Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas laporan asuhan keperawatan, asuhan kebidanan, dan asuhan
keperawatan gigi pada Tn. H yang mengalami hipertensi dalam konteks keluarga di RT
002/08 Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak Barat, Jakarta Selatan meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi pada masing-masing profesi
yang dihubungkan dengan materi Kolaborasi Antar Profesi.
A. Pengkajian
Broers (2009) praktik kolaborasi antar profesi didefinisikan sebagai beragam profesi
yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesehatan pasien atau klien dengan saling mengerti batasan yang ada pada masing-masing
profesi kesehatan.
Menurut pengkajian Tn.H yang di mulai pada tanggal 4 Juni 2018, dari pengkajian
tersebut dilakukan oleh perawat, bidan, dan perawat gigi. Dari hasil pengkajian yang didapat
oleh perawat Tn. H memiliki hipertensi, klien pernah dirawat 2 minggu yang lalu di RSUD
Pasar Minggu karena penyakit jantung. Selain itu, Tn.H juga memiliki riwayat kadar
kolesterol tinggi dan penyakit Diabetes Mellitus. Setelah dilakukan pengkajian keperawatan
Tn.H hobi makan daging merah dan tidak menyukai sayur serta buah. Tn. H patuh minum
obat namun tidak mengetahui obat yang dikonsumsinya.
Hasil pengkajian yang didapat oleh bidan, Tn. H konsumsi obat tanpa meminum air.
kebutuhan nutrisi Tn.H tidak terkontrol seperti contoh ia banyak mengkonsumsi daging
dalam porsi yang banyak sedangkan buah dan sayur jarang dikonsumsinya. Peran serta
keluarga (istri & anak) kurang mendukung dalam mengatur pola nutrisi Tn.H, seperti contoh
istrinya memasak makanan yang diinginkan (daging) Tn.H tanpa memerhatikan makanan
yang seharusnya dibatasi Tn.H.
Hasil pengkajian yang didapat oleh perawat gigi, Tn.H terdapat karang gigi, debris, karies
mencapai dentin pada gigi 36 dan 46 serta sisa akar pada gigi 34 dan 35. Pada sisa akar gigi
34 dan 35 harus dilakukan pencabutan ke dokter gigi karena sisa akar tersebut dapat
menimbulkan fokal infeksi. Tetapi dari hasil pengkajian keperawatan Tn.H mengalami
hipertensi dan diabetes. Sehingga, untuk dilakukan pencabutan pada sisa akar gigi 34 dan 35
tekanan darah dan kadar gula darah pada Tn.H harus normal.
Pengkajian telah dilakukan dan didapat beberapa pendukung dan penghambat dalam
mengkaji kasus Tn.H. Faktor Pendukung yang ditemukan yaitu masalah yang ditemukan
oleh masing-masing profesi dapat dikaji dan dibuat rencana selanjutnya. Faktor Penghambat
tersebut adalah Tn.H berbicara kurang jelas jadi sebagai tenaga kesehatan kurang memahami
yang dimaksud Tn.H. Solusi yang dilakukan yaitu memvalidasi pertanyaan yang telah
diberikan dengan cara mengulang kembali pertanyaan yang telah ditanyakan kepada istri
dan anak Tn.H.
Dari hasil perbedaan materi kolaborasi antar profesi dan kasus yang dilakukan dilapangan
saat mengkaji didapatkan kesimpulan masing-masing profesi melakukan nilai etik
kolaborasi antar profesi dan peran serta tanggung jawab sesuai dengan profesinya,
merupakan implementasi dari pilar pertama dan kedua dalam kolaborasi antar profesi.
B. Diagnosa
Tujuan lain dari pelaksanaan IPE sendiri yaitu untuk meningkatkan pemahaman
tentang interdisipliner dan rasa kerjasama, untuk membina kerjasama yang kompeten, untuk
membuat penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien, dan untuk meningkatkan
kualitas pengobatan pasien yang komprehensif (Cooper, 2001).
Meningkatkan pemahaman tentang interdisipliner dan rasa kerjasama dapat
ditemukan beberapa diagnosa menurut masing-masing profesi. Diagnosa yang diperoleh
yaitu menurut profesi keperawatan diagnosa utama yang muncul yaitu defisit pengetahuan
tentang penyakit hipertensi berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai
penyakit hipertensi dibuktikan dengan perilaku yang tidak sesuai anjuran. Menurut profesi
kebidanan ditemukan diagnosa kebutuhan akan pengetahuan tentang cara menghadapi klien
dengan hipertensi berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai cara
merawat klien dengan hipertensi ditandai dengan prilaku yang tidak sesuai. Menurut profesi
keperawatan gigi ditemukan diagnosa tidak terpenuhinya kebutuhan akan pengetahuan cara
memeilihara kesehatan gigi dan mulut ditandai dengan kurangnya kebersihan gigi dan
mulut, sisa akar gigi, dan karies.
