Anda di halaman 1dari 4

Susilawati / Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMA 86

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill Untuk Siswa SMA

Susilawati, Nur Khoiri


Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang,
Jln. Sidodadi Timur No. 24 Semarang
susilawati.physics@gmail.com

Abstrak – Penelitian ini menjelaskan pengembangan bahan ajar fisika berbasis lifeskill pada kelas XI semester gasal. Bahan
ajar disusun untuk membekali siswa dalam memahami pelajaran fisika yang terintegrasi dengan kecakapan hidup. Kecakapan
hidup yang terintegrasi dalam buku ajar fisika ini meliputi kecakapan pribadi, sosial, akademis dan vokasional. Buku ajar
fisika ini menyajikan beberapa aktivitas fisik dan mental siswa. Aktivitas yang memberikan pengalaman bagi siswa meliputi
tugas pendahuluan materi, tugas diskusi, tugas eksperimen dan tugas proyek. Metode penelitian ini menggunakan metode
research and development ( R & D ). Subjek penelitian ini melibatkan tim MGMP fisika SMA kota Semarang, sebagai tim
validator bahan ajar dari praktisi pembelajaran di SMA dan tim validator ahli pendidikan fisika. Penelitian ini terdiri dari
tahapan persiapan perangkat pembelajaran, tahap pelaksanaan penyusunan bahan ajar fisika dan tahapan evaluasi untuk
menganalisis kekurangan dan kelebihan bahan ajar guna perbaikan bahan ajar fisika berbasis lifeskill sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat. Hasil penelitian ini menghasilkan buku ajar fisika bermuatan lifeskills khususnya
keterampilan kewirausahaan yang layak digunakan oleh siswa SMA.

Kata kunci: bahan ajar, lifeskill, keterampilan kewirausahaan, pembelajaran fisika

Abstract – This study describes the development of teaching materials based physics grade XI lifeskill the odd semester.
Teaching materials are prepared to equip students in understanding the physics that is integrated with life skills . Integrated
life skills in physics textbooks include personal skills, social, academic and vocational. Physics textbook presents some
physical and mental activity of students . Activities that provide experiences for students include introduction material
assignment , assignment discussion , experimentation and project work assignments . This research method using the method
of research and development ( R & D ) . Subject of this research involves teams MGMP high school physics Semarang , as
validator team of practitioners teaching materials and learning in high school physical education expert validator team . The
study consisted of the preparation stages of learning , the implementation phase of the preparation of teaching materials
physics and evaluation stages to analyze the advantages and disadvantages of teaching materials for the improvement of
physics teaching materials based lifeskill according to students' needs and demands of society . The results of this study
resulted in physics textbooks charged life skills , especially entrepreneurial skills are fit for use by middle school students

Key words: teaching materials, lifeskill, entrepreneurial skills, learning physics

I. PENDAHULUAN pembelajaran dan pengalaman belajar yang harus dimiliki


Tuntutan perkembangan terapan pengetahuan dan siswa; (3) banyak konsep dan keterampilan yang dibutuhkan
teknologi pada saat ini mengarah pada persaingan global dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan konsep
dan mengupayakan persediaan energi terbarukan. Untuk pembelajaran.
kondisi tersebut, kecakapan hidup siswa sekolah menengah Hasil wawancara dengan guru Sekolah Menengah Atas di
harus dilatih dalam proses pembelajaran. Mengingat kota semarang diperoleh informasi bahwa lifeskill
pelajaran fisika merupakan pelajaran yang berorientasi pada memberikan makna dan nilai guna dalam mempelajari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang fisika. Lifeskill secara implementatif melatih siswa untuk
menyajikan berbagai aktivitas scientific. mempunyai jiwa kepemimpinan, keterampilan
Dalam memfasilitasi siswa sekolah menengah dibutuhkan kewirausahaan dan mempunyai kepribadian yang baik dapat
keterampilan-keterampilan yang membekali siswa tersebut diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Ada beberapa
untuk mampu mempertahankan eksistensi dirinya dalam keluhan dari guru SMA di kota mengenai persiapan dan
kehidupan bermasyarakat [1]. Siswa sekolah menengah pelaksanaan pembelajaran fisika yang bermuatan lifeskill
membutuhkan pengakuan tentang keberadaan dirinya. yaitu sangat membutuhkan waktu yang lebih untuk
Oleh karena itu, bahan ajar yang menyajikan materi fisika merencanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, ketika
terintegrasi dengan aktivitas kecakapan hidup sangat penting bahan ajar fisika disusun secara kolaboratif oleh praktisi
untuk membekali siswa sekolah menengah dalam pendidikan maka memungkinkan disambut dengan hangat
mempersiapkan kehidupan masa depan yang cemerlang. oleh guru-guru SMA di kota Semarang.
Beberapa alasan perlunya mengintegrasikan lifeskill dalam Berdasarkan data hasil studi pendahuluan kebutuhan
pembelajaran fisika, yaitu: (1) kegiatan eksperimen dan lifeskill terintegrasi dengan pembelajaran fisika diperoleh
demonstrasi menjadi kegiatan dominan dalam proses tanggapan dari guru-guru fisika MGMP fisika kota
pembelajaran fisika; (2) Pemecahan masalah menjadi tujuan Semarang. Kebutuhan siswa pada masing-masing

