Anda di halaman 1dari 18

ASKEP PADA

ASFIKSIA
KELOMPOK 4:

Evi Riyani (P17120016014)

Gede Yudi Prayoga (P17120016016)


DEFINISI
Asfiksia adalah kegagalan bernafas secara spontan dan
WHO teratur segera stelah lahir.
Asfiksia adalah suatu kondisi dimana neonatus mengalami
AAP asidosis umbilikalis, AFGAR menit ke 5 tetap 0-3,
bermanifestasi neurologis, dan berkomplikasi

IDAI kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah lahir yaitu ditandai dengan hipoksia, Hiperkapnia & asidosis.

Yuliastari dan Amelia keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak
Arnis. 2016
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.

Menurut Bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
sehingga dapat menurunkan kadar oksigen dan mungkin meningkatkan
Kelompok kadar karbondioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
lebih lanjut.
Faktor persalinan Faktor Tali Pusat

ETIOLOGI  Partus lama


Faktor plasenta  Tekanan terlalu kuat  Lilitan tali pusat
kepala anak pada  Tali pusat pendek
 Solusio plasenta plasenta
 Perdarahan  Prolapsus  Simpul tali pusat
Faktor ibu.
plasenta  Pemberian obat bius  Prolapsus tali pusat
 Hipoksia ibu  Serotinus terlalu banyak dan tidak  Hilangnya jelly
 Hipertensi  Plasenta previa tepat pada waktunya Wharton
mendadak
 Hipertensi pada
penyakit eklamsia
 Primi tua Faktor fetus
Faktor neonates
 Ibu dengan DM,
Anemia Kompresi umbilikus
Depresi pusat
 Ketuban pecah mengakibatkan
pernafasan pada
dini gangguan aliran
bayi
darah untuk fetus
Jenis dan Klasifikasi

Berdasarkan skor APGAR, asfiksia pada neonatus dibagi menjadi:


– Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
– Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
– Bayi normal atau sedikit asafiksia dengan nilai APGAR 7-9
– Bayi normal dengan nilai APGAR 10
FASE PARTUM
Gangguan
Pertukaran Gas
PATOFISIOLOGI
Bayi lahir alveoli
Janin kekurangan O² tidak mengembang FASE POST
PARTUM
Suara nafas Ronkhi
CO ²
Gerak Nafas abnormal ASFIKSIA
Atelektasis
Sinyal nervus vagus
Pola nafas Inefektif
Hipoksia Bersihan jalan Kegagalan nafas
nafas inefektif Spontan
Denyut jantung dan tonus neuromuskuler
Nervus vagus tidak Sumbatan Bayi tidak berespon
terangsang bronkus Periode apneu primer

DJJ lambat, gangguan


Meconium, Nafas dalam, denyut jantung DJ, TD dan PaO²
respiratory
amnion masuk dan TD menurun , flaschid
Nervus simpatikus paru Risiko syndrom kematian bayi
aktif Periode Apneu Sekunder mendadak
Pernafasan
DJJ cepat, ireguler, intrauterine
menghilang
Manifestasi Klinis

 Distres pernafasan atau apnue


 Detak jantung kurang dari 100 kali per menit atau lebih dari 100 kali
permenit dan tidak teratur
 Reflek atau respon bayi lemah
 Tonus otot menurun
 Sianosis
 Meconium
 Bradikardi (penurunan frekuensi jantung)
 Hipotensi
 Takipneau
(Depkes RI, 2007)
Pemeriksaan diagnostik

– AGD (Analisis Gas Darah)


– Elektrolit darah
– Cek gula darah
– USG Kepala
– Pemeriksaan EGC dan CT-Scan
KOMPLIKASI

Komplikasi meliputi berbagai organ yang terkena dampak dari pada asfiksia
pada bayi, salah satu diantaranya antara lain pada organ :
 Otak dan Medula spinalis
 Jantung dan paru
 Gastrointestinal
 Ginjal
 Hematologi DIC
 Sistem Endokrin
DISCHARGE PLANING
Kejadian asfiksia neonatorum dapat dihindari dengan cara melakukan tindakan pencegahan yang
komprehensif mulai dari masa kehamilan, persalinan dan setelah persalinan dengan diantara lainnya dengan
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan antenatal rutin minimal 4 kali kunjungan.
2. Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada kehamilan yang diduga
berisiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum.
3. Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
4. Melakukan pemantauan kesejahteraan janin dan deteksi dini terhadap tanda-tanda asfiksia fetal selama
persalinan dengan kardiotokografi.
5. Meningkatkan ketrampilan tenaga obstetri dalam penanganan asfiksia neonatorum di masing-masing
tingkat pelayanan kesehatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

APGAR 0 1 2 1’ 5’ 1
Pemeriksaan Penunjang laboratorium
SCORE 0
HB : 12-18 gr/dl

Leukosit : 4.000-10.000/m³
Warna kulit Biru/pucat Tubuh merah, ekstremitas kemerahan 0 0 0
Trombosit: 100.000-400.000/mm³
biru
Hematokrit : 36-55%
Denyut Jantung Tidak ada < 100 >100 0 1 2