Dalam penyusunan diagnosa ditemukan beberapa faktor pendukung dalam
melakukan pengumpulan data faktor pendukung tersebut yaitu data yang dikumpulkan
sesuai dengan diagnosa dan dapat memudahkan untuk melakukan intervensi. Faktor
penghambat saat melakukan pengumpulan data saat diagnosa tidak ditemukan. Solusi tidak
ada.
Dari hasil perbedaan materi kolaborasi antar profesi dan diagnosa yang ditemukan
dilapangan didapatkan kesimpulan masing-masing profesi yaitu peran serta tanggung jawab
sesuai dengan profesinya, merupakan implementasi dari pilar kedua dalam kolaborasi antar
profesi.
C. Intervensi
Praktik pembelajaran IPE dilaksanakan dengan menerapkan beberapa metode yang
sudah ada atau telah diterapkan di Negara lain, dimulai dengan diberikannya suatu masalah
kepada mahasiswa yang akan melakukan IPE yaitu dihadapkan langsung dengan pasien
dengan kasus tertentu kemudian mahasiswa melakukan peran masing-masing untuk
penanganan pasien, keluarga, dan masyarakat kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok
atau disebut dengan tutorial untuk membahas manajemen penanganan kasus pada pasien,
keluarga dan masyarakat sehingga mahasiswa didorong untuk menjelaskan sesuai dengan
disiplin ilmu mereka dan diharapkan hasilnya dapat memberikan tindakan yang sesuai pada
pasien.
Sesuai masalah yang telah ditemukan oleh masing-masing profesi intervensi yang
disusun menurut profesi keperawatan yang disusun umtuk diagnose diagnosa utama yang
muncul yaitu defisit pengetahuan tentang penyakit hipertensi berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi mengenai penyakit hipertensi dibuktikan dengan perilaku yang tidak
sesuai anjuran yaitu berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.H mengenai
hipertensi dan cara memodifikasi untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
Menurut profesi kebidanan intervensi yang ditemukan untuk diagnose kebutuhan akan
pengetahuan tentang cara menghadapi klien dengan hipertensi berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi mengenai cara merawat klien dengan hipertensi ditandai dengan
prilaku yang tidak sesuai yaitu berikan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi yang diberikan
kepada Tn.H dan melakukan penyuluhan tentang hal-hal yang mengganggu kesehatan secara
biologis dan psikologis. Menurut profesi keperawatan gigi didapatkan intervensi untuk
diagnosa tidak terpenuhinya kebutuhan akan pengetahuan cara memeilihara kesehatan gigi
dan mulut ditandai dengan kurangnya kebersihan gigi dan mulut, sisa akar gigi, dan karies
yaitu lakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut tentang lubang gigi dan
mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang benar.
Intervensi yang disusun oleh masing-masing profesi ditemukan beberapa faktor
pendukung dalam melakukan pengumpulan data faktor pendukung tersebut yaitu data yang
dikumpulkan sesuai dengan diagnosa dan dapat memudahkan untuk melakukan
implementasi selanjutnya. Faktor penghambat saat melakukan pengumpulan data saat
intervensi tidak ditemukan. Solusi tidak ada.
Dari hasil perbedaan materi kolaborasi antar profesi dan intervensi yang ditemukan
dilapangan didapatkan kesimpulan masing-masing profesi yaitu komunikasi antar profesi
penting dilakukan untuk merumuskan intervensi yang disusun untuk melakukan
implementasi, merupakan implementasi dari pilar ketiga dalam kolaborasi antar profesi.
D. Implementasi
Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice,
WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa
aspek yaitu kerjasama tim meliputi: Mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim,
mengetahui hambatan untuk kerjasama tim; peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman
peran sendiri,tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan
lain; komunikasi meliputi pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan,
mendengarkan anggota tim; belajar dan refleksi kritis meliputi cermin kritis pada hubungan
sendiri dalam tim, mentransfer IPE untuk pengaturan kerja; hubungan dengan pasien, dan
mengakui kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien,
terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan masyarakat sebagai mitra dalam
manajemen perawatan; praktik etis meliputi pemahaman pandangan stereotip dari petugas
kesehatan lain yang dimiliki oleh diri dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga
kesehatan memiliki pandangan yang sama-sama sah dan penting. Proses IPE membentuk
proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai kemudian menemukan sesuatu yang
bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian
suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite dan Moran, 2010).
Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai
kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang
berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas
kesehatan memudahkan untuk melakukan implementasi pada masing-masing profesi.
Implementasi yang dilakukan oleh profesi keperawatan yaitu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga Tn.H mengenai hipertensi dan cara memodifikasi untuk
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Menurut profesi kebidanan implementasi yang
dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi yang diberikan kepada
Tn.H dan melakukan penyuluhan tentang hal-hal yang mengganggu kesehatan secara
biologis dan psikologis. Menurut profesi keperawatan gigi implementasi yang dilakukan
yaitu melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut tentang lubang gigi dan
mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang benar.
Implementasi yang disusun oleh masing-masing profesi ditemukan beberapa faktor
pendukung dalam melakukan tindakan faktor pendukung tersebut yaitu keluarga kooperatif
saat dilakukan tindakan penyuluhan, aktif dalam bertanya dan merespon saat penyuluhan
berlangsung. Faktor penghambat klien tidak sesuai kontrak saat dilakukan penyuluhan.
Kontrak yang disepakati pukul 10.00WIB dan mundur menjadi pukul 14.00WIB karena
klien ada kepentingan mengambil THR ke kantor pos. Solusi yang ditemukan yaitu
penyuluh kembali datang ke rumah keluarga tersebut pada pukul 14.00 WIB untuk
menyelesaikan implementasi tersebut.
Dari hasil perbedaan materi kolaborasi antar profesi dan implementasi yang ditemukan
dilapangan didapatkan kesimpulan masing-masing profesi yaitu komunikasi antar profesi
penting dilakukan untuk menjalankan implementasi tersebut selain itu, bekerja dalam tim
sangat penting diimplementasikan untuk saling melengkapi dalam menyelesaikan masalah
yang muncul pada keluarga tersebut. Implementasi yang dilakukan merupakan wujud
implementasi dari pilar ketiga dan keempat dalam kolaborasi antar profesi.
E. Evaluasi
Belajar untuk berkolaborasi antar tim berarti juga belajar menjadi pemain yang baik
di dalam tim tersebut. Perilaku kerja tim dapat diaplikasikan setiap saat dimana ada interaksi
antar anggota tim antar profesi dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, (individu, keluarga, dan masyarakat). Sering sekali terjadi konflik
didalam tim antar profesi diakibatkan oleh ketidak mampuan anggota tim berperan sesuai
dengan peran nya didalm. Oleh karena itu kepemimpinan didalam tim antar profesi sangat
diperlukan agar mamfasilitasi komunikasi dan kerja sama antar anggota untuk untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Peran pemimpin juga sangat diperlukan untuk
memfasilitasi keahlian masing-masing anggota tim sehingga dengan demikian pelayanan
kepada klien dapat di koordinasikan dengan tepat dan efektif.
Pengaplikasian masalah setiap saat dimana ada interaksi antar anggota tim antar
profesi dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien, (individu, keluarga, dan masyarakat) memudahkan dalam melakukan evaluasi masing-
masing profesi.
Evaluasi akhir setelah dilakukan implementasi keperawatan yaitu masalah defisit
pengetahuan tentang penyakit hipertensi belum teratasi sehingga harus dilakukan kembali
tentang cara memodifikasi lingkungan dan cara meminimalisasi penyakit hipertensi oleh
keluarga tersebut di rumah. Kebersihan gigi juga perlu diperhatikan agar akar gigi bisa
dicabut. Tekanan darah harus diturunkan sebelum gigi dicabut agar mencegah terjadi
pendarahan hebat.
Dalam penyusunan evaluasi ditemukan beberapa faktor pendukung dalam melakukan
evaluasi. Faktor pendukung tersebut yaitu data yang dikumpulkan sesuai dengan masalah
yang ada dan klien beserta keluarga kooperatif saat penyuluhan dilakukan. Faktor
penghambat klien tidak sesuai kontrak saat dilakukan penyuluhan. Solusi yang ditemukan
yaitu penyuluh kembali datang ke rumah keluarga tersebut untuk menyelesaikan
implementasi tersebut.
Dari hasil perbedaan materi kolaborasi antar profesi dan evaluasi yang ditemukan
dilapangan didapatkan kesimpulan masing-masing profesi yaitu nilai etik kolaborasi antar
profesi, peran serta tanggung jawab sesuai dengan profesinya, komunikasi antar profesi, dan
kerjasama dalam tim, merupakan implementasi dari semua pilar dalam kolaborasi antar
profesi.

Anda mungkin juga menyukai