Jurnal Fisika Indonesia No: 54, Vol XVIII, Edisi Desember 2014
ISSN : 1410-2994
Susilawati / Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMA 87

keterampilan antara lain terhadap kecakapan personal


mencapai 89%. Kebutuhan siswa akan kecakapan sosial
mencapai 85%. Kebutuhan siswa akan kecakapan Analisis Kebutuhan
vokasional mencapai 77%. Kebutuhan siswa akan
kecakapan akademis mencapai 86% [2].
Dalam proses pembelajaran, penyajian bahan ajar
menjadi kompetensi utama seorang guru dalam mendesain Potensi, Analisis Analisis
aktivitas dan kemampuan berpikir seperti apa yang harus Kebutuhan Kurikulum bahan
dikuasai siswa[3]. Dalam bahan ajar, guru telah memastikan ajar
sejauh mana tingkat kesiapan siswa dalam pencapaian
tujuan dan pengalaman belajar [4]. Untuk menambah
pengalaman siswa, guru harus selalu aktif dan kreatif
berperan sebagai fasilitator yang inspiratif. Pengembangan tahap awal
Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dikelas [5]. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis (cetak) maupun bahan tidak Pengembang Pengembangan Pengembang
tertulis (non cetak/online). Bahan yang termasuk sumber an Perangkat buku ajar an alat
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru dalam penilaian
menyajikan materi dan keterampilan yang harus dimiliki
siswa[6]. Sumber informasi materi dan kegiatan ini terdiri
dari seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan Uji coba & Revisi
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar [7].
Beberapa asumsi tentang arti penting kedudukan
bahan ajar khususnya, rancangan pembelajaran pada
umumnya, yaitu: membantu belajar secara perorangan; (2) Validasi Validasi
memberikan keleluasaan penyiapan pembelajaran jangka Buku ajar Buku ajar
pendek dan jangka panjang; (3) rancangan bahan ajar yang
sistematis memberikan pengaruh yang besar bagi
perkembangan sumber daya manusia secara perorangan; (4) Temuan dan rekomendasi
memudahkan pengelolaan proses belajar mengajar secara
sistematis; dan (5) memudahkan belajar [8].
Sebagai fokus pembelajaran, bahan ajar Gambar 1. Tahapan Penelitian Pengembangan Bahan Ajar
mempunyai struktur dan urutan yang sistematis,
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Teknik pengumpulan data terdiri dari lembar validasi
memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesulitan buku ajar fisika berbasis lifeskill dan lembar wawancara.
siswa, menyajikan banyak latihan dan rangkuman. analisis kebutuhan dan potensi siswa dilakukan dengan
observasi. Analisis kurikulum dan analisis bahan ajar fisika
dilakukan dengan kegiatan telaah kurikulum dan buku ajar
II. METODE PENELITIAN fisika. kegiatan selanjutnya mengembangkan bahan ajar
Penelitian ini menggunakan penelitian R & D (Research fisika berbasis lifeskill. Setelah dilakukan penyusunan buku
and Development). Penelitian R & D digunakan untuk ajar fisika kelas XI semester I dilakukan validasi terhadap
mendesain produk atau prosedur yang teruji secara buku ajar tersebut.
sistematis di lapangan, dievaluasi dan dikembangkan Teknik analisis data dilakukan dua tahapan yaitu,
sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria efektivitas, pertama: analisis data hasil wawancara dilakukan analisis
kualitas atau kemiripan dengan suatu standar [9]. deskriptif kualitatif untuk mendapatkan informasi mengenai
Pegembangan bahan ajar fisika melalui tahapan penelitian kecakapan hidup yang harus dimunculkan pada setiap
dan pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk konsep fisika dan aktivitas pembelajaran. Kedua, analisis
mengembangan bahan ajar fisika berbasis lifeskill yang lembar validasi bahan ajar fisika dianalisis dengan
diharapkan mampu membekali siswa untuk mendapatkan perhitungan prosentase sebagai berikut:
dan melatih kecakapan hidup siswa sekolah menengah.
Alur penelitian ini melalui serangkaian tahapan penelitian Dengan kategori penilaian validator dikonversikan
seperti pada Gambar 1. sebagai berikut:
86% - 100% : sangat baik/ sangat tinggi
76% - 85% : baik/ tinggi
66% - 75% : cukup/ sedang
56% - 65% : kurang/ rendah
0% - 55% : sangat kurang/ sangat rendah

Jurnal Fisika Indonesia No: 54, Vol XVIII, Edisi Desember 2014
ISSN : 1410-2994
Susilawati / Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMA 88

yang berlaku. Buku teks memberikan konten materi yang


teruji kebenarannya. Kurikulum memberikan panduan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pokok-pokok materi yang harus dijabarkan secara detail dan
Analisis kurikulum dilakukan untuk mengidentifikasi pemahaman yang mendalam oleh penulis.
materi esensial dan materi yang banyak ditemui dalam Artikel ilmiah sebagai sumber bahan ajar yang
kehidupan sehari-hari. Analisis kurikulum dengan aktual (mutakhir). Artikel ilmiah memberikan hasil
menjabarkan kompetensi dasar, indikator, materi pelajaran, pemikiran dan hasil penelitian yang relevan dengan
dan kegiatan pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan bidangnya masing-masing, terutama di bidang pendidikan.
bertujuan untuk mengembangkan aktivitas dan pengalaman Bahan ajar yang bersumber dari artikel ilmiah tlah di
belajar siswa. judgment kebenaran konten materi, sistematika dan
Sumber belajar diidentifikasi melalui kegiatan kedalaman materi. Akan tetapi, motivasi penggunaan
wawancara. berdasarkan hasil wawancara diperoleh sumber dan media pembelajaran terbesar adalah saran dan
prosentase sebesar 75% siswa belajar dari buku paket yang contoh dari guru. Pada umumnya, guru mengajar dan
digunakan oleh guru. Prosentase sebesar 80% siswa belajar menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan
dari lembar kerja siswa (LKS). Prosentase siswa yang buku paket dan LKS sebagai sumber belajar. Siswa tidak
menggunakan media internet sebagai sumber belajar sebesar pernah didampingi dan diberi pengarahan untuk mencari
56%. Penggunaan jurnal penelitian sebagai sumber belajar artikel ilmiah dan mencari pengetahuan bersumber pada
sebanyak 2%. Penggunaaan surat kabar dan majalah sebagai artikel ilmiah. Sehingga penggunaan artikel ilmiah sebagai
sumber belajar sebanyak 5%. Data penggunaan sumber bahan ajar mempunyai prosentase yang paling rendah.
belajar dan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel Sumber terbitan berkala seperti surat kabar memberikan
1. kabar terkini mengenai perkembangan sains dan teknologi.
Sumber pengetahuan yang berasal dari surat kabar
Tabel 1. Hasil Wawancara Penggunaan Sumber Belajar memberikan pengetahuan dengan penyajian bahasa yang
dan Motivasi Belajar Siswa mudah dimengerti. Surat kabar hanya digunakan siswa
sekedar untuk mengisi waktu luang dan ada beberapa siswa
No. Sumber Belajar Motivasi Prosentase yang benar-benar senang membaca. Surat kabar belum
Belajar menjadi bagian dari sumber bahan ajar yang digunakan oleh
1. Buku Paket Sedang 75 guru dan siswa di sekolah.
2. Lembar Kerja Siswa Tinggi 80
3. Media Edukasi Tinggi 56 Hasil Validasi Ahli (Praktisi Pendidikan)
Online Hasil validasi oleh praktisi pembelajaran fisika
4. Jurnal, Artikel ilmiah Rendah 2 menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis lifeskill memenuhi
5. Surat Kabar Rendah 5 dalam hal kebenaran content dan kebutuhan siswa.
Prosentase rata-rata setiap indikator penilaian ahli dapat
Berdasarkan hasil observasi di sekolah mitra dilihat pada Gambar 3.
praktik pengalaman lapangan (PPL) rata-rata sekolah
menggunakan Lembar Kerja Siswa sebagai bahan ajar yang
utama. Sedangkan buku paket digunakan sebagai sumber
ketika ditemukan konsep yang sulit dikuasai oleh siswa.
Selain itu, buku paket digunakan apabila ada soal-soal
latihan yang memerlukan penjelasan lebih luas dan
penjelasan tersebut tidak ditemukan di lembar kerja siswa.
Lembar kerja siswa mempunyai prosentase tertinggi sebagai
bahan ajar, karena lembar kerja siswa menjadi pegangan
wajib bagi siswa pada sebagian besar sekolah.
Lembar kerja siswa memberikan lembar isian yang harus
dilengkapi oleh siswa. Untuk melengkapi isian ini, siswa
harus memahami konten materi. Selain itu, terdapat Lembar
Kegiatan Siswa yang berisi rangkaian kegiatan ilmiah untuk
mendapatkan data berdasarkan hasil pengamatan maupun
Gambar 3. Prosentase Rata-rata Setiap Indikator Penilaian
hasil praktikum.
Ahli
Buku paket merupakan buku yang wajib dimiliki
oleh siswa sebagai anjuran dari guru dan orang tua siswa
Hasil analisis setiap indikator validasi bahan ajar
untuk sumber belajar. Buku paket disusun oleh tim-tim
prosentase kelayakan untuk berdasarkan penilaian praktisi
profesional, orang yang secara praktis menekuni bidang
mencapai 84,25%. Indikator validasi bahan ajar meliputi: (1)
tersebut. Buku paket fisika disusun oleh guru fisika yang
isi yang disajikan dengan kelayakan 85%; (2) bahasa dengan
profesional secara praktis atau ahli fisika. Buku paket kelayakan 87%; (2) struktur modul dengan kelayakan 90%,
bersumber dari buku teks dan berpedoman pada kurikulum
dan (4) organisasi materi dengan kelayakan 75%.

Jurnal Fisika Indonesia No: 54, Vol XVIII, Edisi Desember 2014
ISSN : 1410-2994
Susilawati / Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMA 89

Sedangkan hasil penilaian berdasarkan uji ahli mencapai untuk membantu siswa dalam mencari pengalaman belajar
81%. Indikator validasi bahan ajar meliputi: (1) isi yang secara mandiri [10].
disajikan dengan kelayakan 80%; (2) bahasa dengan
kelayakan 83%; (2) struktur modul dengan kelayakan 82%, V. KESIMPULAN
dan (4) organisasi materi dengan kelayakan 80%. Isi yang Bahan ajar fisika berbasis lifskill ini layak digunakan
disajikan dalam bahan ajar fisiska berbasis lifeskill meliputi dalam pembelajaran fisika. kelayakan dapat dlihat dari hasil
tugas pendahuluan materi, tugas diskusi, tugas eksperimen penilaian validator baik dari praktisi pendidikan maupun uji
dan tugas proyek. Rangkaian penugasan ini untuk ahli mengenai isi yang disajikan, aspek bahasa yang
membimbing siswa mengembangkan kecakapan pribadi, digunakan, struktur modul dan organisasi materi. Bahan
sosial, akademis dan vokasional. ajar ini dinyatakan mampu memenuhi perkembangan
Berdasarkan hasil analisis rata-rata deskriptor tuntutan terapan pengetahuan dan teknologi yang mengarah
penilaian ahli di atas dapat dijabarkan dalam beberapa pada persaingan global. Pada bahan ajar ini terdapat
indikator, pertama indikator isi yang disajikan (content) kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademis
antara lain: (1) materi disajikan secara sistematis (80%); (2) dan kecakapan vokasional yang harus dilatih pada siswa
merupakan materi/tugas yang esensial (83%); (3) masalah Sekolah Menengah Atas. Kecakapan tersebut tertuang dalam
yang diangkat sesuai dengan tingkat kognisi siswa (85%); aktivitas yang diberikan berupa pengalaman bermakna bagi
(4) setiap kegiatan yang disajikan dapat menumbuhkan rasa siswa meliputi tugas pendahuluan materi, tugas diskusi,
ingin tahu siswa (87%); (5) kegiatan yang disajikan dapat tugas eksperimen dan tugas proyek.
menumbuhkan motivasi (90%); dan (6) penyajian
dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi (85%). Berdasarkan UCAPAN TERIMA KASIH
isi yang disajikan, materi disampaikan secara urut mulai dari Penelitian ini dilaksanakan dengan dana penelitian
ilustrasi yang sederhana sampai pada kegiatan pemecahan desentralisasi hibah bersaing DIKTI tahun anggaran 2013-
masalah. Materi yang disajikan hanya materi yang esensial 2014. Penelitian ini dilaksanakan di program studi
saja sehingga materi tidak terlalu banyak. Masalah yang pendidikan fisika dan bekerjasama dengan MGMP Fisika
disajikan lazimnya berasal dari pengalaman sehari-hari kota Semarang. Pelaksanaan penelitian ini mendapat
siswa SMA. Kegiatan yang disajikan dalam bahan ajar pengarahan dan monitoring dari LPPM IKIP PGRI
diawali dengan rangkaian pertanyaan yang membuat siswa Semarang. Produk bahan ajar pada penelitian ini di telaah
termotivasi untuk mencari jawabannya. Ilustrasi dan gambar oleh validator dari praktisi dan ahli pendidikan fisika.
yang menarik mengupayakan penjelasan konsep secara fisis.
Kedua, indikator bahasa, antara lain: (1) penggunaan PUSTAKA