Peka Rangsang Tidak ada Meringis Menangis 0 0 0

Tonus otot Lemah Sedang Gerak aktif 0 0 0

Usaha Napas Tidak ada Tidak teratur Baik 0 0 0

TOTAL 0 1 2
1. Pengkajian
A. Keluhan utama
Bayi tidak menangis, warna bayi pucat kebiruan, tidak ada reflek gerak dan isap
B. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi baru lahir mengalami kondisi UK atern tidak segera menangis, gerakan
ekstremitas dan refleks sedikit, tonus otot lemah, tidak ada reflek isap, bradipneu
25 kali permenit, denyut jantung menurun 90 kali permenit, tekanan darah 70/40
mmHg, Score APGAR 0-1-2. Telah dilakukan bagging dan oksigenasi 5 liter permenit,
bayi langsung diantar ke ruang NICU dan dirawat dalam inkubator.
C. Riwayat kesehatan masa lalu
Prenatal care : pemeriksaan selama kehamilan
Natal : riwayat kesehatan selama proses melahirkan
Post-natal : kondisi bayi.
1. Pengkajian (lanjutan)
4. Pengkajian Fisik
 Keadaan umum : tampak sianosis, kesadaran menurun
 Nutrisi : BB Lahir, PB lahir, LILA, lingkar perut bayi
 Oksigenasi : mata tampak simetris, sklera putih, konjungtiva tidak pucat, dada, bentuk dada dan
abdomen tidak bergerak secara bersamaan, auskultasi nafas, ekpansi dada melemah.
 Sirkulasi : Capillary Refill Time, denyut jantung TD, Saturasi oksigen
 Neurosensory : mengalami penurunan kesadaran
 System muskuloskeletal : penurunan tonus otot, kelemahan, tidak ada gerak refleks.
 Sistem Integumen : Sianosis pada kulit tubuh dan kuku, Bayi tampak pucat
 Sistem Endokrin : Kelenjar tyroid tidak mengalami distensi
 Sistem Perkemihan
 Penilaian score APGAR
 Hasilpemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penyempitan arteri pulmonal,
peningkatan tahanan pembuluh darah paru, penurunan aliran darah paru, perubahan
membrane kapiler-alveolar, dan ketidakseimbangan perfusi jaringan.
– Diagnosa menurut NANDA tahun 2015
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi/hiperventilasi
3. Ketidak seimbangan suhu tubuh berhubungan dengan hipotermi
4. Resiko syndrome kematian bayi mendadak berhubungan dengan risiko kekurangan
oksigen lebih lama
5. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi mukus (mekonium)
6. Risiko cidera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi
pemajanan pada agen agen infeksius.
3. Intervensi Keperawatan
No DX Intervensi
DX 1 1. Keluarkan sekret dengan suction
2. Catat dan monitor kedalamnya pernafasan dan irama.
3. Kolaborasi pemberian terapi oksigenasi lembab dengan masker CPAP sesuai indikasi
4. Monitor status respiratory dan oksigenasi
5. Kaji status pernafasan, catat peningkatan frekuensi/upaya pernafasan atau perubahan pola
napas(bradipneu, takypneu, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes)
6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan (mengi, krekels, ronkhi) dilanjutkan dengan
monitoring suara nafas.
7. Catat pergerakan dada atau ekspansi dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi
otot supraclavicular dan intercostal
8. Pantau gejala gagal pernafasan (misalnya PaO² rendah, PaCO² tinggi dan keletihan otot pernafasan)
9. Kaji kelanjutan tanda sianosis melalui AFGAR dan klasifikasi sianosis.
10. Monitor TTV
11. Monitor respiration rate dan ritme
12. Auskultasi suara jantung, frekuensi dan irama.
13. Observasi warna kulit, temperature akral perifer dan temperature tubuh serta kelembapan, khususnya
membrane mukosa
14. Pantau AGD (gas darah arteri), elektrolit dan status kesadaran (neurologis) dan oksimeter.
NO DX INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 2 1. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan (mengi, krekels, ronkhi) dilanjutkan
dengan monitoring pola nafas (bradipneu, takypneu, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes.
2. Monitor status respiratory dan okesigenasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Bersihkan mulut, hidung
5. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
7. Vital Sign Monitoring : TD, N, RR, S dengan mencatat adanya fluktuasi TD, Monitor kualitas
dari nadi, frekuensi

DX 3 8. Ukur dan catat suhu tubuh secara berkala dimulai per 30 menit.
9. Monitor suhu tubuh, warna tubuh, dan kelembaban kulit
10. Monitor sianosis perifer ataupun sianosis sentral
11. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
12. Identifikasi penyebab dari perubahan suhu
13. Dorong bayi beradaptasi dengan suhu lingkungan luar rahim dengan memberikan selimut
penghangat, atau dekapan.
NO DX INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 4 1. Beri edukasi pada orang tua tentang perawatan bayi
2. Dorong bayi melakukan pernafasan spontan

DX 5 3. Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas tambahan misalnya mengi, krekels, ronki.
4. Kaji atau pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi ekspirasi
5. Catat adanya atau derajat dispnea misalnya distress pernafasan, penggunaan otot bantu nafas.
6. Kaji TTV, pernafasan, nadi, TD
7. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan tanda-tanda sianosis setiap2 jam
8. Dorong pengeluaran sputum, suction bila diindikasikan
9. Lakukan palpasi fokal fremitus
10. Observasi tingkat kesadaran, selidiki adanya perubahan
11. Kolaborasi dengan tim medis pemberian oksigen sesuai dengan indikasi

DX 6 1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah merawat bayi.


2. Pakai sarung tangan steril.
3. Lakukan pengkajian fisik secara rutin terhadap bayi kbaru lahir, perhatikan pembuluh darah tari
pusat dan adanya anomali.
4. EVALUASI

– Klien tampak menunjukkan adanya keadekuatan pertukaran gas


– Klien tampak menunjukkan upaya bernafas ekfektif dalam pola nafas normal
– Jalan nafas klien kembali lancar
– Klien terhindar dari keadaan hipotermi
– Klien terhindar dari sindrome kematian bayi mendadak sebagai bentuk
komplikasi asfiksia, kesadaran klien kembali membaik
– Klien terhindar dari kejadian nyaris cidera
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai