm
𝟏𝟐𝟐 𝟏𝟐 𝟏𝟐𝟐
𝟐
𝐏𝐚 𝐋 −𝐚 𝟐 𝟐
𝟏𝟎.𝟔 𝟗 −𝟔 𝟐
𝐌𝐂𝐃 = = = 𝟏𝟑, 𝟑𝟑 kNm
𝟐𝐋𝟐 𝟐.𝟗𝟐

15
11/24/2014

Contoh (lanjutan)

2. Faktor Kekakuan dan Faktor Distribusi :


Simpul B
• Kekakuan batang :
𝟒𝐄𝐈 𝟒𝐄𝐈
𝐊 𝐁𝐀 = 𝐋
= 𝟔
= 𝟎, 𝟔𝟕𝐄𝐈
𝟒𝐄𝐈 𝟒𝐄𝐈 𝐊 𝐁 = 𝟏𝐄𝐈
𝐊 𝐁𝐂 = 𝐋
= 𝟏𝟐
= 𝟎, 𝟑𝟑𝐄𝐈
Faktor distribusi :
𝐊 𝟎,𝟔𝟕𝐄𝐈
𝐅𝐃𝐁𝐀 = 𝐁𝐀 = 𝟏,𝟎𝟎𝐄𝐈 = 𝟎, 𝟔𝟕
𝐊 𝐁
𝐊 𝐁𝐂 𝟎,𝟑𝟑𝐄𝐈 𝐅𝐃𝐁 = 𝟏
𝐅𝐃𝐁𝐂 = = 𝟏,𝟎𝟎𝐄𝐈 = 𝟎, 𝟑𝟑
𝐊𝐁

Contoh (lanjutan)

Simpul C
• Kekakuan batang :
𝟒𝐄𝐈 𝟒𝐄𝐈
𝐊 𝐂𝐁 = = = 𝟎, 𝟑𝟑𝐄𝐈
𝐋 𝟏𝟐
𝟑𝐄𝐈 𝟑𝐄𝐈 𝐊 𝐂 = 𝟎, 𝟔𝟔𝐄𝐈
𝐊 𝐂𝐃 = = = 𝟎, 𝟑𝟑𝐄𝐈
𝐋 𝟗
• Faktor distribusi :
𝐊 𝟎,𝟑𝟑𝐄𝐈
𝐅𝐃𝐂𝐁 = 𝐂𝐁 = 𝟎,𝟔𝟔𝐄𝐈 = 𝟎, 𝟓
𝐊 𝐂
𝐊 𝐂𝐃 𝟎,𝟑𝟑𝐄𝐈 𝐅𝐃𝐂 = 𝟏
𝐅𝐃𝐂𝐃 = = = 𝟎, 𝟓
𝐊𝐂 𝟎,𝟔𝟔𝐄𝐈

16
11/24/2014

Contoh (lanjutan)

3. Distribusi Momen
• Untuk mendapatkan kondisi seimbang, dilakukan distribusi
momen pada masing-masing simpul dengan bantuan tabel
(Tabel Cross).
• Diusahakan Tabel Cross dibuat sedemikian rupa sesuai
kebutuhan (penempatan titik simpul dan batang dengan posisi
yang tepat pada tabel), sehingga memudahkan proses
distribusi dan induksi momen.
• Posisi batang yang sejenis sedapat mungkin diusahakan
berdampingan agar tidak menyulitkan proses induksi.
• Dalam hal ini, proses distribusi dan induksi momen cukup
dilakukan hingga 4 kali iterasi dengan hasil mendekati nol.

Contoh (lanjutan)

4. Tabel Cross

17
11/24/2014

Contoh (lanjutan)

5. Bidang M, D, dan N
Untuk mendapatkan gambar bidang M, D, dan N, maka perlu
dibuat diagram badan bebas (free body diagram) dari momen
reaksi yang sudah didapat.

Terima kasih
atas Perhatiannya!

18

Anda mungkin juga menyukai