bahasa sesuai dengan EYD (90%); (2) bahasa yang [1] Danish, S.J., & Nellen, V.C., New roles for psychologists:
digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi Teaching life skills, Quest, 1997.
siswa (86%); (3) bahasa yang digunakan komunikatif [2] Susilawati & Khoiri, N., Analisis Kebutuhan Pembelajaran
(88%); (4) kalimat yang digunakan jelas dan mudah Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang,
dimengerti (83%); (5) kejelasan petunjuk atau arahan (90%). Prosiding 1st Diponegoro Physics Conference, ISBN 978-
Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini sangat 602-18940-1-9, Semarang, November 2013
membimbing siswa untuk dapat belajar mandiri dengan [3] Dick W & Carey, L. (1990). The Systematic Design of
mengikuti petunjuk di setiap kegiatan yang disajikan. Instructional. Third Edition. USA: Harper Collins Publisher
Ketiga, indikator struktur modul, antara lain: (1) [4] Blanchard, J. (2002). Teaching and targets: Self-evaluation
organisasi penyajian secara umum (92%); (2) tampilan and school improvement. London: RoutledgeFalmer.
umum menarik (89%); (3) keterkaitan yang konsisten antara [5] Goudas, et al, The Effectiveness of Teaching a Life Skills
bahasa dan materi (91%). Keempat, indikator organisasi Program in a Physical Education Context, European Journal
materi, antara lain: (1) cakupan materi (70%); (2) kejelasan of Psychology of Education, vol. 4, 2006, pp. 429-438
dan urutan materi (75%); dan (3) ketepatan materi dengan [6] Yin, R. K., Case study research: Design and methods,
kompetensi inti (81%). Berdasarkan tampilan modul, Sage, 2003
penyajian yang digunakan sudah familiar digunakan oleh
[7] Levin, B., How to change 5000 schools: A practical and
bahan ajar yang biasa digunakan siswa. Tampilan yang
positive approach for leading change at every level.
menarik dan bahasa yang mudah dipahami sangat relevan
Cambridge University Press: 2008.
dengan penyampaian materi. Organisasi materi yang
[8] Harijanto, M., Pengembanagan Bahan Ajar untuk
meliputi cakupan materi, urutan materi, dan ketepatan
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan
materi dengan kompetensi inti direkomendasikan oleh
Pembelajaran Sekolah Dasar, Didaktika, vol. 2, 2007, pp.
praktisi pembelajaran telah memenuhi standar buku paket
yang dapat menuntut pembelajaran siswa. 216-226.
Beberapa masukan mengenai bahan ajar yang digunakan [9] Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R., Educational Research
yaitu mengenai kompetensi vokasional sebaiknya an Education Seventh Edition, Pearson Education, Inc, 2003
dimunculkan setiap konsep bahasan. Warna dan ilustrasi [10] Spillane, J., Halverson, R., & Diamond, J., Towards a theory
contoh dalam kehidupan sehari-hari diajukan sebagai bahan of leadership practice: A distributed perspective, Journal of
diskusi. Setiap latihan soal hendaknya diberikan tuntunan Curriculum Studies, vol. 36, no. 1, 2004, pp. 3–14.
jawaban. Menurut Spillane et al bahan ajar harus disajikan

Jurnal Fisika Indonesia No: 54, Vol XVIII, Edisi Desember 2014
ISSN : 1410-2994

Anda mungkin juga menyukai